Klasifikasi karbohidrat
1.
Monosakarida
dan
berbentuk
padat kristal.
Contoh
dari
monosakarida
adalah glukosa (dextrosa), fruktosa (levulosa), galactosa, xylosa dan ribosa. Monosakarida
merupakan
senyawa
pembentuk disakarida(seperti sukrosa)
dan polisakarida (seperti selulosa dan amilum).
Monosakarida
digolongkan
berdasarkan
jumlah
atom karbon yang
dikandungnya
(triosa, tetrosa, pentosa, heksosa,
dan heptosa)
dan
gugus
aktifnya,
yang
bisa
berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan
ketotriosa.
Selanjutnya, tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua
ujungnya) bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan
meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun
memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.
Struktur dan nomenklatur (penamaan)
Dengan beberapa pengecualian (contohnya deoxyribose), monosakarida mempunyai rumus
kimia umum Cx(H2O)y, dimana x minimal 3. Monosakarida dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah atom karbon (atau jumlah x) yang terkandung: diosa (2) triosa (3)
tetrosa (4), pentosa (5), heksosa (6), heptosa (7), dan seterusnya.
Jenis monosakarida yang paling penting, glukosa, merupakan heksosa. Contoh dari heptosa
adalah manoheptulosa ketosa dan sedoheptulosa. Monosakarida dengan atom karbon 8
atau lebih jarang ditemukan karena agak tidak seimbang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakarida
2. Disakarida
Disakarida ialah
sejenis karbohidrat yang
mengandungi
dua
unit monosakarida dan
dihubungkan
oleh
ikatan
O-glikosida.
Disakarida
boleh
dikelaskan
kepada monodisakarida dan heterodisakarida. Disakarida yang lazim dalam diet harian
termasuklah maltosa, laktosa dan sukrosa.
Contoh
lain
disakarida
ialah trehalosa dan palatinosa. Disakarida dihidrolisiskan oleh enzim disakaridase.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Disakarida
3.Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang
tersusun
dari
ratusan
hingga
ribuan
satuan monosakarida yang
dihubungkan
dengan
ikatan glikosidik.[rujukan?]Polisakarida
adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati,glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa
polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,
seperti pektin, kitin, danlignin.
Polisakarida mencakup senyawa yang paling sering ditemukan di bumi (selulosa) dan
memasok energi dan aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.
Jenis dan Penamaan
Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali ditemukan variasivariasi di dalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat perbedaannya melalui sifat-sifat fisiknya.
Menurut strukturnya, dikenal polisakarida lurus dan bercabang. Semakin banyak cabang
yang dimiliki suatu molekul membuat polisakarida tersebut cenderung lengket.
Menurut fungsinya, polisakarida dibedakan menjadi polisakarida cadangan (storage) dan
polisakarida penyusun (structural).[rujukan?] Polisakarida cadangan berfungsi sebagai cadangan
pemasok energi (dalam bentuk gula) yang dibutuhkan sel, melalui hidrolisis enzimatik.
[rujukan?]
Polisakarida penyusun adalah bahan penyusun sel atau jaringan [rujukan?]. Polisakarida
penyusun biasanya sukar diurai secara biologis dan memerlukan asam kuat untuk
memecahkan ikatan molekulnya. Sebaliknya, polisakarida cadangan mudah diurai secara
biologis.
Polisakarida biasa diberi nama berdasarkan monomer penyusunnya. Polisakarida yang
tersusun dari glukosa dinamakan glukan, sedangkan dari mannosa dinamakan mannan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Polisakarida
4.Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya
antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. Sehingga oligosakarida
dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida secara eksperimen banyak
dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara
alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam
adalah bentuk disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa.
Sering terjadi salah kaprah dalam mengenal definisi gula, karena umumnya gula bagi
masyarakat adalah gula pasir. Padahal gula pasir adalah suatu disakarida. Molekul
disakarida yang disusun oleh dua molekul monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida.
Ikatan glikosida terjadi dari kondensasi gugus hidroksil dua molekul monosakarida, yaitu
berasal dari gugus hidroksil dari atom Carbon yang pertama dengan salah satu gugus
hidroksil pada atom karbon nomor 2, 4, atau 6, yang berasal dari monosakarida yang
kedua.
Kita
ambil
contoh
bagaimana
sebuah
DGlukosa
dan
DGlukosa
membentuk
disakarida, Pada kedua molekul ini ikatan glikosida atom karbon nomor 1 dari - D-glukosa
dan atom karbon nomor 4 dari -D-glukosa lain. Ikatan yang terbentuk dinamakan ikatan
1- 4 glikosida, perhatikan Bagan 14.12. Secara umum reaksi ini dapat digambarkan dengan
sederhana dengan pola reaksi berikut ini:
(14)E-D-glukopiranosa.
Dalam
bentuk
sederhana
Glc(14)Glc,
perhatikan lagi Bagan 14.12. Maltosa diperoleh dari hasil hidrolisa pati dan banyak
dimanfaatkan sebagai pemanis.
Sukrosa (gula pasir) terbentuk dari satu molekul -D-glukosa dan -D-fruktosa, yaitu -Dfruktofuranosil (21) -D-glukopiranosa atau Fru(21)Glc seperti yang ditunjukan pada
Gambar 14.13.
memiliki
rasa
manis
dan
terasa
nyaman
di
lidah
kita,
walaupun
kita
diantara molekul oligosakarida dan monosakarida, apabila kita gunakan standart 100 adalah
sukrosa maka dapat kita susun tabel tingkat kemanisan sebagai berikut.
Uji Kaarbohidrat
Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas, seperti yang
terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton
bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3. uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya
endapan.
Glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedict sehingga
menjadi Cu2O yang berbentuk endapan. Semakin menigkatnya konsentrasi glukosa pada uji Benedict ini, endapan yang
terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduktif gula tersebut mereduksi larutan Benedict.
Pada percobaan Reagen molish diperoleh pengamatan bahwa ketiga sakarida membentuk
cincin ungu. Hal ini dikarenakan kondensasi karbohidrat oleh reagen molish, dan karena adanya
reaksi dihidro dengan H2SO4 atau asam sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur Yazib ( 2006 )
yang menyatakan bahwa semua jenis karbohidrat baik monosakarida, polisakarida akan
berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan naftol. Warna ungu akan
tampak pada bidang atas antara kedua cairan yang menandakan adanya karbohidrat suatu bahan.
Yazid,E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa.
Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika
dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya. Pada hasil
percobaan tampak bahwa dalam tabung 1 yang berisi glukosa, warna larutan tidak berubah. Hal ini terjadi
karenaglukosa tidak memiliki gugus keton sehingga tidak memberikan reaksi terhadap pereaksi
Seliwanoff, sedangkan pada tabung 2 yang berisi fruktosa, warna larutan berubah menjadi merah. Hal ini
sesuai dengan tinjauan pustaka menurut Harper et al (1979) yang menyatakan bahwa fruktosa berwarna
merah ceri dengan reagen Seliwanoffresorsinol-HCl.
Sukrosa terhidrolisis oleh HCl menjadi fruktosa dan glukosa. Karena fruktosa memiliki
gugus keton maka ketika bereaksi dengan resorsinol akan memberikan warna kuning.
Sebenarnya warna yang diharapkan adalah merah-ceri, namun karena konsentrasi yang
digunakan kecil, maka warna yang terjadi adalah kuning. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka
menurut Harper et al (1979) yang menyatakan bahwa fruktosa dapat bereaksi dengan reagen
Seliwanoff dan memberikan kompleks warna merah ceri. Maltosa dihidrolisis oleh HCl menjadi
glukosa dan glukosa. Glukosa tidak memiliki gugus keton, sehingga tidak bereaksi dengan
resorsinol.
Uji Fehling
Gukosa, fruktosa dan sukrosa Seharusnya bila di beri dengan R fehling menghasilkan
warna merah bata. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa
dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Poedjiadi,A. 1994. Dasar Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Uji Iodine
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
Uji iod
Setelah tabung diuji yod, warna yang muncul berturut-turut adalah biru pekat (hitam),
coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna serupa dengan warna yod.
Warna-warna tersebut merupakan indikasi bahwa terjadi proses hidrdolisis sempurna amilum
menjadi glukosa. Hal ini ditunjukkan dengan uji yod negatif, karena glukosa jika diuji dengan
pereaksi Yod akan memberikan hasil negatif.
Sedangkan setelah diuji dengan Benedict, warna larutan menjadi kuning keruh dan terdapat
endapan merah bata yang menandakan bahwa glukosa memilii gugus reduksi yang dapat
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan akan mengendap sebagai Cu2O. Hal ini sesuai dengan
tinjauan pustaka menurut McGilvery&Goldstein (1996).