Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA ORGANIK

KARBOHIDRAT

Dibuat Oleh:

Larry Ballamu (221011020018)

Dosen Pengampu :

Dra. Meiske Sientje Sangi M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
Latar Belakang

Karbohidrat merupakan makromolekul yang penting bagi tongkat kehidupan mahluk


hidup. Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 – 80% sumber energi untuk aktivitas manusia.
Konsumsi rata-rata karbohidrat dalam makanan sekitar 65% dan energi yang dihasilkan dari
metabolisme selular karbohidrat tersebut akan digunakan untuk metabolisme biomolekul lainnya
seperti protein, lemak dan asam nukleat. Selain itu, lebih dari 90% komponen penyusun
tumbuhan kering adalah karbohidrat. Secara umum, karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya dalam bentuk unit tunggal yang
sederhana maupun unit kompleks.

Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) melalui
proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk pati atau selulosa. Binatang mensintesis
karbohidrat dari lipid gliserol dan asam amino, akan tetapi derivat karbohidrat yang digunakan
oleh binatang diambil dari tanaman. Glukosa bisa diabsorpsi langsung dalam aliran darah dan
gula bentuk lain akan diubah menjadi glukosa dalam liver sehingga glukosa merupakan jenis
karbohidrat yang penting. Sebagai sumber utama energi pada mamalia, glukosa dapat disintesis
menjadi glikogen sebagai cadangan makanan, ribosa dan deoksiribosa pada asam nukleat,
galaktosa pada laktosa susu, glikolipid dan kombinasi dengan protein (glikoprotein dan
proteoglikan).

Tujuan

 Memahami konsep karbohidrat dan golongan-golongan karbohidrat.


 Memaparkan sifat-sifat dari golongan karbohidrat.

Pembahasan

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zatzat yang bila
dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong
aldehida ( CHO ), jika oksigen karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu
keton ( C = O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal.

Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam
pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa sakarida ). Sebagian besar karbohidrat
dengan berat melekul yang rendah, manis rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk
zat-zat yang tergolong karbohidrat.

Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida, oligosakarida dan
polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula. Monosakarida
atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakharida aldehida atau keton. D-glukosa
adalah monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. Oligosakarida (bahasa Yunani
oligos yang artinya sedikit ) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan
bersamasama oleh ikatan kovalen. Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida yang
mempunyai dua unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri gula D-
glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Kebanyakan oligo sakarida yang
mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan
sebagai rantai samping polipeptida pada proteoglikan . Polisakharida terdiri dari rantai panjang
yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakharida seperti
selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain seperti amilum (pati) dan glikogen
mempunyai rantai yang bercabang.Polisakharida yang paling banyak dijumpai pada dunia
tanaman yaitu pati dan selulosa . Nama semua monosakarida dan disakarida berakhiran -Osa.

Monosakarida

Monosakarida sering disebut gula sederhana (Simple Sugars) adalah karbohidrat yang
tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida tidak berwarna
merupakan kristal padat, yang mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar.
Kebanyakan monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n, dimana n
= 3 , atau jumlah yang lebih besar lainnya.

Berdasarkan banyaknya atom karbon (C) di dalam melekulnya, monosakarida dapat dibedakan
menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C) dan
heptosa (7 atom C). Berdasarkan gugus karbonil fungsionalnya, maka monosakarida dibedakan
menjadi aldosa, jika mengandung gugus aldehida dan ketosa, jika mengandung gugus keton.
Contoh :

Nama generik untuk ketosa adalah dengan menambahkan kata ul di depan akhiran osa, seperti
triulosa, tetrulosa, pentulosa dan heksulosa.

Masing-masing senyawa monosakarida ada dalam dua kelompok yaitu: aldotriosa dan
ketotriosa, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan ketopentosa dan sebagainya. Golongan
heksosa yang mencangkup aldoheksosa, yaitu D-glukosa dan ketoheksosa yaitu, D-fruktosa
adalah monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa, yaitu D-
ribosa dan 2- deoksi-D-ribosa, adalah komponen asam nukleat.

Sterioisomer Monosakarida

Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus bangun sama tetapi berbeda dalam


konfigurasi keruangan, dikenal sebagai sterioisomer. Adanya atom-atom karbon tidak setangkup
atau atom akarbon asimetris (atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus yang berbeda)
pada molekul monosakarida, memungkinkan pembentukan isomer optik, sehingga dapat
membentuk 2 senyawa yang merupakan bayangan cermin dari yang lain. Contohnya D-
gliseraldehida dan L-gliseraldehida, D-glukosa dan L-glukosa. Dua senyawa yang merupakan
pasangan bayangan cermin disebut enansiomer dan mempunyai sifat yang hampir sama.
Misalnya : Pentosa, gula lima atom karbon memiliki tiga atom karbon asimetris didalam
melekulnya, memiliki isomer sebanyak 23 = 8 yakni D - Arabinosa, D - Ribosa , D - Xilosa , D -
Lykosa dan empat lainnya dalam bentuk L.

Gula dengan kofigurasi D, disebut gula D, sedangkan gula dengan konfigurasi L disebut gula L.
Suatu gula konfigurasi D, kalau gugus OH yang terikat pada atom C yang berdekatan dengan
atom C alkohol primer terletak disebelah kanan, dan berkonfigurasi L, kalau gugus OH ini,
terletak disebelah kiri.
Jumlah isomer yang mungkin terdapat pada monosakarida, tergantung pada jumlah atom C yang
tak setangkup atau asimetris (n ) , yaitu : 2n . Glukosa memiliki 4 atom C asimetris, memiliki 24
= 16 isomer, yaitu 8 bentuk D dan 8 bentuk L. Ke 16 isomer tersebut yaitu : D-glukosa, D-
monosa, D- alosa, Daltrosa, D-glukosa, D-idosa, D-galaktosa, D-tolosa dan 8 lagi masing-
masing dalam bentuk L.

Adanya atom-atom karbon yang asimetris menyebabkan aktivitas optik pada senyawa
monosakarida, yaitu memutar bidang polarisasi cahaya kekanan (dekstrorotasi) (+) atau kekiri
(levorotasi) (-). Zat semacam ini disebut mempunyai keaktivan optik. Suatu senyawa dapat diberi
tanda D (-), D (+), L (-), L(+) yang menunjukkan hubungan struktural dengan D atau L
campuran isomer (+) dan isomer (-) dalam jumlah yang sama, tidak menunjukkan keaktivan
optik , karena pemutaran ke kanan dikombinasi oleh pemutaran kekiri., campuran semacam ini
disebut dengan campuran rasemis, sebab kemungkian pembentukan masing-masing isomer optik
adalah sama. Semua monosakarida mempunyai aktivitas optik, tetapi tidak semua senyawa yang
mempunyai otom C asimetris beraktivitas optik. Suatu melekul bisa saja mempunyai aktivitas
optik walaupun tidak mempunyai atom C asimetris.

Dua monosakarida yang berbeda pada konfigurasi satu atom C disebut epimer, misalnya D-
galaktosa dan D-glukosa merupakan satu pasang epimer yang berbeda pada atom C-4. Demikian
pula D-manosa dan D-glukosa, yang berbeda pada atom C-2 . Perubahan suatu monosakarida
menjadi epimernya disebut epimerisasi.

Struktur monosakarida

Rumus bangun monosakarida (aldosa dan ketosa) menurut Fischer, merupakan


rantai lurus. Beberapa reaksi dan sifat-sifat karbohidrat tidak dapat diterangkan dengan rumus
bangun ini, misalnya adanya dua isomer dari Dglukosa. Haworth (1925) mengajukan suatu
rumus bangun yang berbentuk cincin dengan ikantan hemiasetal antara gugus aldehida pada
posisi C-1 dan gugus hidroksil (alkohol) dari C-4 atau C-5.
Pembentukan hemiasetal atau hemiketal
menciptakan suatu atom karbon asimetris tambahan
(C-1) dalam molekul, menjadi lima, dan dengan
demikian terdapat dua buah isomer, yaitu α dan β
dari struktur cincin. Dua isomer D-glukosa adalah
αD-glukosa, dengan gugus OH pada C-1 berturut-
turut disebelah kanan dan kiri dari rantai C. Pusat
asimetris yang baru disebut karbon anomerik, dan
isomer α dan β disebut anomer.

Bentuk α dan β dari D-glukosa dapat saling dikonversikan, bila dilarutkan dalam air, sehingga
reaksi optiknya berubah sanpai mencapai nilai tertentu. Penomena spontan ini disebut mutarotasi
, yang disebabkan oleh perubahan bentuk α menjadi β atau sebaliknya

Formula Proyeksi Haworth

Jika D-glukosa dikristalkan dari air, dihasilkan bentuk yang disebut α-Dglukosa
yang mempunyai rotasi spesifik +112,20 . Jika D-glukosa dikristalkan dari piridin dihasilkan β-
D-glukosa dengan rotasi spesifik +1870 , kedua bentuk memiliki komposisi kimia yang sama.
Dari berbagai pertimbangan kimia, telah disimpulkan bahwa isomer α dan β dari D-glukosa
bukan merupakan struktur rantai lurus, tetapi dua senyawa berbentuk cincin beranggotakan 6
atom C. Gula berbentuk lingkaran demikian disebut piranosa, karena senyawa ini menyerupai
senyawa cincin dengan 6 anggota yang disebut piran. Nama sistematik bagi kedua bentuk cincin
D-glukosa adalah α-D-glukopiranosa dan β-D-glukopiranosa. Ikatan hemiketal internal antara
gugus keto dari C-2 dan gugus hidroksil dari C-5 dalam D-fruktosa, menimbulkan pembentukan
suatu cincin beranggotakan lima, mirip dengan furan. Jenis struktur cincin ini disebut furanosa
dari suatu gula. Dua isomer dari D-fruktosa yaitu α-D-fruktofuranosa dan β-Dfruktofuranosa.
Menurut Haworth, rumus bangun piranosa dan furanosa ditulis sebagai segi 6 atau segi 5 yang
letaknya tegak lurus dengan bidang gambar.
Bagian yang digambarkan lebih tebal, letaknya lebih dekat dengan pembaca. Gugus OH dan H
terletak diatas dan dibawah bidang cincin. Gugus pada rumus Fischer ditulis disebelah kiri, pada
rumus bangun Haworth terletak diatas bidang cincin, sedangkan yang pada rumus bangun
Fischer ditulis disebelah kanan, pada Haworth terletak dibawah bidang cincin. Formula Haworth
beberapa monosakarida yang lain
Beberapa monosakarida lainya

1. Gula Deoksi

Gula deoksi adalah monosakarida yang lebih


sedikit mengandung atom O daripada atom C
misalnya Deoksiribosa pada asam nukleat
yang berbentuk furanosa (2-Deoksi-D-
ribofuranosa).

Dua gula dioksi lainnya terdapat dialam


sebagai komponen dinding sel yaitu L-ramnosa dan L-fukosa

2. Gula Amina

Kalau gugus OH suatu monosakarida diganti


oleh gugus NH2, terbentuk gula amina. Gula
amina banyak dijumpai sebagai komponen utama
polisakharida struktursl, misalnya D-glukosamin
(2-amina-β-D-glukopiranosa) yang terdapat pada
polisakharida khitin pada insekta dan krustasea
dan juga didalam musin dari saliva, sedangkan
D-galaktosamin (2-amina-β-D-galaktopiranosa )
merupakan komponen utama tulang rawan.

3. Asam Gula

Salah satu asam gula yang sangat


penting adalah asam askorbat atau vitamin C yang
memiliki struktur lakton dari asam heksonat. Asam
gula yang banyak terdapat dalam buah-buahan ini,
mempunyai struktur enediol pada atom ke-2 dan ke-
3, dan sifatnya sangat tidak stabil mudah teroksidasi
membentuk asam dehidroaskorbat.
4. Gula Alkohol

Gugus aldehida atau keton dari monosakharida dapat direduksi secara kimia atau enzimatis
menjadi gula alkohol, misalnya, D-sorbitol yang berasal dari Dglukosa dan D-manitol yang
berasal dari, D-manosa. Kedua senyawa tersebut mudah larut dalam air dan rasanya manis.

Gula alkohol lainnya adalah gliserol yang banyak dijumpai sebagai komponen lipida dan inositol
yang banyak terdapat sebagai bagian dari lipida mejemuk yaitu fosfatidil inositol.

Sifat-sifat monosakharida

1. Reaksi dengan basa dan asam

Bila glukosa dilarutkan dalam basa encer / basa lemah Ba (OH)2 atau Ca(OH)2 setelah beberapa
jam akan dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa dan sebagian glukosa semula.
Hal ini terjadi karena enolisasi glukosa. Perubahan aldosa menjadi ketosa ini disebut
transformasi Bruyn-Alberda Van Ekenstein. Trasnformasi ini tidak terjadi dalam larutan basa
pekat karena dalam larutan ini,
monosakharida mudah teroksidasi,
terdegrasi dan terpolimerisasi. Dalam
asam encer, monosakharida sangat stabil
tetapi jika aldoheksosa dipanaskan
dalam asam kuat, maka akan mengalami
dehidrasi membentuk hidroksimetil
furfural.

Dalam kondisi yang sama pentosa akan mengalami dehidrasi menjadi bentuk furfural
2. Gula Pereduksi

Adanya sifat pereduksi dari gula disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton yang
bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam
larutan basa. Dalam mereduksi Benedict yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH dan Na-
sitrat , gula tersebut akan
mereduksi CU2+ yang berupa
Cu(OH)2 menjadi CU+ sebagai
CuOH,selanjutnya menjadi Cu2O
yang tidak larut, berwarna kuning
atau merah bata / coklat.

3. Oksidasi

Oksidasi secara kimia terhadap aldosa pada


umumnya menghasilkan asam Aldonat
(misalnya, asam glukonat dari glukosa ).
Oksidator kuat seperti NHO3, akan
mengoksidasi gugus aldehida dan gugus
alkohol primer menjadi asam aldarat suatu
asam dikarboksilat (misalnya asam
glukarat dari glukosa ). Dalam beberapa
hal asam aldonat membentuk suatu ester,
atao lakton. Asam monokarboksilat yang
terjadi jika hanya gugus alkohol primer
saja yang teroksidasi disebuat asam uronat,
misal asam glukoronat.

4. Pembentuk Glikosida

Salah satu sifat monosakharida yang sangat penting


ialah kemampuan untuk membentuk glikosida dan
asetal. Apabila larutan D-glukosa diberi metanol dan
HCl maka akan segera terbentuk dua senyawa, yaitu α
dan β-metil-Dglukosida. Dua bentuk yang diastomer
ini labil dalam asam tetapi stabil dalam basa.

Jika gugus hidroksil pada sebuah melekul gula


bereaksi dengan hidroksil hemiasetal hemiketal
melekul gula yang lain, terbentuklah glikosida yang
disebut disakharida. Ikatan antara kedua melekul itu
dinamakan Ikatan glikosida. Polisakharida terdiri dari sejumlah besar unit monosakharida yang
dihubungkan oleh iakatan glikosida.

5. Pembentuk Ester

Semua monosakharida dapat terasetilasi oleh asam asetat


anhidrida yang berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa.
Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa dihidrolisis
oleh asam atau basa . Sifat ini sering juga digunakan untuk
penentuan struktur kharbohidrat Senyawa ester yang penting
dalam metabolisme adalah ester fosfat. Senyawa ini terjadi
karena berlangsungnya reaksi antara kharbohidrat dengan
adenosin trifosfat (ATP) yang dikatalis oleh enzim yang sesuai.

6. Ozason

Monosakharida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam suasana asam dalam suhu
1000C, membentuk ozason. Glukosa, fruktosa dan galaktosaa membentuk ozason yang sama,
karena C3 – C6 ketiga gula ini sama, tetapi galaktosa membentuk ozason yang lain karena
galaktosa berbeda pada pada bagian melekul yang tidak berubah pada pembentukan ozason . Tes
ozasan penting untuk identifikasi gula karena ozason berbagai kharbohidrat mempunyai bentuk
kristal dan titik lebur yang berbeda. Pada pembentukan ozason haya C karbonil ( gugus aldehida
atau keton ) dan atom C yang bersebelahan letaknya turut bereaksi.
OLIGOSAKARIDA

Oligosakharida umumnya didifinisikan sebagai suatu melekul karbohidrat yang


mengandung 2 sampai 10 unit melekul monosakarida. Oligosakharida yang paling umum adalah
disakharida (Cn (H2O)n-1), yang tersusun dari dua satuan melekul monosakharida, yang
digabungkan oleh ikatan glikosida. Disakharida yang penting, yang banyak terdapat dialam
adalah sukrosa, laktosa dan maltosa Maltosa adalah disakharida yang paling sederhana,
mengandung dua melekul D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida antara atom
C-1 ( karbon anomer ) dari melekul glukosa
yang pertama dan atom C -4 dari glukosa
yang kedua. Konfigurasi atom karbon
anomer dalam ikatan glikosida diantara
kedua melekul D-glukosa adalah bentuk α
dan ikatan ini dilambangkan sebagai α ( 1 →
4 ). Kedua molekul glukosa pada multosa
berada dalam bentuk piranosa. Maltosa
adalah gula pereduksi , karena gula ini
memiliki gugus karbonil yang berpotensi
bebas yang dapat dioksidasi. Melekul
glukosa kedua dari maltosa dapat berbentuk
α dan β. Maltosa dihidrolisis menjadi dua
melekul D-glikosa oleh enzim yang bersifat
spesifik bagi ikatan α (1 → 4 ). Selubiosa
adalah disakarida yang juga mengandung
dua residu D-glukosda tetapi senyawa ini
dihubungkan dalam ikatan β ( 1 – 4 ).

Sukrosa ( gula tebu ) merupakan disakharida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa karena
ikatan glikosida terbentuk dari gugus hidroksil anomerik, dari kedua satuan monosakharida,
maka sukrosa bukanlah gula pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi .Sukrosa dapat
dihidrolisis baik secara enzimatik dan secara kimia untuk menghasilkan suatu campuran
keseimbangan dari glukosa dan fruktosa yang lebih
manis untuk berat yang sama dari pada sukrosa.
Campuran ini disebut gula invert karena hidrolisis
disertai dengan pembalikan putaran optik dari searah
jarum jam (dektrorotasi) menjadi berlawanan arah
jarum jam ( levorotasi ). Madu merupakan bentuk yang
terdapat dialam yang terdiri sebagian besar dari gula
invert.
Laktosa atau gula susu hanya terdapat dalam susu.
Laktosa bila dihidrolisis akan menghasilkan D-
galaktosa dan D-glukosa berikatan melalui ikatan α
(1 4) glikosida laktosa mempunyai atom karbon
hemiasetal sehingga termasuk gula pereduksi.

POLISAKHARIDA

Polisakharida merupakan karbohidrat yang dijumpai di alam dalam jumlah yang


paling besar.Polisakharida dapat berfungsi sebagai bentuk energi simpanan dan sebagai fungsi
struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis sempurna terhadap polisakharida
oleh asam atau enzim spesifik, menghasilkan monosakharida atau turunannya.

Polisakharida dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Homopolisakarida, yang hanya mengandung satu unit jenis monosakharida. Polisakharida


yang pada hidrolisis menghasilkan heksosa disebut heksosan , contohnya glikogen, pati dan
selulosa. Polisakharida yang menghasilkan pentosa disebut pentosan , contohnya gummi
arabikum.

2. Hetropolisakarida , yang mengandung dua atau lebih jenis monosakharida yang berbeda
misalnya asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang mengandung N-asetil glukosamin dan
asam glukoronat.

Pati (C6 H10 O5 )n

Polisakharida ini merupakan cadangan makanan dalam tumbuh-tumbuhan, terutama


terdapat dalam jumlah banyak pada golongan umbi-umbian, seperti kentang dan pada biji-bijian
seperti jagung. Tetapi kemampuan membentuk pati dijumpai hampir pada semua sel tanaman.
Pati terdiri dari dua bagian yaitu amilosa (15–29%) yang merupakan rantai panjang tidak
bercabang yang terdiri dari melekul α-D-glukopiranosa yang bersambungan dengan ikatan α (1
→ 4) dan amilopektin (80–85%) yang merupakan rantai bercabang sebanyak 24–30 melekul α-
D-glukopiranosa yang bersambungan dengan ikatan α ( 1 → 4 ) dengan titik percabangan dengan
ikatan α (1→ 6 ).

Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer, dimana berturutturut akan
terbentuk amilodekstrin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi
warna merah dengan iodium serta berturut-turut akhrodekstrin, maltosa dan glukosa yang tidak
memberi warna dengan iodium.
Glikogen

Glikogen merupakan sumber polisakharida utama pada hewan seperti pati pada sel
tanaman. Glikogen merupakan polisakharida bercabang dari D-glukosa dengan ikatan α (1 → 4),
tetapi memiliki percabangan yang lebih banyak dengan struktur yang lebih kompak
dibandingkan dengan amilopektin. Ikatan pada percabangan adalah α (1 → 6 ). Glikogen
terutama banyak terdapat dalamhati. Glikogen tidak mereduksi larutan Benedict dan dengan
iodium memberi warna merah.

Selulosa

Selulosa adalah unsur utama pembentuk kerangka tumbuh-tumbuhan . Ia tidak memberi


warna pada iodium dan tidak larut dalm pelarut biasa. Selulosa terdiri atas β-D-Glukopiranosa
yang dihubungkan oleh ikatan β (1 → 4 ) untuk membentuk rantai panjang dan lurus yang
diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena selulosa merupakan homopolisakharida linear tidak
bercabang, terdiri dari 10.000 atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1 → 4
glikosida, senyawa ini akan kelihatan sama dengan amilosa dan rantai utama glikogen. Tetapi
terdapat perbedaan yang amat penting
yaitu pada selulosa, ikatan 1 → 4 berada
dalam konfigurasi β , sedangkan pada
amilosa, amilopektin dan glikogen, ikatan
1 → 4 nya berbentuk α.
Selulosa tidak dapat dicerna oleh kebanyakan binatang menyusui, termasuk manusia,
karena tidak adanya hidrolase yang menyerang ikatan β. Binatang ruminansia dan herbivora lain
memiliki mikroorganisme dalam ususnya yang dapat menyerang ikatan ( β-linkage ), membuat
selulosa terpakai sebagai sumber kalori utama. Enzim yang dapat menghidrolisis selulosa disebut
selulase. Rayap mudah mencerna selulosa, karena saluran ususnya memiliki suatu organisme
parasit. Trichonympha yang mengeluarkan selulase yang menyebabkan rayap mampu mencerna
kayu. Jamur dan bakteri pembusuk pada kayu juga memproduksi selulase.

Asam hialuronat

Asam hialuronat merupakan heteropolisakharida yang merupakan unsur penting dari jaringan
penghubung pada hewan. Struktur satuan pengulang dari asam hialuronat adalah asam D-
glukoronat dan N-asetil-D-glukosamin secara berganti-ganti. Hialuronidase, suatu enzim yang
dikeluarkan oleh beberapa bakteri patogen (penyebab penyakit) dapat menghidrolisis ikatan
glikosida dan asam hialuronat, membuat jaringan menjadi lebih rapuh terhadap serangga bakteri.

Khitin

Khitin serupa dengan selulosa, kecuali kenyataan bahwa ia mukopolisakharida yaitu


heterosakharida yang mengandung gula-gula amino. Khitin adalah polisakharida struktural yang
penting pada inverteberata. Ia dijumpai misalnya pada rangka krustasea dan rangka luar insekta.
Khitin mengandunfg unit-unit N-asetil-D-glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β (1 → 4)
glikosida.
Khondroitin

Merupakan polisakharida utama pada proteoglikan tulang rawan mengandung unit asam
D-glukoronat dan N-asetil D-galaktosamin secara berganti-ganti. Polisakharida asam yang
penting lainnya adalah heparin yang dihasilkan oleh jenis sel tertentu, terutama banyak terdapat
pada dinding pembuluh darah arteri. Heparin mengandung unit berulang dari enam residu gula,
masing-masing terdiri dari suatu sekuen berganti dari senyawa turunan sulfat Nasetil –D-
glukosamin dan D-iduronat. Heparin adalah penghambat ampuh terhadap penggumpalan darah
dan membantu mencegah pembentukan gumpalan di dalam aliran darah.

Inulin

Inulin adalah pati yang ditemukan pada ubi dan dahlia, artichokes dan bunga dandelions.
Inulin dapat dihidrlisi menjadi fruktosa dan karena itu inulin adalah fruktosan. Tidak memberi
warna bila ditambahkan iodium dalam larutan inulin. Inulin dipakai pada penyelidikan fisiologis
untuk menetapkan laju filtrasi glomerulurs (glomerular filtration rate).

Kesimpulan

Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam
pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa sakarida ). Sebagian besar karbohidrat
dengan berat melekul yang rendah, manis rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk
zat-zat yang tergolong karbohidrat. Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi
keton atau zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut.

Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida, oligosakarida dan
polisakharida.
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, F. B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga alih bahasa dr. R. F.
Maulany, MSc. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anderson,. K., 1958. Essensial of Physiologycal Chemistry 4th Edition. Third


Printing. The United States of Amerika.

Ayes, P. A., D, K. Granner, V. W, Rodwell dan D. W. Martin. JR. 1992. Biokimia


Harper (Harper Riview of Biochemistry). Alih Bahasa.; Dr. Iyan Darmawan.
Cetakan VI. Edisi 20. Penerbit Buku Kedkteran EGC, Jakarta.

Bagiada, A., Mika dan K. Isnuwardani. 1991. Diktat Biokimia Enzim. Fakultas
Kedokteran UNUD.

Conn, E.E and P. K. Stump. 1976. Outline of Biochemistry 4th Edition, Jhon
Wiley and Sons, Inc. New York, London, Sidaeg, Toronto.

David, S> P. 1985. Prinsip-prinsip Biokimia. Diterjemahkan oleh Drs. R.


Soendoro. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Diane, S.C. (Adji Dharma). 1996. Ringkasan Biokimia Harper.

Girindra, A. 19990. Biokimia I. Cetakan kedua. Penerbit Pt Gramedia, Jakarta.

Harper, A. H. 1967. Review of Physiologycal Chemistry Range Medical


Publication, Los Altos, California.

Hardjasasmita, H. P. 19997. Ikhtisar Biokimia dasar B. Balai Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indnesia.

Lehninger, A. L. 1988.dasar-dasar Biokimia. Jilid I Alih Bahasa Dr. Ir. Maggy


Thenawidjaja. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mc. Gilvery, R. W. dan G. W. Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan


Fungsional. Edisi Ketiga. Alih Bahasa dr. Tri Martini Sumarno, DSBK.,
dkk. Penerbit Eirlangga University Press, Surabaya.

Strayer, L. 2000. Biokimia. Cetkan I. Edisis 4 Volume I. Alih Bahasa dr. Ani
Retno Prijanti, dkk. Penerbit Buku Kedokterrran EGC, Jakarta.
White, A., P. Handler, E. L. Smith, R. L. Hill and I. R. Lehman. 1978. Principles
of Biochemistry Sixth Edition. Kosaido Printing Co. LTD. Tokyo, Japan.

Wirahadi Kusumah, M. 1981. Biokima, Proteina, Enzima dan Asam Nukeat.


Departemen Biokimia ITB Penerbit ITB, Bandung.
https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/1.-KARBOHIDRAT-2.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/7ef6b6bab5224263afe23dd815764
08d.pdf

Anda mungkin juga menyukai