PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan, misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadangkadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi, energi yang
kita perlukan ini diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan
makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein
dan lemak atau lipid (Poedjiyadi, 1994: 8).
Pada umumnya masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok
yang mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum dan pati. Karbohidrat merupakan
sumber kalori atau makronutrien utama bagi organisme heterotroph (Sudarmadji, 1996, 71).
Jenis bahan pangan lain yang merupakan penyedia karbohidrat antara lain jagung, singkong,
gandum, sagu serta berbagai macam umbi-umbian, karbohidrat dihasilkan dari proses
fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman hijau. Karbohidrat tidak hanya terdapat sebagai pati
saja, tetapi terdapat juga sebagai gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah, dan
lain-lainnya (Poedjiyadi, 1994: 8).
Karbohidrat yang lain juga menjadi bahan utama sandang (misalnya serat kapas),
industri (rami, rosella), bahan bangunan (kayu dan bambu) atau bahan bakar, beberapa
derivatnya memegang peranan penting dalam teknologi makanan, misalnya Gum (Arabic,
karaya, guar) sebagai bahan pengental atau CMC (carboxymethycellulose) sebagai bahan
penstabil, dan banyak lagi sebagai bahan pemanis (sukrosa, glukosa, fruktosa) (Sudarmadji,
1996, 71).
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya. Pati dan glikogen berperan
sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai
unsur struktural dan penyanggadi dalam dinding sel bakteri dan tanaman, dan pada jaringan
pengikat, dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi
kerangka, sebagai senyawa perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifisitas biologi
pada permukaan sel hewan (Lehninger, 1982: 313).
Karbohidrat juga merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme
fotosintetik lainnya yang menggunakan energi solar untuk melakukan sintesa karbohidrat dari
1
CO2 dan H2O. Sejumlah besar pati dan karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesa menjadi
energi pokok dan sumber karbon bagi sel non-fotosintetik pada hewan, tanaman dan dunia
mikrobial (Lehninger, 1982: 313).
Dalam pengertian secara kimia, karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton, yang mempunyai rumus molekul umum (CH 2O)n yang pertama lebih
dikenal sebagai golongan aldosan yang kedua adalah ketosa (Martoharsono, 2006: 23). Dari
pengertian di atas dapat diketahui bahwa karbohidrat merupakan polymer yang tersusun dari
monomer-monomer monosakarida, seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Berikut gambar mengenai rumus umum dan jenis karbohidrat
Struktur berbagai aldose dan ketosa ditulis dalam bentuk rantai lurus, monosakarida
dengan lima atau lebih atom karbon pada kerangkanya biasanya didalam larutan terdapat
sebagai struktur siklik atau lingkaran, dengan gugus karbonil yang terikat, tetapi gugus ini
telah
membentuk ikatan kovalen dengan satu diantara gugus hidroksil pada rantai. D-
Glukosa mempunyai struktur cincin dua bentuk dengan sifat-sifat yang sedikit berbeda. Jika
D-Glukosa dikristalkan dalam air akan terbentu -D-glukosa.
BAB II
PENGGOLONGAN KARBOHIDRAT
Dari jumlah monomer-monomer penyusun polimer tersebut, maka karbohidrat dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida. Dasar
pembagiannya adalah perbedaan jumlah unit gula penyusunnya.
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana, adalah aldehida atau keton yang
mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil, formula empiris umumnya (CH2O)n. monosakarida
yang paling kecil dengan n sama dengan 3 adalah gliseraldehida dan dihidroksi aseton.
Senyawa-senyawa ini adalah triosa (Stryer, 2000: 464).
Golongan
kiri menunjukkan gula L. Monosakarida D-aldosa yang sering dijumpai di alam adalah
pentose D-ribosa dan heksosa D-glukosa, D-manosa, dan D-galaktosa.Dalam biologi, ketosa
yang paling penting adalah D-ribulosa, ketoheksosa D-fruktosa, dan ketoheptosa Dsedoheptulosa.Beberapa aldosa dan ketosa dari golongan L terdapat di alam namun relatif
jarang dijumpai.
Aldosa dengan 4,5,6 dan 7 atom karbon disebut terosa, pentosa, hexosa, heptosa. Dua
heksosa yang umum adalah D-glukosa (aldose) dan D-Fruktosa (ketosa). Untuk gula dengan
lebih dari satu atom karbon asimetrik, symbol D (Dexter) dan L (Levo) ditunjukkan oleh
konfigurasi karbon asimetrik yang paling jauh dari gugus aldehida atau keton. Heksosa ini
merupakan seri D karena konfigurasinya pada C-5 sama seperti yang terdapat pada DGliseraldehida.
D-Gliseraldehida
adalah
enantiisomer
(cermin
bayangan)
dari
L-
Gliseraldehida.
STRUKTUR MONOSAKARIDA
Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu gugus OH,
gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan
sifat kimia yang ditentukan oleh gugus fungsi, ada pula hubungannya dengan sifat fisika,
dalam hal ini aktivitas optik (Poedjiadi, 2009 : 11).
Bila gugus OH tersebut berada di sisi kanan maka senyawa yang bersangkutan
berkonfigurasi D dan sebaliknya jika gugus yang dimaksud berapa di sisi kiri maka senyawa
tersebut temasuk golongan Levo. Konfigurasi D atau L merupakan bentuk-bentuk yang ada
pada peristiwa stereoisomeri.
STEREOISOMER
Gliseraldehida dan juga senyawa lain pada umumnya tidak dalam satu bidang datar,
mengingat bahwa sudut-sudut ikatan tidak 1800 ataupun 900. Tanda lain yang dijumpai adalah
tanda (+) dan (-), yang menyatakan kemampuan suatu senyawa dalam suatu pelarut untuk
memutar bidang sinar terpolarisasi, ke kanan atau ke kiri. Sifat optis aktivitas suatu senyawa
disebabkan Karen adanya atom C asimetri Atau C khiral. Atom karbon khiral merupakan
atom karbon yang berikatan dengan empat gugus berbeda yang mempunyai
konfigurasi yang berbeda di dalam ruang. Kemampuan senyawa memutar bidang sinar itu
dilihat dalam sebuah polarimeter, maka senyawa satu memutar bidang polarisasi ke kanan
dan satunya ke kiri. Besarnya derajat polarisasi atau putar tergantung dari kadar senyawa
yang diamati.
RUMUS FISCHER
Apabila atom karbon mengikat empat atom atau gugus yang berlainan, maka atom
karbon tersebut dinamakan atom karbon asimetrik (tidak simetrik), karena pada molekul
tersebut tidak terdapat bidang simetri (Poedjiadi, 2009 : 11).
X
Pada rumus proyeksi ini garis-garis yang horizontal diartikan sebagai ikatan yang
terdapat dimuka bidang kertas (ikatan X-A dan X-C), garis vertikal diartikan sebagai ikatan
yang terdapat disebelah belakang bidang kertas (ikatan X-B dan X-D), sedangkan atom C
terletak pada bidang kertas. Jadi rumus proyeksi ini adalah proyeksi model bola dan batang
pada sebuah bidang kertas (Poedjiadi, 2009 : 14).
Dari rumus di atas tampak bahwa griseraldehida terdapat dalam dua bentuk atau
konfigurasi (I dan II) yang saling merupakan bayangan cermin. Dengan demikian bentuk I
dan II merupakan pasangan enansiomer (Poedjiadi, 2009 : 14).
Aktivitas optik
Kedua enansiomer gliseraldehida itu mempunyai titik lebur yang sama serta
kelarutannya dalam air pun sama. Perbedaan antara sifat antara keduanya adalah pada
permukaan bidang getar cahaya terpolarisasi. Apabila cahaya terpolarisasi dilewatkan pada
larutan salah satu enansiomer , maka bidang getarnya akan mengalami perubahan posisi,
yaitu berputar ke arah kanan atau kiri (Poedjiadi, 2009 : 14-16).
Enansiomer yang memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan di beri tanda (+) atau D
(dextro), sedangkan yang memutar ke kiri di beri tanda (-) atau l (levo).
Jadi (+)
Gambar 5. Gu;
Dalam hal ini yang menjadi patokan adalah atom C asimetrik yang terjauh dari gugus
fungsi. Pada bentuk D dan C tersebut mengikat gugus OH di sebelah kanan dan atom H
disebelah kiri, sedangkan pada bentuk L atom C asmetrik yang terjauh dari gugus fungsi
mengikat gugus OH di sebelah kiri dan atom H di sebelah kanan (Poedjiadi, 2009 : 19).
pula. Lama kelamaan sudut putaran mencapai harga tetap karena telah tercapai keseimbangan
antara kedua bentuk glukosa tersebut (Poedjiadi, 2009 : 20).
20
[ ]D
[]20
D =+112.2. -D-glukosa
yang sama, namun isomer dan dari D-glukosa bukan merupakan struktur rantai lurus.
Keduanya merupakan dua senyawa cincin beranggotakan enam atom karbon yang disebut
sebagai piranosa dengan nama sistematik bagi kedua bentuk cincin D-glukosa adalah -Dglukopiranosa.
-D-glukosa yang dilarutkan kedalam air secara perlahan rotasi spesifiknya akan
berubah sesuai waktu dengan nilai stabil 52,7. -D-glukosa akan memiliki nilai stabil yang
sama dengan -D-glukosa ketika dilarutkan dalam air. Hal ini disebut dengan mutarotasi yang
disebabkan
oleh
pembentukan
-D-glukosa
dan
-D-glukosa
pada
campuran
berkesetimbangan yang mengandung kurang lebih sepertiga -D-glukosa dan dua pertiga D-glukosa serta sejumlah kecil senyawa berantai lurus pada suhu 25 C. Hal ini berarti bahwa
isomer dan dari D-glukosa bersifat dapat bertukar di dalam larutan.
Molekul -D-glukosa diperoleh dari larutan D-glukosa yang diuapkan perlahan-lahan
sehingga terbentuk kristal. Adapun molekul -D-glukosa dapat diperoleh sebagai hasil
kristalisasi glukosa pada asam asetat atau piridin.Sir Walter Norman Haworth (1883-1950)
seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun 1937 memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia,
berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom
oksigen dapat membentuk cincin segi enam. Oleh karena itu ia mengusulkan penulisan rumus
struktur karbohidrat sebagai bentuk cincinfuran atau piran (Poedjiadi, 2009 : 21-22).
10
11
tampak bahwa gugus OH yang terletak di sebelah kanan atom C pada rumus Fischer, pada
rumus Haworth terdapatdi sebelah bawah atom karbon. Demikian pula gugus OH yang
terletak di sebelah kiri pada rumus Fischer, terletak di sebelah atas pada rumus Haworth
(Poedjiadi, 2009 : 23).
H OH
4
HO
HO
H OH
5
3
OH 1
OH
-D-glucopyranose
HO
H
HO
H
H
O
OH
OH
-D-glucopyranose
menghasilkan asam glukonat, asam glukarat, dan asam glukuronat. D-asam glukarat tidak
terbentuk dalam tubuh kita tetapi dapat terjadi pada oksidasi glukosa dan asam kuat seperti
halnya asam musat dari galaktosa.
Asam glukarat mudah larut dalam air, sedangkan asam musat sukar larut. Asam
glukonat dan asam glukuronat terdapat dalam tubuh kita sebagai hasil metabolism glukosa.
Asam glukuronat dapat mengikat senyawa yang membahayakan tubuh atau bersifat racun.
Dengan cara pengikatan ini senyawa tersebut dapat dikurangi daya racunnya dan mudah
dikeluarkan dari tubuh melalui urin, proses ini desebut detoksikasi. Dari ketiga macam asam
tersebut hanya asam glukuronat yang masih mempunyai sifat mereduksi. Secara umum asam
yang masih mempunyai gugus aldehid atau gugus OH glikosidik disebut asam uronat
(Poedjiadi, 2009: 31).
Gula amino
Ada tiga senyawa penting dalam kelompok ini, yaitu D-glukosamina, Dgalaktosamina, dan D-manosamina. Pada umumnya senyawa-senyawa ini berikatan dengan
asam uronat dan merupakan bagian dari mukopolisakarida. Asam hialuronat adalah suatu
polimer yang terdiri atas unit-unit disakarida. Tiap unit terbentuk dari satu molekul Nasetilglukosamin dan satu molekul asam glukuronat.
Alkohol
Baik gugus aldehid maupun keton pada monosakarida dapat direduksi menjadi gugus
alcohol dan senyawa yang terbentuk adalah polihidroksi alcohol. Dari glukosa akan terbentuk
sorbitol. Dari manosa terbentuk manitol, sedangkan fruktosa membentuk manitol dan
sorbitol. Reaksi reduksi ini dapat dilakukan dengan natrium amalgam atau dengan gas
hidrogen pada tekanan tinggi dengan katalis logam.
2. DISAKARIDA
Disakarida terdiri atas 2 lingkar monosakarida. Ikatan yang menghubungkan
monosakarida tersebut disebut ikatan glikosidik dan terbentuk dengan kondensasi gugus
hidroksil atom karbon nomor 1 dari suatu monosakarida dengan gugus hidroksil dari salah
satu nomor 2, 4, 6 atau karbon monosakarida lainnya (Arbianto, 1994: 42).
Disakarida yang berlimpah di alam antara lain sukrosa, laktosa, dan maltosa.
14
a. Sukrosa
Merupakan gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari
bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam
buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu
antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dan atom karbon nomor 2 pada fruktosa
melalui atom oksigen yanng mana mempunyai gugus OH Glikosidik. Sifat sukrosa
adalah memutar cahaya terpolarisasi ke kanan dan menghasilkan glukosa memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan dan fruktosa ke kiri. Karena fruktosa mempunyai rotasi
spesifik lebih besar dari pada glukosa, maka campuranya memutar ke kiri (Poedjiadi,
2009: 30).
15
3. OLIGOSAKARIDA
Oligosakarida adalah karbohidrat yang mengandung dari 3 sampai 12 monosakarida.
Oligosakarida dijumpai dalam komponen karbohidrat glikoprotein dan glikolipid, dan di
antara produk pencernaan kanji. Protein yang disekresikan dari sel, misalnya imunolobulin
dan protein faktor pembekuan darah biasanya ranta oligosakarida, oleh karena itu merupakan
glikoprotein. Gugus karbohidrat dari rantai glikoprotein dan glikolipid tersimpan di dalam
membran sel yang terdapat pada permukaan ekstrasel (Marks et al, 2000: 54).
Oligosakarida tersusun atas sedikit (oligos) satuan atau unit monosakarida.
Oligosakarida berupa zat padat berbentuk kristal yang dapat larut dalam air. Oligosakarida
16
yang terdapat dalam alam adalah disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida (Sumardjo, 2008:
221).
Keanekaragaman dan kekompleksan unit-unit karbohidrat berbagai glikoprotein
memberi kesan bahwa senyawa ini kaya informasi dan mempunyai fungsi penting. Alam
tidak membangun pola kompleks bila senyawa-senyawa sederhana mencukupi (Stryer, 2000:
476).
Tumbuh-tumbuhan mengandung banyak protein pengikat karbohidrat yang spesifik
disebut lektin (dari kata Latin legere , yang berarti memilih). Misalnya konkanavalin A
(dari jack bean) berikatan dengan residu-residu alfa-manosa bagian dalam dan non pereduksi
terminal. Aglutinin benih gandum, lektin kacang tanah, dan fitohemaglutinin (dari kacang
merah) mengenali unit dasar disakarida. Lektin adalah pertanda untuk permukaan sel yang
bermanfaat karena kapasitasnya mengenali ologosakarida spesifik. Isyarat berasal dari
penemuan bahwa lektin turut pada pengikatan bakteri pengolah nitrogen (Rhizobium trifolii)
kepada serabut akar semanggi. Lektin ini menyebabkan terjadinya ikatan silang antara
reseptor pada dinding sel serabut akar dan polisakarida serta lipopolisakarida dinding sel
bakteri (Stryer, 2000: 478).
Bakteri juga mengandung lektin-lektin, penempelan Escherichia coli pada sel-sel
epitel
pada saluran gastrointestinal terjadi oleh karena lektin bakteri mengenali unit
oligosakarida pada permukaan sel sasaran. Lektin ini terletak pada ramping yang menyerupai
rambut yang disebut fimbrie (pili). Neisseria gonorrhae menginfeksi genital atau sel epitel
mulut manusia tetapi tidak menginfeksi jaringan-jaringan atau spesies-spesies lain karena
permukaanya tidak mempunyai karbohidrat yang dikenali oleh patogen ini. Karbohiratkarbohidrat juga penting pada interaksi sperma dan telur hasil ovulasi. Pada mamalia telur
hasil ovulasi dikelilingi oleh selaput ekstra sel disebut zona pelusida (ZP) (Stryer, 2000: 478).
4. POLISAKARIDA
Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida. Kebanyakan karbohidrat yang
ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa
polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain
berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis
sempurna oleh asam atau enzim spesifik terhadap polisakarida menghasilkan monosakarida
atau senyawa turunannya.
17
Gambar 13.Homopolisakarida
2. Heteropolisakarida
Merupakan polisakarida yang mengandung dua atau lebih jenis unit monosakarida
yang berbeda. Contoh heteropolisakarida adalah asam hialuronat pada jaringan
pengikat, yang mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis unit gula.
20
21
22
GLIKOPROTEIN
Merupakan kelas protein yang berkonjugasi
terikat secara kovalen pada rantai polipeptida. Polisakarida memang bukan molekul makro
yang member keterangan dalam hal tidak adanya urutan yang khas genetic dari satuan-satuan
monomer seperti pada protein. Akan tetapi glikopprotein memang memungkinkan
tercakupnya satuan-satuan karbohidrat ke dalam suatu molekul makro yang informative.
Karena glikoprotein pada hewan tingkat tinggi banyak terdapat pada permukaan sel, maka
peran informatif glikoprotein merupakan dasar untuk akibat-akibat seperti pengakuan sel
terhadap sel, penolakan jaringan pada pemindahan organ, dan penentuan jenis darah untuk
pembandingan donor darah dan penerimanya (Page, 1985 : 164-165).
Glikoprotein
Protein antibeku
Sumber
Ikan Antartika
Sumber fungsi
Mencegah pembekuan plasma
Mucin
darah
Sekresi lendir ludah dan lendir Pelumas kental
Kolagen
Fibrinogen
Globulin
Hormon perangsang kelenjar
perut
Tulang, jaringan penghubung
Darah
Darah
Kelenjar lendir
Struktural
Pembentukan gumpalan darah
Dasar sistem antibody
Mengandalikan
produksi
estrogen pada permulaan masa
reproduksi
23
DAFTAR PUSTAKA
24