Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BIOKIMIA 1

KARBOHIDRAT

Nama kelompok : IV
Nama : Maria Makrina Milenium
Nim : 1901060011
Kelas : A
Semester : V
 Ringkasan Materi Karbohidrat (BAB IV)
Sumber, Buku Biokimia 1.

4.1 Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat adalah suatu kelompok senyawa yang terdiri atas unsur-unsur karbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris CH2O. Kata karbohidrat
diturunkan dari kata karbon dan hidrat sesuai dengan rumus empiris tersebut, karbon
dan air. Secara kimia, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehida atau
keton dari 119 polihidroksi alkohol atau sebagai senyawa yang menghasilkan turunan
tersebut ketika dihidrolisis. Karbohidrat tersebar luas baik di dalam jaringan tumbuhan
maupun dalam jaringan hewan. Di dalam tumbuhan, karbohidrat dihasilkan dari
fotosintesis dan mencakup selulosa dari kerangka tanaman dan pati dalam sel-sel
tanaman. Karbohidrat di dalam sel-sel hewan, berupa glukosa dan glikogen, berfungsi
sebagai sumber utama bagi energi yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas.
Di samping itu, ada beberapa jenis karbohidrat yang memiliki fungsi yang lebih khusus,
misalnya ribosa di dalam protein inti sel, galaktosa dalam lipid tertentu, dan laktosa di
dalam susu.
4.2 Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dapat membentuk senyawa polimer, maka berdasarkan monomer
yang dihasilkan ketika dihidrolisis, karbohidrat dibedakan menjadi monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat
paling sederhana, sehingga tidak dapat dihidrolisis untuk menghasilkan senyawa
karbohidrat yang lebih kecil atau lebih sedernana. Contoh monosakarida adalah
glukosa, galaktosa, fruktosa, dan ribosa. 120 Disakarida adalah karbohidrat yang
apabila satu molekulnya dihirolisis, akan terurai menjadi dua molekul monosakarida.
Contoh senyawa disakarida adalah sukrosa, maltosa, laktosa, dan selobiosa. Apabila
setiap molekul ini dihidrolisis, maka:
1. sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa,
2. maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa,
3. laktosa menghasilkan galaktosa dan glukosa, dan
4. selobiosa menghasilkan 2 molekul glukosa.
Perbedaan antara maltosa dan selobiosa terletak pada jenis ikatan yang
menghubungkan kedua unit monosakarida di dalam kedua molekul tersebut.
Pada maltosa terdapat ikatan  sedangkan pada selobiosa terdapat ikatan β.
Oligosakarida adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihidrolisis,
akan menghasilkan beberapa (3-10) molekul monosakarida. Contoh
oligosakarida adalah fukosidolaktosa (dalam ASI), gentianosa (dalam akar
gentian), rafinosa (dalam bit dan tebu), dan stakiosa (dalam banyak tanaman,
termasuk kedelai). Hidrolisis sempurna terhadap:
1. fukosidolaktosa akan menghasilkan 1 molekul fukosa dan 2 molekul
galaktosa,
2. gentianosa akan menghasilkan 1 molekul fruktosa dan 2 molekul glukosa,
3. rafinosa menghasilkan masing-masing 1 molekul galaktosa, glukosa, dan
fruktosa, dan
4. stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 glukosa, dan 1 fruktosa.

Polisakarida adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihidrolisis,


akan menghasilkan banyak (>10) molekul monosakarida. Contohnya adalah
amilosa, selulosa, pektin, dan agar. Hidrolisis terhadap:
1. amilosa akan menghasilkan molekul-molekul glukosa,
2. selulosa akan menghasilkan molekul-molekul glukosa
3. pektin akan menghasilkan molekul-molekul asam galakturonat, ramnosa,
arabinosa, silosa, fukosa, apiosa, dan galaktosa, dan
4. agar menghasilkan molekul-molekul galaktosa.
4.3 Stereoisomerisme
Stereoisomerisme adalah kejadian dua molekul yang memiliki rumus molekul dan
rumus struktur sama, tetapi berbeda konfigurasi atau penataan atom-atomnya di dalam
ruang tiga dimensi. Stereoisomer dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu isomer
optis dan isomer geometri. Stereoisomerisme yang penting pada senyawa karbohidrat
adalah isomer optis.Isomer optis yaitu isomerisme yang umumnya terdapat pada
senyawa-senyawa kiral. Senyawa kiral adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih
pusat (atom) kiral, yaitu posisi tetrahedral (biasanya atom C) yang mengikat empat
gugus berbeda satu sama lain.
(Gambar molekul kiral)

Keempat gugus itu dapat ditata di sekitar atom pusat melalui dua cara yang
berbeda dang menghasilkan dua senyawa yang berbeda pula. Hasil kedua penataan
tersebut menunjukkan bahwa jika senyawa pertama diletakkan di depan sebuah cermin,
maka struktur senyawa kedua (isomer dari senyawa pertama) persis sama dengan
bayangan yang terbentuk di dalam cermin itu

(Struktur senyawa di dalam cermin (sebelah kanan) merupakan bayangan dari


struktur senyawa di depan cermin (sebelah kiri). Keduanya merupakan sepasang
enantiomer)
Sepasang senyawa yang merupakan bayangan cermin satu sama lain ini disebut
enantiomer.

(Gambar Sepasang enantiomer, D-glukosa dan L-glukosa.)


menunjukkan proyeksi Fisher dari contoh sepasang enantiomer yaitu D-glukosa dan L-
glukosa. Proyeksi Fisher adalah cara penggambaran struktur molekul gula dalam bentuk
rantai terbuka.Sifat dari sepasang enantiomer hampir semuanya sama, kecuali dalam hal
aktivitas optik (sifat optis aktif). Salah satu dari keduanya memutar bidang cahaya
terpolarisasi sesuai arah putaran jarum jam, sedangkan yang lainnya memutar dengan
arah berlawanan jarum jam. Senyawa yang pertama disebut dextrorotatory dan yang
kedua disebut levorotatory. Namun demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua
senyawa yang memiliki pusat kiral memiliki aktivitas optik, sebaliknya senyawa yang
memiliki aktivitas optik belum tentu mempunyai pusat kiral. Jika suatu molekul memiliki
lebih dari satu atom C kiral maka stereoisomer yang mungkin ada lebih dari dua, dua di
antaranya merupakan sepasang enantiomer dan yang lainnya merupakan diastereomer,
yaitu stereoisomer tetapi tidak merupakan bayangan cermin satu sama lain. Sebagai
contoh, D-glukosa merupkan enantiomer dari L-glukosa, tetapi hanya merupakan
diastereomer dari D-manosa, L-manosa, Dgalaktosa, dan beberapa heksosa yang lain
(Gambar 4.5). Jika dua molekul gula berbeda hanya pada konfigurasi satu atom C kiral,
maka keduanya disebut epimer satu sama lain. Sebagai contoh, D-glukosa dan D-
galaktosa yang berbeda hanya pada konfigurasi C-4 atau D-glukosa dan D-manosa yang
berbeda hanya pada konfigurasi C-2
4.4 Monosakarida
4.4.1 Struktur monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana dengan rumus umum
(CH2O)n dimana n = 3 atau lebih. Suatu molekul monosakarida atau gula sederhana
terdiri atas suatu rantai karbon dengan sejumlah gugus hidroksil (-OH) dan satu gugus
aldehida atau satu gugus keton. Monosakarida yang memiliki gugus aldehida disebut
aldosa dan yang memiliki gugus keton disebut ketosa.Berdasarkan jumlah C dalam
rantainya, monosakarida dibedakan menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C), dan
seterusnya. Pengelompokan berdasarkan jenis gugus dan jumlah atom C dapat juga
dikombinasikan, misalnya, monosakarida yang memiliki gugus aldehida dan terdiri atas 3
atom C disebut aldotriosa, yang memiliki gugus keton dan terdiri atas 4 atom C disebut
ketotetrosa, demikian seterusnya.

Gambar 4.6 Proyeksi Fisher dari beberapa monosakarida golongan aldosa.

Baris pertama adalah triosa, kedua tetrosa, ketiga pentosa, dan keempat heksosa.
Bayangan cermin dari masing-masing struktur akan berupa konformasi L dari setiap
struktur tersebut (disalin dari Belitz dkk. 2009). Struktur monosakarida dapat berupa
rantai terbuka (proyeksi Fisher) seperti pada gambar 4.4 sampai dengan 4.8 di atas, tetapi
untuk yang memiliki rantai C cukup panjang misalnya pentosa dan heksosa, dapat juga
berupa struktur cincin (lingkar).
Gambar 4.7 Proyeksi Fisher dari beberapa monosakarida golongan ketosa.

Baris pertama adalah tetrosa, kedua pentosa, dan ketiga heksosa. Bayangan
cermin dari masing-masing struktur akan berupa konformasi L dari setiap struktur
tersebut (disalin dari Belitz dkk. 2009).

Gambar 4.8 (a) Gliseraldehida, suatu aldotriosa dan (b) dihidroksiaseton,

suatu ketotriosa (disalin dari Hames & Hooper, 2005).


Cincin beranggota 5 disebut furanosa (dianggap turunan dari furan) dan yang beranggota 6
disebut pyranosa (dianggap turunan dari pyran). Sebagai contoh, glukosa dapat digambarkan
dalam dua struktur (Gambar 4.9). Simbol menunjukkan posisi gugus –OH pada C1 berada di
bawah bidang cincin dan simbol β bila berada di atas bidang cincin. Huruf D menunjukkan
bahwa struktur tersebut berasal dari konformasi D pada struktur terbukanya.

Gambar 4.9 Struktur lingkar (Proyeksi Haworth) dari suatu molekul heksosa (glukosa).
Terbentuknya struktur lingkar merupakan hasil dari reaksi intermolekul antara gugus
aldehida pada C-1 dan gugus –OH pada C-5 (misalnya dalam kasus pembentukan piranosa pada
glukosa) atau antara gugus keton pada C-2 dan gugus – OH pada C-5 (dalam kasus pembentukan
furanosa pada fruktosa). Reaksi pertama merupakan reaksi pembentukan hemiasetal dan yang
kedua merupakan reaksi pembentukan hemiketal. Contoh kasus yang pertama dapat
diilustrasikan seperti pada gambar 4.10. Gambar tersebut juga sekaligus menunjukkan adanya
dua kemungkinan hasil yang di peroleh. -D glukosa) dihasilkan jika pasangan elektronHasil
pertama ( dari O pada C-5 masuk pada orbital p atom C di atas bidang cincin dan hasil kedua (β-
Dglukosa) jika di bawah bidang cincin.

Gambar 4.10 Pembentukan struktur cincin pada glukosa (diadaptasi dari Hames &
Hooper 2005).
Atom C-1 dalam struktur di atas disebut atom C dan β dalam struktur di atasanomerik
dan karena itu, bentuk disebut anomer. Dalam larutan air, kedua bentuk anomer tersebut dapat
dengan cepat mengalami interkonversi satu sama lain melalui struktur rantai terbuka
menghasilkan kesetimbangan. Proses perubahan ini disebut mutarotasi.
4.4.2 Sifat dan reaksi-reaksi monosakarida
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada monosakarida selain reaksi mutarotasi di atas,
antara lain adalah reaksi oksidasi-reduksi, reaksi enolasi, pembentukan glikosida, pembentukan
ester, dan reaksi kondensasi aldol.
a. Reaksi reduksi oksidasi
Gula yang memiliki gugus aldehida atau keton pada konfigurasi rantai terbuka dapat
mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang mengendap sebagai endapan merah bata,
sehingga disebut gula mereduksi. Produk oksidasi monosakarida utama yang lain
adalah asam uronat, suatu asam monokarboksilat yang dihasilkan dari oksidasi
terhadap gugus alkohol primer saja, biasanya menggunakan enzim-enzim tertentu.
b. Reaksi enolisasi
Reaksi enolisasi atau pembentukan enol terjadi misalnya jika glukosa ditambahkan
larutan basa encer dan dibiarkan selama beberapa jam, menghasilkan campuran yang
terdiri atas fruktosa dan manosa. Bila larutan gula yang dihasilkan ini ditambahkan
basa encer, akan terbentuk kesetimbangan campuran dari gula yang lain serta
glukosa. Reaksi tersebut dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruyn - von
Ekenstein.
c. Reaksi pembentukan glikosida Monosakarida dapat membentuk glikosida, misalnya
ketika larutan D-glukosa ditambahkan metanol dan HCl. -Campuran ini akan
menghasilkan dua senyawa, yaitu metil- D-glukopiranosida dan metil-β-D-
glukopiranosida. Glukosida ini dan glikosida pada umumnya tidak stabil pada kondisi
asam, tetapi cukup stabil pada kondisi netral dan basa. Apabila gugus hidroksil
alkohol pada suatu molekul gula bereaksi dengan gugus hidroksil hemiasetal (atau
hemiketal), glikosida yang dihasilkan adalah disakarida, sehingga ikatan antara dua
molekul gula disebut ikatan glikosida.
d. Reaksi esterifikasi
Gugus alkohol pada karbohidrat dapat mengalami esterifikasi baik secara enzimatik
maupun nonenzimatik. Sebagai contoh, apabila glukosa direaksikan dengan anhidrida
asetat, semua gugus hidroksil pada glukosa mengalami asetilasi menghasilkan penta-
O-asetilglukosa.
Salah satu jenis ester karbohidrat yang penting adalah yang ditemukan sebagai
senyawa antara dalam metabolisme, yaitu ester fosfat. Senyawa-senyawa ini
terbentuk pada reaksi antara karbohidrat dan pereaksi fosforilasi biologis misalnya
adenosin trifosfat (ATP) dengan bantuan enzim tertentu. Contoh ester fosfat di sini
adalah fruktosa-1,6-difosfat.
e. Reaksi kondensasi aldol
Reaksi ini bergantung pada keasaman hidrogen terikat pada C terdekat dengan gugus
karbonil dan kemampuan 137 ion yang terbentuk terstabilkan resonansi. Ion enolat
yang terbentuk mampu berperan sebagai nukleofil untuk menyerang gugus aldehida
dari molekul gula lainnya.

4.5 Disakarida
Satu molekul disakarida terbentuk dari dua molekul monosakarida.Salah satu
contoh disakarida yang banyak dijumpai adalah maltosa, suatu jenis gula yang
merupakan hasil antara pada hidrolisis pati oleh enzim amilase. Satu molekul maltose
tersusun dari dua molekul glukosa yang saling terikat melalui ikatan glikosida.Ikatan
glikosida terbentuk antara gugus hidroksil pada atom C-1 anomer pada posisi dari
molekul glukosa pertama dan gugus hidroksil C C-4 dari molekul glukosa kedua maka
ikatannya disebutikatan α (1→4).
Pada laktosa, ikatan glikosida terbentuk antara gugus hidroksil pada C-1 anomer
posisi β dari galaktosa dengan gugus hidroksil pada C-4 dari glukosa maka ikatannya
disebut ikatan β(1→4). Pada sukrosa, ikatan glikosida terbentuk antara gugus hidroksil
pada C-1 anomer posisi α dari glukosa dan gugus hidroksil pada C-2 dari fruktosa maka
ikatannya adalah α (1→2). Pada maltose dan laktosa, masih terdapat satu C anomerik
bebas yang mudah teroksidasi mereduksi) sehingga diberi nama gula mereduksi. Lain
halnya dengan sukrosa, tidak terdapat C anomer bebas yang dapat (teroksidasi) sehingga
disebut gula tak mereduksi.
Konformasi laktosa dan selobiosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang terbentuk antara
gugus OH pada C-3 residu glukosa dengan oksigen dalam cincin dari residu glikosil.
Laktosa adalah karbohidrat yang dominan di dalam susu, sangat penting sebagai
nutrisi bagi mamalia muda. Paling banyak penduduk dunia bergantung kepada laktosa
sebagai sumber energy utama selama tahun-tahun pertama kelahirannya. Laktosa tidak
bisa diserap kedalam darah, melainkan Harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi
monosakarida penyusunnya olehlaktaseusus.
Sukrosa adalah gula komersial yang dihasilkan oleh tumbuhan tingkat tinggi
seperti tebu dan bit. Sukrosa merupakan produk utama tanaman berfotosisntesis,
dihasilkan pada daun kemudian dibawah kebiji, batang, umbi, atau akar. Sukrosa
memiliki keuntungan baik sebagai produk simpanan maupun sebagai produk transport,
disbanding dengan glukosa dan gula yang lain karena atom-atom karbon anomernya
terlindung dari oksidasi.
Sukrosa dan maltose dalam jumlah sedikit merupakan komponen karbohidrat
yang penting dalam makanan manusia. Akan tetapi, keduanya tidak dapat diserap secara
langsung kedalam sel tubuh, melainkan mesti dihidrolisis terlebih dahulu menjadi
monosakarida penyusunnya oleh enzim sukrase (untuk sukrosa) dan maltase
(untukmaltosa). Khamir, khususnya khamir yang digunakan membuat bir mengandung
enzim yang dapat menghidrolisis pati di dalam kecamba gandum, pertama menjadi
maltose kemudian menjadi glukosa yang difermentasi menjadi bir.

4.6 Oligosakarida
Oligosakharida umumnya didifinisikan sebagai suatu melekul karbohidrat yang
mengandung 2 sampai 10 unit melekul monosakarida. Oligosakharida yang paling umum
adalah disakharida (Cn (H2O)n-1), yang tersusun dari dua satuan melekul monosakharida,
yang digabungkan oleh ikatan glikosida. Disakharida yang penting, yang banyak terdapat
dialam adalah sukrosa, laktosa dan maltosa Maltosa adalah disakharida yang paling
sederhana, mengandung dua melekul D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosida antara atom C-1 ( karbon anomer ) dari melekul glukosa yang pertama dan atom
C -4 dari glukosa yang kedua. Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida
diantara kedua melekul D-glukosa adalah bentuk α dan ikatan ini dilambangkan sebagai α (
1 4 ). Kedua molekul glukosa pada multosa berada dalam bentuk piranosa. Maltosa adalah
gula pereduksi , karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat
dioksidasi. Melekul glukosa kedua dari maltosa dapat berbentuk α dan β. Maltosa
dihidrolisis menjadi dua melekul D-glikosa oleh enzim yang bersifat spesifik bagi ikatan α
(1 4 ). Selubiosa adalah disakarida yang juga mengandung dua residu D-glukosda tetapi
senyawa ini dihubungkan dalam ikatan β ( 1 – 4 )
4.7 Polisakarida
Polisakarida merupakan rantai panjang dari unit-unit monosakarida, ada yang lurus dan
ada juga yang bercabang. Beberapa jenis polisakarida yang penting yakni glikogen, pati
(kanji), dekstran, selulosa, dan chitin.
4.7.1 Glikogen
Glikogen adalah polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa sebagai
monomernya. Molekul glikogen berupa rantai panjang dari unit-unit glukosa yang
disambungkan melalui ikatan  (1  4), kemudian setelah mencapai 10 unit
glukosa, terjadi percabangan melalui ikatan  (1  6). Dengan demikian maka
enzim pendegradasi glikogen bekerja mulai dari ujung tidak mereduksi
membebaskan unit glikosil satu per satu.
Glikogen berfungsi sebagai cadangan sumber energi di dalam tubuh hewan dan
manusia. Apabila sumber energi lain tidak mencukupi maka glikogen dihidrolisis
menjadi glukosa untuk menghasilkan energi.
4.7.2 Pati (starch)
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Berat
molekul amilopektin juga besar, yaitu dapat mencapai 100 juta. Struktur molekul
amilosa, amilopektin dan amilum dapat dilihat pada gambar 4.26.
Gambar a. struktur molekul amilosa

Gambar b. struktur molekul amilopektin

Gambar c. struktur molekul pati


pada pengujian dengan larutan yodium, amilosa memberikan warna biru
sedangkan amilopektin hanya memberikan warna merah. Hal ini terjadi karena
amilosa yang berantai lurus dapat menghasilkan struktur heliks sempurna
membungkus molekul-molekul I2, sedangkan amilopektin, karena bercabang tiak
bisa menghasilkan struktur demikian.kandungan amilosa dalam pati adalah 15-
20% dan kandungan amilopektin adalah 80-85%.
4.7.3 Dekstran
Dekstran adalah polisakarida bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-glukosa
dengan ikatan  (1  6). Plag yang dibentuk oleh bakteri pada permukaan gigi,
kaya dengan dekstran. Dekstran dalam produk-produk ini memiliki ikatan silang
menghasilkan bahan tidak larut dengan berbagai ukuran porositas untuk dapat
mengikat makromolekul yang ukurannya berbeda.
4.7.4 Selulosa
Selulosa adalah poisakarida rantai lurus dari unit-unit glukosa yang disambung
melalui ikatan  (1  4). Ikatan  diantara unit-unit glukosa menghasilkan rantai
lurus yang sangat panjang yang tertata dalam bentuk benang-benang. Perpanduan
ini memiliki kekuatan tekan yang sangat tinggi. Akan tetapi, beberapa jenis
bakteri, jamur, dan protozoa dapat menghasilkan enzim selulase yang dapat
mencerna selulosa.
4.7.5 Chitin
Chitin merupakan homopolisakarida yang tersusun dari residu N-asetilglukosamin
melalui ikatan  (1  4). Seperti tampak pada gambar 4.31
Perbedaan chitin dan selulosa hanya pada penggantian gugus hidroksil pada C-2
dengan gugus amino asetil. Sama dengan selulosa, chitin tidak dapat dicerna oleh
vertebrata.
1. Jelaskan dengan kalimat sendiri kelompok senyawa yang termasuk karbohidrat.
Jawab :

kelompok senyawa yang termasuk karbohidrat yaitu


 Monosakarida, yaitu senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling
sederhana dan hanya memiliki satu gugus senyawa.
 Disakarida, yaitu suatu senyawa karbohidrat yang jika dihidrolisis akan
menghasilkan dua molekul monosakarida.
 Oligosakarida, yaitu senyawa karbohidrat gabungan dari molekul-molekul
monosakarida yang jumlahnua antara 2 sampai dengan 8 molekul monosakarida.
 Polisakarida, yaitu senyawa karbohidrat yang jika satu molekulnya dihidrolisis,
maka akan menghasilkan banyak molekul monosakarida.

2. Uraikan secara singkat penggolongan senyawa karbohidrat.


Jawab :

penggolongan senyawa karbohidrat yaitu :


 Monosakarida, merupakan karbohidrat paling sederhana, sehingga tidak dapat
dihidrolisis untuk menghasilkan senyawa karbohidrat yang lebih kecil atau lebih
sedernana. Contoh monosakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, dan ribosa.
 Disakarida, adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihirolisis, akan
terurai menjadi dua molekul monosakarida. Contoh senyawa disakarida adalah
sukrosa, maltosa, laktosa, dan selobiosa.
 Oligosakarida, adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihidrolisis, akan
menghasilkan beberapa (3-10) molekul monosakarida. Contoh oligosakarida
adalah fukosidolaktosa (dalam ASI)
 Polisakarida, adalah karbohidrat yang apabila satu molekulnya dihidrolisis, akan
menghasilkan banyak (>10) molekul monosakarida. Contohnya adalah amilosa,
selulosa, pektin, dan agar.
3. Jelaskan dengan gambar apa yang dimaksud dengan Stereoisomerisme
Jawab:

Stereoisomer adalah struktur ikatan antara atom dan gugus fungsional sama dalam
stereoisomerisme, tetapi pemosisian geometris dapat berubah. Kelas isomer ini termasuk
enansiomer (atau isomer optik), yang merupakan gambar cermin yang tidak dapat disalin
satu sama lain, seperti tangan kiri dan kanan. Enantiomer selalu mengandung pusat kiral.
Enantiomer sering menampilkan sifat fisika dan reaktivitas kimia yang serupa, meskipun
molekul dapat dibedakan berdasarkan bagaimana mereka mempolarisasi cahaya. Dalam
reaksi biokimiawi, enzim biasanya bereaksi dengan satu enansiomer dalam preferensi
terhadap yang lain. Contoh dari sepasang enansiomer adalah (S) – (+) – asam laktat dan
(R) – (-) – asam laktat.

4. Gambar struktur( rumus bangun tiga jenis monosakarida dengan proyeksi fisher
dan Haworth
Jawab:
5. Gambar struktur salah satu monosakarida (heksosa) kemudian gambar minimal 4
struktur isomernya?
Jawab :
Heksosa adalah monosakarida yang tersusun atas enam atom karbon.

Contoh reaksi kondensasi aldol dari dua triosa menjadi satu heksosa.
Isomer aldoheksosa antara lain :
 D/L-Altrosa
 D/L-Glukosa
 D/L-Manosa
 D/L-Galaktosa
6. Tuliskan hasil reaksi antara galaktosa dengan: (a) pereaksi Fehling, (b) HNO3
(oksidator kuat).
Jawab:
a. reaksi antara galaktosa dengan pereaksi Fehling

Reaksi identifikasi gula mereduksi dengan pereaksi Fehling


b. reaksi galaktosa HNO3 (oksidator kuat)
Asam glukarat, hasil oksidasi dengan oksidator kuat HNO3 pada molekul glukosa.
7. Gambar struktur maltosa, kemudian: (a) tunjukkan mana yang disebut ikatan
glikosida, (b) apa jenis ikatan glikosidanya dan mengapa disebut demikian?
Jawab : a.

Ikatanglikosidaterdapatpada atom C-1dengan atom C-4 .


b. Jenis ikatannya adalah ikatan glikosida – α 1,4Karena terjadi ikatan pada atom C-1
dari satu glukosa dengan atom C-4 dari glukosa yang lain.
8. Mengapa maltose dapat mereduksi pereaksi Benedict sedangkans ukrosa tidak?
Jawab :

Karena sukrosa bukan gula pereduksi dalam air dan dibuktikan dengan pereaksi Benedict
tidak bereaksi (mereduksi).Larutan Benedict akan bereaksi dengan maltose yang
memiliki gugus aldehida dan keton bebas. Sukrosa tidak memiliki gugus aldehida dan
keton bebas sehingga sukrosa tidak dapat terdeteksi dengan pereaksi Benedict.

9. Jelaskan perbedaan antara amilopektin dan glikogen !


Jawab:
Definisi

Amilopektin: polisakarida rantai bercabang yang ditemukan pada tumbuhan.


Glikogen: polisakarida penyimpanan hewan dan jamur.

Asal

Amilopektin: polisakarida penyimpanan pada tumbuhan.


Glikogen: polisakarida penyimpanan pada hewan.

Pembentukan

Amilopektin: dibentuk oleh polimerisasi glukosa.


Glikogen :dibentuk oleh kombinasi amilosa dan amilopektin.

Percabangan

Amilopektin: polimer bercabang.


Glikogen: bercabang tinggi bila dibandingkan dengan amilopektin.

Kerusakan

Amilopektin: dapat diuraikan oleh amilase.


Glikogen: dihidrolisis ketika dilarut kandalam air.

10. Mengapa amilum (pati) jika ditambahkan laturan 12 menghasilkan warna biru?
Jawab :

Larutan pati (amilum) yang putih bening setelah di teteskan larutan Iodium berubah
warnanya menjadi biru tua. Iodium tidak bisa larut di dalam air, sehingga perlu di
larutkan dalam larutan KI, membentuk rantaian panjang KI3 triiodida. Triiodida jika
dicampur pati yang molekulnya berbentuk spiral akan masuk ke pertengahan spiral itu.
Perubahan ini merubah serapan spektrum cahaya, hampir semua warna terserap, hanya
yang biru tua saja tidak, sehingga hanya warna biru tua saja yang dipantulkan kembali
dan terlihat. Iodin yang ditambahkan menyebabkan perubahan warna pada
karbohidrat. Pada tabung reaksi kedua amilum ditambahkan hcl dan ditambah iodine
menghasilkan warna biru kehitaman dan terdapat banyak endapan. Menurut
lehniger(1982) menyatakan bahwa Hal ini karena ada dua macam amilum atau pati,
yaitu pati yang larut dan pati yang tidak larut. Contoh pati yang larut adalah amilosa,
danpati yang tidak larut adalah amilofektin.
11. Apa perbedaan amilosa dengan selulosa?
Jawab :

Perbedaan amilosa dengan selulosa yaitu :


Definisi
 Amilosa: Amilosa adalah polimer karbohidrat heliks linier yang terbuat dari unit α-D-
glukosa, dan dianggap sebagai polisakarida penyimpanan.
 Selulosa: Selulosa adalah polisakarida organik yang terdiri dari rantai linier, dan
dianggap sebagai polisakarida structural.
Struktur dan Jumlah Unit Monomer
 Amilosa: Amilosa adalah polimer linier dengan 300 hingga ribuan subunit glukosa
berulang.
 Selulosa: Selulosa adalah polimer rantai lurus dengan 3000 hingga ribuan subunit
glukosa berulang.
Daerah Kristal dan Amorf
 Amilosa: Amilosa terdiri dari daerah kristal dan amorf. Namun, amilosa mengalami
transisi kristal ke amorf ketika dipanaskan sekitar 60–70° C dalam air seperti dalam
memasak.
 Selulosa: Meskipun, selulosa terdiri dari daerah kristal dan amorf, dibandingkan
dengan amilosa, selulosa memiliki lebih banyak daerah kristal. Untuk mengubah
kristal ke daerah amorf, selulosa membutuhkan suhu 320° C dan tekanan 25 Mpa.
Formula kimia
 Amilosa: Amilosa tidak memiliki formula yang tepat, dan itu bervariasi.
 Selulosa: Formula selulosa adalah (C6 H10 O5)n.
Ikatan Glikosida
 Amilosa: Amilosa : α (1 → 4) ikatan glikosidik
 Selulosa: Selulosa : β (1 → 4) menghubungkan unit D-glukosa
Fungsi pada Tumbuhan
 Amilosa: Amilosa penting dalam penyimpanan energi tumbuhan, dan kurang rentan
terhadap pencernaan daripada amilopektin. Oleh karena itu, pati yang disukai untuk
penyimpanan pada tumbuhan. Itu membuat sekitar 20-30% dari pati yang disimpan.
 Selulosa: Selulosa adalah karbohidrat struktural yang signifikan terutama di dinding
sel tumbuhan hijau. Tetapi juga ditemukan dalam berbagai bentuk alga dan
Oomycota. Ini adalah polimer organik yang paling melimpah di Bumi.
Identifikasi
 Amilosa: Tes yodium digunakan untuk mengidentifikasi amilosa. Molekul yodium
cocok di dalam struktur heliks amilosa dan membentuk kompleks warna biru-hitam.
Amilosa kualitatif dapat diidentifikasi menggunakan warna biru-hitam ini. Untuk
mengukur kandungan amilosa, absorbansi warna yang dikembangkan dapat diukur
menggunakan spektrofotometer UV/VIS.
 Selulosa: Tes Anthrone digunakan untuk mengidentifikasi selulosa. Selulosa akan
bereaksi dengan anthrone dalam asam sulfat, dan senyawa berwarna yang dihasilkan
diukur menggunakan spektrofotometer UV/VIS pada panjang gelombang kira-kira
635 nm.
Pencernaan
 Amilosa: Amilosa dapat dicerna oleh manusia karena manusia memiliki amilase
saliva atau pankreas untuk mencerna amilosa.
 Selulosa: Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia karena saluran usus manusia
tidak menghasilkan enzim untuk membelah ikatan glikosidik β (1 → 4). Namun,
mikroorganisme di usus besar dapat memecah selulosa dan menghasilkan asam dan
gas organik. Selain itu, selulosa bertindak sebagai serat makanan, dan dapat menyerap
kelembaban di dalam saluran usus sehingga mencegah konstipasi dan memfasilitasi
buang air besar dengan mudah. Namun, ruminansia dan rayap dapat mencerna
selulosa dengan bantuan mikroorganisme simbiotik usus yang hidup di rumen
mereka.

12. Mengapa amilosa dan amilopektin (dalam tepung beras) dapat menjadi bahan
makanan bagi manusia sedangkan selulosa (dalam batang kayu) tidak?
Jawab :

Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua
materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas adalah 90% dan dari kayu adalah
40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, hanya dapat dicerna oleh hewan
yang memiliki enzim selulase 

13. Bagian luar dari kulit udang bersifat keras, mengapa demikian?
Jawab:

Karena lapisan keras pada bagian luar udang mengandung eksoskeleton yang tersusun
dari zat Chitin. Eksoskeleton merupakan rangka luar yang dimiliki udang dan beberapa
hewan lain sebagai pelindung tubuhnya.

14. Gambar struktur amilosa dan selulosa, tunjukkan dan jelaskan perbedaannya!
Jawab:

Gambar struktur amilaosa dan selulosa:


Perbedaan struktur amilosa dan struktur selulosa dapat dilihat pada ikatan glikosidiknya.
Kedua struktur tersebut dibandingkan yang dengan cara streokimia. Perbedaan struktur
amilosa dan struktur selulosa, lebih tepatnya terletak pada bagian C – 1 dari setiap unit
glukosa. Untuk lebih mudah di tentukan maka gunakan kode alfa dan beta, dimana alfa
mengacu pada ikatan glikosidik dari amilosa dan beta mengacu pada ikatan glikosidik
pada selulosa.
Selulosa dapat dikonversi menjadi amilosa dengan menggunakan bantuan dari enzim
sintetik yang prosesnya dikenal sebagai “Enzyme Cascade”. Enzim ini memungkinkan
molekul selulosa untuk dikonfigurasi ulang menjadi amilosa, yang merupakan bentuk
pati.

15. Berikan contoh polisakarida structural dan non struktral?


Jawab:

a. Polisakarida structural, contohnya: selulosa, kitin, dan pectin


b. Polisarida non structural, contonya: glikogen, pati, dekstran dan inulin

Anda mungkin juga menyukai