Anda di halaman 1dari 44

BAB III

MANAJEMEN BAHAN KIMIA

Sebuah laboratorium yang baik selain memiliki


sarana dan prasarana yang memadai, harus pula memiliki
sistem keselamatan yang baik. Agar semua berjalan
dengan baik, laboratorium harus dilengkapi dengan standar
operasional prosedur yang harus diikuti oleh seluruh
pengguna. Standar operasional prosedur itu, baik untuk
penggunaan laboratorium, maupun penggunaan bahan
kimia.

Bahan kimia yang digunakan di laboratorium


memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya. Bahaya itu
bisa terhadap kesehatan maupun kecelakaan. Bahan kimia
memiliki tipe reaktif tertentu yang dapat menimbulkan
ancaman bahaya. Oleh karena itu, pengguna laboratorium
harus memahami secara baik standar operasional prosedur
yang ada.

A. Material Safety Data Sheet (MSDS)


Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
laboratorium adalah hal penting bagi pengguna
laboratorium. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh bahan kimia. Informasi dan pengetahuan
yang harus diketahui untuk pelaksanaan kegiatan di
laboratorium kimia dimuat dalam Material Safety Data
Sheet (MSDS).
MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
bahan kimia yang berisi pengenalan umum bahan kimia,
sifat-sifat bahan kimia, cara penanganan bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan kimia, penyimpanan bahan kimia,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia
tersebut. Berdasarkan isi MSDS maka pihak yang terlibat
dengan bahan kimia yakni produsen, pengangkut,
penyimpan, pengguna dan pembuangan bahan kimia harus
mengikuti standar yang ada dalam MSDS.
1. Simbol-simbol MSDS
1 Merah

Biru 4 1 Kuning

0
Gambar 3.1. Simbol belah ketupat MSDS
Simbol MSDS terdiri dari empat bagian. Arti simbol
tersebut adalah :
 Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala
bahaya kesehatan.
 Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan
skala bahaya mudah terbakar.

57 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
 Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan
skala bahaya reaktivitas.
 Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan
skala bahaya khusus lainnya
Masing-masing bagian akan terisi dengan angka tertentu
dengan nilai 0, 1, 2, 3 atau 4 tergantung dari tingkat bahaya
bahan kimia. Angka 0 mengindikasikan bahan kimia tidak
berbahaya. Angka 1 menunjukkan bahaya pada level
rendah, sedangkan angka 4 menunjukkan bahan tersebut
termasuk sangat berbahaya.
2. Kategori tanda bahaya pada MSDS
a. Bahaya Kesehatan (Warna Biru)
 Bahan kimia yang dengan sangat sedikit
paparan (exposure) dapat menyebabkan kematian
atau sakit parah (4)
 Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat
menyebabkan sakit serius atau sakit parah
(3)
 Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens
atau berkelanjutan dapat menyebabkan
kemungkinan sakit parah atau penyakit menahun
(2)
 Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan
dapat menyebabkan iritasi atau sakit (1)
 Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam
kondisi terbakar tidak mengakibatkan sakit
atau bahaya kesehatan (0)
b. Bahaya kemudahan terbakar (Warna Merah)
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium

 Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat


atau sempurna pada tekanan atmosfer dan
temperatur kamar atau bahan kimia yang segera
terdispersi di udara dan bahan kimia tersebut akan
terbakar dengan cepat (4)
 Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang
dapat menyala pada semua temperatur kamar (3)
 Bahan kimia yang harus dipanaskan atau
dikondisikan pada temperatur tinggi tertentu
sehingga dapat menyala (2)
 Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih
dahulu sebelum nyala dapat terjadi (1)
 Bahan kimia yang tidak dapat terbakar
(0) c. Bahaya Reaktivitas (Warna Kuning)
 Bahan kimia yang secara sendirian
memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau
bereaksi pada tekanan dan temperatur normal (4)
 Bahan kimia yang secara sendirian
memiliki kemungkinan meledak atau

59 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau
bereaksi tetapi membutuhkan bahan inisiator atau
harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum
inisiasi atau bahan yang bereaksi dengan air dan
menimbulkan ledakan (3)
 Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan
kimia drastis akibat kenaikan temperatur atau
tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan
mungkin membentuk campuran bahan peledak
dengan air (2)
 Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi
dapat menjadi tidak stabil akibat kenaikan
temperatur atau tekanan (1)
 Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali
pada kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif
dengan air (0)
3. Memahami Suatu MSDS
Untuk membantu memahami suatu MSDS, mungkin
bebrapa keterangan di bawah ini dapat membantu untuk
memahami lebih baik. Terminlogi di bawah ini digunakan
oleh MSDS pada umumnya.
a. Nomor registrasi CAS (CAS registry number).
Chemical Abstract Service (CAS) menetapkan suatu
nomor khas untuk setiap bahan kimia yang diketahui,
ditemukan, atau disintesis, yang disebut dengan CAS
registry number.
b. Batas maksimum (ceiling limit). Beberapa bahan kimia
yang sangat berbahaya, dikarakterisasi oleh suatu batas
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
maksimum (ceiling limit). Batas paparan dalam
keadaan terbuka yang diizinkan (permissible exposure
limit, PEL), atau nilai ambang batas (threshold limit
value, TLV). Batas maksimum merupakan konsentrasi
3
dalam ppm atau mg/m yang tidak boleh dilampau
pada periode waktu tertentu, misalnya selama 15
menit.
c. Nama bahan kimia (chemical name). Biasanya nama
IUPAC atau CAS yang diberikan. Namun nama
perdagangan atau nama umum (common name)
mungkin diberikan sebagai penggantinya. Contohnya :
Etilen glikol lebih diterima dari pada nama IUPAC
nya, 1,2-etanodiol.
d. Tanggal pembuatan. OSHA mengharuskan
dicantumkannya tanggal pembuatan atau tanggal
kadaluarsa dari bahan kimia di MSDS.
e. Komposisi campuran. Komposisi campuran mencakup
semua komponen berbahaya yang memiliki
konsentrasi lebih besar dari 1% dan semua komponen
karsinogen yang memiliki konsentrasi lebih besar dari

61 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
0.1%. Nama perdagangan dapat digunakan tetapi nama
kimia tetap didicantumkan. Kecuali bila informasi ini
merupakan rahasia perdagangan.
f. Efek terhadap kesehatan. Bagian ini mengidentifikasi
organ sasaran atau sistem yang mengalami kerugian
karena ditimpa paparan bahan kimia terlalu lama, efek
kronis, dan berbagai macam kondisi menjadi
terganggu.
g. Pengukuran kontrol (Control measures). Berisi daftar
jenis pakaian pelindung, sarung tangan (gloves), dan
pelindung pernapasan (masker atau respirator)
h. Data bahaya kebakaran dan ledakan. Informasi ini
berupa:
 Titik nyala (flash point) yaitu: suhu minimum pada
saat uap bahan kimia dapat tersulut oleh api ketika
bahan bahan kimia dipanaskan perlahan-lahan
pada peralatan tertentu.
 Suhu sulut (autoignition temperature) yaitu:
temperatur terendah pada saat bahan kimia
menyala secara spontan di udara.
 Batas mudah terbakar (flammable limits). Batas
mudah terbakar merupakan nilai % volume di
udara, biasanya pada suhu dan tekanan atmosfir di
sekitarnya.
 Media pemadaman yang direkomendasikan
(recommended extinguising media). Beberapa
bahan kimia yang dapat menyala atau terbakar,
misalnya magnesium, akan terbakar lebih kuat jika
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium

air atau karbondioksida digunakan sebagai media


untuk memadamkan api.
i. Pertolongan pertama (first aid). Pada bagian ini
dideskripsikan prosedur pertolongan pertama pada
keadaan darurat.
j. Data bahasa kesehatan (Health Hazard Data),
meliputi:
 LD50 (lethal dose fifty) merupakan dosis
mematiakn tunggal dalam satuan miligram bahan
kimia per kg berat badan hewan, dari bahan kimia
tersebut yang mampu membunuh 50% populasi
hewan uji dalam waktu tertentu.
 LC50 (lethal concentration fifty) merupakan
konsentrasi bahan kimia dalam suatu ppm untuk
gas dan uapa atau dalam mg bahan kimia per Liter
udara untuk debu/bubuk yang dapat membunuh
50% populasi hewan uji dalam waktu tertentu
melalui isapan (inhalation)
k. Batas paparan yang diizinkan (permissible exposure
limit, PEL). Besaran merupakan konsentrasi bahan

63 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
kimia berbahaya dalam udara yang dinyatakan dalam
3
satuan ppm atau mg/m . OSHA menetapkan besaran
ini setelah berkonsultasi dengan dokter, ilmuwan,
serikat pekerja, dan pengusaha pabrik bahan kimia
sebagai konsentrasi maksimum dalam udara yang
dapat diisap tanpa kerugian bagi organ pernapasan
pekerja orang dewasa selama 8 jam dalam sehari, atau
40 jam dalam seminggu, selama waktu kerja, dan
disiapkan untuk pekerja dalam kondisi sehat.
l. Sifat fisik dan sifat kimia, meliputi:
 Titik didih, nilainya dapat dinyatakan dalam
derajat Celcius atau Fahrenheit, biasanya pada
tekanan atmosfir.
 Titik lebur. Biasanya dalam derajat Celcius atau
Fahrenheit
 Tekanan uap. Biasanya dalam Torr pada
temperatur tertentu atau mendekati temperatur
ruang, kecuali jika tidak dinyatakan.
 Specific gravity (massa jenis) atau densitas pada
suhu tertentu, jika tidak dinyatakan, dipahami
mendekati dengan temperatur ruang.
 Densitas uap, relatif terhadap uap.
 Kelarutan, nilai yang diberikan biasanya perkiraan
kelarutan di dalam air, dan pada temperatur ruang
meskipun kadang tidak dinyatakan.
 Kenampakan dan bau, berbentuk cair, padat, atau
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium

gas (pada temperatur ruang), warna berbentuk


kristal atau amorf, dan karakteristik yang lain.
 Laju evaporasi, biasanya relatif terhadap n-butil
asetat atau nama bahan volatil lain.
m. Tindakan pencegahan untuk tumpahan dan
pembersihan. Bagian ini menjelaskan prosedur untuk
membersihkan tumpahan. Metode pembuangan limbah
yang layak, termasuk apakah bahan dapat dimasukan
di tempat pembuagan sampah atau fasilitas
pembuangan yang disetujui. Kadang hal ini dijelaskan
pada bagian ini.
n. Reaktivitas. Beberapa bahan kimia bereaksi dengan
bahan kimia lain secara cepat dan kuat. Beberapa
reaktif dengan dirinya sendiri, dan beberapa yang tidak
stabil yakni terdekomposisi jika diberi gangguan.
Reaktivitas mencakup semua karakteristik tersebut.
o. Batas paparan rentang singkat (Short-term exposure
limit, STEL). Besaran ini menyatakan konsentrasi
3
(dalam satuan ppm atau mg/m ) yang seharusnya tidak
dilampaui lebih dari periode waktu singkat (biasanya

65 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
15 menit). Jika pengukuran menunjukkan bahwa
konsentrasi bahan kimia berbahaya melebihi batas ini
lebih dari periode waktu yang telah ditentukan, TWA
yang diberikan tidak berguna dan PEL dan TLV telah
melanggar hukum.
p. Organ sasaran (target organ) nama organ seprti ginjal,
hati, kulit, mata dan lain-lain atau sistem pernapasan,
sistem syaraf, yang mungkin sekali terkena dampak
karena pengaruh terlalu lama terpapar bahan kimia
pada organ tersebut.
q. Rerata waktu bobot (time-wighted avarage, TWA).
Dalam prakteknya, pekerja terpapar harus diukur dan
dirata-rata di atas 8 jam per hari. Jika TWA tidak
melampaui PEL atau TLV untuk pekerja, pekerja tidak
dirugikan.
r. Nilai ambang batas (Threshould limit value, TLV),
merupakan batas konsentrasi, mirip dengan PE: di
USA. Besaran ini ditentukan oleh american
govermental Industrial Hygienis (ACGIH) sebagai
ganti OSHA. Batas TLV untuk beberapa bahan kimia
berbeda dalam nilai numerik dengan batas PEL. Batas
PEL merupakan batas legal. Sedangkan batas TLV
merupakan sukarela atau batas yang
direkomendasikan.
B. Simbol dan Klasifikasi Bahan Kimia Bahan-bahan
kimia yang terdapat di laboratorium kimia banyak yang
bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan
sekitar. Ada bahan kimia yang mudah terbakar,
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan,
merusak benda-benda disekitarnya bahkan dapat
mematikan makhluk hidup. Oleh karena itu, pada wadah
atau tempat bahan kimia atau zat kimia diberi simbol-
simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan
mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Informasi tersebut
menjadi patokan untuk pengguna lebih berhati-hati demi
keselamatan dan kesehatan. Untuk itu, sebelum
menggunakan laboratorium perlu dipahami simbol-simbol
tanda bahaya untuk menghidari kesalahan dan bahaya yang
tidak diinginkan.
Beberapa simbol tanda bahaya yang ada beserta
keterangannya disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Simbol tanda bahaya dalam MSDS dan
Keterangannya
SIMBOL KETERANGAN
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang
mudah meledak dengan
adanya panas atau
percikan bunga api,
gesekan atau benturan.

67 | M a n a j e m e n L a b o r a t o t i u m K i m i a
SIMBOL KETERANGAN
Pencegahan : Hindari
pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan,
api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3,
Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat
pengoksidasi, dapat
menyebabkan
kebakaran dengan
menghasilkan panas
saat kontak dengan
bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas
dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida,
Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the
Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya
bagi satu atau beberapa
komponen lingkungan.
Dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau
bercampur dengan
lingkungan yang dapat
membahayakan makhluk
hidup.
SIMBOL 69 | M a n a j e m e n Laboratotium Ki
mia

Mata Kuliah
SIMBOL KETERANGAN
Nama : Spontaneously
Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara
spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang
jauh dari sumber panas
atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-
activated, Carbon black.
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah
menimbulkan api ketika
kontak dengan material
lain yang mudah terbakar
dan dapat menimbulkan
ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite,
Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan
penyimpanan bahan bahan
yang beracun (belum tentu
gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium
cyanide, Carbon tetrachloride.
Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan
penyimpanan material gas
yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan
kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide,
SIMBOL KETERANGAN
Nitric oxide.
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang
berbahaya bagi tubuh.
Mata Kuliah :T e k n i k L a b o r a t o r i u m
Tindakan : Hindari kontak atau
masuknya bahan kedalam tubuh.
Contoh : Acrylamide, Amonium
fluorosilicate, Chloroanisidines.
Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat
merusak sistem inhalasi
atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung
material atau kombinasi
dari material lain yang
dapat memancarkan
radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
Bahaya : korosif, bereaksi dan
merusak jaringan tubuh
Pencegahan : Hindari kontak dengan
kulit , mata dan pernafasan.

Nama : Dengerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi
cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan
simpan di tempat yang
kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide,

71 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
SIMBOL KETERANGAN

Potassium phosphide, Maneb.

Selain simbol di atas, ada lagi keterangan lebih rinci


dengan kode R dan S, yaitu kode R = Renseigment =
Penjelasan yang lebih rinci; kode S = Security =
Pengamanan dengan perlakuan.

Beberapa arti dari kode R dan S adalah sebagai berikut:


R1 : Meledak dalam keadaan kering
R2 : Meledak oleh bantingan, api dan gesekan
R3 : Berbahaya besar oleh ledakan akibat terbanting,
gesekan, api atau sumber nyala
R4 : Membentuk senyawa logam yang dapat meledak dan
sangat peka
R5 : Bahaya ledakan oleh panas
R6 : Bahaya ledakan bila berkontak atau tanpa kontak
dengan udara
R7 : Bisa menyebabkan kebakaran
R8 : Menyebabkan nyala bahan-bahan bakar
R9 : Bisa meledak bila bercampur dengan bahan bakar
R10 : Bisa terbakar
R11 : Sangat mudah terbakar
R12 : Super mudah terbakar
R13 : Gas cair yang sangat mudah terbakar
R14 : Bereaksi cepat dengan air
R15 : Bila berkontak dengan air membebaskan gas yang
mudah terbakar
R15.1 : Bila berkontak dengan asam membebaskan gas
yang dapat terbakar.
R16 : Meledakbiladicampurdengansenyawa
pengoksidasi.
R17 : Secara spontan dapat terbakar di udara
R18 : Dalam pemakaian bisa membentuk campuran uap

Mata Kuli h:Teknik Laboratorium


yang dapat terbakar.
R19 : Dapat membentuk peroksida yang meledak
R20 : Lecet bila terhirup
R21 : Lecet bila berkontak dengan kulit
R22 : Lecet bila tertelan
R23 : Beracun bila terhirup
R24 : Beracun bila berkontak dengan kulit
R25 : Beracun bila tertelan
R26 : Sangat beracun bila terhirup
R27 : Sangat beracun bila berkontak dengan kulit
R28 : Sangat beracun bila tertelan
R29 : Kontak dengan air membebaskan zat beracun
R30 : Bisa jadi mudah terbakar
R31 : Bila kontak dengan asam membebaskan gas
beracun
R32 : Bila kontak dengan asam membebaskan gas yang
sangat beracun
R33 : Bahaya kumulatif
R34 : Menyebabkan nyala
R35 : Menyebabkan nyala dengan senyawa tertentu
R36 : Iritasi mata
R37 : Iritasi terhadap organ pernapasan
R38 : Iritasi kulit
R39 : Bahaya sangat serius dalam keseimbangan
R40 : Mungkin bahaya oleh efek seimbang
R41 : Sangat bahaya pada mata

73 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
R42 : Mungkin sensitif bila terhirup
R43 : Bisa menyebabkan sensitif bila kontak dengan kulit
R44 : Resiko meledak jika dipanaskan dalam bejana tertutup

R45 : Karsinogen
R45.1 : Karsinogen golongan I
R45.2 : Karsinogen golongan II
R45.3 : Karsinogen golongan III
R46 : Mutagen
R47 : Bahaya terhadap kesehatan dalam waktu lama Kode
kombinasi bila nomor ganda berarti informasinya
juga ganda. Contoh kode ganda tersebut adalah:
R14/15 : Beraksi keras dengan air dan membebaskan
gas mudah terbakar
R15/29 : Bila kontak dengan air membentuk racun
dan gas mudah terbakar
R20/21 : Melukai bila terhirup, kontak dengan kulit
dan tertelan
R20/21/22 : Melukai bila terhirup, kontak dengan kulit
dan tertelan
R21/22 : Melukai bila kontak dengan kulit atau
tertelan
R23/25 : Beracun bila tertelan dan terhirup
R23/24/25 : Beracun bila tertelan, terhirup dan kontak
dengan kulit
R24/25 : Beracun bila tertelan dan terhirup
R26/27 : Sangat beracun bila terhirup dan kontak
dengan kulit
R26/28 : Sangat beracun bila terhirup dan tertelan
R26/27/28 : Sangat beracun bila terhirup, kontak dengan
kulit dan tertelan
R27/28 : Sangat beracun bila kontak dengan kulit dan
tertelan
R36/37 : Iritasi mata atau organ pernapasan
R37/38 : Iritasi organ pernapasan dan kulit
R36/37/38 : Iritasi mata, organ pernapasan dan kulit
R42/43 : Bisa menyebabkan sensitif bila terhirup atau
kontak dengan kulit
Mata Kuliah:Teknik La o atorium
Kode S memiliki arti sebagai berikut:
S1 : Simpan dalam lemari terkunci
S2 : Simpan di luar jangkauan anak-anak
S3 : Simpan di tempat yang dingin
S4 : Simpan jauh dari daerah tempat tinggal
S5.1 : Simpan di bawah lindungan air
S5.2 : Simpan di bawah lindungan petroleum eter
S6.1 : Simpan di bawah lindungan gas nitrogen
S6.2 : Simpan di bawah lindungan gas nitrogen
S6.3 : Simpan di bawah lindugnan gas CO2
S7 : Jaga botol dengan tertutup erat-erat
S8 : Simpan dalam botol kering
S9 : Simpan dalam botol di tempat yang ada
ventilasi
S12 : Jaga botol baik-baik
S13 : Jauhkan dari makanan, minuman dan
makanan hewan
S14.1 : Jagalah dari bahan pereduksi, logam berat,
asam dan alkali
S14.2 : Jaga dari bahan pengoksidasi asam dan
logam berat
S14.3 : Jaga dari besi
S14.4 : Jaga dari air
S14.5 : Jaga dari asam
S14.6 : Jaga dari alkali
S14.7 : Jaga dari logam
S14.8 : Jaga dari senyawa pengoksida dan asam
S14.9 : Jaga dari senyawa organik yang mudah
terbakar
S14.10 : Jaga dari senyawa pereduksi
S15 : Jaga dari panas
75 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
S16 : Jaga dari nyala dan rokok
S17 : Jaga dari senyawa yang dapat terbakar
S18 : Angkat dan buka hati-hati
S20 : Jangan makan atau minum sambil
menggunakannya
S21 : Jangan merokok sambil menggunakannya
S22 : Jangan menghirup debunya
S23 : Jangan menghirup gas, asap, uap atau
semprotannya
S23.1 : Jangan menghirup gas
S23.2 : Jangan menghirup uap
S23.3 : Jangan menghirup semprotannya
S23.4 : Jangan menghirup asamnya
S23.5 : Jangan menghirup uap dan semprotannya
S26 : Jika kontak dengan mata cuci dengan air
yang banyak dan minta petunjuk dokter
S27 : Lepaskan pakaian yang terkontaminasi
S28.1 : Jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun
dan air
S28.2 : Jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun
dan air
S28.3 : Jika kontak dengan kulit cusc dengan sabun
air ditambah polietilenglikol 400
S28.4 : Jikakontakdengankulitdengan
polietilenglikol 300 dan etanol 2:1
kemudian sabun dan bilas dengan air
S28.5 : Jika kontak dengan kulit cuci dengan
polietilenglikol 400
S28.6 : Jika kontak dengan kulit cuci dengan
polietilenglikol 400
S28.7 : Jika kontak dengan kulit cuci dengan sabun
yang telah diasamkan dengan air
S29 : Jangan diletakan di aliran
S30 : Tak pernah ditambah dengan air
S33 : Ambil pemutus arus untuk mencegah strum
S34 : Hindari bantingan
S35 : Buang dan wadah disimpan ditempat aman
S35.1 : Buang dan wadah diperlakukan dengan
NaOH 2%
S36 : Pakai pakaian pelindung
S37 : Pakai sarung tangan
S38 Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
: Pakai masker
S39 : Pakai pelindung
S40 : Cuci lantai dari bahan-bahan yang
terkontaminasi
S41 : Jangan menghirup asap ledakan
S42 : Pergunakan masker
S43 : Pergunakan untuk pemadam api
S43.1 : Pergunakan untuk pemadam api air
S43.2 : Pergunakan pemadam api bubuk
S43.3 : Pergunakan pemadam api bubuk, jangan air
S43.4 : Pergunakan pemadam api CO2 jangan air
S43.5 : Pergunakan pemadam api halone
S43.6 : Pergunakan pemadam api pasir
S43.7 : Pergunakan pemadam api logam
S44 : Jika merasa tak enak, konsultasi dengan
dokter
S45 : Panggil dokter jika terjadi kecelakaan
S46 : Perlihatkan ke dokter jika keadaan tak enak
0
S47 : Jangan disimpan di atas 25 C
S48 : Jaga kelembaban
S49 : Simpan di wadah aslinya
S50.1 : Jangan campur dengan asam
S50.2 : Jangan campur dengan alkali
S50.3 : Jangan campur dengan dengan asam kuat
dan basa kuat
S51 : Dipakai hanya dalam ruangan berventilasi
S52 : Bukan untuk digunakan di daerah tempat
tinggal atau rekreasi
S53 : Jangan dibanting, cari informasi sebelum
dipakai.

77 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
MSDS Senyawa-Senyawa yang Sering Digunakan dalam
Laboratorium
a. MSDS H2SO4
 Identifikasi Bahan
Nama Produk : Sulfuric Acid
Formula : H2SO4

 Sifat Fisik dan Kimia


Bentuk: Cairan
Warna : Tak berwarna
Bau : Tak berbau
Titik didih : 330oC
Titik lebur : 10oC
Batas ledakan :-
Densitas : 1,84
Kelarutan dalam air : Larut dalam air dengan segala
perbandingan
Tekanan Uap : 1 mmHg (146oC)
 Identifikasi Bahaya Kesehatan
Efek Jangka Pendek (akut): Menghirup uap asap
menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta
mengganngu paru-paru. Cairan asam dapat
menyebabkan luka yang parah dan menyebabkan
kebutaan jika terkena mata.
Efek jangka panjang (kronis): Menghirup uap asap
menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta
mengganngu paru-paru.
 Tindakan Pencegahan Kebakaran
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium

Dasarnya tidak mudah menyala. Perkembangan gas


atau uap menyala yang berbahaya mungkin terjadi
dalam keadaan kebakaran.
Yang mungkin berkembang saat kebakaran:
Adanya gas Sulfur Oxides. Tetapi dapat menyala jika
bereaksi dengan senyawa organik, seperti gula, selulosa.
Akan reaktif dengan bubuk zat organik.
 Reaktifitas
Mengalami peruraian bila kena panas, mengeluarkan
gas SO2. Asam encer bereaksi dengan logam
menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif jika kena api
atau panas dan bereaksi hebat jika kena air.
 Tindakan terhadap tumpahan dan bocoran
Jangan menyentuh tumpahan atau bocoran karena dapat
merusak kulit, pakaian dan dapat merusak lantai.
Netralkan dengan larutan soda atau kapur sebelum
disiram dengan air. Hati-hati terhadap tempat rendah
karena uap lebih berat daripada udara. Gunakan alat
pelindung diri dalam menangani tumpahan.

79 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
 Penanganan
Hindari kontak langsung dengan asam, hirup uap atau
kabut. Bekerja pada lemari asam atau dengan ventilasi
yang baik. Pengenceran dilakukan dengan
menambahkan asam sedikit demi sedikit ke dalam air
dan bukan sebaliknya karena bersifat eksotermis.
Simpan asam pada wadah yang kuat ditempat
berventilasi dan dingin, jauhkan dari air, zat organic
mudah terbakar dan logam.
 Penyimpanan
Tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. Simpan dalam kondisi tertutup rapat pada
+15oC hingga +25oC.
 Pertolongan Pertama
Terhirup : Bawa korban ke tempat segar dan lakukan
pengobatan

b. NaOH
 Identifikasi Bahan
Nama Produk : Sodium Hydroxide
Formula : NaOH
Kesehatan :3
Kemungkinan terbakar :0
Reaktivitas :2
 Sifat Fisik dan Kimia
Titik leleh : 318,4oC
Titik didih : 1390oC
Berat Jenis : 2,130
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
Kelarutan dalam air : 42 gr/100 mL
Larut pula dalam : alkohol dan gliserin
 Pengenalan Bahaya
Parah menyebabkan iritasi dan luka bakar. Berbahaya
jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debunya.
Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari
kontak dengan mata, kulit dan pakaian. Cuci tangan
sampai bersih setelah memegang. Jagalah agar wadah
tertutup.
 Tata cara pertolongan pertama
Kulit, dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan
air selama minimal 15 menit sambil melepas pakaian
dan sepatu yang tercemar.
 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : Stabil.
Kondisi yang dihindari : Air, material yang
sifatnya tidak sesuai, suhu ekstrim.
Bahan-bahan yang dihindari : Suasana asam, cairan
yang mudah terbakar, organik halogen, logam,
nitrocompounds.

81 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
Produk dekomposisi berbahaya : Natrium oksida
c. HNO3
Stabilitas : Stabil
 Identifikasi
Bahan
Nama : Asam
Form :
ula HNO3
Keseha :
Kemungkinan
terbakar: 0
Reaktivitas : 0  Sifat
Fisika dan Kimia
Wujud : Cairan jernih sampai
Titik :
leleh -42oC
Titik :
didih 86oC
p :
Berat :
Berat jenis :

Kelarutan dalam air : Larut dan melepaskan


panas  Pengenalan Bahaya

Panas, goncangan, gesekan atau kontak dengan


bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan. Bahaya jika tertelan. Hindari menghirup
uap atau debu. Gunakan ventilasi yang memadai.
Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian.
Cuci dengan bersih setelah menangani. Harus tetap
tertutup.
 Stabilitas dan
Reaktivitas
Keadaan yang harus dihindari : Bahan dapat bereaksi
hebat dengan reduktor kuat, logam, alkali, basa kuat.
Bahan-bahan yang harus dihindari : Basa
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
terkonsentrasi, bahan air yang reaktif dan material
oksidasi.
Produk dekomposisi berbahaya : Campuran nitrogen,
uap atau asap asam.
 Tata cara pertolongan pertama
Terhirup : Cari udara segar. Jika tidak bernapas
berikan pernapasan buatan. Bila sulit bernapas berikan
oksigen.

d. HCOOH 98%
 Identifikasi Bahan
Nama produk : Formic acid 98%
Formula : HCOOH
Kesehatan :3
Kemungkinan terbakar :2
Reaktivitas :1
 Sifat Fisika dan Kimia
Titik leleh o
: 187 C
Titik didih o
: 149-160 C
pH : 1,3

83 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
Berat jenis : 1,65
Kelarutan dalam air : 100 gr/L
 Pengenalan Bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar.
Berbahaya jika tertelan. Hindari uap atau asapnya.
Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak
dengan mata, kulit ataupun pakaian. Cuci tangan
dengan bersih setelah memegang. Simpan rapat-
rapat.
 Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : stabil
Kondisi yang harus dihindari: Hindari pengembunan.

Material yang dihindari: Pengoksidasi, alkohol dan


hidrogen.
Produk dekomposisi berbahaya: Karbon dioksida
dan karbon monoksida.
 Tata cara pertolongan pertama
Terhirup : Cari udara segar. Jika tidak bernapas
berikan pernapasan buatan. Bila sulit bernapas
berikan oksigen.
C. Pengadaan Bahan Kimia
Sebuah laboratorium selalu membutuhkan bahan kimia
untuk keperluan penelitian atau praktikum. Bahan-bahan
kimia tersebut haruslah sesuai dengan kebutuhan dan
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
keperluan. Untuk itu, pengadaan bahan kimia harus
melalui usulan dari guru-guru pengampu praktikum,
kemudian diteruskan kepada kepala laboratorium, dan
dilanjutkan kepada kepala sekolah.
Bahan-bahan yang akan dipesan, harus disertai dengan
spesifikasi dan jumlahnya. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya salah pesan atau kelebihan
pemesanan. Oleh karena ini, setelah melalui usulan dan
direncanakan tahap selanjutnya adalah:
1. Pembelian Bahan Kimia
Pembelian bahan kimia sebaiknya sesuai dengan
kebutuhan dan dalam wadah yang kecil. Ada beberapa
alasan pembelian bahan kimia dalam wadah yang kecil
dan sesuai kebutuhan yaitu:
a. Ukuran kemasan kecil, mengurangi resiko
kerusakan.
b. Wadah yang kecil mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan dan pemaparan terhadap bahan
berbahaya.

85 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
c. Inventaris ukuran tunggal mengurangi kebutuhan
ruangan penyimpanan.
d. Wadah lebih kecil, lebih cepat habis, sehingga
mengurangi peluang terurainya senyawa reaktif.
e. Wadah yang besar sering kali harus dibagi. Hal ini
memerlukan peralatan lain, seperti wadah
pemindah yang lebih kecil, corong, pompa, dan
label, serta peralatan kerja tambahan dan
perlindungan diri, untuk mengantisipasi bahanya
yang ditimbulkan.
f. Biaya pembuangan wadah kecil dari bahan
berbahaya yang tidak digunakan lebih kecil.
Sekolah atau laboratorium meminimalkan jumlah bahan
kimia yang diterima sebagai hadiah atau bagain dari
kontrak penelitian. Hal ini membatasi biaya pemeliharaan
atau pembuangan bahan kimia yang tidak dibutuhkan.

2. Penerimaan Bahan Kimia


Setelah melakukan pembelian bahan kimia, bahan tersebut
akan dikirim. Sebagai pihak yang menerima, harus
mengikuti langkah-langkah berikut:
a. kepala laboratorium atau laboran ruang penerimaan
harus dilatih, tempat bongkar muat, dan administrator
untuk mengenali bahaya yang mungkin terkait dengan
bahan kimia yang datang. Mereka perlu tahu apa yang
harus dilakukan jika terjadi masalah, seperti kemasan
bocor atau terjadi tumpahan.
b. Lengkapi ruang penerimaan dengan peralatan yag
sesuai untuk menerima bahan kimia. Ini meliputi
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
rantai yang menahan silinder dan kereta yang
dirancang untuk memindahkan berbagai jenis wadah
bahan kimia dengan selamat. Siapakan rak, meja, atau
area terkunci untuk kemasan supaya menghindari
kerusakan akibat kendaraan ruang penerimaan.
c. Segera buka paket yang datang dan periksa untuk
menginformasi pesanan dan memastikan bahwa segel
wadah dalam keadaan baik. Pegawai laboratorium
harus memverifikasi bahwa wadah yang sampai
dilabeli dengan nama dan tanggal penerimaan yang
tepat pada label yang melekat dengan baik. Biarkan
label yang dipasang pabrik. Segera masukan bahan
kimia baru ke dalam inventaris laboratorium.
d. Simpan bahan kimia yang tidak dikemas dengan
aman. Secara khusus, segera buka kemasan dan
simpan bahan kimia reaktif yang dikirimkan dalam
wadah logam bersegel (seperti litium aluminium
hibrida, natrium peroksida, fosfor). Penyimpanan
yang tepat mencegah terjadinya degradasi dan korosi

87 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
serta menyediakan bahan kimia untuk inspeksi
berkala.
e. Kirimkan bahan kimia dengan aman di dalam fasilitas.
Pegawai boleh membawa satu kotak bahan kimia
dalam kemasan aslinya. Pindahkan kelompok paket
atau paket berat dengan kereta yang stabil, memiliki
tali atau bagian samping untuk mengamankan paket,
serta memiliki roda yang cukup besar untuk melewati
permukaan yang tidak rata dengan mudah.
f. Jika pegawai pengiriman luar tidak menangani bahan
kimia sesuai standar fasilitas penerimaan, segera
perbaiki atau cari pemasok yang lain.

D. Penyimpanan Bahan Kimia


Bahan kimia yang telah diterima harus disimpan secara
baik. Ada beberapa panduan umum yang harus diikuti saat
menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-
masing bahan kimia. Kembalikan bahan kimia ke
tempatnya setelah selai digunakan.
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus
penyimpanan.
3. Amankan rak dan unit penyimapanan lainnya. Pastikan
rak memiliki bibir pembatas dibagain depan agar
wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan
pada baki logam atau plastik yang bisa menampung
cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini
utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
atau kondisi cuaca ekstrim.
4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku,
kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari
pula menyimpan bahan dan peralatan kimia di atas
lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas
minimal 18 inci dari kepala sprinkler.
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya
lebih dari 5 kaki (kurang lebih 1,5 meter).
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja
atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak
dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.
8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat.
Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan
pada semua bahan yang dibeli untuk membantu
kontrol inventaris.
9. Hindari menyimpan bahan kimia pada tabung asap
kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.
10. Simpan racun asiri (mudah menguap), atau bahan
kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan

89 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di
dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki
bibir pembatas di bagian depan
11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari
penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang
disetujui.
12. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke
panas atau sinar matahari langsung.
13. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan
yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarakn
abjad.
14. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan
bahan kimia yang tidak sesuai.

Penyimapanan bahan kimia harus dikontrol secara baik.


Oleh karena itu, harus ada orang yang bertugas khusus
untuk bagian penyimpanan dan dibantu oleh seorang staf.
Berikut adalah penyimpanan bahan dan alat kimia di
laboratorium.

1. Wadah Dan Peralatan


Wadah dan perlatan untuk menyimpan bahan kimia harus
memiliki panduan khusus. Berikut panduan khusus tentang
wadah dan peralatan untuk menyimpan bahan kimia.
a. Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah
engaman (overpack), untuk menampung bahan jika
wadah utama pecah atau bocor.
b. Gunakan kaki penyimpanan yang tahan korosi sebagai
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan,
kebocoran, tetesan atau cucuran. Wadah polipropilena
sesuai untuk sebagaian besar tujuan penyimpanan.
c. Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap
kimia untuk menyimpan bahan berbahaya.
Setiap wadah penyimpanan bahan kimia sebaiknya disegel
untuk meminimalisir terlepasnya uap yang korosif, mudah
terbakar atau beracun.

2. Penyimpanan Dingin
Bahan-bahan kimia yang disimpan di lemari es, ruangan
dingin atau freezer, memerlukan pelabelan dan penataan
yang baik. Panduan penyimpanan dingin antara lain:
a. gunakan lemari penyimpan bahan kimia hanya untuk
menyimpan bahan kimia. Gunakan pita dan penanda
tahan air untuk memberi label lemari es dan frezeer
laboratorium. Lihat tanda pada toolkit yang disertakan
untuk mengetahui contoh label penyimpanan dingin.
b. Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar
dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut
disetujui. Jika penyimpanan dalam lemari es

91 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
diperlukan di dalam ruang penyimpanan bahan yang
mudah terbakar, pilihlah lemari es tahan ledakan.
Jangan menyiapkan oksidator atau bahan yang sangat
reaktif dalam unit yang sama dengan bahan yang
mudah terbakar.
c. Semua wadah harus tertutup dan stabil. Perangkat
pengaman sekunder, seperti baki plastik, penting untuk
laboratorium kimia dan disarankan untuk semua
wadah.
d. Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi,
pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat
potensi bahayanya.
e. Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan
yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada
rak dan tempelkan skema penataan di luar setiap tahun,
kaji semua isi dari masing-masing unit penyimpanan
dingin.

3. Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan


Gampang Menyala

Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala hanya


boleh tersedia dalam jumlah yang terbatas. Jumlah yang
diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor yaitu:
 Konstruksi laboratoium
 Jumlah zona api dalam gedung
 Tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi
 Sistem perlindungan api yang dibangun dalam
laboratoriumMataKulia h : T e k n i k Laboratorium

 Adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah


terbakar atau kaleng keselamatan
 Jenis laboratorium yaitu untuk pendidikan atau
penelitian dan pengembangan.

Berikut adalah panduan untuk menyimpan cairan yang


mudah erbakar dan gampang menyala:
a. Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang
gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan
yang mudah terbakar.
b. Simpan cairan yang gampang menyala di dalam wadah
aslinya atau wadah lain yang disetujui, atau dalam
kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan
cairan yang mudah terbakar yang berjumlah lebih dari
1 Liter dalam kaleng keselamatan.
c. Simpan 55 galon kurang lebih 208 Liter drum cairan
yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam
ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah
terbakar.
d. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang
menyala dari bahan oksidasi kuat, seperti asam nitrat
93 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan
peroksida.
e. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang
menyala dari sumber penyulutan. Ingat bahwa banyak
uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan
udara dan dapat menuju ke sumber penyulutan.

4. Penyimpanan Tabung Gas


Penyimpanan gas maksimal dalam sebuah laboratorium
harus sesuai dengan standar nasional. Gas beracun, gas
penyebab mati lemas, yang berjumlah banyak harus
disimpan di lemari gas khusus.

Lemari gas dirancang untuk pendekteksian kebocoran,


penggantian yang aman, ventilasi, dan jalan keluar darurat.
Pemasangan sistem gas internal harus sungguh-sungguh
dipertimbangkan.

5. Penyimpanan Zat yang Sangat Reaktif


Ada beberapa panduan penyimpanan zat yang sangat
reaktif yaitu:
a. Pertimbangkan persyaratan penyimpanan setiap bahan
kimia yang sangat reaktif sebelum membawanya ke
laboratorium.
b. Baca MSDS atau literatur lainnya dalam mengambil
keputusan tentang penyimpanan bahan kimia yang
sangat reaktif.
c. Bawa bahan sejumlah yang diperlukan ke dalam
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
laboratorium untuk tujuan jangka pendek (hingga
persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).
d. Pastikan memberi label, tanggal, dan mencatat dalam
inventaris semua bahan yang sangat reaktif, segera
setelah bahan diterima.
e. Jangan membuka wadah bahan yang sangat reaktif
yang telah melebihi tanggal kadaluarsanya. Hubungi
koordinator limbah berbahaya di laboratorium untuk
mendapatkan instruksi khusus.
f. Jangan membuka peroksida organik cair atau
pembentuk peroksida jika ada kristal atau endapan.
g. Untuk masing-masing bahan kimia yang sangat reaktif
tentukan tanggal pengkajian untuk mengevaluasi
kembali kebutuhan dan kondisi dan untuk membuang
atau mendaur ulang bahan yang terurai dari waktu ke
waktu.
h. Pisahkan bahan berikut:
 Agen pengoksidasi dengan agen pereduksi dan
bahan mudah terbakar

95 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
 Bahan reduksi kuat dengan substrat yang mudah
direduksi
 Senyawa piroforik dengan bahan yang mudah
terbakar
 Asam perklorik dengan bahan reduksi
i. Simpan cairan yang sangat reaktif di bak yang cukup
besar untuk menampung isi botol.
j. Simpan botol asam perklorik dalam baki kaca atau
keramik.
k. Jauhkan bahan yang dapat diubah menjadi peroksida
dari panas dan cahaya.
l. Simpan bahan yang bereaksi aktif dengan air sejauh
mungkin dari kemungkinan kontak dengan air.
m. Simpan bahan yang tidak stabil karena panas dalam
lemari es. Gunakan lemari es dengan fitur keselamtan
ini:
 Semua kontrol yang menghasilkan percikan di
bagian luar.
 Pintu terkunci magnetik.
 Alarm yang memperingatkan jika suhu terlalu
tinggi.
 Suplai daya cadangan.
n. Simpan peroksida organik cair pada suhu terendah
yang mungkin sesuai dengan daya larut atau titik beku.
Peroksida cair sangat sensistif selama perubahan fase.
Ikuti panduan pabrik untuk menyimpan bahan yang
sangat berbahaya ini.
o. Lakukan inspeksi dan uji bahan kimia pembentuk
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
peroksida secara periodik dan beri bahan label akuisisi
dan tanggal kadaluarsa. Buang bahan kimia yang
kadaluarsa.
p. Simpan bahan yang sangat sensitif atau simpan lebih
banyak bahan eksplosif dalam kotak anti ledakan.
q. Batasi akses ke fasilitas penyimpanan.

6. Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun


Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan
karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan
tingkat toksitas akut tinggi.
a. Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun
dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat
pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan
anti pecah.
b. Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
c. Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan
yang sesuai.
d. Batasi akses ke area penyimpanan.

97 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia
e. Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang
sangat beracun.

E. Pemindahan, Pengangkutan dan Pengiriman


Bahan Kimia.
Pemindahan bahan kimia sebaiknya menggunakan
perangkat pengaman sekunder seperti kaleng karet untuk
membawa bahan kimia yang disimpan dalam botol.
Kendaran yang digunakan untuk mengangkut bahan kimia,
bukan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Kendaran
untuk mengangkut bahan kimia adalah kendaraan khusus
sesuai dengan aturan tertentu.
Pengiriman bahan kimia sangat diatur ketat dalam hukum
internasional dan nasional. Orang yang memiliki sertifikat
International Air Tranport Association/ Asosiasi
Transportasi Udara Internasional (IATA), harus melakukan
inspeksi pengemasan, pengkajian administrasi, dan
menandatangani dokumen pengiriman.
Beri label selengkapnya segala sampel bahan kimia yang
akan dikirim. Jika tersedia, sertakan informasi berikut
dengan bahan kimia yang dikirimkan:
1. Pemilik awal: nama pemilik atau individu yang
menerima bahan pertama kali. Jika mengirimkan
bahan ke fasilitas lainnya, tambahkan informasi
kontak untuk orang yang dapat memberikan informasi
penanganan yang aman.
2. Tanda pengenal: rujukan catatan laboratorium.
3. Komponen berbahaya: komponen berbahaya utama
Mata Kuliah:Teknik Laboratorium
yang diketahui.
4. Potensi bahaya: bahaya yang mungkin timbul.
5. Tanggal: tanggal bahan diletakkan di wadah dan
diberi label.
6. Dikirim ke: nama, lokasi, dan nomor telepon orang
yang menjadi tujuan pengiriman bahan.
7. MSDS: sertakan ini dengan sampel bahan berbahaya

99 | M a n a j e m e n Laboratotium Kimia

Anda mungkin juga menyukai