Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mempelajari ilmu kimia, kita mengenal adanya praktikum. Praktikum adalah

kegiatan untuk memproleh pengetahuan serta kemampuan untuk mengidentifikasi apakah

suatu zat itu beracun atau tidak, berguna atau tidak dan sebagainya. Praktikum kimia tentunya

dilakukan di suatu tempat khusus untuk melakukan praktikum yaitu yang disebut

laboratorium. Laboratorium adalah tempat yang memang disiapkan untuk tujuan percobaan

dan pengkajian atau penyidikan (analisis).

Pelaksanaan praktikum dalam laboratorium kimia tidak terlepas dari alat-alat dan bahan-

bahan kimia, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya. Perlu diketahui

bahwasannya ada begitu banyak jenis bahan-bahan kimia di laboratorium dengan berbagai

karakteristik misalnya saja mudah meledak, mudah terbakar, menyebakan iritasi, atau juga

bersifat korosi dan atau toksik. Maka dari itu diperlukan pemahaman dari bahan-bahan kimia

tersebut.

Untuk memahami karakteristik dari bahan-bahan kimia yang tergolong berbahaya kita

akan temukan adanya simbol-simbol yang tertera pada label kemasan. Namun tidak cukup

hanya itu, dalam melakukan praktikum, praktikan pun dituntut memahami teknik-teknik

penanganan bahan kimia yang berbahaya tersebut yang tentunya tidak lain adalah untuk

keselamatan kerja bagi praktikan itu sendiri.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,

bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta tata cara melakukan

pekerjaan.
Wajibnya bagi praktikan mengetahui fungsi, dampak dan pencegahannya, terutama saat

sebelum melakukan praktikum. Hal tersebut agar dapat meminimalisir dari kejadian yang

tidak diinginkan saat praktikum dan agar praktikum pun berjalan dengan lancar.

Selain itu, diperlukannya pemahaman mengenai jenis bahan kimia juga karena tidak

dipungkiri sumber bahaya terbesar adalah berasal dari bahan-bahan kimia. Dimana tertulis

juga Peraturan tentang Bahan Berbahaya ( Ordinance on Hazardeous Substances ) yaitu

aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang

keselamatan kerja, yang mana pengklasifikasian, pengepakan dan pelabelannya adalah valid

untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja juga untuk lingkungan, perlindungan

konsumer dan kesehatan manusia.

Keamanan dalam laboratorium, sangat disayangkan bahwa keamanan laboratorium

biasanya tidak cukup di tekankan dalam perkuliahan terjadinya luka-luka dalam laboratorium

biasanya disebabkan oleh dari yang berikut (meskipun kita tentunya menyadari, bahwa

adanya ketumpangtindihan diantara golongan-golongan ini pada banyak kecelakaan) :

1. Kebakaran

2. Keracunan

3. Pemecahan gelas

4. Perledakan

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

a. Pengenalan simbol – simbol bahan berbahaya pada label pada bahan kimia

b. Pengenalan hal penting untuk mencegah kecelakaan bahan kimia

II. ISI
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di

laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan

sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada

kesehatan, merusak benda-benda disekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.

Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah

atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi

keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Tanpa adanya simbol tersebut, tentu akan

berbahaya sekali karena tidak ada peringatan secara visual. Maka dari itu, diharapkan kita

sebagai praktikan dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut demi

keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia perlu kita

pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan

bahaya yang tidak kita inginkan.

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam dan pada latar belakang

berwana oranye.

Berikut ini adalah simbol-simbol yang umum dijumpai beserta keterangannya :

1. E = Explosive ( Mudah Meledak )

Bahan kimia dengan lambang explosive ini mudah meledak dengan adanya panas atau

percikan bunga api, gesekan atau benturan.

Tindakan : hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan

tanpa oksigen atmosferik.


Contoh : Ammonium nitrat, nitroselulosa, Trinitro Toluena (TNT), KClO3, NH4NO3, dll

2. O = Oxidizing ( Pengoksidasi )

Bahan kimia dengan lambang ini, adalah bahan yang kaya akan oksigen, bahan kimia ini

biasanya tidak mudah terbakar, namun apabila kontak dengan bahan yang mudah terbakar

atau sangat mudah terbakar maka akan meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan .

Contohnya pada saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Maka tentu saja

juga akan menghasilkan panas.

Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor

Contoh : Asam sulfat, Hidrogen peroksida, Kalium perklorat, dll

3. F = Flammable ( Mudah Terbakar )

Jenis bahaya Flammable dibagi menjadi tiga yaitu Flammable, Highly Flammable dan

Extreme Flammable.

a. Flammable

Bahan kimia ini merupakan bahan kimia yang memiliki titik nyala rendah ( dibawah 0 OC),

titik didih rendah dengan titik didih awal ( dibawah +350C ), mudah terbakar dengan

apai bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.

Tindakan : Jauhkan dari benda yang berpotensi mengeluarkan api

Contoh : Minyak terpentin


b. Highly Flammable

Bahan kimia dengan lambang ini mudah terbakar dibawah kondisi atmosferik biasa atau

mempunyai titik nyala rendah ( di bawah 21 OC ) dan mudah terbakar dibawah pengaruh

kelembapan.

Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari dari pengaruh

kelembapan tertentu.

Contoh : Aseton dan Logam Natrium

c. Extreme Flammable

Extreme Flammable adalah bahan yang diindikasikan sebagai bahan yang amat sangat mudah

terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah

meledak dibawah kondisi normal.

Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api

Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas)

4. T = Toxic ( Beracun )

Jenis bahaya Toxic dibagi menjadi dua yaitu Toxic ( T ) dan Very Toxic ( T+ ).

a. Toxic
Toxic adalah bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian

bila tertelan atau terhirup.

Tindakan : Jangan ditelan dan atau dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit

Contoh : Metanol, Benzena

b. Very Toxic

Very Toxic atau yang dilambangkan ( T+ ) ini bersifat sangan beracun dan lebih sangat

berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.

Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzena, dan Atripin

5. X = Harmful ( Berbahaya, Iritasi )

Ada sedikit perbedaan pada simbol ini, yaitu dibedakan menjadi kode Xn dan kode Xi.

Untuk bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak

kesehatan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut ( ingestion ), atau kontak

dengan kulit.
Sedangkan bahan dan formulasi dengan kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat

menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit jika kontak

langsung dengan kulit atau selaput lendir.

a. Xn ( Berbahaya )

Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.

Contoh : Etilen glikol, Diklorometan

b. Xi ( Iritasi )

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit

Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

6. C = Corrosive ( Korosif )

Bahan ini dapat merusak jaringan hidup, menyebakan iritasi pada kulit, gatal-gatal, dan dapat

membuat kulit mengelupas.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan benda logam


Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

7. N = Dangerous for Enviromental ( Bahan Berbahaya bagi Lingkungan )

Bahan kimia dengan kode ini adalah bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa

komponen lingkungan. Juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.

Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengaan lingkungan yang dapat membahayakan

makhluk hidup

Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin

8. Radioactive

Bahan dengan simbol ini adalah bahan yang mengandung material atau kombinasi dari

material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.

Contoh : Uranium, 90Co, Tritium

Saat berada di dalam laboratorium ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan

untuk pencegahan kecelakaan oleh bahan kimia.

A. Tata Tertib di Laboratorium


1. Selalu menggunakan pelindung mata, menggunakan sarung tangan pelindung sebisa

mungkin.

2. Melakukan pekerjaan sebanyak mungkin di dalam lemari asam yang efisien atau setidaknya

di dalam area yang memiliki ventilasi yang baik, menggunakan peralatan pernapasan seperti

yang diperlukan

3. Hindari seluruh kontak dengan kulit, mata dan jaringan mukosa

4. Segera basuh kulit dengan menggunakan air dingin dalam jumlah banyak, gunakan

polietilena glikol untuk membilas bahan lipofilik

5. Bahan korosif yang masuk ke mata harus dibasuh secara menyeluruh dengan

menyemprotkan air dengan lembut ( misal = pancoran mata ). Pegang kelopak mata agar

terbuka lebar dan gerakkan mata ke semua arah. Konsultasikan dengan ahli mata secepatnya,

sebutkan bahan kimia yang terkait.

6. Segera lepaskan pakaian yang telah terkontaminasi bahan berbahaya

7. Etiket (label) bahan yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada asisten, agar

dapat segera diganti.

8. Pastikan untuk meminta petunjuk medis pada saat terjadi kecelakaan atau jika merasa kurang

sehat

9. Jangan makan, minum atau merokok di laboratorium

10. Perhatikan peraturan dalam Lembar Data Keselamatan dan Prosedur Standar Operasi

B. Pemeliharaan, Penyimpanan, dan penggunaan Bahan Kimia

Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia

perlu memperhatikan hal-hal berikut.

1. Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan khusus

untuk itu.

2. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.


3. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama kelamaan

tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.

4. Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan

nama bahan itu.

5. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.

6. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam jumlah kecil

dan tanggal pembeliannya dicatat.

7. Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat kimia, yaitu:

1. Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.

2. Senyawa kimia tidak boleh dibau.

3. Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera dengan

cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03. Basa kuat dinetralkan dahulu

dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air yang cukup.

4. Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih

dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran atau

pemanasan tidak boleh ditengok langsung.

5. Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan

terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak menimbulkan bahaya.

6. Penggunaan pelindung wajah sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-senyawa

kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang terlanjur tertuang

untuk dikembalikan ke botol asalnya

C. Jenis Bahaya Akibat Kerja di Laboratorium

Bahaya akibat praktikum di laboratorium di antaranya adalah:


1. Bahaya radioaktif, contoh: penyakit akibat terkena bahan radioaktif.

2. Bahaya api, contoh: luka terbakar api.

3. Khusus pada kecelakaan akibat api, pada umumnya akibat kelengahan manusia atau tidak

sepengetahuan manusia.

4. Bahaya biologi, contoh: penyakit akibat menggunakan mikroorganisme/jasad renik.

5. Bahaya listrik, contoh: terkena arus listrik.

6. Bahaya mekanis, contoh akibat terkena alat- alat bergerak/berputar.

D. Perlengkapan Saat Berada di Laboratorium

1. Jas Laboratorium

Jas Laboratorium berfungsi untuk melindungi pakaian yang kita kenakan dari kontak fisik

zat-zat dan senyawa kimia

2. Masker

Pada saat memasuki Laboratorium, maka kita akan mencium aroma yang tidak sehat, dari

itu masker diperlukan.

3. Sarung tangan

Sarung tangan digunakan saat akan melakukan berbagai reaksi kimia, tujuannya adalah

agar tangan kita tidak berkontak langsung denagn bahan kimia tersebut

4. Kaca Mata

Kaca mata yang dimaksud disini adalah kaca mata yang dapat melindungi mata dari

reaksi-reaksi kimia dan bahan kimia.


aIII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Beberapa simbol-simbol berbahaya yang tertera pada label kemasan wadah bahan kimia

antara lain :

a) Kode E untuk Explosif ( Mudah Meledak )

b) Kode O untuk Oxidizing ( Oksidasi )

c) Kode F untuk Flammable ( Mudah Terbakar )

d) Kode T untuk Toxic ( Beracun )

e) Kode X untuk Harmful ( Berbahaya )

f) Kode C untuk Corrosive ( Korosif )

g) Kode N untuk Dangerous for Enviromental (Berbahaya bagi Lingkungan )

2. Hal penting yang harus dilakukan untuk pencegahan kecelakaan bahan kimia adalah antara

lain :

a) Memakai jas lab, masker, dan sarung tangan sebelum praktikum

b) Memahami arti dari simbol-simbol yang tertera pada label kemasan

c) Memahami teknik-teknik penanganan bahan kimia yang berbahaya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013 . http://damainyachemistry.blogspot.com/2013/09/simbol-simbol-


berbahaya-pada-bahan.html Accessed : 3 November 2013

Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/ Accessed : 5 November 2013

Anonim. 2013. http://ilmupengetahuanalam.com/keselamatan-kerja-di-


laboratorium.html Accessed : 5 November 2013

Anonim. 2013. http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/04/simbol-bahaya-


digunakan-untuk-pelabelan.html Accessed : 3 November 2013
Anonim. 2013. http://www.anneahira.com/perlengkapan-keselamatan-kerja.htm
Accessed : 5 November 2013

Ridwan.1995.Diktat keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :


Wartakimia Analitik

Tim Kimia. 2103. Penuntun Praktikum Sains Dasar Bidang Kimia .


Lampung : Universitas Lampung

Underwood.1981. analisa kimia kuantitatif. Jakarta : Erlangga


LAMPIRAN

Soal / Pertanyaan

Sebutkan kode untuk senyawa berikut, tuliskan strukturnya !

a. Aseton e. Etanol i. Asam nitrat


b. Benzaldehid f. Heksana j. Natrium nitrat
c. Dietil eter g. Asam klorida k. Fenol
d. Dimetil amina h. Metanol l. Kalium dikromat

Jawab soal/pertanyaan :
a. Aseton

Kode : F ( Mudah terbakar )

Memiliki rumus molekul CH3COCH3

a. Benzaldehid

Kode : T ( Beracun )

Memiliki rumus molekul C6H5CHO

b. Dietil eter

Kode : F ( Mudah terbakar ) dan Xn ( Berbahaya )

Memiliki rumus molekul C2H5OC2H5

c. Dimetil amina

Kode : X ( Berbahaya )

Memiliki rumus molekul C2H7N


d. Etanol

Kode : F ( Mudah terbakar )

Memiliki rumus molekul C2H5OH

e. Heksana

Kode : F ( Mudah Terbakar ) dan T ( Beracun )

Memiliki rumus molekul C6H14

f. Asam klorida

Kode : C ( Korosif )

Memiliki rumus molekul HCl


g. Metanol

Kode : F ( Mudah Terbakar ) dan T ( Beracun )

Memiliki rumus molekul CH3OH

h. Asam nitrat

Kode : C ( Korosif ) dan T ( Beracun )

Memiliki rumus molekul HNO3

i. Natrium nitrat

Kode : Xi ( Iritasi )

Memiliki rumus molekul NaNO3

j. Fenol

Kode : T ( Beracun ) dan C ( Korosif )

Memiliki rumus molekul C6H5OH

k. Kalium dikromat

Kode : O ( Pengoksidasi ), X ( Berbahaya ), dan Xi ( Iritasi )

Memiliki rumus molekul K2Cr2O7


Minggu, 08 September 2013
SIMBOL-SIMBOL BERBAHAYA PADA BAHAN-BAHAN KIMIA

SIMBOL-SIMBOL BERBAHAYA
PADA BAHAN-BAHAN KIMIA
Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di
laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar.
Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan,
merusak benda-benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.

Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau
tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan
mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki
laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa simbol-simbol tanda
bahaya yang ada beserta keterangannya.

Simbol Keterangan
Nama : Irritant

Lambang : Xi

Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan


dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.

Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful

Lambang : Xn

Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak


langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.

Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak


langsung dengan kulit.

Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : Toxic

Lambang : T

Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit


serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.

Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak


langsung dengan kulit.

Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : Very Toxic

Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit
kronis bahkan kematian.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem


pernapasan.

Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan


Atripin.

Nama : Corrosive

Lambang : C

Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan


hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit mengelupas.

Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari


dari benda-benda yang bersifat logam.

Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Flammable

Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah


terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api.

Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi


mengeluarkan api.

Contoh : Minyak terpentin.

Nama : Highly Flammable


Lambang : F

Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau


mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembapan.

Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan


api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.

Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama : Extremely Flammable

Lambang : F+

Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan
udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal.

Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.

Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

Nama : Explosive

Lambang : E

Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas


atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.

Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api


dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.

Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama : Oxidizing
Lambang : O

Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan


kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi.

Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.

Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

Nama : Dengerous For the Environment

Lambang : N

Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa


komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem.

Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan


yang dapat membahayakan makhluk hidup.

Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum


bensin.

Nama : Flammable Solid

Arti : Padatan yang mudah terbakar.

Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan


reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi
dengan air dan menimbulkan panas serta api.

Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.


Nama : Flammable Liquid

Arti : Cairan yang mudah terbakar.

Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi


mengeluarkan panas atau api.

Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

Nama : Flammable Gas

Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat


penyimpanan material gas yang mudah terbakar.

Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.

Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances

Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.

Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau


sumber api.

Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.


Nama : Dengerous When Wet

Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.

Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang


kering/tidak lembab.

Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Oxidizer

Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak


dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.

Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium


dichromate.

Nama : Organic Peroxide

Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang


digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida
organik.

Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide,


Dicetyl perdicarbonate.
Nama : Non Flammable Gas

Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan


penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.

Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison

Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan


penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).

Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.

Nama : Poison Gas

Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan


penyimpanan material gas yang beracun.

Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.

Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.

Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.

Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard

Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau


pernapasan.

Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Infection Substance

Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.

Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus,


bakteri, tumbuhan atau hewan.
Nama : Radioactive

Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari


material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.

Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Nama : Marine Pollutant

Arti : Polutan laut.

Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai


yang mengalir ke laut.

Anda mungkin juga menyukai