Anda di halaman 1dari 3

8 Simbol Zat Kimia

Oleh Fajar Mubarok Al Sya’bani

Simbol simbol zat kimia yang biasa kita temui di berbagai bahan kimia, di lab kimia atau
di kehidupan sehari hari, merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu kita ketahui ketika
kita ingin menggunakan bahan kimia yang memiliki simbol tersebut. Setiap bahan kimia yang
memiliki simbol berbeda juga memiliki perlakuan yang berbeda, karena simbol simbol tersebut
digunakan untuk menandai sifat dan ciri dari bahan kimia tertentu. Apabila salah mengenali
simbol yang mewakili suatu zat kimia, bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan.
Berikut 8 simbol simbol kimia beserta penjelasan dan perlakuannya:
1. Explosive (E)
Merupakan sebuah zat kimia yang mudah meledak karena beberapa penyebab. Misalnya
karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau
karena adanya sumber percikan api. Contoh zat kimia explosive adalah ammonium nitrat,
dan nitroselulosa. Ketika kita ingin menggunakan bahan ini, kita harus mengetahui
penyebab penyebab ledakannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari
terjadinya faktor penyebab ledakan tersebut.
2. Toxic (T)
Merupakan suatu zat kimia yang mengandung racun, baik yang sifatnya akut ataupun
kronis, sehingga dapat menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi apabila zat
memiliki kontak dengan kulit, dengan saluran pernafasan, maupun dengan pencernaan
manusia. Contoh zat ini adalah arsen triklorida dan merkuri klorida. Ketika ingin
menggunakan bahan ini, kita harus menghindari kontak langsung dengan kulit atau
menggunakan sarung tangan khusus ketika ingin menggunakannya, tidak menelan zat
tersebut, serta gunakan selubung masker untuk mencegah uapnya masuk melalui
pernafasan.
3. Harmful (Xn)
Merupakan suatu zat kimia yang akan menunjukkan risiko kesehatan jika bahan masuk
melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit.
Contohnya adalah etanol dan peridin. Ketika ingin menggunakan bahan ini, kita harus
menghindari kontak langsung dengan kulit atau menggunakan sarung tangan khusus
ketika ingin menggunakannya, tidak menelan zat tersebut, serta gunakan selubung
masker untuk mencegah uapnya masuk melalui pernafasan.
4. Irritant (Xi)
Merupakan suatu zat kimia yang memiliki risiko inflamasi (reaksi kekebalan alami yang
dimiliki tubuh untuk melawan berbagai serangan penyakit atau mikroorganisme jahat)
jika bahan kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir. Contohnya adalah ammonia
dan benzyl klorida. Ketika ingin menggunakan bahan ini kita harus berusaha untuk
menghindari kontak langsung dengan kulit atau menggunakan sarung tangan khusus
ketika ingin menggunakannya serta jauhkan dari area mata maupun mulut.
5. Oxidizing agent (O)
Merupakan suatu zat kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui
oksidasi (reaksi suatu zat yang mengikat oksigen). Penyebab terjadinya kebakaran
umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api,
atau karena reaksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Contoh bahan toxic adalah
hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Ketika ingin menggunakan bahan ini, kita harus
menghindari panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya.
6. Flammable (F)
Merupakan suatu zat kimia yang mudah terbakar. Zat tersebut mudah terbakar karena
beberapa faktor yang tergantung dari jenisnya. Jenis flammable ini sendiri ada 2 jenis,
yaitu:
a. Highly Flammable
Memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35
derajat Celcius. Contohnya etanol. aseton, logam natrium.
b. Extremely Flammable
Memiliki titik nyala pada suhu 21 derajat Celcius dan titik didih pada suhu yang
tak terbatas. Contohnya dietileter propane.
Ketika kita ingin menggunakan bahan ini, kita harus menjauhakn bahan tersebut dari
faktor penyebab kebakaran sesuai klasifikasinya. Contohnya ketika bahan yang
digunakan merupakan zat terbakar langsung, maka kita harus menghindarkan zat tersebut
memiliki kontak dengan udara.
7. Corrosive (C)
Merupakan suatu zat kimia yang bersifat korosif, sehingga bisa merusak suatu jaringan
makhluk hidup. Dengan melihat pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada
kisaran < 2 atau >11.5, kita bisa mengetahui apakah zat tersebut korosif atau tidak.
Contoh zat ini adalah belerang oksida dan klor. Ketika kita ingin menggunakan bahan ini,
Jangan menghirup uap bahan tersebut dan jangan membuat kontak langsung dengan mata
dan kulit kita. Sehingga kita harus menggunakan masker dan kacamata pelindung ketika
menggunakan bahan ini.
8. Dangerous for the environment (N)
Merupakan suatu zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan melepas bahan
tersebut langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke
mikroorganisme, dapat menyebabkan rusaknya suatu ekosistem. Contohnya adalah
tetraklorometan, asam sulfat, dan petroleum dari bensin. Ketika ingin menggunakan
bahan ini, kita harus memperhatikan bahan tersebut supaya tidak mengenai lingkungan
sekitar. Juga kita harus menjaganya dari memiliki kontak dengan makhluk hidup lain di
lingkungan seperti tanaman atau hewan.

Sumber: https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/08/16/7-simbol-bahan-kimia-berbahaya/
https://kumparan.com/kabar-harian/10-simbol-bahan-kimia-beserta-artinya-
1xhZv2xmwkf/1
https://surabaya.proxsisgroup.com/wp-content/uploads/2017/12/COSHH.gif

Anda mungkin juga menyukai