Anda di halaman 1dari 11

Alat Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Seiring dengan perkembangan teknologi, peralatan kerja di laboratorium


sebagai sarana research and development-pun juga semakin berkembang. Artinya
kita harus semakin hati-hati bekerja di laboratorium, termasuk selalu
memperhatikan keselamatan bagi diri kita dan orang lain yang bekerja di
laboratorium. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan
kerja yang memadai untuk dapat melindungi dan menjamin keselamatan pekerja.
Fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium antara lain:
 Fire extinguisher

 Hidrant

 Eye washer 

 Water shower
Sedang peralatan darurat dan pendukung yang harus tersedia di laboratorium
antara lain:
1. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

2. Tandu

3. Spill Kits

4. Pakaian pelindung and Respirators

5. Peralatan dekontaminasi
6. Disinfektan and peralatan pembersih

7. Peralatan lain (palu, obeng, tali, dll) 


8. Pita demarkasi, tanda peringatan
Untuk kotak PPPK bisa dilengkapi dengan :
   1. Obat luar 
       - Salep levertran (untuk luka bakar) 
       - Revanol
       - Betadin 
       - Handyplash
    2. Obat ringan
       - Obat-obat anti histamin
       - Norit
    3. Plester Pembalut
        Ukuran kecil, sedang, besar
    4. Kapas, kasa steril
Ada beberapa simbol sebagai tanda peringatan dan label harus terpasang pada
botol karena sangat penting untuk untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh simbol seperti ini :

Alat keselamatan kerja yang lain alat pelindung diri (APD) yang biasa disebut
juga dengan PPE (Personal Protective Equipment) yaitu alat yang memberikan
perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul. PPE merupakan peralatan
ataupun pakaian yang didesain untuk mengendalikan resiko terhadap
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. PPE harus dipilih dengan seksama
sesuai tingkat resiko tempat kerja.

Berdasarkan ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD)


adalah :

1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya


yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja.
2. Bobot seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan
yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibe. 
4. Bentuknya harus cukup menari. 
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama. 
6. Alat tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya karena bentuk
atau karena salah dalam menggunakannya. 
7. Sudah sesuai dengan standar yang telah ada. 
8. Alat tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. 
9. Suku cadang mudah didapat untuk mempermudah pemeliharaannya. 

Adapun jenis resiko kecelakaan di laboratorium misalnya :

 Luka goresan, injeksi, dll.


 Pemaparan aerosol (biasanya diluar Biosafety Cabinet/BSC)
 Tumpahan atau pecahan wadah biakan.
 Kecelakaan sentrifus
 Bencana alam, kebakaran dan banjir
 Luka gigitan dan cakaran hewan coba
SIMBOL BAHAN KIMIA BESERTA ARTI DAN CONTOHNYA

Simbol bahan kimia diberikan pada wadah atau tempat bahan kimia dengan
tujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya bahan kimia
tersebut. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia perlu kita
pahami simbol-simbol bahan kimia tersebut untuk menghindari kesalahan-
kesalahan dan bahaya yang tidak  kita inginkan. Berikut adalah 26 simbol bahan
kimia beserta arti dan contohnya.

Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi,
gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

 
 Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan
tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau
melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh :Etilenglikol, Diklorometan.

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : Very Toxic


Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan
lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga
dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogensulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.
Simbol Keterangan
 Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada
kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
dan hindari dari benda-benda yang bersifat
logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
 Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan Bungan
api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak.

 Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala
rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka
dan loncatan api, serta hindaripengaruh pada
kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

 Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar.
Berupa gas dan udara yang membentuk suatu
campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan
sumber api.
Contoh : Dietileter (cairan) dan Propane (gas).

 Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api, gesekan
atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, TrinitroToluena (TNT).
 Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan
panas saat kontak dengan bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

Nama : Dangerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak atau bercampur
dengan lingkungan yang dapat membahayakan
makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida,
Tetraklorometan, Petroleum bensin.

 Nama : Flammable Solid


Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah
terbakar dan reduktor, serta hindari kontak
dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

 Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

 Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
tempat penyimpanan material gas yang mudah
terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.
 Nama : Spontaneously Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan mudah
terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari
sumber panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon
black.

 Nama : Dangerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan
air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di
tempat yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide,
Maneb.

 Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api
ketika kontak dengan material lain yang mudah
terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.

 Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia
yang digunakan dalam transportasi dan
penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone
peroxide, Dicetyl perdicarbonate.

 Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas yang
tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan bahan-
bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.

 
 Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi
dan penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

 Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau
minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem
inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

 
 Nama : Infectious Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism
penyebab penyakit.
1. Contoh : Tisue dari pasien, tempat
pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

 Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau
kombinasi dari material lain yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

 Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran
air atau sungai yang mengalir ke laut.

 
PERATURAN DAN TATA TERTIB LABORATORIUM
Praktikum
1. Mahasiswa yang diperkenankan menggunakan laboratorium dan melakukan
praktikum adalah mahasiswa yang terdaftar secara akademik (praktikan).
2. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan lebih dari
5 menit sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap tidak hadir.
3. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan tertulis dan
resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya.
4. Jika berhalangan hadir dan hendak mengganti praktikum pada hari yang lain,
praktikan wajib meminta rekomendasi tertulis terlebih dahulu dari koordinator
pembimbing praktikum.
5. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas praktikum.
6. Praktikan wajib membawa lembar kerja praktikum, serbet, dan masker.
7. Praktikan mengisi daftar absensi dengan menunjukkan segala sesuatu yang wajib
dibawa.
8. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, atau merokok di dalam laboratorium
selama praktikum berlangsung.
9. Praktikan tidak diperbolehkan bersenda gurau yang mengakibatkan terganggunya
kelancaran praktikum.
10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja
masing-masing, serta lantai disekitarnya.
11. Setalah menggunakan reagen, praktikan wajib meletakkan kembali pada
tempatnya semula.
12. Praktikan dilarang menghambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa
bahan praktikum dengan memperhatikan kebersihan dan keamanan.
13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada
dosen atau asisten jaga.

Keamanan & Keselamatan Kerja


1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Sediakanlah alat-alat yang akan digunakan di atas meja dan simpan yang tidak
digunakan di dalam lemari.
3. Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi
pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak terkena
kotoran yang mempersulit analisis.
5. Dilarang menggunakan perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
6. Dilarang menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan
tangan ke muka anda.
9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari
kesalahan.
11. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan
kimia secara berlebihan.
12. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula agat terhindar dari
kontaminasi.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.
14. Apabila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agat tidak menyebar.
15. Apabila meja praktikum basah, segera keringkan dengan kain.
16. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dan
sebagainya.
17. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar
seperti asam-asam pekat, basa-basa kuat dan oksidator kuat.
18. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan
gas-gas beracun dilakukan di almari asam.
19. Dilarang memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
20. Apabila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera
kepada dosen atau asisten jaga.

Anda mungkin juga menyukai