Anda di halaman 1dari 36

: MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) :.

A. Sistem MSDS
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya

walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya


dapat dicegah dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak
dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada
umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab, oleh
karena itu harus diteliti faktorfaktor penyebabnya dengan tujuan
untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan
keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya
kecelakaan dapat dicegah.
kecelakaan,

Dalam melaksanakan eksperimen, kontak terhadap bahan kimia


akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan
sifat dan karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan
kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap
kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini dapat dipahami
karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu
dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu
aktivitas kerja yang selalu memperhatikan aspek kesehatan dan
keselamatan kerja perlu dibudayakan dalam bekerja di
laboratorium.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja maka para peneliti maupun laboran yang bekerja di
laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi
potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. Informasi atau
pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di laboratorium
kimia dimuat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).

Gambar Material Safety Data Sheets

Bahan kimia dalam unsur dan senyawa tertentu memang bukan


lah barang mainan. Ada kalanya senyawa kimia dapat beracun
juga
bagi
kesehatan
tubuh
manusia.
Dalam
tingkat
kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di
tunjukkan dalam MSDS atau disebut (Material Safety Data Sheet).
MSDS ini merupakan hal yang wajib dipelajari sebelum laboran
berkutat dengan senyawa- senyawa di laboratorium.
MSDS sendiri memuat informasi tentang :
1. Informasi umum tentang bahan.
2. Informasi Komponen Berbahaya.
3. Reaktivitas Bahan.
4. Sifat Mudah terbakarnya bahan.
5. Sifat Fisika Bahan.
6. Sifat Kimia Bahan.
7. Dampak Kesehatan.
8. Pertolongan Pertama.
9. Penyimpanan.
Secara Umum, MSDS mengandung BAB sebagai berikut, yang
kesemuanya menjelaskan tentang bahan yang bersangkutan.
1. Product and Company Identification / Produk dan
Identitas Perusahaan
Menerangkan identitas produk, serta perusahaan yang
memproduksi produk.

2. Composition/Information on ingredients / Komposisi


/Informasi kandungan bahan
Menjelaskan
komposisi
bahan
konsentrasi, campuran dsb.

yang

bersangkutan,

3. Hazards Identification / Identifikasi Bahaya


Meliputi Sifat-sifat bahaya :
Bahaya Kesehatan :

a.
b.
c.
d.

Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar


tubuh pengguna dengan beberapa cara misalnya
penyerapan melalui kulit, pernafasan dan lainnya.
Informasi tentang gejala dan akibat terhadap kesehatan
apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut
seperti kejadian setelah :
Efek terkena paparan yang berlebihan
Kontak pada mata
Kontak pada kulit
Terhirup pada pernafasan
Bahaya kebakaran :
Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk
kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak
dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan
zat untuk terbakar ditentukan oleh :
a. Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan.
b. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi
uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap
zat terendah yang masih dapat dibakar disebut
LFL
(low
flammable
limit)
dan
konsentrasi
tertinggi yang masih dapat
dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit).
Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan
oleh kekuatan oksidasinya.
c. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.

Bahaya reaktivitas :
Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan
terurai, bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi
yang bersifat eksotermik (menghasilkan panas)
sehingga eksplosif atau reaktivitasnya terhadap gas
lain sehingga menghasilkan gas beracun.
Sifat- sifat bahaya tersebut digambarkan dalam skala bahaya
seperti berikut :

a. Gambar yang berwarna biru menunjukkan


skala bahaya kesehatan (Toksisitas)
b. Gambar yang berwarna merah
menunjukkan skala bahaya kebakaran
c. Gambar berwarna kuning menunjukkan
skala bahaya reaktivitas
d. Gambar berwarna putih menunjukkan
skala bahaya khusus lainnya
Gambar Skala
Bahaya
Sedangkan, tingkat skalanya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Nila
i
4

Bahaya
Terhadap
Kesehatan
Bahan kimia yang
dengan sangat
sedikit paparan
(exposure) dapat
menyebabkan
kematian atau
sakit parah.

Bahaya
Bahaya
Kemudahan
Reaktivitas
Terbakar
Bahan kimia yang Bahan kimia yang
akan teruapkan
secara sendirian
dengan cepat atau memiliki
sempurna pada
kemungkinan
tekanan atmosfer meledak atau
dan temperatur
terdekomposisi
kamar atau bahan dan menimbulkan

kimia yang segera


terdispersi di
udara dan bahan
kimia tersebut
akan terbakar
dengan cepat.

Bahan kimia yang


dengan sangat
sedikit paparan
(exposure) dapat
menyebabkan
kematian atau
sakit parah.

Bahan kimia
berupa cairan
atau padatan
yang dapat
menyala pada
semua temperatur
kamar.

Bahan kimia yang Bahan kimia yang


dengan paparan harus dipanaskan
cukup intens atau atau dikondisikan
berkelanjutan
pada temperatur
dapat
tinggi tertentu
menyebabkan
sehingga dapat
kemungkinan sakit menyala.
parah atau
penyakit
menahun.

ledakan atau
bereaksi pada
tekanan dan
temperatur
normal.
Bahan kimia yang
secara sendirian
memiliki
kemungkinan
meledak atau
terdekomposisi
dan menimbulkan
ledakan atau
bereaksi tetapi
membutuhkan
bahan inisiator
atau harus
dipanaskan pada
kondisi tertentu
sebelum inisiasi
atau bahan yang
bereaksi dengan
air dan
menimbulkan
ledakan.
Bahan kimia yang
segera
menunjukkan
perubahan kimia
drastis akibat
kenaikan
temperatur atau
tekanan atau
reaksi secara
cepat dengan air
dan mungkin
membentuk

campuran bahan
peledak dengan
air.
Bahan kimia yang
secara sendirian
Bahan kimia yang Bahan kimia yang
stabil tetapi dapat
dengan terjadinya harus dipanaskan
menjadi tidak
1 paparan dapat
terlebih dahulu
stabil akibat
menyebabkan
sebelum nyala
kenaikan
iritasi atau sakit. dapat terjadi.
temperatur atau
tekanan.
Bahan kimia yang
akibat paparan
Bahan kimia yang
termasuk dalam
secara sendirian
Bahan kimia yang
kondisi terbakar
stabil kecuali pada
0
tidak dapat
tidak
kondisi nyala api
terbakar.
mengakibatkan
dan bahan tidak
sakit atau bahaya
reaktif dengan air.
kesehatan.
4. First Aid Measures / Tindakan Pertolongan Pertama
Menjelaskan tentang langkah pertolongan pertama jika
terpapar atau keracunan bahan kimia.
5. Fire fighting measures / Penanganan Penanggulangan
Kebakaran
Tindakan Penanggulangan
disebabkan oleh bahan.

jika

terjadi

kebakaran

yang

6. Accidential Release measures / Penanggulangan


kondisi darurat Tumpahan dan Kebocoran
Menjelaskan langkah- langkah yang dilakukan jika bahan tumpah
dari tempat penyimpanan.
7. Handling and storage / Penanganan dan Penyimpanan
Tata cara penyimpanan, serta penanganan bahan.
8. Exposure control / personal protection / Pengendalian
Pemaparan / Perlindungan Diri

Proteksi diri atau, penggunaan APD yang diperlukan jika akan


menangani bahan. Meliputi :
a. Perlindungan pernafasan
b. Ventilasi
c. Sarung tangan pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung lainnya
f. Pengawasan perlindungan
9. Physical and Chemical Properties / Spesifikasi Fisika
dan Kimiawi
Bab ini menjelaskan informasi secara fisika dan kimia.
pengaruhnya terhadap kondisi sekitarnya dan menunjukkan batas
atau saat material tersebut bisa berubah bentuk (mencair,
menyublim atau membeku) Penjelasan sifat-sifat fisikan dan kimia
antara lain : titik didih, massa jenis, tekanan uap, kerapatan uap,
titik beku atau titik cair, kerapatan cairan, pH, kelarutan,
penampakan fisik dan bau, dan sebagainya.
10.Stability and Reactivity / Stabilitas dan Reaktivitas
Mencantumkan sifat stabilitas dan reaktivitas. Berisi tentang
kondisi yang harus dihindari, reaksi bahan apabila tercampur
dengan bahan lain seperti air, minyak, udara, produk dekomposisi
yang berbahaya, produk polimerisasi yang berbahaya atau bahan
kimia lain. Selain itu bab ini menjelaskan situasi dan kondisi yang
harus dihindari untuk mencegah resiko reaksi bahan tersebut.
11.Toxicological Information / Data Toksikologi
Bab ini menjelaskan sifat racun terhadap tubuh berdasarkan
analisis kimiawi medis. Sifat-sifat racun yang mungkin pada tubuh
berdasarkan hasil pengujian secara medis dan maupun hasil
laporan yang pernah diterima. Keterangan sifat racun seperti:
efek lokal, pemaparan akut, dan kronik, termasuk efek
karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat, alcohol.
12.Ecological Information and Consideration / Informasi
Ekologi Lingkungan
Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan, dampak lingkungan,
degradasi, dan bioakumulasi dan bagaimana menangani limbah
atau buangan bahan baik berupa padat, cair maupun gas.
Termasuk di dalamnya cara penanganan.

B. Global Harmonized System (GHS)


Sistem Harmonisasi Global yang diberi nama GHS bermula dari
pertemuan METI (Ministry of Economic Trade and Industry) di
Jepang yang kemudian berlanjut ke pertemuan tingkat
Internasional di berbagai tempat seperti Rio de Janeiro dan
Jenewa. Hasil pertemuan Internasional tersebut akhirnya
menyepakati untuk membentuk satu sistem global dalam hal
komunikasi bahaya yaitu: Klasifikasi Bahaya, MSDS, dan Label /
Penandaannya. Dalam hal ini, PBB menunjuk UNITAR (United
Nations Institute for Training and Research) dibawah payung ILO
sebagai koordinator proyek GHS di seluruh negara di dunia
dimana di tergetkan tahun 2006 untuk perubahan amandemen
peraturan lokal yang terkait dengan GHS dan tahun 2008 untuk
pelaksanaan sistem implementasi secara menyeluruh di seluruh
negara di dunia.
APEC sebagai organisasi regional Asia Pasifik telah menyepakati
untuk menerapkan sistem GHS di seluruh negara anggotanya
termasuk salah satunya adalah Indonesia. Indonesia bahkan
dipromosikan menjadi salah satu pilot country project untuk
pelaksanaan GHS di Asia Pasifik khususnya di tingkat ASEAN.
Keberadaan GHS di Indonesia tentunya akan membawa berbagai
keuntungan antara lain karena dengan adopsi sistem GHS, maka
Indonesia akan memiliki standar penentuan klasifikasi bahaya
bahan kimia yang selama ini ada di Indonesia namun terdapat
beberapa klasifikasi yang berbeda antar Kementerian /
Departemen. Selain itu juga Indonesia akan memiliki standar
sistem penandaan / labelling bahan kimia yang seragam, dimana
diharapkan tidak akan ada perbedaan lagi dalam hal penandaan
bahan kimia antar sektoral maupun instansi. Terakhir adalah
format
MSDS
akan
diseragamkan
di
Indonesia
yaitu
menggunakan format GHS yang terdiri dari 16 sections / bagian.
Diharapkan dengan adanya sistem ini, seluruh instansi dan
sektoral terkait akan menggunakan satu sistem yang sama dan
tidak akan ada lagi perbedaan sistem yang digunakan.
Selain keuntungan diatas, beberapa keuntungan lain dari adopsi
GHS di Indonesia adalah mempermudah arus perdagangan bahan

kimia secara global baik impor maupun ekspor, dan juga akan
membantu dan mempermudah dalam menghambat perdagangan
bahan kimia terlarang yang tidak boleh diperjual belikan. Selain
itu, tujuan utama GHS adalah juga untuk melindungi pekerja,
lingkungan hidup, dan umat manusia secara umum.
Kesulitan dan tantangan serta hambatan yang ada di Indonesia
antara lain disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
Terbatasnya tenaga ahli khususnya dalam ruang lingkup
klasifikasi bahan kimia dan komunikasi bahaya
Kurangnya pengetahuan yang menyebabkan kurangnya
kewaspadaan terhadap resiko dan bahaya bahan kimia
Kurangnya
pemenuhan
informasi
saintifik
untuk
mengevaluasi bahaya yang diakibatkan oleh penggunaan
berbagai bahan kimia.
Kurangnya sarana dan pra sarana dalam hal penentuan
toksisitas bahan kimia khususnya untuk campuran
Kesulitan dalam menterjemahkan beberapa istilah teknis di
Buku Ungu / GHS Purple Book kedalam bahasa lokal
Oleh karena itu dibutuhkan beberapa tindakan yang perlu
dilakukan untuk membantu menyelesaikan kesulitan diatas antara
lain melalui:
Revisi atau amendemen peraturan pemerintah yang terkait
dengan bahan kimia
Memperkuat assosiasi industri, transportasi, perdagangan
dan lain-lain yang terkait dengan implementasi GHS
Memperbanyak aktifitas training dan sosialisasi GHS baik
dari segi frekuensi, kuantitas maupun kualitas
Menciptakan mekanisme jaringan dengan stakeholders yang
terlibat dengan implementasi GHS
Pengembangan modul training implementasi GHS untuk
berbagai kelompok target yang berbeda
Menghubungkan aktifitas dan kebijakan nasional dengan
program kerja pemerintahan propinsi atau daerah
Bekerja sama dengan institusi non pemerintah dalam hal
penyediaan jasa layanan pembuatan MSDS dan Penandaan
sesuai GHS khususnya untuk membantu SME agar dapat
bertahan dengan implementasi GHS

C. MSDS dan Implementasinya berdasarkan GHS


Implementasi GHS di Indonesia juga akan berdampak bagi
perubahan klasifikasi bahaya, format MSDS beserta simbol
bahaya / piktogram yang digunakan dimana Indonesia akan
menggunakan format MSDS GHS dalam Bahasa Indonesia dan
menggunakan Simbol Bahaya berdasarkan adopsi GHS. Sistem
klasifikasi bahan kimia dalam MSDS juga akan menggunakan
standar adopsi GHS. Namun sebelum simbol bahaya, MSDS dan
label dikeluarkan, tentunya penentuan klasifikasi bahaya adalah
hal pertama yang harus dilakukan yang akhirnya akan
menentukan kriteria bahaya yang sesuai dan simbol yang cocok
untuk digunakan.
Sistem klasifikasi bahaya GHS sangatlah berbeda dengan
beberapa sistem klasifikasi yang sudah diterapkan di beberapa
negara di dunia seperti EU / UN / Japan / dll. Penyeragaman
sistem klasifikasi bahaya GHS akan menghilangkan berbagai
perbedaan mendasar yang selama ini terjadi di berbagai belahan
dunia yang mengakibatkan perbedaan pandangan dalam hal
klasifikai bahaya bahan kimia. Berikut adalah contoh perbedaan
klasifikasi tersebut :
Sebelum harmonisasi ini dicanangkan, berdasarkan EU nilai cutoff toksisitas akut untuk Kategori 1 memiliki nilai LD 50 25 mg/kg
(oral), sementara di USA menggunakan 50 mg/kg. Hasilnya
semua bahan kimia antara 25 dan 50 mg/kg diklasifikasikan
secara berbeda. Berikut grafik perbandingan antar klasifikasi:

Grafik Perbandingan Klasifikasi Toksisitas Akut (Oral)

Sementara untuk standar GHS, Toksisitas Akut Kategori 1 memiliki nilai LD50 5 seperti
terlihat pada grafik berikut dibawah ini.

Grafik Perbandingan Klasifikasi Toksisitas Akut Yang Ada vs GHS


Grafik diatas menunjukkan perbedaan Klasifikasi Toksisitas Akut (LD50 Oral Ratantar sistem
klasifikasi yang ada saat ini dibandingkan dengan sistem GHS.
Sementara untuk penentuan kategori flamabilitas, GHS memiliki kriteria sendiri yang
berbeda dibandingkan dengan beberapa sistem klasifikasi yang ada. Berikut adalah grafik
perbandingan klasifikasi kategori untuk flamabilitas berdasarkan GHS dan beberapa sistem
klasifikasi lain.

Grafik Perbandingan Kategori Flamabilitas Antar Sistem


Perubahan terhadap format MSDS sebenarnya tidak terlalu signifikan dikarenakan Indonesia
sudah menerapkan sistem format MSDS menggunakan 16 sections / bagian yang
dimandatkan melalui Kepmenaker No 187 tahun 1999. Perubahan signifikan akan terjadi

pada sistem klasifikasi bahaya beserta simbol / piktogram yang akan digunakan dimana
standar GHS akan diadopsi secara menyeluruh oleh berbagai instansi terkait.
Tabel 1. Perbandingan Format MSDS Menakertrans vs GHS
Section
s

Format Kepmenaker

Format GHS

Identitas Perusahaan

Identitas Perusahaan

Komposisi Bahan *

Identifikasi Bahaya *

Identifikasi Bahaya *

Komposisi Bahan *

Tindakan P3K

Tindakan P3K

Tindakan Penanggulangan Kebakaran

Tindakan Penanggulangan Kebakaran

Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan


Tumpahan

Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan


Tumpahan

Penyimpanan dan Penanganan Bahan

Penyimpanan dan Penanganan Bahan

Pengendalian Pemaparan dan APD

Pengendalian Pemaparan dan APD

Sifat Fisika dan Kimia

Sifat Fisika dan Kimia

10

Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

11

Informasi Toksikologi

Informasi Toksikologi

12

Informasi Ekologi

Informasi Ekologi

13

Pembuangan Limbah

Pembuangan Limbah

14

Informasi Untuk Pengangkutan Bahan

Informasi Untuk Pengangkutan Bahan

15

Informasi Perundang-undangan

Informasi Perundang-undangan

16

Informasi Lain

Informasi Lain

Penjelasan implementasi MSDS berdasarkan GHS per sections akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Identitas Bahan dan Perusahaan
Berisikan informasi mengenai nama bahan kimia / nama lain dari bahan. Juga berisi nama
perusahaan / supplier pembuat / penyalur bahan kimia terkait, alamat perusahaan lengkap,
nomor telepon beserta nomor telepon darurat / emergensi yang dapat dihubungi pada saat
terjadi kecelakaan menyangkut bahan kimia terkait.

2. Identifikasi Bahaya
GHS menempatkan Bagian 2 yaitu Informasi mengenai Bahaya dari bahan kimia dan
menempatkan informasi komposisi bahan setelahnya dikarenakan pekerja dan perusahaan
lebih membutuhkan informasi bahaya dibandingkan dengan informasi kandungan /
komposisi bahan, oleh karenanya format MSDS GHS menempatkan informasi Identifikasi
Bahaya terlebih dahulu dibandingkan informasi Komposisi Bahan. Oleh sebab itu untuk
aplikasi di Indonesia, revisi Kepmenaker
No 187/1999 dan peraturan terkait lainnya hanya memerlukan sedikit perubahan
menyangkut perubahan Format MSDS dan Simbol bahaya yang digunakan. Sections 2 juga
berisikan klasifikasi bahaya dari zat atau campuran bahan kimia. Selain itu juga sections ini
menyertakan penampilan label / simbol bahaya termasuk pernyataan kehati-hatian dari
bahan tersebut. Implementasi GHS juga akan memandatkan penggunaan simbol / piktogram
sesuai standar GHS, artinya Indonesia juga akan menggunakan dan memiliki standar dalam

hal simbol bahaya. Adapun simbol yang digunakan di Indonesia umumnya mengadopsi dari
beberapa standar seperti EU. Berikut contoh simbol yang umum digunakan saat ini:

Sedangkan pada saatnya GHS diimplementasikan secara menyeluruh maka Indonesia akan
mengadopsi simbol / piktogram GHS. Simbol / piktogram GHS sangat mudah difahami dan
memiliki standar pewarnaan yang sangat mudah dikenali. Hal ini akan membantu pekerja /
konsumen dalam mengidentifikasi bahaya yang ada beserta perlindungan apa saja yang
harus digunakan pada saat bekerja dengan bahan kimia terkait.
Penjelasan klasifikasi dari masing-masing simbol bahaya GHS adalah sbb:
Kelas

Simbol

Keterangan

Eksplosif

Gas Pengoksidasi

Gas Bertekanan

Cairan Mudah Menyala

Padatan Mudah Menyala

Bahan Yang Dapat Bereaksi Sendiri

10

Padatan Piroporik

11

Bahan Yang Dapat Menumbulkan Panas Sendiri

12

Bahan Yang Apabila Kontak Dengan Air Menyebabkan


Gas Mudah Menyala

13

Cairan Pengoksidasi

14

Padatan Pengoksidasi

15

Peroksida Organik

16

Korosif Terhadap Logam

17

Toksisitas Akut

18

Korosifitas / Iritabilitas Pada Kulit

19

Kerusakan Parah / Iritasi Pada Mata

20

Sensitasi Saluran Pernafasan / Kulit

21

Mutagenitas Sel Induk

22

Karsinogenitas

23

Toksisitas Terhadap Reproduksi

24

Toksisitas Sistemik Pada Organ Target Spesifik Karena


Paparan Tunggal

25

Toksisitas Sistemik Pada Organ Target Spesifik Karena


Paparan Berulang

26

Bahaya Aspirasi

27

Bahaya Terhadap Lingkungan Akuatik / Perairan

3. Komposisi Bahan
Komposisi dari bahan kimia menyertakan nama, CAS number, sinonim, impurities dan
konsentrasi bahan dalam campuran, zat aditif penyetabil bahan kimia beserta identifikasi
unik lainnya harus dimasukkan dan ditempatkan pada sections 3 dari GHS MSDS.
4. Tindakan P3K
Penjelasan mengenai tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) harus
dimasukkan di sections ini, hal ini termasuk efek / gejala apa yang biasanya terjadi pada
saat terjadi kecelakaan, apakah gejalanya akut atau tertunda. Masukkan informasi mengenai
tindakan medis apa yang harus segera dilakukan dan perawatan yang dibutuhkan untuk
menolong korban kecelakaan.
5. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran menyangkut bahan kimia sangat selektif dan memerlukan tindakan khusus
dalam penanganannya. Dalam sections 5 dimasukkan informasi mengenai jenis media
pemadam yang cocok untuk memadamkan kebakaran, bahaya spesifik apa yang
ditimbulkan oleh terbakarnya bahan kimia tersebut, dan alat pelindung diri apa yang harus
dikenakan oleh petugas pemadam dan peringatan mengenai bahaya yang mungkin terjadi
kemudian.
6. Tindakan Mengatasi Kebocoran dan Tumpahan
Informasi mengenai peringatan bagi individu beserta alat pelindung diri dan prosedur
tanggap darurat terkait dengan terjadinya tumpahan dan kebocoran bahan kimia
ditempatkan pada sections 6. Peringatan bahaya terhadap lingkungan hidup sebagai akibat
dari tumpahan dan kebocoran tersebut juga disertakan pada sections ini. Metode dan bahan
yang digunakan untuk menampung serta membersihkan tumpahan dan kebocoran harus
dijelaskan pada sections ini. Jarak evakuasi jika terjadi kebocoran juga dimasukkan
kedalam sections ini.
7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Berisikan mengenai informasi penanganan dan penyimpanan yang aman dan sesuai dengan
petunjuk peraturan. Informasi mengenai kondisi yang aman dalam hal penyimpanan beserta
petunjuk inkompatabilitas/ketidaksesuaian dari bahan kimia yang ditempatkan harus
dimasukkan dalam sections ini. Petunjuk inkompatabailitas bisa mengacu kepada
Tabel Chemical Reactivity Sheet.

8. Pengendalian Pemaparan dan Alat Pelindung Diri


Pemaparan bahan kimia terhadap manusia dan lingkungan memerlukan pengendalian
khusus dalam hal ini parameter apa saja yang harus dikendalikan harus dimasukkan
kedalam sections 8 dari MSDS. Pengendalian engineering yang cocok untuk meminimalisasi
pemaparan juga harus disertakan. Tindakan perlindungan terhadap individu juga harus
dimasukkan yang antara lain berisikan petunjuk Alat Pelindung Diri yang sesuai dan yang
paling cocok digunakan untuk mengontrol dan meminimalisasi resiko terhadap bahaya
pemaparan. Sementara untuk Nilai Ambang Batas (NAB), saat ini masih dibicarakan
mengenai NAB Global berdasarkan GHS, namun negara masih boleh memasukkan standar
NAB berdasarkan standar yang ada pada negara masing-masing.
9. Sifat Fisika dan Kimia
Informasi mengenai sifat fisika dan kimiawi dari bahan kimia sangat esensial sifatnya dan
dibutuhkan untuk mengontrol penanganan dan penyimpanan bahan kimia terkait. Sections 9
menempatkan informasi tersebut yang antara lain berisikan:

Penampakan
Bau
Titik Leleh / Beku
pH
Titik Nyala
Laju Penguapan
Flamabilitas (padatan, gas)
Batas bawah / atas dari flamabilitas atau ledakan
Tekanan Uap
Densitas Relatif
Viskositas
dll

10. Stabilitas dan Reaktifitas Bahan


Pada sections ini, MSDS harus berisikan informasi mengenai reaktifitas dan stabilitas dari
bahan. Hal ini termasuk kemungkinan terjadinya reaksi berbahaya yang tidak diinginkan
beserta kondisi yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Petunjuk
mengenai bahan apa saja yang tidak cocok / inkompatibel untuk ditempatkan secara
bersamaan dengan bahan tersebut harus dijelaskan dan dimasukkan dalam sections ini.
Bahaya dekomposisi dari produk / bahan juga harus dimasukkan sebagai sumber informasi
esensial tambahan.
1 Informasi Toksikologi
Menyediakan semua data menegenai bahaya kesehatan yang tercakup oleh GHS termasuk
dalam hal ini antara lain:
Rute Kontak Masuk yang mungkin terjadi
Gejala menyangkut bahaya fisika, kimiawi dan karakteristik racun.
Efek kronis, efek tertunda dan efek yang langsung terjadi dari pemaparan
jangka pendek atau panjang.
Nilai toksisitas (LD, LC), Iritasi, dll
Dan data-data informasi lain yang mendukung
Jika data untuk bahaya dimaksud tsb tidak terdapat, sebaiknya dituliskan di SDS dengan
pernyataan bahwa data yang dimaksud tidak terdapat.

12. Informasi Ekologi


Berisikan informasi dan data-data terkait dengan Ekologi / Lingkungan Hidup seperti
Toksisitas, degradabilitas dan persistance, potensi bioakumulasi, pergerakan di dalam tanah,
dan informasi efek samping lainnya.
13. Pembuangan Limbah

Limbah dari produk bahan kimia harus diolah secara baik dan benar. Sections 13 dari MSDS
GHS mewajibkan tersedianya informasi yang cukup mengenai metoda pengolahan limbah
beserta tata caranya.

14. Informasi Untuk Pengangkutan Bahan


Antara lain berisikan UN Number, Nama pengiriman bahan yang sesuai peraturan UN, Kelas
Bahaya Transportasi beserta Label dan Simbol yang diperlukan, Grup Kemasan, Bahaya
Lingkungan Hidup, Petunjuk peringatan khusus bagi pengguna.
15. Informasi Perundang-undangan
Sections ini antara lain berisikan peraturan perundangan yang terkait yang tidak disediakan
pada sections lain dari MSDS. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta
Lingkungan Hidup spesifik untuk bahan kimia yang masih dipertanyakan.
16. Informasi Lain Yang Diperlukan
Berisikan anatara lain:
Tanggal pembuatan MSDS

Indikasi perubahan yang dilakukan dari MSDS sebelumnya


Legenda atau Akronim / Singkatan yang digunakan di dalam MSDS
Referensi literatur dan sumber yang diambil untuk membuat MSDS

Selain simbol / piktogram diatas, GHS juga mengembangkan simbol untuk Alat Pelindung
Diri (APD) yang diwajibkan pada saat bekerja dengan bahan kimia terkait, simbol tersebut
berbentuk lingkaran berwarna dasar biru dengan gambar APD yang sesuai untuk
mengurangi resiko terhadap bahaya pemaparan bahan kimia. Berikut adalah beberapa
contoh Simbol APD versi GHS yang digunakan pada label / penandaan bahan kimia:
Gunakan Alas Kaki atau Sepatu Bot

Implementasi GHS yang akan mempengaruhi MSDS selain hal diatas adalah penerapan
bahasa lokal baik untuk MSDS maupun Label / Penandaan. Penerapan GHS akan mewajibkan
setiap MSDS dan Label terdapat dalam 2 bahasa yaitu bahasa lokal dan bahasa
Internasional / Inggris. Penerapan ini sangat penting karena tujuan GHS adalah untuk
melindungi umat manusia dan lingkungan hidup dari bahaya bahan kimia, sehingga penting
untuk memandatkan seluruh sistem agar terdapat dalam bahasa lokal, hal ini agar
memudahkan dalam hal mengerti dan memahami isi dan kandungan dari MSDS dan Label
yang terdapat pada bahan kimia.
Oleh karena itu, penterjemahan guide GHS atau yang kita kenal dengan nama Purple
Book sangatlah penting karena GHS Purple Book akan menjadi acuan dalam penentuan
klasifikasi bahaya beserta kategorinya, pembuatan MSDS, Label, dll. Diharapkan agar
pemerintahan dapat segera merampungkan penterjemahan Purple Book ke GHS ke dalam
bahasa Indonesia secara penuh dan mensosialisasikannya kepada pihak terkait. Oleh
karena itu, sebaiknya hasil terjemahan purple book GHS dapat tersedia di berbagai situs
pemerintahan seperti Depnaker, Badan POM, dll untuk di download oleh pengguna lokal
selain juga disosialisasikan dalam bentuk hard cover.

Penting untuk diketahui bahwa penerapan GHS tidak akan mempengaruhi sistem penandaan
transportasi yang sudah terlebih dahulu ada yaitu UN-RTDG, IATA, IMDG, dll. Sistem
penandaan transportasi sudah terlebih dahulu diseragamkan dan distandardisasi sebelum
isu GHS diangkat sehingga GHS hanya akan mempengaruhi sistem penandaan pada produk
atau kemasan dari produk tanpa mempengaruhi penandaan pada kendaraan / alat
transportasi yang akan mengirimkan atau membawa bahan kimia.
Kedua sistem ini, baik GHS maupun DG Transport Standards akan berdiri sendiri-sendiri
namun tetap memiliki keterkaitan antar satu dengan yang lainnya.
Sumber :

Dimas Satya Lesmana, "MSDS dan Implementasinya berdasarkan GHS", Chemwatch /


Chemcare Asia

Anonymous, (2004) GHS Purple Book, United Nations.

Anonymous, (2004) How GHS Fits Into Chemical Safety United Nations.

Arai, K., (2001) The Globally Harmonized System (GHS) for Hazards Classification
and Labelling, www.jcia-net.or.jp

Santoso, G., (2004) Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, Penerbit: Prestasi
Pustaka.

www.osha.gov/SLTC/hazardcommunications/global.html

Anonymous, (2004) Implementation and Maintenance of GHS Chapter 29, United


Nations.
Anonymous, (2004) Survey of Asia-Pacific Countries Regarding GHS Implementation:
Draft Report Seventh Meeting of the UNITAR/ILO GHS Capacity Building Programme
Advisory Group (PAG)

http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/presentation_e.html
http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/pictograms.html
http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/implementation_e.html#Indonesia

Identifikasi bahan kimia menuru pemahaman saya yaitu dan buku


yang sering saya baca merupakan suatu cara untuk mempelajari
karakteristik bahan tersebut dengan mengamati label bahan kimia
kemudian bentuk, warna, bau, dan sifatnya. Identifikasi bahan kimia
dilakuakan berkaitan dengan penanganan, penyimapanan, dan
penggunaaan bahan tersebut lebih lanjut, sehinggah resiko bahaya
dapat dicegah dan di hindari, serta dalam penggunaannya lebih
efisien. Cara mudah mengidentifikasi suatu bahan kimia dapat
dilakukan dengan cara mempelajari informasi yang terta pada label
kemasan. Informasi-informasi yang dapat diperoleh pada label bahan
kimia yaitu :
a. Nama bahan kimia dapat disertai rumus kimia pada label berada di
bagian tengah.

nama sebagain identitas penting dan pada contoh label


tertulis natrium hidroksida dengan rumus NaOH.

Identifikasi bahan kimia

b. Kemurnian bahan kimia pada label tertera deng tulisan pro


analysis atau Analar (AR) atau ACS untuk reagensia analitik, karena
memiliki kemurnian yang sangat tinggi (> 99%). Tingakat kemurnian
bahan kimia yang tertinggi dikenal dengan istilah Aristar atau
Saprapur. Label bahan kimia yang tidak tercantum spesifikasi rinci
biasa dikenal dengan istilah tekniks
c. Symbol / tanda bahaya pada label menunjjukkkan sifat bahaya dari
bahan kimia bersangkutan. Symbol-simbol ditulis dengan berbagai
bahasa dengan maksud agar siapa saja yang menggunakan bahan
kimia tersebut bias memahami peringatan yang tertulis pada label,
sehingga resiko bahaya dapat dicegah sekecil mungkin.

d.

Informasi Simbol Bahan Kimia

Karakteristik bahan kimia terutama sifatnya dapat di pelajari


melalui simbol-simbol yang menggambarkan tingkatan bahaya
bahan kimia yang bersangkutan.

Simbol Bahan Kimia

- See more at: http://jayaanakjuni.blogspot.com/2012/06/identifikasi-bahankimiaidentifikasi.html#sthash.FNfTs3Oq.dpuf

e.kode R/S
kode R ( Hazard Warning for Dangerous Chemicals) merupakan peringatan
bahay untuk bahan kimia berbahaya. Sedangkan S (Safetiy Precautions for
Dangerous Chemical) menunjukkan tindakan pencegahan atau saran penyimpanan
untuk bahan-bahan kimia berbahaya.

Informasi kode R dan S


kode R yang identik dengan tanda baha ( Hazard warning for Dangerous
Chemical ) sarin g tertera pada label-label bahan kimia laboratorium. Dalam
pencantumanannya,kode R biasanya diikuti dengan angka di belakangnya. R1
misalnya, mempunyai arti bahan kimia yang sangat bersangkutan dapat meledak
di tempat panas. Sedangkan R12 identik dengan sifat sangat muudah terbakar.
Seringkali di jumpai pada kode R tercantum dalam bentuk kombinasinya, misalnya
R1/2 artinya sifat yang dikandung oleh bahan kimia yang bersangkutan adalah R1
dan R2 yaitu dapat meledak di tempat panas dan bila tekena benturan, gesekan
dan api. Adapun beberapa kode R yang saya tau seperti di bawah.

Kode R ( Hazard Warning ) untuk BahanBahan Kimia Berbahaya


Ko
de
R

Keterangan

Kod
eR

Keterangan

R1

Dapat meledak di tempat


kering atau panas

R23

Meracuni bila terhirup

R2

Meledak bila kena benturan,


gesekan, api

R24

Mercuni kulit

R3

Mudah meledak bila kena


benturan, gesekan dan api

R25

Meracuni bila tertelan

R4

Sangat sensitive dan mudah


meledak

R26

Sangat meracuni bila


terhirup

R5

Meledak bila kena panas

R27

Sangat meracuni kulit

R6

Meledak jika kelebihan udara


dan kelebihan udara

R28

Sangat meracuni bila


tertelan

R7

Danapat menyebabkan
kebakaran

R29

Dapat mengembangkan /
membentuk gas beracun
bila terkontak dengan air

R8

Menimbulkan api jika kontak


dengan bahan yang mudah
terbakar

R30

Kemungkinan akan
mengakibatkan kebekaran
bila digunakan

R9

Resiko ledakan bila di campur


dengan bahan yang mudah
terbakar

R31

Membentuk gas beracun


biladi campur dengan asam

R10

Mudah terbakar

R32

Membentuk gas sangat


beracun bila kontak dengan
asam

R11

Agak mudah terbakar

R33

Resiko bila di timbulkan

R12

Sangat mudah terbakar

R34

Menyebabkan korosi dan


luka bakar

R13

Mencair, sangat mudah


terbakar

R35

Menyebebkan korosi keras

R14

Memeberi reaksi keras terhadap


air

R36

Iritasi terhadap mata

R15

Jika reaksi dengan air


membentuk gas yang mudah
terbakar

R37

Iritasi terhadap organ


pernafasan

R16

Meledak bila di campur dengan


bahan yang mudah terbakar

R38

Iritasi terhadap kulit

R17

Terbakar langsung di udara

R39

Resiko serius/ cacat tetap

R18

Dapat meledak dan terbakar


(tergantung pemakaian)

R40

Resiko serius cepat sekali

R19

Dapat membentuk peroksida


yang mudah meledak

R41

Sensitive bila di hirup

R20

Merusak paru-paru bila


terhirup/ tertelan berbahaya
terhadap kesehatan bila
terhirup

R42

Sensitive / pekah terhadap


kulit

R21

Melukai kulit/ berbahaya


terhadap kulit

R48

berbahaya akibat kerusakan


serius bagi kesehatan
karena pemajanan yang
berkepanjangan

R22

Berbahaya terhadap kesehatan


bila tertelan

R50

sangat beracun terhadap


organisme air, dapat
menimbulkan dampak buruk
dalam jangka panjang dalam
lingkungan air

Selain kode R, juga sering di jumpai kode laindengan inisial S pada label bahan
kimia. Kode S menunjjukkan informasi tindakan keselamatan / keamanan. S2
misalnya bahan kimia tersebut di jaukan pada anak-anak. Seperti halnya kode R
dan S juga sering di jumpai tampilan kombinasi. Contohnya S3/7/9 artinya tindakan
untuk keselamatan bahan kimia tersebut meliputi S3,S7, dan S9.

Kode S (safety Precaution) untuk bahanbahan Kimia berbahaya

Ko
de
S

Keterangan

Ko
de
S

Keterangan

S1

Simpan di tempat terkunci

S13

Jauhkan dari makanan dan


minuman

S2

Jaukan dari jangkauan anak-anak

S14

Jauhkan dari bahan kimia yang


bertentangan

S3

Simpan di tempat yang sejuk

S15

Lindungi dari panas

S4

Jauhkan dari ruangan / kamar


tempat tinggal

S16

Jauhkan dari sumber api, jangan


merokok

S5

Jauhkan dari cairan

S17

Jauhkan dari bahan-bahan yang


mudah terbakar

S6

Jauhkan dari cairan

S18

Buka kemasan dengan hati-hati

S7

Simpan di tempat tertutup rapat

S20

Jangan makan dan minum di saat


bekerja

S8

Simpan di wadah / tempat yang


kering

S42

Pakai sarung tangan jangan


respirator ketika melakukan suatu
yang menghasilkan / uap
berbahaya

S9

Simpan di tempat yang


berventilasi cukup baik

S43

Gunakan pemadam kebakaran

S10

Hindari dari uap air

S44

Mintalah nasehat dokter apabila


anda merasa ragu

S11

Cegah udara masuk

S45

Panggillah dokter bila terjadi


kecelakaan atau bila anda merasa
tidak sakit

S12

Jangan tutup rapat

Kode terpenting dalam bahan kimia dan


resiko-resiko yg terjadi

Resiko fisiko-kimia

Resiko Kesehatan

Resiko Lingkungan

Huruf kode
untuk
simbol
bahaya

Keterangan
bahaya

Huruf kode
untuk
simbol
bahaya

Keterangan
bahaya

Huruf
kode
untuk
simbol
bahaya

Keterangan
bahaya

Bahaya untuk
lingkungan

Eksplosif
/mudah
meledak
(Explosive)

T+

Sangat
beracun
(Very toxic)

Pengoksida
si
(Oxidizing )

Beracun
(Toxic)

F+

Amat
sangat
mudah
terbakar
(Extremely
flammable)

Korosif(Corr
osive)

Sangat
mudah
terbakar
(Highly
flammable)

Xn

Berbahaya
(Harmful)

Mudah
terbakar

Xi

Iritan (Irrita
nt)

R10:
flammable

Sesuai aturan, tidak lebih dari satu keterangan bahaya diseleksi tiap kelompok
Tidak termasuk konstituen dalam limbah yang mengalami reaksi berbahaya antara satu
dengan yang lain
2

0 Google +0

Related Post

Bahaya reaktivitas : Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai,


bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik
(menghasilkan panas) sehingga eksplosif atau reaktivitasnya terhadap gas lain
sehingga menghasilkan gas beracun. Dari ketiga kondisi bahaya tersebut maka
dibuatlah label bahaya untuk memudahkan identifikasi bahaya yang ditimbulkan
oleh bahan tersebut.Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar untuk
memberikan pemahaman cepat sifat bahaya. Label yang dipakai ada dua, yaitu
menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika). Label MSDS tanda bahaya
dikelompokkan menjadi 4 hal sesuai dengan simbol belah ketupat yang terdiri dari 4
bagian (lihat gambar). Arti label tersebut adalah : a. Bagian sebelah kiri berwarna
biru menunjukkan skala bahaya kesehatan. b. Bagian sebelah atas berwarna merah
menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar. c. Bagian sebelah kanan berwarna
kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas. d. Bagian sebelah bawah berwarna
putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya. Angka yang tertera pada masingmasing kotak merujuk pada tabel berikut : 4. First Aid Measures / Tindakan
Pertolongan Pertama Pada bab ini menjelaskan cara tindakan awal apabila terjadi
kontaminasi, paparan . karena penghirupan uap / gas, terkena mata dan kulit atau
tertelan dari bahan. 5. Fire fighting measures / Penanganan Penanggulangan
Kebakaran Tindakan penganggulangan kebakaran menjelaskan media pemadam api
dan kebakaran akibat dari terbakarnya bahan ini. Selain itu juga disertakan tatacara
pemadaman kebakaran disertai APD (alat pelindung diri) yang memadai. Selain itu
keterangan mengenai sifat bahan mudah terbakar, titik nyala, Batas kemampuan
terbakar, batas suhu terendah dan tertinggi mudah terbakar dan bahaya khusus
juga disertakan dalam bab ini. 6. Accidential Release measures / Penanggulangan
kondisi darurat Tumpahan dan Kebocoran Dalam bab ini dijelaskan tentang hal-hal
yang harus dilakukan apabila bejana penyimpan bahan kimia bocor atau tumpah
(bahkan menguap). 7. Handling and storage / Penanganan dan Penyimpanan Bab ini
menjelaskan tata cara penanganan dan penyimpanan bahan serta kondisi khusus
yang diperlukan dalam penyimpanan bahan. Kondisi gudang yang aman serta suhu
dan kelembaban yang aman bagi bahan. 8. Exposure control / personal protection /
Pengendalian Pemaparan / Perlindungan Diri Dalam bahasa sehari-hari disebut Alat
pelindung diri. Bab ini menjelaskan Informasi tentang alat bantu dan pelindung
yang perlu pada saat pemakaian bahan tersebut. Alat pelindung diri sebagai usaha

untuk mengurangi keterpaan bahan, antara lain sebagai berikut : a. Perlindungan


pernafasan b. Ventilasi c. Sarung tangan pelindung d. Pelindung mata e. Peralatan
pelindung lainnya f. Pengawasan perlindungan 9. Physical and Chemical Properties /
Spesifikasi Fisika dan Kimiawi Bab ini menjelaskan informasi secara fisika dan kimia.
pengaruhnya terhadap kondisi sekitarnya dan menunjukkan batas atau saat
material tersebut bisa berubah bentuk (mencair, menyublim atau membeku)
Penjelasan sifat-sifat fisikan dan kimia antara lain : titik didih, massa jenis, tekanan
uap, kerapatan uap, titik beku atau titik cair, kerapatan cairan, pH, kelarutan,
penampakan fisik dan bau, dan sebagainya. 10. Stability and Reactivity / Stabilitas
dan Reaktivitas Mencantumkan sifat stabili Bahaya kebakaran : Informasi ini
menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat
dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk
terbakar ditentukan oleh : a. Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan. b. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat
dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL
(low flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan
disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain
ditentukan oleh kekuatan oksidasinya. c. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar
sendirinya. Bahaya Kesehatan Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa
memapar tubuh pengguna dengan beberapa cara misalnya penyerapan melalui
kulit, pernafasan dan lainnya. Informasi tentang gejala dan akibat terhadap
kesehatan apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti kejadian
setelah : a. Efek terkena paparan yang berlebihan b. Kontak pada mata c. Kontak
pada kulit d. Terhirup pada pernafasan MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau
yang dalam Indonesia dikenal dengan nama LDKB (Lembar Data Keselamatan
Bahan) merupakan sebuah dokumen yang wajib disertakan pada setiap bahan
kimia, apapun jenis nya. Dokumen MSDS atau LDKB dibuat khusus tentang suatu
bahan (kimia) mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan,
penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut harus diketahui dan digunakan
oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen,
pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia.. Data MSDS
merupakan petunjuk standar keamanan dan keselamatan kerja. digunakan secara

luas didalam industri, pengangkutan (logistik), laboratorium, serta pihak-pihak yang


berhubungan dengan dengan bahan-bahan yang digunakan. Pengetahuan tentang
dokumen MSDS ini dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan
keselamatan kerja. MSDS dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen bahan,
industri , institusi yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja bahkan
perguruan tinggi. Dokumen ini disusun secara ringkas dan skematik agar mudah
dipahami. Setiap dokumen diharuskan memberikan informasi yang benar dan
akurat. Untuk MSDS suatu bahan yang dibuat dari beberapa penyusun sering
berbeda dalam hal urutan penyajian, penonjolan dan prioritas materi, tidak memuat
beberapa prosedur pendukung, atau detail proses yang berlaku standar tidak
dituliskan secara lengkap. Meskipun demikian pengguna atau dapat merujuk MSDS
dari beberapa sumber untuk dikomparasikan sehingga saling melengkapi. Terkait
dengan kepentingan pembuat MSDS, dokumen mungkin menonjolkan uraian yang
terkait dengan kepentingan mereka akan tetapi isi dari setiap MSDS memiliki
kandungan yang sebagian besar sama. Di dalamnya terdapat beberapa informasi
yang minimal ada pada MSDS secara umum yang terdiri dari 16 bab. Berikut
penjelasan masing masing bab. 1. Product and Company Identification / Produk dan
Identitas Perusahaan Sesuai dengan judul, bagian ini menjelaskan nama produk dan
nama perusahaan pembuat produk tersebut. Nama produk adalah nama yang
dikenal oleh masyarakat secara luas. Identitas perusahaan meliputi nama, alamat,
dan nomor telepon perusahaan serta tanggal pembuatan dokumen MSDS tersebut.
2. Composition/Information on ingredients / Komposisi /Informasi kandungan bahan
Dalam bab ini menjelaskan deskripsi bahan/jenis, sifat, identitas, dan konsentrasi
bahan penyusun produk yang dibuat. Nama bahan kimia masing-masing penyusun
tercantum jelas beserta CAS number (Chemical Abstract Services) termasuk
prosentase komposisi dan batas kandungan maksimal yang diijinkan (batas ambang
berbahaya) dalam hubungannya kontak dengan tubuh manusia sesuai dengan
standar internasional. Standar yang dipakai umumnya adalah ANSI atau OHSA
Komposisi yang detail (tepat) biasanya tidak akan ditulis dalam dokumen MSDS
mengingat hal ini merupakan rahasia perusahaan bagi produsen. Akan tetapi bahan
yang secara umum digunakan harus dicantumkan. 3. Hazards Identification /
Identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya potensi bahaya yang ditimbulkan
diterangkan dalam bab ini. Potensi bahaya bisa berupa bahaya terhadap tubuh

manusia / kesehatan, bahaa terhadap kebakaran dan bahaya terhadap reaktifitas


dengan bahan lain. Sifat-sifat bahaya : tas dan reaktivitas. Berisi tentang kondisi
yang harus dihindari, reaksi bahan apabila tercampur dengan bahan lain seperti air,
minyak, udara, produk dekomposisi yang berbahaya, produk polimerisasi yang
berbahaya atau bahan kimia lain. Selain itu bab ini menjelaskan situasi dan kondisi
yang harus dihindari untuk mencegah resiko reaksi bahan tersebut. 11. Toxicological
Information / Data Toksikologi Bab ini menjelaskan sifat racun terhadap tubuh
berdasarkan analisis kimiawi medis. Sifat-sifat racun yang mungkin pada tubuh
berdasarkan hasil pengujian secara medis dan maupun hasil laporan yang pernah
diterima. Keterangan sifat racun seperti: efek lokal, pemaparan akut, dan kronik,
termasuk efek karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat, alcohol. 12. Ecological Information and Consideration / Informasi
Ekologi Lingkungan Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan, dampak lingkungan,
degradasi, dan bioakumulasi dan bagaimana menangani limbah atau buangan
bahan baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk di dalamnya cara
pemusnahan. 13. Disposal Consideration / Pembuangan Limbah Informasi tentang
teknis pembuangan limbah termasuk pembuangan wadah bekas bahan kimia.
Dalam bab ini menjelaskan hal-hal berikut : a. Langkah-langkah yang harus diambil
untuk pengumpulan limbah b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di
lapangan c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium d.
Metoda pemusnahan limbah bahan kimia 14. Transport Information / Informasi
Pengangkutan Pengangkutan bahan menjadi perhatian khusus dalam penanganan.
Beberapa persyaratan internasional harus dicantumkan agar pemegang MSDS bisa
mengidentifikasi secara jelas cara pengangkutan yang aman. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengangkutan antara lain : nama dan jenis transportasi, tanda
kelas bahaya bahan, tanda label (yang tertera pada bab 3 identifikasi bahaya),
tanda merk, prosedur darurat akibat kecelakaan, prosedur penanganan awal yang
harus dilakukan selama tranportasi. Untuk informasi standar pengangkutan ke luar
negeri mengikuti peraturan peraturan internasional. Di dalamnya terdapat pasalpasal dan kode yang menjelaskan tatacara pengangkutan bahan. Peraturan
Internasional tersebut antara lain : USA DOT : USA Department of Transportation
RID/ADR:Agreement on Dangerous Goods by Road / Regulations concerning the
International Transport of Dangerous Goods by Rail IMO: International Maritime

Organisation ICAO/IATA : International Civil Aviation Organization / International Air


Transport Association IMDG : International Maritime Dangerous Goods 15.
Regulatory Information / Informasi Peraturan Perundang-undangan Bab ini
menjelaskan tentang pertaturan perundang-undangan yang terkait dengan bahan
yang tertera pada MSDS ini, termasuk pemberian tanda/simbol dan label, standar
dan norma yang berlaku baik dalam kemasan maupun dalam handling
pengangkutan. 16. Other Information / Informasi Lainnya Dalam bab ini diberikan
informasi lain yang perlu bagi keselamatan dan kesehatan pekerja seperti pelatihan,
saran penggunan bahan, dan persyaratan, peraturanperaturan lainnya yang
mengikat serta sumber informasi lebih lanjut. SAFETY IS STARTING FROM
OURSELVES
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai