Anda di halaman 1dari 29

STRUKTUR DAN FUNGSI MONOSAKARIDA, DISAKARIDA DAN

POLISAKARIDA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Biokimia
Dosen: Drajat Pramiadi, M.Si

Disusun Oleh : Kelompok IV


1.
2.
3.
4.
5.

Amila Rizqi Wulan Utami


Nuryunita Dewantari
Rosda Laila Fitriana
Dadag Hendriadi Adnan
Oktaviani Pratama Putri

(10315244009)
(10315244024)
(10315244030)
(10315244031)
(10315244034)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Karbohidrat meliputi zat-zat yang ada di alam dan sebagian besar berasal dari
tumbuhan. Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di
alam. Karbohidrat sering disebut sebagai sakar, terbentuk pada proses fotosintesis
sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbokdioksida,
hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi
matahari menjadi energi kimiawi dari biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai
sumber utama bagi energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat juga
merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi
polimerik. Selain itu, Karbohidrat merupakan komponen dari unsur-unsur struktural sel
dan merupakan bagian dari asam nukleat. Dengan demikian, karbohidrat mempunyai
bermacam kegunaan fungsional
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang telah
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, makan, mandi dan sebagainya atau
yang kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas tersebut kita
memerlukan energi. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan yang kita makan mengandung 3 kelompok senyawa kimia
yaitu karbohidrat,protein dan lemak atau lipid.
Bahan makanan pokok yang biasa di konsumsi manusia dan hewan adalah
Karbohidrat. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja,tetapi terdapat juga
sebagai gula misalnya terdapat dalam buah-buahan,dalam madu lebah dan lain lain.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen
dan oksigen. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus
umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n. Secara struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus,
yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O) dan gugus
aldehida (-CHO). Karbohidrat juga didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau
polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas
banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan
polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat yang tesusun atas banyak gugus hidroksi
dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai.

Dilihat dari rumus umumnya, karbohidrat adalah suatu polimer yang disusun
oleh monomer-monomer. Berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, karbohidrat
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Monosakarida, yang berarti satu gula atau disebut juga gula sederhana.
Contoh dari monosakarida adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.
2. Disakarida, yaitu gabungan dua molekul monosakarida.
Contohnya adalah gabungan antara dua glukosa menjadi maltosa, gabungan
antara glukosa dan fruktosa menjadi sukrosa dan gabungan antara glukosa dan
galaktosa menjadi laktosa.
3. Polisakarida yaitu senyawa

yang

mengandung

banyak

satuan-satuan

monosakarida yang saling ikat-mengikat.


Contohnya adalah amilum atau pati.

BAB II
PEMBAHASAN
Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan
hidrat yang berarti unsur air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat
molekul H2O. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Rumus umumnya dikenal dengan C x(H2O)n. Secara struktur,

karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus
keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO). Karbohidrat juga didefinisikan sebagai
polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur
karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada di
ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat yang tesusun atas
banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai.

Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3


golongan, yaitu :
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya
hanya tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon, dan
jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing
monosakarida, yaitu :
a. Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan metabolik
fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
b. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses
fotosintesis dan respirasi.
c. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose
(ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam
nukleat, yang penting bagi semua kehidupan.
d. Gula enam karbon (heksosa)

Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi
bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan selualosa.
Kunci dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
e. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika
tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :

Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai


dua atau lebih gugus hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah
gliseraldehida

dan

dihidroksiaseton

senyawa-senyawa

ini

adalah

triosa.

Gliseraldehida mengandung gugus aldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal


jadi terdapat dua streoisomer dari aldose tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan Lgliseraldehida. Sedangkan dihidroksi aseton adalah ketosa karena mengandung
gugus keton.
Di bawah ini digambarkan anggota deret aldose sebagai berikut :

Di bawah ini digambarkan anggota deret ketosa sebagai berikut :

Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat


adanya atom asimetris atau C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga
monosakarida akan memiliki banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral
yang ada pada molekulnya,rumus 2n,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah

karbon atom pusat pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral memiliki
empat gugus subtituen yang berbeda.
Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang
sinar terpolarisasi yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui
monosakarida. Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu
isomer aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan
(kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal
ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomerl(L).
Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam,seperti tembaga (Cu) dan Perak (Ag).

Struktur proyeksi Fisher dan Haworth :


1. Struktur proyeksi Fischer
Emil Fischer (1852-1919) seorang ahli kimia organik bangsa jerman
yang yang memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia pada tahun 1902 atas
hasil karyanya tentang kimia ruang (stereokimia) dan umus srtuktur karbohidrat,
menggunakan rumus proyeksi untuk menuliskan rumus struktur karbohidrat.
Proyeksi fischer digunakan untuk mengutamakan konfigurasi (R) dan (S)
dari karbon chiral. Pada proyeksi fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon
digambarkan secara vertical (tegak) dengan gugusan aldehid atau keto berada
pada puncak dari rumus.

Karbon nomor dua dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian


glisheraldehid berbentuk sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak
dapat ditaruh diatasnya). Enansiomer ini dinamakan (R)-2,3 dihidroksipropanal
dan (S)-2,3 dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini ditunjukkan dengan nama
klasikalnya, D-gliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil pada karbon
chiral, sedangkan dari L-enansiomernya digambarkan dengan gugus hidroksil
diproyeksikan kekiri.

Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan


chiral yang terakhir (gugus hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan
kekanan. Karbon chiral ini mempunyai konfigurasi yang sama seperti karbon
dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon
3 diproyeksikan kekiri, konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid.
Dengan dasar konfigurasi dari karbon chiral, semua karbohidrat dapat
digolongkan kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga, keluarga D
atau keluarga L. Semua golongan D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil
dari atomkarbon chiral paling bawah diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer.

Gula L justru berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil atom karbon chiral
paling bawah diproyeksikan kekiri.

Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka


semua monosakarida yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida.
Dengan sistematis ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia
monosakarida yang banyak ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan
gugus H-C-OH dan gugus HO-C-H berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan
nomor 2 pada D-Gliseraldehida. Dengan demikian maka didapatlah 4
aldopentosa dan 8 aldoheksosa.
2.

Proyeksi Haworth
Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang
pada tahun 1937 memperoleh hadiah nobel,berpendapat bahwa pada molekul
glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat
membentuk cincin segienam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus
struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan dan piran.

Berdasarkan bentuk ini, maka rumus struktur glukosa yang terdapat dalam
keseimbangan antara - D- glukosa adalah sebagai berikut :

Rumus proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk memperlihatkan


bentuk cincin monosakarida. Walaupun batas cincin yang letaknya terdekat
dengan pembaca biasanya digambarkan oleh garis tebal. Cincin piranosa
beranggotakan enam karbon tidak merupakan bidang datar, seperti ditunjukkan
oleh proyeksi Haworth. Pada kebanyakan gula, cincin ini berada dalam
konfirmasi kursi, tetapi pada beberapa gula cincin tersebut berada dalam bentuk
kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh rumus konfirmasi. Konfirmasi
dimensi spesifik gula sederhana 6 karbon penting dalam menentukan sifat
biologis dan fungsi beberapa polisakarida.

Monosakarida-monosakarida penting :
1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa)
sehingga dinamakan aldotriosa.

D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga


disebut paling sederhana)

2. Dihidroksiaseton
Dihidroksiaseton adalah monosakarida sederhana yang mengandung gugus
ketosa.

3. D-glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)


Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa,
gula anggur ataupun gula darah.Gula ini terbanyak ditemukan di alam.

D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)
4. D-fruktosa (termanis dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa.

D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)
5. D-galaktosa (bagian dari susu)

Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan
bagian dari disakarida laktosa.

D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk


struktur cincin)

Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis


lingkaran)
6. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya
bagi genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa
kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan
penyusuna kerangka DNA.

D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)


2.

DISAKARIDA
Disakarida merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di
alam dari Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaitu
oligos=beberapa,

sedikit

dan

saccharum=gula.

Oligosakarida

biasanya

mengandung paling sedikit dua unit monosakarida dan tidak melebihi delapan unit
monosakarida. Jika hanya mengandung dua unit monosakarida maka disebut
disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut trisakarida dan seterusnya.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul
monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan
disakarida, ikatan kimia yang menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan
glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan
atom O dari OH monosakarida lain atau ikatan tersebut terjadi antara karbon
anomerik pada satu monosakarida dan gugus hidroksil pada monosakarida lainnya.
Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida
bebasnya dengan perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan
menghasilkan dua mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak
terdapat di alam. maltosa (gula gandum), Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula
susu) merupakan anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan oleh
namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.
a. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan
merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam
maupun enzim. Maltosa adalah disakarida yang paling sederhana,
mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa yang
pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.Konfigurasi atom
karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua residu D-glukosa
adalah bentuk , dan ikatan ini dilambangkan sebagai (14 ). Unit
monosakarida yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor
pertama atau lokan pada lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa
berada dalam bentuk piranosa.

Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus


karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari
maltosa dapat berada dalam bentuk maupun , Bentuk dibentuk oleh
kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua
molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap
ikatan (14) Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu Dglukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan (14). Pada maltosa,
sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom
karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada
molekul glukosa lainnya.

Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung


antar unit yaitu menghubungkan atom karbon 1 dari -D-glukosa dengan
atom karbon 4 dari -D-glukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula
ini memilki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi.
Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh
enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan (1-4).
b.

Sukrosa
Sukrosa termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa.
Gula ini banyak terdapat dalam tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu
dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula
pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 . Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman ,
tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan dengan laktosa
dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena

karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan


satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.

Struktur sukrosa (- D- glukopiranosil -D-fruktofuranosida)


Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan
konfigurasi ikatan glikosilik yakni untuk glukosa dan untuk fruktosa.
Dengan sendirinya, sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung
aldehid atau keton). Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi
ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dikatalis oleh
sukrase (disebut juga invertase karena menubah aktivitas optic dari putaran
ke kanan menjadi ke kiri).
c.

Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan
susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul -D-galaktosa dan -D-glukosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-.
Karena
laktosa
memiliki
gugus

karbonil

yang

berpotensi

bebas

pada residu
Struktur laktosa
(-D- galaktopiranosil - D- glukopiranosil)

glukosa,

laktosa adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan


enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah
ekivalen yang sama dari -D-glukosa dan -D-galaktosa. Apabila enzim ini
kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini
dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3.

POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan
unit monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida. Contoh
dari homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah asam
hialuronat.

Struktur homopolisakarida

Struktur heteropolisakarida
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali dengan monosakarida atau
disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut :
a. Polisakarida tidak mempunyai rasa manis
b. Tidak mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya
merupakan larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.

c. Polisakarida tidak dapat diragikan.


d. Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya
dibandingkan dengan gula-gula lainnya
e. Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn
D-Glukosa, tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak
ditentukan oleh komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh
strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
a. Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi
berguna dalam mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat
pencernan untuk mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan
sehingga menimbulkan rasa kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang
tidak diserap lagi oleh dinding usus.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan
dalam dinding sel tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras
dari biji kopi, kulit kacang, buah-buahan dan sayuran.
Selulosa merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari -Dglukosa (dimana monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan
(14) glikosidik. Panjang ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai
beberapa ribu unit glukosil. Dalam dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa
terkumpul menjadi rantai silang serabut paralel dan bundel-bundel yang
merupakan rantai tersendiri.

b. Chitin
Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan
dalam jumlah besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan
dalam spons, molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel
fungi. Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-

glukosamin dan terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya
sebagai substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan
zat padat yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral
lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat. Polisakarida ini
mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer berantai lurus dengan
nama lain -(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin)
(Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi
antar monomernya terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -1,4.
Sedangkan perbedaannya pada selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada
atom karbon nomor 2, pada kitin digantikan oleh gugus asetamida (NHCOCH3)
sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin. Struktur
kitin dapat dilihat pada gambar.

c. Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri
atas glukosa dalam ikatan 14 dan 16. Banyak ditemukan dalam hampir
semua sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen merupakan
cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan otot. Jumlah
cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah
kembali menjadi glukosa.
Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih
intensif dipelajari. Pada manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati
serta otot yang merupakan cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat
disintesis kembali dari glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit
glukosil terikat dengan ikatan 14 glikosidik membentuk rantai panjang, pada
titik cabang terbentuk ikatan 16. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur

yang menyerupai pohon. Dalam molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit
glukosa dimana atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua
gugus 1-OH lainnya terikat dalam formasi ikatan 14 dan 16 glikosidik.
Gugus 1-OH tunggal yang bebas dinamakan ujung pereduksi (reducing end)
dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya ujung nonpereduksi didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.

Struktur seperti pohon molekul glikogen ujung pereduksi diberi notasi R


d. Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi
bagi tumbuhan.Pati merupakan polimer -D-glukosa dengan ikatan (1-4).
Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum

yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer


bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan
beberapa mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan
glikogen (glikogen terkadang disebut dengan pati hewani). Beberapa sifat pati
adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di
dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental. Sifat
kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat
jel nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di dalam tanaman dapat
merupakan energi cadangan; di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk
granula.

mempunyai

diameter

beberapa

mikron,

sedangkan

dalam

mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan


enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang
terikat 14 glikosidik, terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil.
Rantai polisakarida membentuk sebuah heliks. Amilopektin merupakan
polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 14 dan 16 unit glikosil,
hal sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih
banyak struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 16 dan rantai lebih panjang.

Potongan Amilosa

Lokasi terbentuknya cabang amilopektin

e. Asam Hialuronat
Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang
terdiri atas disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam
glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida
dengan ikatan 13 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan terikat 14.
Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor
mata, dan substansi dasar kulit.

FUNGSI KARBOHIDRAT
Tabel fungsi karbohidrat
-

Pada mikroba
Sebagai sumber

Pada hewan
Sebagai sumber

Pada tumbuhan
Sebagai sumber

karbon.
Dalam bentuk glukosa.
Penyusun struktur

karbon.
Dalam bentuk glikogen.
Penyusun struktur

karbon.
Dalam bentuk glukosa.
Penyusun struktur

asam nukleat.
Berupa gula pentosa,

asam nukleat.
Berupa gula pentosa,

asam nukleat.
Berupa gula pentosa,

yaitu ribosa dan

yaitu ribosa dan

yaitu ribosa dan

deoksiribosa.
Penyusun dinding

deoksiribosa.
Penyusun kerangka

deoksiribosa.
Penyusun dinding

sel. Peptidogligan

luar (eksoskeleton).

sel. Selulosa karbohidrat

membentuk dinding sel

Kitin membentuk

(polisakarida)

bakteri dan

dinding sel

membentuk struktur

cyanobacteria.

eksoskeleton pada

dasar tanaman pada

arthopoda.

dinding sel tumbuhan.


Peptidogligan
membentuk dinding sel

Penyusun membran
-

sel

Penyusun membran

pada jamur.
Penyusun membran
sel

sel.
Berupa glikolipid dan
glikoprotein.
Sebagai cadangan

Sebagai cadangan
makanan. Pati

makanan. Glikogen

(polisakarida) bertindak

disimpan dalam hati

sebagai penyimpan

dan otot bertindak

makanan bagi tanaman

sebagai penyimpan
-

makanan pada hewan


Pelumas sendi

kerangka
Senyawa perekat di
antara sel

1. Pada Hewan
a. Sumber karbon.
Karbohidrat dalam tubuh hewan dibentuk dari beberapa asam amino,
gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari
tumbuh tumbuhan, karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan
jaringan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen merupakan sumber
polisakarida utama pada sel hewan. Seperti halnya pati pada sel tanaman.
Seperti amilopektin, glikogen terbentuk dari polisakarida bercabang.
b. Penyusun struktur asam nukleat
Pada stuktur asam nukleat, pentosa merupakan penyusunnya. Akan tetapi
tidak semua pentosa menjadi unit atau komponen penyusun sel. Asam
nukleat disusun Penyusun membran sel. Dalam struktur kimia asam nukleat,
kedua pentosa tersebut terdapat dalam bentuk lingkar furonosa. Ribosa
merupakan penyusun RNA dan 2- deoksiribosa merupakan unit penyusun
DNA.

c. Penyusun kerangka luar (eksoskeleton).


Kitin membentuk dinding sel eksoskeleton pada arthopoda.
d. Struktur penyusun membran sel
Sel jaringan hewan memiliki permukaan luar yang lunak dan fleksibel.
Permukaan ini juga disebut dinding sel dan mengandung jenis rantai
oligosakarida. Pada sel yang membatasi usus terdapat dinding amat tebal
yang kaya akan karbohidrat, yang disebut glikokaliks atau dinding berbulu.
Oligosakarida pada dinding sel tersebut terutama merupakan glikoprotein
spesifik di dalam membran plasma, yang juga mengandung golongan lain
dari molekul hibrida dengan gugus karbohidrat, yaitu glikolipid.

e. Sebagai cadangan makanan


Hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Glikogen
disimpan dalam hati dan otot dan bertindak sebagai penyimpan makanan
pada hewan. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa
ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama.

Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali
kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
f. Pelumas sendi kerangka
Di persendian terdapat polisakarida yakni asam hialuronat yang
menyusun cairan synovial. Cairan synovial merupakan pelumas di
persendian. Synovial ini berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua
buah tulang yang bersendi agar lebih leluasa

g. Senyawa perekat di antara sel


Peptidoglikan ditemukan dalam senyawa dasar seperti gel, atau perekat
antar sel yang mengisi ruang diantara sel pada kebanyakan jaringan.

2. Pada Tumbuhan
a. Sebagai sumber karbon dan cadangan makanan
Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses
fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan
dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).

b. Komponen asam nukleat


Sama seperti pada hewan, komponen penyusun asam nukleat pada
tumbuhan berupa gula pentosa, yaitu ribosa dan deoksiribosa.
c. Penyusun dinding sel
Sel tumbuhan dikelilingi oleh stuktur polisakarida yang kaku.
Kerangka dinding sel tumbuhan terdiri dari lapisan serat selulosa yang
panjang, melebar, saling bersimpangan denagn diameter yang sama.
Kerangka seperti serabut ini diliputi oleh matrik seperti semen yang terdiri
dari polisakarida stuktural jenis lain dan bahan polimer lain yang disebut
lignin.

Selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa


bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama
pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan
tumbuhan.
Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara lain:
- Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa,
manosa dan asam glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa
berfungsi sebagai perekat antar mikrofibril selulosa.
- Pektin
Pektin merupakan polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa,
dan asam galakturonat.
- Lignin
Lignin hanya dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi
untuk melindungi sel tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak
menguntungkan.

d. Penyusun membran sel


Membran sel merupakan pembatas antara bagian dalam sel dengan
lingkungan luarnya. Fungsinya antara lain untuk melindungi isi sel,
pengatur keluar masuknya molekul-molekul dan juga reseptor rangsangan
dari luar. Bagian khusus dari membran sel yang berfungsi sebagai reseptor
adalah glikoprotein. Glikoprotein merupakan bagian dari membran sel yang
tersusun atas karbohidrat dan protein. Selain itu, pada membran plasma
terdapat glikolipid yang tersusun atas karbohidrat dan lemak. Glikolipid
berfungsi sebagai sinyal pengenal untuk interaksi antar sel. Glikoprotein
berfungsi untuk mengikat protein dari membran sel lain.

3. Pada Mikroba
a. Sebagai sumber karbon
Senyawa karbohidrat merupakan sumber karbon bagi bakteri asam
laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Dalam
proses

fermentasi,

(homofermentatif),

glukosa

dikonversi

karbondioksida,

etanol

menjadi
atau

asam

laktat

asam

asetat

(heterofermentatif).
b. Komponen asam nukleat
Sama seperti pada hewan dan tumbuhan, komponen penyusun asam
nukleat pada tumbuhan berupa gula pentosa, yaitu ribosa dan deoksiribosa.
c. Penyusun dinding sel
Dinding sel bakteri yang terletak di sebelah luar membrane sel
membentuk kulit kaku dan berpori yang membungkus sel. Dinding sel
memberikan perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan bagi
sitoplasma di dalam sel. Dinding sel kebanyakan bakteri terdiri dari
kerangka structural berikatan kovalen yang mengelilingi sel secara
sempurna. Struktur ini tersusun atas rantai polisakarida panjang, pararel, dan
saling berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang tertentu, oleh
suatu rantai polipeptida pendek.

Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar


membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan
memberikan bentuk sel. Peptidoglikan istilah yang menunjukan sifat hybrid
strutur ini, yang

mengabungkan

unsur peptida

dan polisakarida.

Peptidoglikan yang berkesinambungan mengelilingi seluruh sel bakteri,


dapat dipandang sebagai molekul tunggal yang besar dan serupa dengan
sangkar.

d. Penyusun membran sel


Polisakarida berperan sebagai komponen yang menyusun permukaan
luar membran sel. Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein)
dan yang berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting
dari membran sel.
BAB III
KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dengan
rumus empirik Cx(H2O)n. Karbohidrat memiliki beberapa sifat, diantaranya
memiliki aktivitas optik, dan merupakan isomer dari gula.
1. Penggolongan karbohidrat berdasarkan jumlah monomer penyusunnya yaitu :
a. Monosakarida
Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehid atau keton.
Golongan ini mempunyai sedikitnya satu atom C asimetrik. Contohnya
b.

glukosa, galaktosa dan fruktosa.


Disakarida
Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan

c.

kovalen. Contohnya maltosa, sukrosa dan laktosa.


Polisakarida
Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan

glikosida. Contohnya glikogen, selulosa, pati dan kitin.


2. Struktur karbohidrat terdiri dari :
a. Proyeksi Fisher, berlaku pada struktur rantai terbuka.
b. Proyeksi Hawort, berlaku pada struktur rantai cincin.
3. Fungsi Karbohidrat
a. Pada Hewan
Diantaranya sebagai sumber energi, pelumas sendi kerangka, struktur
penyusun permukaan sel hewan, penyusun struktur asam nukleat dan
b.

senyawa perekat diantara sel.


Pada Tumbuhan
Diantaranya sebagai penghasil amilum dan sumber energi, komponen asam

c.

nukleat dan penyusun unsur struktural dan penyangga didalam dinding sel.
Pada mikroba
Diantaranya sebagai sumber energi, komponen penyususn asam nukleat dan
penysusun unsur struktural dan penyangga didalam dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA

Arbianta, Purwo. 1994. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
Baum, Stuart. Introduction To Organic & Biological Chemistry Third Edition. 1978.
London: Macmillan Publishing Co., Inc.
Campbell, Reece, and Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia I. Jakarta: PT Gramedia.
Holum, John. 1983. Elements of General and Biological Chemistry 6th Edition. New
York: Augsburg College.
Kusnawidjaja, Kurnia.1987. Biokimia. Bandung: PT Alumni.
Lehninger, Albert. 1993. Dasar-Daasar Biokimia. Bogor: Penerbit Erlangga.
Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia I. Yogyakarta:UGM Press.
Poedjiadi, Ana dan Titin Supriyanti.2005. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UIP.
Siregar, Morgong. 1988. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Stryer, Lubert.1996. Biokimia jilid II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai