Anda di halaman 1dari 24

MONOSAKARIDA

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain.
1. Glukosa
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar bidang polarisasi
ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita.
Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat penting bagi
kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat
dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai
gula pereduksi.

-D-glukosa

-D-glukosa

D-glukosa

2. Galaktosa
Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu.
Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut
dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi.

-D-galaktosa

-D-galaktosa

D-galaktosa

3. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri.
Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa merupakan gula termanis,
terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa.
Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut sukrosa. Sama seperti
glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.

(a)

(b)

DISAKARIDA

Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan
atom O dari OH monosakarida lain. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol
monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
1.Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum).
Maltosa tersusun dari molekul -D-glukosa dan -D-glukosa.

zzStruktur maltosa
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu
menghubungkan C 1 dari -D-glukosa dengan C 4 dari -D-glukosa. Konfigurasi ikatan
glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh -glukosidase. Satu molekul
maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2.Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam
kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa
tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,2 .
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan -Dglukosa dan -D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi,
lebih manis daripada sukrosa.

Struktur sukrosa

Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari
glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak
memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau
keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.

3.Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun
dari molekul -D-galaktosa dan -D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-.

Struktur laktosa

Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan
memberikan jumlah ekivalen yang sama dari -D-glukosa dan -D-galaktosa. Apabila enzim ini
kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
Tetrasikaride
Garis vertikal: ikatan yang terdapat di sebelah belakang bidang kertas.

2. Rumus Haworth

Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan hidrat yang
berarti unsur air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat molekul
H2O. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen
dan oksigen. Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n.Secara struktur, karbohidrat
memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton
(C=O) dan gugus aldehida (-CHO).Karbohidrat juga didefinisikan sebagai
polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur
karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada
di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat yang tesusun
atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai.

Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3


golongan, yaitu :
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya hanya
tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon, dan
jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing
monosakarida, yaitu :
1. Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan metabolik fotosintesis
dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gliseraldehid dan
dihidroksiaseton.
2. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses
fotosintesis dan respirasi.
3. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose (ribose
dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat,
yang penting bagi semua kehidupan.
4. Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi bangun
utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan selualosa.Kunci dari
heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
5. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika tidak
dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :

Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai dua atau
lebih gugus hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida mengandung
gugus aldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal jadi terdapat dua streoisomer
dari aldose tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Sedangkan
dihidroksi aseton adalah ketosa karena mengandung gugus keton.
Di bawah ini digambarkan anggota deret aldose sebagai berikut :

Di bawah ini digambarkan anggota deret ketosa sebagai berikut :

Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya atom
asimetris atau C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga monosakarida akan
memiliki banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral yang ada pada
molekulnya,rumus 2n,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah karbon atom pusat
pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral memiliki empat gugus
subtituen yang berbeda.
Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang sinar
terpolarisasi yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui
monosakarida. Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu isomer
aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan (kanan=dekstro)
dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal ini,gliseraldehida memiliki dua
isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomer-l(L).
Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan
adanya gugus aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion
logam,seperti tembaga (Cu) dan Perak (Ag).

Struktur proyeksi Fisher dan Haworth :


1. Struktur proyeksi Fischer
Emil Fischer (1852-1919) seorang ahli kimia organik bangsa jerman yang yang
memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia pada tahun 1902 atas hasil karyanya
tentang kimia ruang (stereokimia) dan umus srtuktur karbohidrat, menggunakan
rumus proyeksi untuk menuliskan rumus struktur karbohidrat.
Proyeksi fischer digunakan untuk mengutamakan konfigurasi (R) dan (S) dari karbon
chiral. Pada proyeksi fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon digambarkan secara
vertical (tegak) dengan gugusan aldehid atau keto berada pada puncak dari rumus.

Karbon nomor dua dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian glisheraldehid
berbentuk sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditaruh
diatasnya). Enansiomer ini dinamakan (R)-2,3 dihidroksipropanal dan (S)-2,3
dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini ditunjukkan dengan nama klasikalnya, Dgliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil pada karbon chiral, sedangkan dari
L-enansiomernya digambarkan dengan gugus hidroksildiproyeksikan kekiri.

Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan chiral yang
terakhir (gugus hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan kekanan. Karbon chiral
ini mempunyai konfigurasi yang sama seperti karbon dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3
diproyeksikan kekiri, konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan dasar
konfigurasi dari karbon chiral, semua karbohidrat dapat digolongkan kedalam satu
dari dua subdivisi utama atau keluarga, keluarga D atau keluarga L. Semua golongan
D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari atomkarbon chiral paling bawah
diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru berlawanan, gugus hidroksil
pada hidroksil atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan kekiri.

Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka


semua monosakarida yang ada di alam dianggap berasal dari DGliseraldehida.Dengan sistematis ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia
monosakarida yang banyak ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan gugus
H-C-OH dan gugus HO-C-H berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan nomor 2
pada D-Gliseraldehida. Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa dan 8
aldoheksosa.
2. Proyeksi Haworth
Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun
1937 memperoleh hadiah nobel,berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima
atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat membentuk cincin
segienam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus struktur karbohidrat
sebagai bentuk cincin furan dan piran.

Berdasarkan bentuk ini, maka rumus struktur glukosa yang terdapat dalam
keseimbangan antara - D- glukosa adalah sebagai berikut :

Rumus proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk memperlihatkan bentuk cincin


monosakarida. Walaupun batas cincin yang letaknya terdekat dengan pembaca
biasanya digambarkan oleh garis tebal. Cincin piranosa beranggotakan enam karbon
tidak merupakan bidang datar, seperti ditunjukkan oleh proyeksi Haworth. Pada
kebanyakan gula, cincin ini berada dalam konfirmasi kursi,tetapi pada beberapa gula
cincin tersebut berada dalam bentuk kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh

rumus konfirmasi.Konfirmasi dimensi spesifik gula sederhana 6 karbon penting dalam


menentukan sifat biologis dan fungsi beberapa polisakarida.

Monosakarida-monosakarida penting :
1. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga
dinamakan aldotriosa.

D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga disebut
paling sederhana)
2. Dihidroksiaseton
Dihidroksiaseton adalah monosakarida sederhana yang mengandung gugus ketosa.

3. D-glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)


Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula
anggur ataupun gula darah.Gula ini terbanyak ditemukan di alam.

D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)
4. D-fruktosa (termanis dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa.

D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)
5. D-galaktosa (bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan bagian
dari disakarida laktosa.

D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur


cincin)

Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis


lingkaran)
6. D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya bagi
genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa
kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna
kerangka DNA.

D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)

2. DISAKARIDA
Disakarida merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di alam dari
Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaituoligos=beberapa, sedikit
dan saccharum=gula. Oligosakarida biasanya mengandung paling sedikit dua unit
monosakarida dan tidak melebihi delapan unit monosakarida. Jika hanya mengandung
dua unit monosakarida maka disebut disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut
trisakarida dan seterusnya.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang
berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang
menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida.Ikatan glikosida
terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida
lain atau ikatan tersebut terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida dan
gugus hidroksil pada monosakarida lainnya. Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh
asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya
dengan perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan menghasilkan
dua mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di
alam. maltosa (gula gandum), Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu) merupakan
anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul
gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.
a. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari
hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa adalah
disakarida yang paling sederhana, mengandung dua residu D-gluksa yang
dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari
residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.Konfigurasi
atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua residu D-glukosa adalah
bentuk , dan ikatan ini dilambangkan sebagai (14 ). Unit monosakarida yang
mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan pada
lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa berada dalam bentuk piranosa.
Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari maltosa dapat berada
dalam bentuk maupun , Bentuk dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase
terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus
maltosa, yang bersifat spesifik terhadap ikatan (14) Disakarida selobiosa juga
mengandung dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan
(14). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida
melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat
pada molekul glukosa lainnya.

Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu
menghubungkan atom karbon 1 dari -D-glukosa dengan atom karbon 4 dari -Dglukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus karbonil yang
berpotensi bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi
dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan
(1-4).
b. Sukrosa
Sukrosa termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak
terdapat dalam tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam
kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh
molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 . Sukrosa dibentuk
oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan
dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas,
karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan
satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.

Struktur sukrosa (- D- glukopiranosil -D-fruktofuranosida)


Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan
glikosilik yakni untuk glukosa dan untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa
tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton).Sukrosa
mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa dikatalis oleh sukrase (disebut juga invertase karena menubah
aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri).
c. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu
sapi.Laktosa tersusun dari molekul -D-galaktosa dan -D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan 1,4-.

Karena laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa,
laktosa adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim
galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang
sama dari -D-glukosa dan -D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau terganggu,
bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit
galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3. POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.Polisakarida

dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida.Contoh dari


homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah asam
hialuronat.

Struktur homopolisakarida

Struktur heteropolisakarida
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali dengan
disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut :

monosakarida

atau

1. Polisakarida tidak mempunyai rasa manis


2. Tidak mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya

merupakan larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.


3. Polisakarida tidak dapat diragikan.

4. Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya

dibandingkan dengan gula-gula lainnya


5. Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn

D-Glukosa, tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan.Ini tidak


ditentukan oleh komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh
strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
1. Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna
dalam mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk
mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa
kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh dinding
usus.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding
sel tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit
kacang, buah-buahan dan sayuran.
Selulosa merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari -D-glukosa
(dimana monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan (14)
glikosidik. Panjang ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit
glukosil. Dalam dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi
rantai silang serabut paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.

2. Chitin
Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah
besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons,
molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi.
Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan
terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai substansi
penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang
tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral
lemah tetapi larut
dalam asam-asam mineral yang pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul

tinggi dan merupakan polimer berantai lurus dengan nama lain -(1,4)-2-asetamida2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin) (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar
monomernya terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -1,4. Sedangkan
perbedaannya pada selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon
nomor 2, pada kitin digantikan oleh gugus asetamida (NHCOCH 3) sehingga kitin
menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin. Struktur kitin dapat dilihat pada
gambar.

3. Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa
dalam ikatan 14 dan 16. Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan
juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam
tubuh yang disimpan dalam hati dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat
terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali menjadi glukosa.
Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif
dipelajari. Pada manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang
merupakan cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali
dari glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat dengan
ikatan 14 glikosidik membentuk rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan
16. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur yang menyerupai pohon. Dalam
molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit glukosa dimana atom karbon nomor 1
memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus 1-OH lainnya terikat dalam formasi
ikatan 14 dan 16 glikosidik.Gugus 1-OH tunggal yang bebas dinamakan ujung
pereduksi (reducing end) dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya
ujung non-pereduksi didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar
rantai.

4. Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi bagi
tumbuhan.Pati merupakan polimer -D-glukosa dengan ikatan (1-4).Kandungan
glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati
berpolimer lurus) dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar
pati merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan glikogen
(glikogen terkadang disebut dengan pati hewani). Beberapa sifat pati adalah
mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air
panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat
digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula
atau asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam bijibijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa mikron,
sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis
dengan enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.

Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 14


glikosidik, terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida
membentuk sebuah heliks. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang
mengandung ikatan 14 dan 16 unit glikosil, hal sama seperti dalam
glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih banyak struktur terbuka dengan
sedikitnya ikatan 16 dan rantai lebih panjang.

Potongan Amilosa

Lokasi terbentuknya cabang amilopektin


5. Asam Hialuronat
Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas
disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat
kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 13
glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan terikat 14. Asam hialuronat didapat
dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.

Anda mungkin juga menyukai