PENDAHULUAN
A. Judul
Karbohidrat
B. Tujuan
1. Mengenal beberapa sifat monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
2. Mengetahui cara-cara yang digunakan untuk uji karbohidrat.
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah salah satu dari tiga substansi penghasil energi utama
yang kita konsumsi, sedangkan dua lainnya adalah lemak dan protein. Tanpa
karbohidrat, kita akan kelaparan dan mati. Pada makhluk hidup, hampir 90 persen
terdiri dari karbohidrat, dan diperkirakan 70 hingga 80 persen dari semua kalori
yang dikonsumsi manusia di seluruh dunia adalah karbohidrat ini (Hyman, 2006).
Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992), fungsi utamanya adalah menyediakan
keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu
karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme lemak.
Nama karbohidrat dikemukakan pertama kali oleh para ahli kimia
Perancis. Nama tersebut diberikan untuk golongan senyawa-senyawa organik
yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen; dalam senyawa-senyawa
ini, dua unsur yang terakhir mempunyai perbandingan 2:1, seperti perbandingan
hidrogen dan oksigen pada air. Mereka menganggap senyawa-senyawa ini
merupakan hidrat dari karbon yang mempunyai rumus perbandingan C n(H2O)m;
n=m atau kelipatan urutan bilangan bulat seterusnya, misalnya glukosa adalah
C6H12O6 atau laktosa adalah C12H22O11. Akhirnya, pada tahun 1880-an disadari
bahwa anggapan “hidrat dari karbon” merupakan anggapan yang keliru, dan
karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau
turunan dari keduanya. Sakarida atau zat gula adalah nama yang sering dipakai
sebagai pengganti nama karbohidrat. (Sumardjo, 2009).
2. Pengelompokkan Karbohidrat
a. Monosakarida
Menurut Campbell, dkk. (2002), monosakarida (dari bahasa
Yunani monos, berarti “tunggal”, dan sacchar, berarti “gula”) umumnya
memiliki rumus molekul yang merupakan beberapa kelipatan CH2O. Gula
dapat berupa aldosa (gula aldehida) atau ketosa (gula keton), tergantung
pada lokasi gugus karbonil. Gula juga dikelompokkan sesuai dengan
panjang kerangka karbonnya. Glukosa (C6H12O22), monosakarida yang
paling umum, memiliki peran penting utama dalam kimia kehidupan.
Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan
berbentuk padat kristal. Berikut adalah gambar contoh golongan
monosakarida:
d. Maltosa
Maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui
penyatuan dua molekul glukosa. Juga dikenal sebagai gula malto, maltosa
merupakan bahan untuk pembuatan bir (Campbell, dkk., 2002). Maltosa
terbentuk ketika pati terhidrolisis oleh enzim amilase atau diastase. Gula
malt yang digunakan secara komersial mengandung maltosa yang pada
proses hidrolisis asam akan menghasilkan dua molekul D-glukosa
(Talwar dan Srivastava, 2006).
e. Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati adalah
suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang
terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui
ikatan α-1,4-glikosidik (Nasution, 2011).
e. Hidrolisa
Menurut Keenan, dkk. (1984). pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati,
dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah
dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan atau suspensi
karbohidrat tersebut dengan larutan encer asam disebut hidrolisa. Berikut
adalah gambar contoh reaksi hidrolisa dari disakarida:
III. METODE
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit
4. Pro pipet
5. Pipet tetes
6. Pipet ukur
7. Bunsen
8. Pemantik
B. Bahan
1. Sampel A (fruktosa) : Sprite
2. Sampel B (glukosa)
3. Sampel C (sukrosa) : Gula Putih
4. Sampel D (amilum) : Tapioka
5. Sampel E (Laktosa) : Susu
6. Larutan Fehling A
7. Larutan Fehling B
8. Larutan NaOH 10%
9. Indikator Phenolphtalein (PP)
10. Larutan H2SO4 10%
11. Larutan Iod
12. Larutan H2SO4 pekat
C. Cara Kerja
1. Cara Kerja Uji Fehling
Ambil lima sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, amilum)
kemudian masukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5
ml. Setiap sampel kemudian tambahkan dengan larutan Fehling A
sebanyak 0,5 ml dan Fehling B sebanyak 0,5 ml, serta ditambahkan larutan
NaOH 10% sebanyak 2 tetes. Larutan sampel kemudian dipanaskan
hingga mendidih, kemudian diamati dan dicatat bila ada perubahan warna
atau terbentuk endapan.
2. Cara Kerja Uji Moore
Diambil lima sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, amilum)
kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1
ml. Setiap sampel kemudian ditambah dengan larutan NaOH 10%
sebanyak 1 ml. Sampel kemudian dipanaskan. Diamati dan dicatat
perubahan warna yang terjadi dan terbentuk endapan atau tidak.
A. Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, berikut di bawah ini adalah tabel
hasil Tes Fehling pada tabel 1, Tes Moore pada tabel 2, tes Molisch pada tabel 3,
Tes Luff pada tabel 4, Tes Iod pada tabel 5, dan Tes Hidrolisa pada tabel 6:
Warna Dipanaskan
Sampel Warna
+ NaOH 10% Endapan Warna
Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Amilum
Laktosa
Tabel 3. Hasil Tes Iod
Warna
Sampel
Awal Akhir
Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Amilum
Laktosa
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid
1. Erlangga, Jakarta.
Febrianti, S., Hermin, S. dan Atikah. 2013. Penentuan Kadar Iodida Secara
Spektrofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks Amilum-Iodium
Menggunakan Oksidator Iodat. Jurnal Kimia, 1(1): 50-56.
Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. 2006. Schaum’s Outlines: Biologi Edisi Kedua.
Erlangga, Jakarta.
Keenan, C. W., Kleinfelter, D. C. dan Wood, J. H. 1984. Ilmu Kimia untuk
Universitas. Erlangga, Jakarta
Kuchel, P. dan Ralston, B. 2006. Schaum’s Easy Outlines: Biokimia. Erlangga,
Jakarta.
Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar.
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Marzuki, I., Amirullah, dan Fitriana. 2010. Kimia dalam Keperawatan. Pustaka
As Salam, Sulawesi Selatan.
Siswoyo, R. 2009. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.