PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPIDA
Pernyataan Keaslian :
Yang menyatakan,
Penggolongan Lipida
Lipid dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Lipid sederhana (simple lipids), Lipid sederhana merupakan ester gugus asam
lemak (sering disebut juga sebagai gugus asil) dengan molekul alkohol gliserol.
Lipid sederhana dapat berbentuk monogliserida, digliserida atau trigliserida
(triasilgliserol). Trigliserida merupakan lipid yang tersimpan dalam sitoplasma sel-
sel adiposa.
2. Lipid kompleks (complex lipids) lipid kompleks, merupakan ester gugus asam
lemak dengan molekul alkohol, lipid kompleks juga berikatan dengan molekul yang
lain, seperti asam fosfat dan senyawa nitrogen tertentu. Asam lemak tidak hanya
mengalami proses esterisasi menjadi molekul lipid yang lebih kompleks, tapi juga
dapat mengalami poses transformasi metabolik menjadi senyawa-senyawa baru
yang disebut sebagai turunan lipid.
3. Turunan lipid (derived lipids). Turunan lipid dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok besar, seperti eikosanoid, isoprenoid, badan keton (keton
bodies), dan sebagainya. (Santoso,2009)
Komponen lipid juga dapat diklasifikasikan bedasarkan sifat polaristasnya.
Berdasarkan polaritasnya, lipid dibagi atas non-polar dan polar.
Kelompok lipid yang bersifat non polar yaitu :
a. Alkana dan alkena : hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom karbon,
berbentuk jenuh atau tak jenuh. Hidrokarbon ditemukan pada serum manusia. Pada
tumbuhan ditemukan dalam bentuk karotenoid.
b. Lemak alkohol : merupakan alkohol aliphatik dengan hidrokarbon jenuh atau tak
jenuh, denga panjang 6-26 atom karbon. 7
c. Lilin : merupakan ester dari asam lemak dan alkohol rantai panjang
d. Sterol : ditemukan pada tanaman (fitosterol) dan hewan (kolesterol)
e. Tokoferol : merupakan vitamin E, yang ditemukan pada sumber minyak.
f. Trigliserida : tersusun atas gliserol dan asam-asam lemak.
Kelarutan Lipida
Pada umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam
alcohol dan larut sempurna dalamn pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton,
benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Sifat-Sifat Lipida
a) Lipida/lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang mempunyai kemungkinan
digunakan oleh makhluk hidup.
b) Lipid netral dengan unit penyusunnya, asam lemak yang rantai karbonnya panjang
tidak larut dalam air, larut dengan pelarut organik.
c) Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ikatan rangkap dari asam
lemak yang menjadi penyusunnya (Poedjiadi,1994).
d) Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, tidak seperti karbohidrat dan protein
(Marks et al, 2000)
Struktur Lipida
Gliserol
Pada suhu kamar, gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna, netral terhadap
lakmus, kental dan rasanya manis. Dalam keadaan murni bersifat higroskopis.
Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena penambahan KHSO4 pada suhu tinggi. Hasil
dehidrasi adalah aldehid alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering dipakai
untuk identifikasi gliserol (Sumardjo,1998).
Gliserol (Sumardjo,1998)
Asam-asam Lemak
Menurut Page (1981), asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya
adalah asam monokarboksilat berantai lurus. Asam lemak pada umumnya mempunyai
jumlah atom karbon genap (ini berarti banyak karena asam-asam lemak disintesa
terutama dua karbon setiap kali). Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap.
Bentuk sesungguhnya dari suatu asam lemak berkembang dari bentuk
hidrokarbon induk. Konfigurasi ikatan rangkap dari asam-asam lemak yang terdapat
dialam pada umumnya adalah cis.
Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak jenuh cis mungkin
bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa ini dalam struktur membran biologi
(Page,1981).
Reaksi adisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh oleh brom
c. Uji Peroksida
Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum
tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid (Syamsu, 2007). Proses oksidasi minyak
lemak menghasilkan peroksida, asam lemak, aldehid dan keton. Bau tengik yang terjadi
karena pembentukan aldehid/ keton dari asam lemak. Prinsip reaksi pada uji ini ialah
lemak teroksidasi menjadi peroksida (H2O2). H2O2 yang terbentuk kemudian
mengoksidasi
Kalium Iodida (KI) dan akan dibebaskan I2. Semakin tengik suatu minyak,
intensitas warna kuning-merah yang terbentuk semakin pekat.
Kadang-kadang juga dinyatakan derajad asam yaitu banyaknya mililiter KOH 0,1 N
yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak.
Selain itu, sering dinyatakan sebagai kadar asam lemak bebas.
Kadar asam lemak bebas (%FFA)
= mL KOH xN KOH xBM asam lemak bebas x100%
Bobot contoh (gram) x 1000
= mL KOH x N KOH x BM asam lemak bebas
Bobot contoh (gram) x 10
b. Penentuan Angka Penyabunan
Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan asam lemak total secara sempurna (terikat dan bebas) yang
terdapat dalam satu gram minyak atau lemak. Reaksi : hidrolisis asam lemak oleh
basa (Rx saponifikasi)
sabun + gliserol. Angka penyabunan yang besar menunjukkan BM yang kecil
yang berasal dari hidrolisa minyak. Makin tinggi angka penyabunan makin kecil BM.
Angka penyabunan= (Vb – Vs) x N HCl x BM KOH
Bobot contoh (gram)
Keterangan : VB : volume blanko
VS : volume sampel
Cara Kerja
Cara Kerja
Kocok hingga
Hitung jumlah tetesan
jenuh (warna
Bandingkan brom untuk menghasilkan
merah tidak
warna merah sama
hilang
c. Uji Peroksida
Bahan: - Minyak Kelapa Alat: - Tabung Reaksi
- Minyak Kelapa Sawit -Pipet Ukur
- Minyak biji bunga matahari
- Asam Asetat glasial
- Minyak Kelapa Tengik
- Minyak Krengseng
- Lemak
- Kloroform
- Larutan KI 10%
Cara Kerja
d. Uji Penyabunan
Bahan: - Minyak Kelapa Alat: - Erlenmeyer
- Minyak Kelapa Sawit - Tabung Reaksi
- Minyak Biji Bunga Matahari - Pipet Ukur
- Minyak Krengseng - Pipet Tetes
- Lemak
- KOH alkoholis 5,6%
Cara Kerja
5ml
Panaskan diatas
minyak+10ml
kompor listrik
KOH alkaholis
15 menit
5,6%