Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPIDA

Nama : Avita Trista Ningrum


NIM : 1900023047
Kelas : 3A
Golongan/Kelompok : 2/6
Hari/Tgl Praktikum :
Dosen : Mustofa Ahda., M.Sc

Pernyataan Keaslian :

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan yang


saya buat adalah hasil karya sendiri dan atau tidak memanipulasi data.
Jika terbukti ada bagian yang merupakan hasil meniru karya orang lain
dan atau memanipulasi data, maka saya siap menerima sanksi yang
semestinya.

Yang menyatakan,

(Avita Trista Ningrum)


a

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020
PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF LIPIDA
I. TUJUAN
- Mengetahui berapa sifat kimia-fisika lipida.
- Memahami prinsip dasar metode analisis kualitatif lipida.

II. DASAR TEORI


 Pengertian Lipida
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atu manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Lemak dan
senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak dimasukkan dalam satu
kelompok yaitu kelompok lipid. Sifat fisika yang dimaksud adalah tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam satu atau lebih pelarut organik, seperti eter, aseton, kloroform, ada
hubungannya dengan asam – asam lemak atau esternya dan mempunyai kemungkinan
digunakan oleh makhluk hidup (Poedjiadi, 1994).
Lipid bersifat non polar atau hidrofolik (Christine, 2017). Lemak adalah suatu zat
yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu
dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bias disimpan didalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi (Madja, 2007).

 Penggolongan Lipida
 Lipid dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Lipid sederhana (simple lipids), Lipid sederhana merupakan ester gugus asam
lemak (sering disebut juga sebagai gugus asil) dengan molekul alkohol gliserol.
Lipid sederhana dapat berbentuk monogliserida, digliserida atau trigliserida
(triasilgliserol). Trigliserida merupakan lipid yang tersimpan dalam sitoplasma sel-
sel adiposa.
2. Lipid kompleks (complex lipids) lipid kompleks, merupakan ester gugus asam
lemak dengan molekul alkohol, lipid kompleks juga berikatan dengan molekul yang
lain, seperti asam fosfat dan senyawa nitrogen tertentu. Asam lemak tidak hanya
mengalami proses esterisasi menjadi molekul lipid yang lebih kompleks, tapi juga
dapat mengalami poses transformasi metabolik menjadi senyawa-senyawa baru
yang disebut sebagai turunan lipid.
3. Turunan lipid (derived lipids). Turunan lipid dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok besar, seperti eikosanoid, isoprenoid, badan keton (keton
bodies), dan sebagainya. (Santoso,2009)
 Komponen lipid juga dapat diklasifikasikan bedasarkan sifat polaristasnya.
Berdasarkan polaritasnya, lipid dibagi atas non-polar dan polar.
Kelompok lipid yang bersifat non polar yaitu :
a. Alkana dan alkena : hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom karbon,
berbentuk jenuh atau tak jenuh. Hidrokarbon ditemukan pada serum manusia. Pada
tumbuhan ditemukan dalam bentuk karotenoid.
b. Lemak alkohol : merupakan alkohol aliphatik dengan hidrokarbon jenuh atau tak
jenuh, denga panjang 6-26 atom karbon. 7
c. Lilin : merupakan ester dari asam lemak dan alkohol rantai panjang
d. Sterol : ditemukan pada tanaman (fitosterol) dan hewan (kolesterol)
e. Tokoferol : merupakan vitamin E, yang ditemukan pada sumber minyak.
f. Trigliserida : tersusun atas gliserol dan asam-asam lemak.
 Kelarutan Lipida
Pada umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam
alcohol dan larut sempurna dalamn pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton,
benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.

 Sifat-Sifat Lipida
a) Lipida/lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut
organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang mempunyai kemungkinan
digunakan oleh makhluk hidup.
b) Lipid netral dengan unit penyusunnya, asam lemak yang rantai karbonnya panjang
tidak larut dalam air, larut dengan pelarut organik.
c) Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ikatan rangkap dari asam
lemak yang menjadi penyusunnya (Poedjiadi,1994).
d) Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, tidak seperti karbohidrat dan protein
(Marks et al, 2000)
 Struktur Lipida
 Gliserol
Pada suhu kamar, gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna, netral terhadap
lakmus, kental dan rasanya manis. Dalam keadaan murni bersifat higroskopis.
Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena penambahan KHSO4 pada suhu tinggi. Hasil
dehidrasi adalah aldehid alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering dipakai
untuk identifikasi gliserol (Sumardjo,1998).

Gliserol (Sumardjo,1998)

 Asam-asam Lemak
Menurut Page (1981), asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya
adalah asam monokarboksilat berantai lurus. Asam lemak pada umumnya mempunyai
jumlah atom karbon genap (ini berarti banyak karena asam-asam lemak disintesa
terutama dua karbon setiap kali). Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap.
Bentuk sesungguhnya dari suatu asam lemak berkembang dari bentuk
hidrokarbon induk. Konfigurasi ikatan rangkap dari asam-asam lemak yang terdapat
dialam pada umumnya adalah cis.

Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak jenuh cis mungkin
bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa ini dalam struktur membran biologi
(Page,1981).

- ANALISIS KUALITATIF LIPIDA


a. Uji Akrolein
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein digunakan untuk
menguji keberadaan gliserol. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke
dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang
memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Ketaren, 1986).

Reaksi pembentukan akrolein


b. Uji Ketidakjenuhan Minyak Lemak
Uji ini bertujuan untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak.
Metode ini berdasarkan pada struktur kimia minyak atau lemak yang dapat tersusun oleh
asam lemak tidak jenuh/ jenuh berdasarkan ada/ tidaknya ikatan rangkap. Asam lemak
tidak jenuh (punyai ikatan rangkap) dapat menghilangkan larutan brom karena dapat
bereaksi adisi dengan brom.

Reaksi adisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh oleh brom

c. Uji Peroksida
Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum
tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid (Syamsu, 2007). Proses oksidasi minyak
lemak menghasilkan peroksida, asam lemak, aldehid dan keton. Bau tengik yang terjadi
karena pembentukan aldehid/ keton dari asam lemak. Prinsip reaksi pada uji ini ialah
lemak teroksidasi menjadi peroksida (H2O2). H2O2 yang terbentuk kemudian
mengoksidasi
Kalium Iodida (KI) dan akan dibebaskan I2. Semakin tengik suatu minyak,
intensitas warna kuning-merah yang terbentuk semakin pekat.

Lemak/ minyak teroksidasi  H2O2


H2O2 + 2KI  I2 (kuning-merah) + 2KOH
Reaksi oksidasi minyak/lemak
d. Uji Penyabunan
Metode ini digunakan untuk mengetahui terjadinya reaksi hidrolis minyak oleh
alkali. Lemak/minyak dapat terhidrolisis lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat seperti
NaOH dan KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis (tidak terdapat
ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, rantai lurus, panjang tak bercabang) dengan
gugus utama COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak atau
beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suhu tinggi. (Yulianto, 2011)

Reaksi saponifikasi minyak/ lemak

- ANALISIS KUANTITATIF LIPIDA


a. Penentuan Angka Asam
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.
Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasal
dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin
tinggi angka asam makin rendah kualitas minyaknya.
ml KOH x NKOH x BM.KOH
Angka asam =
bobot contoh (gram)

Kadang-kadang juga dinyatakan derajad asam yaitu banyaknya mililiter KOH 0,1 N
yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak.
Selain itu, sering dinyatakan sebagai kadar asam lemak bebas.
Kadar asam lemak bebas (%FFA)
= mL KOH xN KOH xBM asam lemak bebas x100%
Bobot contoh (gram) x 1000
= mL KOH x N KOH x BM asam lemak bebas
Bobot contoh (gram) x 10
b. Penentuan Angka Penyabunan
Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan asam lemak total secara sempurna (terikat dan bebas) yang
terdapat dalam satu gram minyak atau lemak. Reaksi : hidrolisis asam lemak oleh
basa (Rx saponifikasi)
 sabun + gliserol. Angka penyabunan yang besar menunjukkan BM yang kecil
yang berasal dari hidrolisa minyak. Makin tinggi angka penyabunan makin kecil BM.
Angka penyabunan= (Vb – Vs) x N HCl x BM KOH
Bobot contoh (gram)
Keterangan : VB : volume blanko
VS : volume sampel

c. Penentuan Angka Iodium


Angka Iodium dinyatakan sebagai banyaknya gram Iodium yang diikat oleh 100
gram minyak/ lemak. Angka Iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak
penyusun minyak/ lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat Iodium dan
membentuk senyawa yang jenuh. Banyaknya Iodium yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap.
Angka Iodium = (VB – VS) x N Na2S2O3 x BA I x 100
Bobot contoh (gram) 1000
Keterangan :
VB : volume blanko
VS : volume sampel
BA : bobot atom

Reaksi penentuan angka Iodium


III. METODE KERJA
A. Analisis Kualitatif Lipida
a. Uji Akrolein
Bahan: - Minyak Kelapa Alat: - Pemanas Bunsen
- Minyak Kelapa Sawit - Tabung Reaksi
- Minyak biji bunga matahari - Penjepit Tabung
- Minyak krengseng - Pipet Ukur
- Lemak - Pipet Tetes
- KHSO4

Cara Kerja

1ml Pindahkan ke Pindah ke tabung


minyak+0,5gr tabung reaksi reaksi
KHSO4

Ulangi percobaan Panaskan diatas api


dengan gliserol Perhatikan bau bunsen
(sebagai pembanding) yang tercium
Dari api Kecil-Besar

b. Uji Ketidakjenuhan Minyak


Bahan: - Tabung Reaksi Alat: - Minyak Kelapa
- Pipet Ukur - Minyak Kelapa Sawit
- Pipet Tetes - Minyak biji bunga matahari
- Minyak Krengseng
- Lemak
- Kloroform
- Larutan Brom

Cara Kerja

2 tetes lemak+1 Masukkan setetes demi


ml kloroform tetes larutan brom

Kocok hingga
Hitung jumlah tetesan
jenuh (warna
Bandingkan brom untuk menghasilkan
merah tidak
warna merah sama
hilang
c. Uji Peroksida
Bahan: - Minyak Kelapa Alat: - Tabung Reaksi
- Minyak Kelapa Sawit -Pipet Ukur
- Minyak biji bunga matahari
- Asam Asetat glasial
- Minyak Kelapa Tengik
- Minyak Krengseng
- Lemak
- Kloroform
- Larutan KI 10%

Cara Kerja

1ml minyak+1ml 2ml as.asetat


kloroform glasial+1 tetes
KI 10% (biarkan
5 menit)

Minyak Kelapa Tengik Adanya peroksida ditandai


sebagai pembanding dengan warna kuning merah

d. Uji Penyabunan
Bahan: - Minyak Kelapa Alat: - Erlenmeyer
- Minyak Kelapa Sawit - Tabung Reaksi
- Minyak Biji Bunga Matahari - Pipet Ukur
- Minyak Krengseng - Pipet Tetes
- Lemak
- KOH alkoholis 5,6%

Cara Kerja

5ml
Panaskan diatas
minyak+10ml
kompor listrik
KOH alkaholis
15 menit
5,6%

Ambil 3ml larutan,


Bila Larut -> Reaksi sempurna larutkan dalam air
Berbusa -> Sabun
B. Analisis Kuantitatif Lipida. Penentuan Angka Asam
Bahan: - Minyak atau Lemak Alat: - Erlenmeyer
- KOH 0,5 N - Buret
- Alkohol 95% - Pembanding Balik
- Indikator Metyl Merah - Penangas Air
- Statif dan Klem
- Timbangan Analitik
- Gelas Ukur
- Botol Timbang
Cara Kerja

25ml alcohol netral 95%, + 3,0 gr


1 tetes PP, 3 tetes KOH minyak/lemak
0,5 N (Warna Merah (warna merah
Jambu) jambu hilang)

Titrasi dengan KOH


0,5 N (merah
jambu) Replikasi 3
kali
IV. KLINIK DATA REFERENSI

a) DATA KLINIK REFERENSI

KADAR TRIGLISERIDA KETERANGAN


<150 mg/dl Normal
150 – 199 mg/dl Batas Normal Tertinggi
200 – 499 mg/dl Tinggi
>500 mg/dl Sangat Tinggi
( National Institute of Health, 2001).

LEMAK TOTAL KETERANGAN


<200 mg/dl Normal
200-239 mg/dl Sedang
≥ 240 mg/dl Tinggi
(NCEP ATP III, 2001).

Anda mungkin juga menyukai