Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“AKHLAK”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Pada Mata Pelajaran
Ilmu Hadits

Di Susun Oleh:

(Kelompok 3)
 Afdal
 Aulia Haerani
 Fatimah
 Dinda

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 POSO

2022/2023
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Akhlak”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang dinantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Makalah ini

ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan Akhlak, serta

infomasi dari berbagai media yang berhubungan dengan Akhlak.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai

Akhlak. Sehingga saat berdiskusi, kita dapat meminimalisir kesalah pahaman

yang akan terjadi yang dikarenakan kurangnya pengetahuan yang kita

ketahui. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan

pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................3

C. Tujuan Penulisan.........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4

A. Pengertian Akhlak.......................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................15

B. Saran............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi

umatnya. Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan

kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang

mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan

juga menyelamatkan. Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang

mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang

diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri

kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti

keselamatan. Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya

sekedar keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi

juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan

hanya sekedar penyerahan diri dan tunduksaja, tapi Islam juga memiliki

konsekwensi yang harusdilaksanakan oleh pemeluknya.1

Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini

terwujud dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada

umatnya untuk membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui

Malaikat Jibril AS, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya; “Sesungguhnya

Aku diutus untuk menyempurnakan keluluran Akhlak.(HR.Malik). mendefinisikan

agama sebagai akhlak yang baik. Dalam sabda Rasulullah SAW, ketika beliau

ditanya tentang makna agama, Beliu menjawab; “bahwa agama adalah akhlak

1
Shom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist,
1998), vol. 1, hlm. 183-184.

1
yang baik”. Rasulullah SAW juga bersabda “Timbangan yang berat pada hari

perhitungannanti adalah Takwa kepada Allah dan Akhlak yang mulia”.

Cara-cara untuk membentuk akhlak yang baik:

1. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik dan akhlak yang buruk

2. Mengetahui dan menyadari akan pentingnya berakhlak

3. Merealisasikan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari

4. Memelihara Ma’ani-ma’ani akidah dalah diri

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai

dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya

akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang

keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka,

muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja,

semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah

pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila

adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan

tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,

sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah

menentang kesadaran itu.

2
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengertian Akhlaq

2. Macam-macam akhlaq dan aktualisasinya dalam kehidupan

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak

2. Untuk mengetahui aktualisasi dari macam-macam akhlaq dalam kehidupan

3.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ahlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ”Al-Khulk” yang berarti

tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak

ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan

sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.

Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut para

ahli, pengertian akhlak adalah sebagai berikut:

1. Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam

jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan

dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya

renungan terlebih dahulu.

2. Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang

darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah

terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir,

marah dan syahwat atau

a. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak

1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi

kepribadiannya.

2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.

3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan

atau tekanan dari luar.

4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.

5. Dilakukan dengan ikhlas.

4
b. Macam-Macam Akhlak

1. Akhlak kepada Allah

a). Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk

menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.

b). Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi

dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.

Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

c). Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a

merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan

keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan

akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu

d). Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah

dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e). Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui

bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.

2. Akhlak Kepada Rasululullah Saw.

Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak

langsung kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau

dan tata cara berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya.

Contoh akhlak terhadap Rasulullah antara lain :

 Mencintai dan memuliakannya. Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai

orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang di

bencinya. Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.

 Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan

pemuliaan terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam

mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain menghormati

5
Rasulullah dapat di teruskan oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan

suara di hadapan para ulama pewaris nabi.

 Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti

Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.

 Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk

bersholawat menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan

Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti penghormatan kepada beliau juga

untuk kebaikan kita sendiri.

3. Akhlak kepada diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri

pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam

memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan

sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat

membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan

lain sebagainya. Itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan

penyakit hati yang harus kita hindari.

Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri:

a). Shidiq

Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang

muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar

perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk

selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan

mengantarkannya ke surga. Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar

pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.

6
b). Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah

lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar

pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak

menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban

dengan baik dan memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.

c). Istiqamah

Istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan

keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Seorang yang

beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu

menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan kesesuaian perbuatannya

dengan ajaran Islam.

d). Iffah

Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara

kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan

menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat

mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan

kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena

bertentangan dengan kehormatan dirinya..

e). Tawadhu’

Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur.

Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain.

Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang

lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.

7
f). Malu

Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala

kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-wenangan

dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa malu akan

mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan akhlak yang

paling asli dan pokok pada Rasulullah SAW.

g). Sabar

Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai

karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan

mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.

h). Pemaaf

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain

tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh

jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta

maaf, kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan

di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.

4. Akhlak kepada sesama manusia

a). Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat

 Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.

Menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di

antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam mengajarkan

umatnya agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para tetangga dan

memuliakannya.

Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah:

memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya

8
 Memulai salam

Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)

seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana

Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah kamu terhadap

orang-orang yang beriman.” (QS. 15:88).

 Bermuka berseri-seri (ceria)

Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para

shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu kepada saudaramu

adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani).

 Memberikan Penghormatan yang Istimewa.

Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama

dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan

tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi.Maka jika anda

ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri urusan-

urusan pribadi mereka.

 Menerima Udzur (permohonan maaf).

Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi

dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya:

Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia

tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak

pernah berbuat salah.

 Menasehati dengan lemah lembut.

Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat

adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan

9
Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan

memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya

 Menutup Aib.

Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup

aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu

mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah.

Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi

tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya

terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat

tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya.

 Bersikap Ramah Tamah.

Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap

mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan

memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang

mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya.

b). Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)

 Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup

Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal

keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi

dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya

sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua

pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu

kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi

kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka meninggal

dunia.Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak harus berbakti

kepada orang tua.

10
 Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal

Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak

mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga

mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang

sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar

kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan

do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita

sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab

itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

 Akhlak terhadap Keluarga

Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga

tersebut diantaranya:

a). Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga

memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang

dengan kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership

(kepemimpinan).

b). Kerjasama

Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya

tidak mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak

searah dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri

pun tidak akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau

langkah-langkah keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang

punggung bagi tegaknya suatu bangsa.

c). Perhitungan dan Keseimbangan

Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh

ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab

11
terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai “buah hati

yang menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.

d). Disiplin

Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting.

Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap

disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga

seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan

waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan,

keteraturan hidup susah tercapai.

e). Kasih Sayang

Keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan

anugrah dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh

aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa

mudah.

5. Akhlak Kepada Lingkungan Hidup

Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya,

selain Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk

mengenal alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi

kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini.

Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam

seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam

sekitarnya, yakni memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana

firman-Nya: “Dia menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai

pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’ 21:107)

12
Manusia mempunyai kewajiban untuk berakhlak kepada alam sekitarnya.

Ini didasarkan kepada hal-hal sebagai berikut:

 Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.

 Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Al-

Qur’an.Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan

alam.

 Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk mrngambil manfaat yang

sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.

 Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka

bumi.

Dalam Islam ada aturan untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi

dengan alam, yaitu ketika sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti

tumbuhan dan berburu binatang.Pada intinya, etika Islam terhadap alam semesta

hanya mengajarkan satu hal saja yaitu perintah untuk tidak melakukan kerusakan

di muka bumi.Akhlak manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk

kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan

memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran,

kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga. Berakhlak dengan alam

sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan alam sekitar sebagai berikut :

 Melarang penebangan pohon-pohon secara liar

 Melarang perburuan binatang secara liar

 Melakukan reboisasi

 Membuat cagar alam dan suaka margasatwa

 Mengendalikan erosi

 Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai

13
 Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh

lapisan masyarakat

 Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat

manusia tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan

bentuk akhlak yang buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa

manusia pada hakekatnya adalah natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri.

Ini sesuai dengan hukum kausal karena manusia merusak lingkungannya sendiri,

maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan malapetaka. Jadi, sebagai

konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia harus

bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa :

 Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan

lingkungan itu

 Memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi

kembali sesuai tujuan penciptaannya, dan

 Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi

sanksi, baik sanksi negara maupun sanksi agama.

Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak

angkuh terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut untuk

memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan)

menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak

menciptakan langit dan bumi serta yang berada di antara keduanya, kecuali

dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf 46:3)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena

akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter

manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau

dengan sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam

pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik

budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah

Swt.,terhadap Rasulullah Saw,Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan hidup

perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun

penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam

dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad

S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Shom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin. Kairo: Dar al-
Hadist, 1998.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Elmubarok, zaim.2015.Islam Rahmatan Lil Alamin.Unnes Press; Semarang
http://pendidikanagamaislam07.blogspot.co.id/2009/12/akhlak-sesama-
manusia.html
http://ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/06/makalah-akhlak-kepada-kedua-orang-
tua.html
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/akhlak-terhadap-
keluarga/http://adezaenudin.blogspot.com/2010/06/sistem-ajaran-islam-
tentang-akhlak.html
http://nettihariani.blogspot.com/2009/11/akhlak-dalam- keluarga.html
http://darulrezki.blogspot.co.id/2012/04/akhlak-terhadap-tetangga-dan-
masyarakat.html.

Anda mungkin juga menyukai