Anda di halaman 1dari 10

KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK AKHLAK

Disusun oleh:

AZHAR ZULKIFLI
CHRISTIAN ANDATAN
FIQRY PUTRA PRATAMA
PARDI RAMBE
YOGA FANDU PERDANA

MATA KULIAH AL ISLAM II

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PEKANBARU
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya
dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai
penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga
akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata pelajaran Agama Islam mengenai
kedudukan ilmu dan orang-orang yang menuntutnya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi
yang bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I
PENDAHULUAN
  

 A.           Latar Belakang

            Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup beribadah
dan bertasbih selamanya, namun manusia juga bukan syaitan yang senantiasa salah, sesat dan
menyesatkan, akan tetapi manusia adalah makhluk yang diberikan dan dibekali oleh allah
akal dan nafsu ditambah lagi dengan qalbu kesinambungan akal dan nafsu disertai dengan
hati yang bersih menjadikan manusia mendapatkan derajat yang tinggi dari malaikat

Kalau kita tengok sejarah kebelakang sebelum islam itu datang, kita dapat temukan
refernsi-referensi tentang bejad dan tercelanya sifat para kaum-kaum jahiliyah yang tidak
mempunyai peradaban yang murni mereka hanya mengumbar nfsu belaka tanpa
mementingkan etika yang baik dan mulia. Ini semua adallah disebabkan oleh tidak adanya
aturan dalam hidup, oleh sebab itu Allah SWT mengutus seorang nabi yang merupakan nabi
dan rosul terakhir yang diutus hingga akhir zaman untuk menyempurnakan akhlak dimuka
bumi ini terkhusus bagi bangsa arab sendiri sebagaimana diterangkan dalam hadist berikut
yang Artinya: ‘‘Sesungguhnya aku (Muhammad) di utus untuk menyempurnakan akhlak

Maka dengan adanya pengutusan nabi dan rosul terakhir ini terbukti adanya
perubahan yang sangat signifikan yang merubah dari zaman kegelapan menjadi zaman terang
benderang. Keadaan ini pun berlangsung sangat lama karena benar-benar pengaruh nabi
Muhammad begitu terasa.

B.                 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Apa itu Pengertian akhlak ?


2. Mengetahui Jenis-jenis akhlak!
3. Mengetahui Karakteristik akhlak!

C. Tujuan Penulisan

Secara umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami
dan menerapkan perihal Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik penyusun
maupun pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya. Selain itu juga
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Hadits I, agar telaksana tujuan pendidikan yang
diharapkan.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian akhlak


Akhlak merupakan salah satu dari ajaran Islam yang harus dimiliki oleh setiap
individu muslim dalam menunaikan kehidupan- nya sehari-hari. Oleh karena itu, akhlak
menjadi sangat penting artinya bagi manusia dalam hubungannya dengan sang Khaliq dan
dengan sesama manusia. Akhlak agar mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang yang
menyatukan pola berpikir, bersikap, berbuat, minat falsafah hidup dan keberagamannya.

Akhlak yang merupakan situasi batiniah manusia memproyeksikan dirinya kedalam


perbuatan-perbuatan lahiriyah yang akan tampak sebagai wujud nyata dari hasil perbuatan
baik atau buruk menurut Allah SWT dan manusia. Kesempurnaan kepribadian seseorang
akan sangat dipengaruhi oleh intensitas akhlaknya.

Akhlak dari segi bahasa : berasal daripada perkataan 'khulq' yang bererti perilaku,
perangai atau tabiat. Maksud ni terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak
Rasulullah SAW yang bermaksud : "Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak
Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan,
pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah SAW yang semuanya merupakan pelaksanaan
ajaran al-Quran.

Akhlak dari segi istilah : Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan terlebih dahulu."

Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu."

Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia akan
menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."

Daripada definis tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan suatu perlakuan yang
tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam
melakukan sesuatu tindakan.
2.2 Jenis-jenis Akhlak
2.2.1 Akhlak terpuji (Mahmudah)
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji
adaah sebagai berikut:
1. Husnuzan Beras al dari lafal husnun baik dan Adhamu (Prasangka).
Husnuzan berarti prasangka, perkiraan dugaan baik. Lawan kata husnuzan
adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang Hukum kepada Allah
dan rasulnya wajib. wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara hin:
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah
untuk kebaikan manusia Meyakini de ngan sepenuh hati bahwa semua larangan
agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manus ia atau jaiz (boleh
mubah dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan
bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak
positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
2. Tawaduk Tawaduk berarti rendah hati.
Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan
Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa rendah
hati kepada saudaranya semuslim maka Alah akan mengang kat derajatnya. Dan
barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya" (HR.
Ath-Thabrani).
3. Tasamu.
Artinya sikap tenggang rasa saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia. Allah berfirman:

‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِن‬


"Untukmu agama mu, dan untukku agamak u". (Q.S. Alkafirun/109:6).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas meaksanakan
ajaran agama yang diyakini
4. Ta'awun.
Ta'awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan
sesama manusia. Allah berfirman:

َ‫ي َواَل ْالقَاَل ِئ َد َواَل آ ِّمينَ ْالبَيْت‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ِحلُّوا َش َعاِئ َر هَّللا ِ َواَل ال َّشه َْر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد‬
ْ‫ون َفضْ اًل ِمنْ َرب ِِّه ْم َو ِرضْ َوا ًنا ۚ َوِإ َذا َح َل ْل ُت ْم َفاصْ َطا ُدوا ۚ َواَل َيجْ ِر َم َّن ُك ْم َش َنآنُ َق ْو ٍم َأن‬ َ ‫ْال َح َرا َم َي ْب َت ُغ‬
‫ص ُّدو ُك ْم َع ِن ْال َمسْ ِج ِد ْال َح َر ِام َأنْ َتعْ َت ُدوا ۘ َو َت َع َاو ُنوا َع َلى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاو ُنوا َع َلى اِإْل ْث ِم‬ َ
‫ب‬ِ ‫ان ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۖ ِإنَّ هَّللا َ َشدِي ُد ْال ِع َقا‬
ِ ‫َو ْالع ُْد َو‬
"..Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia
dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya..."(Q.S. Al Maidah5:2).
Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang
menjadi patokan akhlak kita antar sesama.

2.2.2 Akhlak Tercela (Mazmumah)


a. Hasad Artinya iri hati, dengki.
Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang la in beruntung.
Seba ga imana sabda Rasulullah saw, "Janganlah kamu saling membenci dan
janganah kamu saling mendengki,, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan
hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang
muslim mendia mkan saudaranya lebih dari tiga hari: (HR. Anas)
b. Dendam.
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan. Alah berfirman:

‫ين‬
َ ‫َّاب ِر‬ َ ْ‫َوِإنْ َعا َق ْب ُت ْم َف َعاقِبُوا ِبم ِْث ِل َما عُوقِ ْب ُت ْم ِب ِه ۖ َو َلِئن‬
ِ ‫ص َبرْ ُت ْم َله َُو َخ ْي ٌر لِلص‬

"Dan jika kamu memba las, maka balas lah dengan (balas an) yang sama
dengan siksaan yang ditimpakan kepada mu. Tetapi jika kamu bersabar, sesung
guhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar" (Q.S.An Nahl16:126)
c. Gibah dan F itnah.
Menbicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama
baiknya Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya
dinamakan gibah Sedangkan apab ila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar,
berarti pembic araan itu disebut fitnah. Allah berfirman:

ُ ْ‫الظنِّ ِإ ْث ٌم ۖ َواَل َت َج َّسسُوا َواَل َي ْغ َتبْ َبع‬


‫ض ُك ْم‬ َّ ‫ض‬ َ ْ‫الظنِّ ِإنَّ َبع‬ َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َك ِثيرً ا م َِن‬
‫َبعْ ضًا ۚ َأ ُيحِبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأنْ َيْأ ُك َل َلحْ َم َأخِي ِه َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتمُوهُ ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ ِإنَّ هَّللا َ َتوَّ ابٌ َرحِي ٌم‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Hujurat 49:12)
d. Namimah Adu domba atau namimah,
yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar
kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah
berfirman:

ِ ُ‫ق بِنَبٍَإ فَتَبَيَّنُوا َأ ْن ت‬


‫صيبُوا َق ْومًا ِب َج َها َل ٍة َف ُتصْ ِبحُوا َع َل ٰى َما َف َع ْل ُت ْم‬ ٌ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ ْن َجا َء ُك ْم فَا ِس‬
َ ‫َنا ِدم‬
‫ِين‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik (keluar dari
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya datang kepadamu me mbawa suatu berita maka
telitilah kebenarannya, a gar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan) yang akhimya kamu menyesali perbuatanmu u" (Q.S. Al-Hujurat/496)

2.3 Karakteristik Akhlak.


Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Aquran dan Sunnah, mengandung muatan
universa listik dan partikularistik. Muatan universa listik merupakan "common platform (titik
persaman) nilai-nilai moral in yang ada di dunia, sedangkan muatan partikularistik menunjuk
kan cirri khas dan karakteristik akhlak Islam yang berbeda dengan yang lainnya.
Ciri khas dan karakteristik akhlak Isam itu meliputi:
1. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak rabbaniyah mempengertian bahwasanya wahyu Ilahi merupakan
"reference source" (sumber rujukan) ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti mengandung
kontrad iksi dengan pendapat akal sehat, karena kebaikan yang diajarkan ole h wahyu
adalah kebaikan menurut akal dan yang diajarkan seba gai keburukan menurut wahyu
adalah keburukan menurut akal.
2. Akhlak Insaniyah

Akhlak insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntutan fitrah dan eksistensi


manus ia sebagai mkhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak
Kecenderungan manus ia kepada hal-hal yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan
secara langsung akan terpenuhi dan bertemu dengankebaikan a jaran akhak. Orientasi
akhlak insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai nlai-nilai ke
manusiaan secara umum tetapi juga mencakup kepada perike makhlukan dalam
pengertian menanamkan rasa cinta terhadap semua makhhuk Allah.

3. Akhlak Jami'iyah.
Akhlak jami iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalamnya
sesuai dengan kema nus iaan yang unive rsal, kebaikannya untuk seluruh umat manusia di
segala zammn dan di se mua tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang
berdimensi vertikal maupun yang berdimensi horisontal
4. Akhlak Wasithiyah
Akhlak was ithiyah be rarti bahwas anya ajaran akhlak kese imbangan (tawassuth)
antara dua sisi yang berlawanan. seperti kese imbangan antara itu menitikberatkan dan
seterusnya rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, Allah swt. dalam
firman-Nya meng ilustra sikan tentang dua kelompok manusia yang memiliki sifat saling
berlawanan. Kelompok pertama hanya memprioritaskan kehidupan dunianya, dengan
sekuat tenaga berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan membunuh
kesadarannya akan kehidupan akhirat. Sedangkan kelompok yang kedua berusaha
menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di akhirat serta merasa takut akan
siksa neraka. Kelompok pertama akan mendapatkan keinginan-ke inginan duniawinya,
namun di ak hirat tidak mendapatkan apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua bemar-
benar akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat
5. Akhlak Waqiiyah
Akhlak waqi'iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak
memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu kenyataan,
bahwasanya manusia itu di samping memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki
sejumlah kelemahan. Firman Allah berikut memperjelas kondisi objektif manusia paling
mendasar.
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefas ikan dan ketakwaannya.(Q.S. 917-8) Arti ayat tersebut
memberikan pemahaman bahwasanya manusia memiliki dua potensi yang berhadapan
secara diametral. Satu potensi menunjukkan kualitas insaniyah dan yang satunya lagi
manunjukkan kelemahan. Dalam ayat lain terdapat sebuah ilustrasi bahwasanya kondisi
realitas menjustifikasi untuk melakukan sesuatu yang tadinya terlarang.
"Barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginka nnya dan tidak (pula) melampa ui batas. Maka tidak ada dosa baginya
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. 2:173). Dengan
memahami karakteristik akhlak Islam ini, mudah-mudah kita terpacu untuk mewujudkan
akhlak Isam di pentas kehidupan sehing ga harmoni tercipta di muka bumi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.”
(HR.Bukhari dan Muslim).

B. Saran

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca
semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita
termasuk kedalam golongan kaumnya.

DAFTAR PUSTAKA
 

Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008

https://www.pelajaran.co.id/2017/16/pengertian-akhlak-macam-macam-akhlak-dan-contoh-
serta-ruang-lingkup-akhlak-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai