DOSEN PENGAMPU:
SALMAN, M.A
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan berkahnya
kami diberikan kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas makalah yang
di berikan oleh Dosen pengampu Bapak Salman, M.A. mata kuliah Tauhid, shalawat
teriring salam tidak lupa juga kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang modern yang diridhai
Allah SWT .
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak yang telah memberikan
arahan dalam menyusun makalah ini, makalah disusun dari beberapa referensi buku dan
dari internet yang kemudian kami jadikan sebagai pembahasan.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari Bapak Dosen serta para pembaca
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan referensi maupun kajian
akademik. Mohon maaf apabila dalam penyampaian masih terdapat banyak kekurangan
semoga makalah kami dapat lebih baik lagi dilain hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................ 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna, agama mengatur dengan jelas tata
cara menjalani kehidupan dengan baik dan benar. Kehidupan seseorang berbeda
dengan kehidupan orang lain. Masalah silih berganti, cobaan
semakin merapuhkan badan, rintangan semakin di depan dan setiap orang
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyelesaikan setiap masalahnya.
Ada yang sesuai dengan akidah seperti tetap berusaha, sabar, tawakal, dan
berdo’a. Begitu pun sebaliknya ada yang menyelesaikan masalahnya dengan
cara-cara yang merusak dan mengotori akidah diantaranya: syirik, kufur, murtad,
iri hati, sombong dan sebagainya.
Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang memilih cara-cara yang
bertentangan dengan akidah islam. Yang mereka inginkan adalah bagaimana
masalah tersebut dapat selesai dengan cepat tanpa memikirkan bertentangan
tidaknya degan akida hislam. Misalkan mereka dating keseorang dukun,
menggunakan jimat dan sebagainya. Mereka seakan lupa dengan hakikat dirinya
sebagai hamba Allah yang harus menyembah dan meminta pertolongan hanya
kepada Nya.
Allah swt melarang dengan keras perbuatan-perbuatan yang dapat
merusak dan mngotori akidah islamiyah diantaranya melakukan perbuatan
syirik, kufur, Bid’ah, takhayul, khurafat, dan nifak karena perbuatan tersebut
akan menjerumuskan manusia dalam neraka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah
2
3
1. Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah swt dalam hal-hal
yang menjadi kekhususan-Nya, misalnya berdo’a kepada Allah dengan
memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah swt, seperti;
menyembelih, bernadzar, berdo’a dan lainnya. 1
Barang siapa menyembah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan
ibadah bukan pada tempatnya serta memberikan kepada yang tidak berhak
mendapatkannya, dan itu adalah kezhaliman yang paling besar. Allah
berfirman :
١٣ٞظ ۡل ٌم َعظِ يم
ُ َِإنَّٱلش ِۡر َكل
”Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezhaliman yang besar”. (QS. Al-Lukman 31: 13).
Allah swt tidak mengampuni pelaku syirik yang meninggal dalam
kesyirikannya, firman Allah swt :
٤٨عظِ ي ًما َ َۦويَ ۡغف ُِر َماد ُونَ َٰذَ ِل َك ِل َمني
َ و َمني ُۡش ِر ۡكبِٱللَّ ِهفَقَد ِۡٱفت ََر َٰ ٓىإ ِ ۡث ًماَٞ شا ٓ ُۚ ُء َ إِنَّٱللَّ َه ََليَ ۡغف ُِرأَني ُۡش َر َكبِ ِه
1
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Solo: Pustaka Arafah, 2015), hlm.
15.
4
ٓ
َ أ ُ ْو َٰلَئِكَٱلَّذِينَلَ ۡي١٥َٞاوه ُۡمفِي َه َاَلي ُۡب َخسُون
ۡ سلَ ُه ۡمف
ِٞيٱۡلٓخِ َر َ َمنكَانَي ُِريد ُۡٱل َحيَ َٰوة َٱلد ُّۡن َي
َ او ِزينَت َ َهانُ َوفِإ ِ َل ۡي ِه ۡمأ َ ۡع َٰ َملَ ُهمۡ فِي َه
١٦َٞاو َٰبَطِ ل َّماكَانُواْيَعۡ َملُون َ صنَعُواْفِي َه َ ط َما َ ِٞار َو َحبُ َۖ ةِإِ ََّلٱل َّن
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan itulah orang-orang yang tidak memperoleh
di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan”.(QS. Hud 11:15-16).
3) Syirik Dalam ketaatan
Yaitu, seseorang menaati selain Allah swt dalam hal bermaksiat
kepada Nya. Allah swt berfirman:
ُوَٞ ُۚ َل ِإ َٰلَ َهإ ِ ََّله
ٓ َّ د َۖاٞٗ ِاوح َٰ ُ ُ ارهُمۡ َو ُر ۡه َٰبَنَ ُهمۡ أ َ ۡربَابٗ امِند ُونِٱللَّ ِه َو ۡٱل َمسِي َح ۡٱبنَ َم ۡريَ َم َو َمآأ
َ َٰ مِر ٓواْإِ ََّل ِل َيعۡ بُد ُٓواْإِلَ ٗه َ َٞٱت َّ َخذ ُ ٓواْأَ ۡحب
٣١َٞع َّماي ُۡش ِر ُكون َ ُسُ ۡب َٰ َحنَ ۥه
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan”. (QS. At-Taubah 9 : 31).
Dan tafsir ayat ini yang maknanya sudah jelas yaitu ketaatan
kepada ulama dan ahli dalam perkara maksiat, dan bukanlah yang
dimaksud mereka berdoa (beribadah) kepada mereka. Sebagaimana
Nabi ﷺmenafsirkan ayat ini kepada Adibin Hatim Radhiyallahuanhu
ketika beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ , beliau
Radhiyallahuanhu berkata : ”Tidaklah kami beribadah kepada
mereka” maka Rasullulah ﷺmengatakan kepadanya :”yang dimaksud
dengan beribadah kepada mereka yaitu menaati mereka dalam
kemaksiatan”.(Hadits dari Adi bin Hatim Radhiyallahuanhu.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/378) Tirmidzi (2954) Ibnu
8
2
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Solo: Pustaka Arafah, 2015), hlm.
21.
10
3
Syaikh Muhammad A-Tammi, Kitab Tauhid, (Riyadh: Ar-Ri’asah Al-Ammah Li Idarat Al-
Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta Wa-Da’wah Wal-Irsyad, 1404 H), hlm. 55.
11
dia telah kufur. Dalam hal ini, kita memohon perlindungan Allah dari hal hal
yang demikian.
Sebagian sahabat telah melakukan perkara yang membatalkan iman itu,
karena mereka sebelum nya tidak mengetahui hukumnya. Rasullulah saw
murka terhadap mereka, tetapi beliau tidak menganggap mereka telah keluar
dari landasan iman. 4
Jenis-Jenis Kufur:
a. Kufur Besar
Kufur besar dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.
Kufur besar ada lima macam, yaitu :
1) Kufur karena mendustakan. Dalilnya adalah firman Allah swt :
٦٨َٞسفِي َج َهنَّ َم َم ۡث ٗوىل ِۡل َٰ َكف ِِرين َ َو َم ۡنأ َ ۡظلَ ُم ِم َّمن ِۡٱفت ََر َٰى َع َلىٱللَّ ِه َك ِذبًاأ َ ۡو َكذَّ َب ِب ۡٱل َح ِقلَ َّم
َ ۡيَٞاجا ٓ َء ُۚ ٓۥهُأَل
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang
mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang
hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka
Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir”.(QS. Al-
Ankabut 29:68).
2) Kufur karena Enggan dan Sombong meskipun membenarkannya.
Dalilnya adalah firman Allah swt :
٣٤َٞ َر َوكَانَمِ ن َۡٱل َٰ َكف ِِرينَٞٱست َۡكب
ۡ سأ َ َب َٰى َو ۡ َوإِ ۡذقُ ۡلنَال ِۡل َم َٰلَٓئِ َكة
َ َِٱس ُجد ُواْ ِۡلٓدَ َمف
ٓ َّ ِس َجد ُٓواْإ
َ َل ِإ ۡبلِي
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis;
ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir”.(QS. Al-Baqarah 2:34).
3) Kufur karena ragu – ragu, yaitu prasangka. Dalilnya adalah firman
Allah swt :
ِٞيَل َ ِجدَنَّخ َۡي ٗرام ُّ عةَقَآئِ َم ٗة َولَئ
َ ِِنردِدتُّإِلَ َٰى َرب َ ظنُّٱلسَّا ُ َ َو َمآأ٣٥ظالِم ِلن َۡف ِسِۦهقَالَ َمآأَظُ ُّنأَنت َ ِبيدَ َٰ َه ِذ ِٓۦهأَبَدٗا
َ َودَ َخلَ َجنَّتَهُ َۥوه َُو
رَٞ َٰلَّ ِك َّن ۠اه َُوٱللَّ ُه٣٧َل َ ت ُ َرابث ُ َّممِننُّ ۡطفَةث ُ َّمٞصاحِ بُهُ َۥوه َُويُ َحا ِو ُر ٓۥهُأ َ َكف َۡرت َ ِبٱلَّذِي َخلَقَ َكمِن
ٞ ٗ س َّو َٰىك ََر ُج َق َ َۥ٣٦ۡن َها ُمنقَلَبٗ ا
َ ُالل
٣٨َلأ ُ ۡش ِركُ ِب َر ِب ٓيأ َ َح ٗدا
ٓ َ يو
َ ِب
4
Abdul Rahman & Abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan Iman, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), hlm. 76.
12
5
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Solo: Pustaka Arafah, 2015), hlm.
23-25.
13
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
"Jadilah!" Lalu jadilah ia. (QS. A-Baqarah:117).
Maksudnya, Allahlah yang menciptakan langit dan bumi tanpa ada
contoh sebelumnya. Firman Allah surah al-ahqaf ayat 9 berikut:
٩َّٞو َمآأَن َ۠ا ِإ ََّلنَذِير ُّم ِبينَٞ َل َمايُو َح َٰ ٓىإ ِ َلي
ٞ َّ ِ يو ََل ِبكُمَۡۖ إِ ۡنأَت َّ ِب ُعإ
َ سل َِو َمآأ َ ۡد ِري َماي ُۡف َعلُ ِب
ُ َٱلر ِ ٗقُ ۡل َماكُنت ُ ِب ۡدع
ُّ امن
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul
dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak
(pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
menjelaskan. (QS.al-Ahqaf: 9)
Maksudnya aku bukanlah orang yang pertama kali membawa risalah dari
Allah swt kepada para hamba, akan tetapi sudah banyak para rasul yang
mendahuluiku.
Bid’ah ada dua jenis, yaitu bid’ah dalam perkara agama dan bid’ahdaam
perkara dunia. 7
Pertama, Bid’ah dalam perkara dunia, seperti penemuan – penemuan
teknologi modern. Hal ini hukumnya boleh, karena hukum asal dalam urusan
dunia adalah boleh.
Kedua, Bid’ah dalam perkara Agama, ini hukumnya haram,sebab hukum
asal suatu ibadah adalah tauqifi(ada landasan dalil). Rasulullah ﷺbersabda:
”barangsiapaa yang mengada – ngada suatu hal yang baru dalam urusan
kami ini (agama) yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak”.(HR.
Bukhari dan Muslim).
Macam-macam Bid’ah dalam Agama:
Pertama, Bid’ah dalam ucapan dan keyakinan.
Kedua, Bid’ah dalam beribadah. Seperti beribadah kepada Allah swt dengan
bentuk ibadah yang tidak dicontohkan. Bid’ah ini banyak jenisnya :
7
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Solo: Pustaka Arafah, 2015), hlm.
139.
16
a. Bid’ah yang terjadi pada asal – usul atau sumber ibadah. Misalnya
membuat suatu bentuk ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syar’iat.
Seperti shalat yang tidak di syar’iat kan dan membuat puasa yang tidak
ada landasan syar’iatnya.
b. Bid’ah berupa penambahan terhadap ibadah yang dasarnya di
syar’iatkan. Seperti mernambahi rakaat shalatzhuhur atau ashar menjadi
5 rakaat.
c. Bid’ah yang terjadi pada tata cara pelaksanaan ibadah, misalnya
melakukan zdikirberjama’ah dengan suara dan nada yang sama.
d. Bid’ah berupa pengususan waktu tertentu waktu
ibadah,sepertimengususkan siang dan malam nisfusya’ban (pertengahan
bulan sya’ban). Untuk melakukan puasa dan tahajud.
Bahaya bid’ah bagi agama, pribadi dan masyarakat Islam antara lain adalah:
a. Bid’ah merusak kemurnian agama,
b. Bid’ah adalah sumber perpecahan
c. Bid’an menyuburkan kejahilan,
d. Bid’ahadaah sesat dan menyesatkan pelaku bid’ah. 8
5. Takhayul
Takhayul adalah segala keperayaan dan pandangan terhadap perkara
gaib yang bersumber kepada khayalan, persangkaan-persangkaan atau
perkiraan-perkiraan yang sama sekali tidak ada keterangannya dari A-Qur’an
dan Hadits yang shaheh.
Contoh takhayul: wanita hamil harus selalu membawa gunting
sebagai penolak bala, jangan pernah memberikan hadiah saputangan kepada
tunangan karena ini akan menyebabkan putusnya hubungan, dan jika wanita
hamil ngidam makanan tertentu tidak dipenuhi kelak anak yang ahir akan
suka ngences.
6. Khurafat
8
Hamzah Ya’qub, Pemurnian Akidah dan Syari’at Islam, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,
1988), hlm. 88.
17
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah. 2015. Kitab Tauhid. (Solo: Pustaka
Arafah).
Al-Tammi, Syaikh Muhammad. 1404 H. Kitab Tauhid. (Riyadh: Ar-Ri’asah Al-Ammah
Li Idarat Al-Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta Wa-Da’wah Wal-Irsyad).
Al-Wajibat, dkk, http://assamarindy.com.
Rahman, Abdul & Abdul Khalid. 1996. Garis Pemisah antara Kufur dan Iman.
(Jakarta: Bumi Aksara).
Ya’qub, Hamzah. 1988. Pemurnian Akidah dan Syari’at Islam. (Jakarta: CV Pedoman
Ilmu Jaya).
19