pengertian etika atau akhlak menurut para ahli baik secara etimologis maupun terminologis
Secara etimologis kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, akar katanya “khuluqan”, yang artinya
perangai, tingkah laku dan budi pekerti.
ETIKA adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia.
Secara terminologis, Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” mengartikan
akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada lubuk hati yang paling dalam yang dengan akhlak itu
melahirkan perbuatan dengan mudah yang tidak membutuhkan pada pikiran dan pendapat.
“maka demi Tuhan mu, mereka tidak beriman sebelum merak menjadikan engkau (Muhammad)
sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa
keberatan dalam hati mereka terhadap utusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan
sepenuhnya”
Terdapat dalam hadist riwayat Muslim dari Umar RA, Rasulullah SAW. Bersabda setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir
(presiden/ iman/ ketua) atas manusia merupakn pemimpin dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas
apa yang dipimpinnya. Seorang hamda adalah pemimpin atas harta tuanya, dan ia bertanggung
jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab
atasnya apa yang dipimpinnya. (HR. Muslim)
Rasulullah SAW. Bersabda: “sugguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya
adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapat kebaikan, ia bersyukur, karna ia tahu bahwa
hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah ia bersabar, karena ia
tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik baginya”. (HR. Bukhori)
ٰۤ ُ
ك يَتُوْ بُ هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه ْم ۗ َو َكانَ هّٰللا ُ َعلِ ْي ًما َح ِك ْي ًما
َ ول ِٕى ٍ اِنَّ َما التَّوْ بَةُ َعلَى هّٰللا ِ لِلَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ الس ُّۤوْ َء بِ َجهَالَ ٍة ثُ َّم يَتُوْ بُوْ نَ ِم ْن قَ ِر ْي
ب فَا
“Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan
karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana” (QS. An-Nisa : 17)
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS.
Az-Zariyat: 56)
Rasulullah SAW
2. Mengetahui syariatnya
قُلْ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّوْ نَ هّٰللا َ فَاتَّبِعُوْ نِ ْي يُحْ بِ ْب ُك ُم هّٰللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم
“ Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
4. Mewarisi risalahnya
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”
4. Ittiba
Orang tua
Pertama, patuhi dan segera lakukan perintah orang tua, sepanjang perintah itu tidak maksiat.
Kedua, jauhi dan segera hentikan larangan orang tua, sepanjang larangan itu baik menurut syariat
Guru
5) jika tidak paham maka bertanya dengan lemah lembut dan penuh hormat,
Tetangga
MENGHUBUNGKAN SILATURRAHMI
SALING TOLONG-MENOLONG
MEMBINA UKHUWWAH
FASTABIQUL KHAIRAT
BERSIKAP ADIL
MEMENUHI JANJI
MENYELENGGARAKAN PEMAKAMAN
TIDAK RIYA/PAMER
Untuk itu, kita wajib menjaga lingkungan agar tetap sehat dan sejahtera, sesuai dengan ajaran Islam
sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
8 Menjaga Keindahan
9. Menjaga Kesehatan
1 Kejujuran
4 Ramah-tamah
8 Takaran
3. Degradasi akhlak
Degradasi berarti kemunduran, kemerosotan atau penurunan dari suatu hal, sedangkan moral
adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya
kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang.
Bentuk Degradasi
Moral
1. Berbicara kasar
3. Berperilaku Curang
Cara mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi di masyarakat dan solusi untuk menanggapi
masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh
buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
4. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal shaleh.
Dengan kita mendekatkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal shaleh,tentu akan membuat
kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan Allah.
Beba
2. Mencari kawan yang baik dan dapat memotivasi untuk mengembangkan potensi diri.
3. Mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap semua tugas yang diemban sehingga dapat
mempersiapkan masa depan yang gemilang.
5. Tidak mudah larut dalam kesenangan dan pergaulan yang bebas karena kebiasaan ini akan
menguras segala kemampuan dan dapat menghancurkan masa depan.
3. Jangan mencoba-coba untuk menonton video porno melalui media apapun, baik internet,
VCD/DVD maupun media handphone
5. Jangan terbawa arus kebudayaan barat yang cenderung pada sikap hedonisme dan
materialisme.
6. Selalu mengindahkan pesan-pesan kebenaran dan kebaikan dari orang tua, guru dan orang
saleh
7. Melakukan kegiatan-kegiatan yang positif bagi masa depan remaja yang berkaitan dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta perkembangan kepribadian yang positif bagi
remaja (Syafrial).
Solusi yang Dapat diTerapkan dalam Mengatasi Krisis Moral diKalangan Anak Muda yaitu :
ِ َّاَل تَ ْعبُ ُدونَ ِإاَّل اللَّـهَ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوقُولُوا لِلن
اس ُح ْسنًا
Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,”
(QS Al-Baqarah: 83).
Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta
membenci akhlak yang rendah (hina),” (HR Bukhari, Muslim)