Anda di halaman 1dari 7

1.

pengertian Akhlak

Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat.
Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara
mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.

Sementara itu, menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Dilansir dari laman NU Online, Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Pasalnya akhlak merupakan salah satu pondasi penting untuk orang-orang yang beragama.
Sehingga akhlak dan budi pekerti sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang beragama dalam menjalani
kehidupan di masyarakat.

2.Sumber Akhlak

Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak, wahyu menjelaskan
bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah s.w.t. yang
Maha Pandai dan Maha Bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak
dapat dibuat dan ditandingi oleh buatan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi
perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah s.a.w.

Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هللاِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هللاَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْيرًا‬

Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
(Q.S.al-Ahzab : 21)

Dasar akhlak dari al-Hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:

َ ‫َار َم اَأْل ْخاَل‬ ‫اِنَّ َما بُ ِع ْث ُ ُأِل‬


‫ق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َمك‬

Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.

Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan al-Hadits rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap
muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah.

3.Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu
menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah,
pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani,
disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai
kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.

Akhlak Berkeluarga

Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak,
dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara
sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang
yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu
untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan
tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai
harga diri, kehormatan dan kemuliaan.Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena
mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati.

Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan


ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan
akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu
yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira
bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya
mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai
ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.

Akhlak Bermasyarakat

Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka
menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan
hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada
tetangga. Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan,
kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-
kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang
disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap
individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma-
norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak Bernegara

Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu,
tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan
penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau
timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak Beragama

Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup
akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun
secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.

4.KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAM

1.Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.

2.Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok Islam

3.akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan sesorang nanti pada hari kiamat

‫ش رواه‬ َ ‫ق َح َس ٍن َوِإ َّن هَّللا َ لَيُ ْب ِغضُ ْالفَا ِح‬


ٍ ُ‫يزَان ْال ُمْؤ ِم ِن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن ُخل‬
ِ ‫َي ٌء َأ ْثقَ ُل فِي ِم‬
ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما ش‬ َّ ِ‫ع َْن َأبِي الدَّرْ دَا ِء َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
َ ‫يث َح َس ٌن‬
‫ص ِحي ٌح‬ ٌ ‫الترمذي َوهَ َذا َح ِد‬

4.Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorangsebagai ukuran kualitas imanya

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا رواه الترمذي هَ َذا‬ َ َ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ قَا َل ق‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
‫ص ِحي ٌح‬ ٌ ‫َح ِد‬
َ ‫يث َح َس ٌن‬

5.Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada allah SWT.Lihat nash
tentang shalat puasa dan haji

6.Nabi Muhammad SAW selalu berdo’aagar Allah SWT membaikan akhlak beliau.

7.di dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak.

5.CIRI-CIRI AKHLAK DALAM ISLAM

Yang dimaksud karakteristik akhlak islam adalah ciri-ciri khusus yang ada dalam akhlak islam. ciri-ciri
khusus ini yang membedakan dengan akhlak wadli’iyah atau akhlak yang diciptakan oleh manusia, atau
hasil consensus manusia dalam menentukan baik dan buruknya perbuatan, yang disebut moral.
Akhlak nabi Muhammad saw adalah akhlak islam, karena ia bersumber pada al-Qur’an yang datang
dari Allah swt. Al-qur’an sendiri diyakini memiliki kebenaran mutlak, tidak ada keraguan sedikitpun di
dalamnya, berlaku sepanjang masa dan untuk semua manusia. Oleh karena itu akhlak islam memiliki
cirri-ciri sebagai berikut:

Kebaikanya bersifat mutlak (al-khairiyah al-muthlaqah) yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak
islam merupakan kebaikan murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat luas, kapanpun dan
dimanapun.

Kebaikanya bersifat menyeluruh (al-shalahiyah al-‘ammah). Yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya
merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat.

Tetap, langeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah
oleh perubahan waktu, tempat dan perubahan kehidupan manusia.

Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzamul mustajab), yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya
merupakan hukum yang harus dilaksanakan, sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang
tidak melaksanakan.

Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhithah), yaitu allah yang memiliki sifat maha
mengetahui seluruh isi alam semesta, dan apa yang dilahirkan dan disembunyikan oleh manusia, maka
perbuatan manusia selalu diawasi dan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Tidak ada
sekecil dzarrah-pun yang lepas dari pengawasan Allah SWT.

Berpijak dari lima ciri-ciri akhlak Islam di atas, Ahmad Azhar basyir merinci kembali melalui lima dengan
istilah: (1) Akhlak rabbani; (2) Akhlak manusiawi; (3) Akhlak universal; (4) Akhlak keseimbangan; dan (5)
Akhlak realistic.

1.Akhlak Rabbani (Al-Akhlaq Al-Rabbaniyyah)

Akhlak rabbani (al-Akhlaq al-Rabbaniyyah), yaitu akhlak dalam Islam itu bersumber kepada wahyu
Allah yang termaktub di dalam al-qur’an dan as-sunnah al-nabawuyah. Dalam al-qur’an dijelaskan
bahwa tujuan para rasul allah ialah mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan (rabaniyah), yaitu
masyarakat yang para anggotanya dijiwa oleh semangat mencapai ridha allah, melalui perbuatan baik
bagi sesamanya dan kepada seluruh makhluk.

َ ‫اس ُكونُوا ِعبَادًا لِي ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َولَ ِك ْن ُكونُوا َربَّانِيِّينَ بِ َما ُك ْنتُ ْم تُ َعلِّ ُمونَ ْال ِكت‬
‫َاب َوبِ َما‬ َ ُ‫َاب َو ْال ُح ْك َم َوالنُّبُ َّوةَ ثُ َّم يَق‬
ِ َّ‫ول لِلن‬ َ ‫َر َأ ْن يُْؤ تِيَهُ هَّللا ُ ْال ِكت‬
ٍ ‫َما َكانَ لِبَش‬
َ‫ُك ْنتُ ْم تَ ْد ُرسُون‬

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu
dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS Ali Imron (3): 79)
Makna “rabbaniyah” itu sendiri sama dengan “berkeimanan” dan “berketakwaan” atau lebih sederhana
dapat dikatakan “beriman dan bertakwa”. Oleh karena iman dan takwa adalah fondasi dari ajaran Islam
bagi kehidupan manusia, maka akhlak rabbaniyah itu adalah akhlak yang bernilai bagi perwujudan dari
iman maupuntakwa. Perwujudan ini dalam bentuk sikap,pandangan hidup dan perbuatan nyata yang
sesuai dengan nilai-nilai rabbanuyah.

2.Akhlak Manusiawi (Al-Akhlaq Al-Insaniyyah)

Akhlak manusiawi (al-akhlaq al-Insaniyyah), yaitu bahwa ajaran akhlak islam selalu sejalan dan
memenuhi kebutuhan fitrah manusia. Salah satu fitrah manusia adalah memihak kepada kebaikan dan
kebenaran, walaupun sering pemihakanya itu bertentangan dengan lingkungan dan hasrat nafsunya.
Kalau ada seseorang yang mengikuti hawa nafsunya saja, dan memihak kepada kebenaran “semu”, hasil
rekayasa tangan dan otak jahil manusia, sesungguhnya ini bertentangan dengan hati nuraninya yang
memihak kepada kebenaran hakiki. Fitrah yang dibawa manusia sejak lahir tidak dapat dilawan, ditolak,
dan direkayasa, ia akan selalu membawa kepada ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki. Dimanapun
orang berbuat maksiat, akan selalu dihantui rasa bersalah, berdosa, dan tidak pernah tenteram. Hal ini
karena bertentangan dengan fitrah kebenaran yang ada di dalam dirinya sendiri.

Akhlak Islam selalu menuntun untuk berbuat yang baik, memihak kepada kebenaran, dan media untuk
menca[ai kebahagiaan yang hakik. Akhlak islam benar-benar menjaga dan memlihara keberadaan
manusia sebagai makhluk yang terhormat, terpuji sesuai dengan fitrahnya.

ِ َّ‫ك الدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬


َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫يل لِخَ ْل‬
َ ِ‫ق هَّللا ِ َذل‬ ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ف‬
َ َّ‫ط َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن‬
َ ‫اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِد‬ ِ ‫فََأقِ ْم َوجْ هَكَ لِلد‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS ar-Rum(3): 30).

3.Akhlak Universal (Al-Akhlaq Al-Syamilah)

Akhlak universal (Al-Akhlaq al-syamilah), maksudnya adalah bahwa akhlak Islam itu bersifat universal
dan sempurna, siapapun yang melaksanakan akhlak islam dijamin akan selamat. Contohnya al-Quran
menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yakni :

1.Menyekutukan Allah,

2.Durhaka kepada kedua orang tanpa alasan yang sah,

3.Membunuh anak karena takut miskin,

4.Berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi,

5.Membunuh orang tanpa alasan yang sah,

6.Makan harta anak yatim,

7.Mengurangi takaran dan timbangan,


8.Membebani orang lain dengan kewajiban melampaui kekuatannya,

9.Persaksian tidak adil,

10.Mengkhianati janji dengan Allah (Qs, al-An’am, 6:151-152).

4.Akhlak Keseimbangan (Al-Akhlaq At-Tawazun)

Akhlak keseimbangan (al-Akhlaq at-Tawazun), artinya bahwa akhlak islam berada di tengah-tengah
antara pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan malaikat yang selalu suci, bersih, taat terus
kepada Allah, selalu mengikuti apa yang diperintahkan, dan pandangan yang menitikberatkan manusia
bagaikan tanah, syetan, dan hewan yang tidak mengenal etika, selalu mengajak kepada kejahatan dan
perbuatan-perbuatan nista. Manusia dalam pandangan Islam terdapat dua kekuatan dalam dirinya, yaitu
kekuatan kebaikan pada hati nuraniya dan kekuatan jahat pada hawa nafsunya.

Manusia memilki naluriyah hewaniyah dan naluriyah ruhaniyah malaikah. Dua naluri tersebut harus
dibimbing oleh akhlak islam su[aya tetap berada dalam keseimbangan. Naluriyah hewaniyah tidak dapat
dipisahkan dari jasad manusia, melainkan harus diarahkan untuk disalutkan sesuai dengan prosedur dan
aturan-aturan dalam Islam. manusia adalah makhluk yang berakal, bermartabat dan terhormat, kalau
terus berada dan mengembangkan fitrah religiusitasnya. Namun manusia dapat meluncur ke tingkat
yang paling rendah, hina dina bagaikan hewan, kalau tidak dapat menjaga fitrah bahkan melawanfitrah
tersebut, dengan selalu berbuat nista. Akhlak Islam menjaga manusia agar selalu berada pada tingkat
kemanusiaan dan menuntun kepada kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. QS Al-
baqarah(2): 201.

5.Akhlak Realistic (Al-Akhlaq Al-Waqi’iyyah)

Akhlak realistic (al-Akhlaq al-Waqi’iyyah), yaitu akhlak Islam memperhatikan kenyataan (realitas)
hidup manusia. Manusia memang makhluk yang sempurna, memilki kelebihan-kelebihan dibandingkan
dengan makhluk ciptaan allah lainya, tetapi manusia juga memiliki kelemahan-kelemahan. Ini adalah
realitas bagi manisia, karena tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Satu sisi ada kelebihan,
dan di sisi lain ada kelemahan. Kerja sama, tolong ,emolong adalah suatu bentuk kesadaran manusia
bahwa dalam dirinya ada kelemahan dan kebaikan.

Untuk itulah akhlak Islam mengajarkan untuk menghargai dan menghormati orang lain, melakukan
kerja sama atau saling kenal mengenal, kontak komunikasi dengan suku dan bangsa lain. Adalah
kesombongan kalau ada orang yang mengatakan bahwa ia mampu hidup dengan dirinya sendiri, tidak
membutuhkan jasa orang lain. Ia tidak sadar, bahwa pakaian, kaca mata, sepatu, topi, ikat pinggang
yang menempel setiap saat di tubuhnya, dan makanan, minuman, buah-buahan yang disantap setiap
hari adalah bagian dan hasil jasa orang lain. Tiap orang tidak akan mampu menyediakan kebutuhan
hidup dengan tangannya sendiri.

ِ ‫اونُوا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق َوى َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫َوتَ َع‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya”.(QS Al-Maidah (5):3).

Anda mungkin juga menyukai