Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Akhlak Mulia

Pengertian akhlak secara etimologis adalah perangai, kebiasaan, adat,


tradisi, perbuatan dan tingkah laku, baik yang terpuji maupun yang tercela.
Pengertian akhlak secara sosiologis di Indonesia berarti perangai atau tingkah
laku yang terpuji. Apabila kata akhlak dikaitkan dengan kalimat Islam, atau
disebut juga akhlak al-Karimah berarti perbuatan dan tingkah laku yang baik
dan terpuji, sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Secara etimologis akhlak bisa diidentifikasikan dengan etika atau moral
yang berasal dari kebiasaan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat, baik
yang terpuji maupun yang tercela. Perbedaan antara akhlak dan etika atau
moral, terjadi bila kata akhlak itu dikaitkan dengan kata Islam.
Adapun pembagian akhlak itu ada 2 macam yaitu: akhlaqul
karimah dan akhlaqul madzmumah. Macam-macam Akhlaqul Karimah di
antaranya sebagai berikut: al amanah (sifat jujur dan dapat dipercaya), al
alifah (sifat yang disenangi), al ‘afwu (sifat pemaaf), al khairu (kebaikan atau
berbuat baik). Macam-macam Akhlaqul Madzmumah di antaranya sebagai
berikut: al ananiyah (sifat egoistis), al baghyu (suka obral diri terhadap lawan
jenis), al bukhlu (sifat kikir).
Di dalam akhlak pun terdapat aspek yang memengaruhi sebuah akhlak yaitu
tingkah laku manusia, insting dan naluri, pola dasar bawahan, nafsu, adat dan
kebiasaan, lingkungan, kehendakdan takdir. Keimanan seseorang dalam perjalanan
hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan oleh pengaruh yang
datang dari dalam maupun luar, yaitu berupa pengaruh hidup yang dialami.
Sesungguhnya martabat manusia ditentukan oleh perbuatannya dan perbuatannya
ditentukan oleh kehendak hati, ikhtiar dan pilihan hidup yang dijatuhkan.

Dengan akhlak, seseorang akan mengetahui bagaimana cara berakhlak yang


baik terhadap orang lain, menerapkan akhlak sesungguhnya tidaklah gampang.
Apabila seseorang mempunyai ilmu yang sangat tinggi namun akhlaknya kurang
maka akan sia-sia. Begitupun dengan orang yang tidak mempunyai ilmu yang
tinggi tapi akhlaknya baik itu akan membuat ilmu yang dia miliki itu sangat
bermanfaat.
Salah satu ajaran pokok dari agama Islam yang dibawa Rasulullah
Muhammad SAW. adalah konsepsi yang berkaitan dengan penyempurnaan
akhlak. Akhlak yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW. misinya bersifat
universal dan abadi, yaitu untuk seluruh manusia dan berlaku sepanjang masa.
Ia merupakan inti ajaran Islam yang memberikan bimbingan bagi kehidupan
mental dan jiwa umat manusia yang dalam dimensi inilah terletak hakikat dan
martabatnya. Sikap mental, kehidupan jiwa dan akhlak yang luhur itulah yang
menentukan wujud dari kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Sabda Nabi SAW :

)‫ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت ُأِلَتِّم َم َم َك اِر َم اَأْلْخ َالِق (رواه البيهقي والبزار‬

“Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk melengkapi kesempurnaan akhlak”.


(HR. Baihaqi, No: 20571, Bazzar, No: 8949).

Seluruh aspek dari sejarah kehidupan dan perjuangannya, menjadi bukti


bagi umat manusia akan kebenaran sabda beliau tersebut. Dari masa kanak-
kanak sampai masa dewasa, menyusul masa dibangkitkannya sebagai Rasul,
dipenuhi dengan bukti-bukti sejarah. Tidak pernah dijumpai cacat atau
kekurangan dalam sejarah hidup Nabi, meskipun beliau hidup dalam lingkungan
masyarakat jahiliyah yang diliputi dengan kebodohan dan
kedzaliman. Pribadinya yang agung dan kokoh tidak terpengaruh oleh
lingkungannya yang tidak baik, karakternyalah yang kemudian merubah secara
berani kehidupan manusia di zamannya dan zaman sesudahnya menuju
kehidupan yang baik. Ia mengubah suatu masyarakat dari manusia jahiliyah
yang terbelakang dan tidak dikenal sejarah menjadi suatu masyarakat modern
yang beriman dan bertakwa.

Keagungan akhlak Rasulullah SAW. menjadi contoh dan suri tauladan bagi
setiap orang yang beriman dan bagi mereka yang ingin meraih kesuksesan
dalam segala kehidupan. Kaum muslimin secara keseluruhan diperintahkan oleh
al-Qur’an agar menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai contoh dan
tauladan dalam segala kehidupannya. Sebagaimana dijelaskan firman Allah:
‫ة ِّلَم ن َك اَن َيۡر ُجوْا ٱَهَّلل َو ٱۡل َيۡو َم ٱٓأۡلِخ َر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِثيٗر ا‬ٞ‫َّلَقۡد َك اَن َلُك ۡم ِفي َر ُسوِل ٱِهَّلل ُأۡس َو ٌة َحَس َن‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 33: 21).

Dalam kegiatan hariannya, Rasul Muhammad SAW. terus membimbing


umatnya menuju kepada akhlak yang luhur, beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. Manusia diarahkan agar menghubungkan silaturahim (hubungan kasih
sayang) terhadap sesamanya, memuliakan tamu, berbuat baik terhadap tetangga,
mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri.

Semua orang dibimbingnya dengan penuh kebijaksanaan menjadi manusia-


manusia yang penyantun dan dermawan, bahwa tangan yang diatas lebih
dicintai dari tangan yang di bawah. Pada orang yang dituntunnya agar
senantiasa memegang amanah, berdisiplin, memenuhi janji, melaksanakan
kewajiban dengan baik dan menunaikan hak-hak sesama. Ucapan Rasulullah
Muhammad SAW, seperti juga ucapan para sahabatnya dan orang-orang yang
beriman, selalu sesuai dengan perbuatan dan kenyataannya.

Sebaliknya sikap munafik merupakan suatu sikap yang paling dibenci dan
dimurkai dalam pandangan setiap manusia yang beriman.

Akhlak yang dimiliki seseorang, pada dasarnya merupakan wujud kepribadian


dari orang itu. Karena itu baik atau buruknya seorang manusia, ditentukan oleh
akhlaknya. Bila akhlaknya baik dan terpuji, maka terpuji pulalah orang itu.
Sebaliknya bila akhlaknya tercela maka manjadi manusia yang dicela dan
dimurkai.

Anda mungkin juga menyukai