Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. Al-Qalam, 68: 4).
Keagungan akhlak Rasulullah SAW. menjadi contoh dan suri tauladan bagi setiap orang yang
beriman dan bagi mereka yang ingin meraih kesuksesan dalam segala kehidupan. Kaum
muslimin secara keseluruhan diperintahkan oleh al-Qur’an agar menjadikan Nabi Muhammad
SAW. sebagai contoh dan tauladan dalam segala kehidupannya. Sebagaimana dijelaskan firman
Allah:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 33: 21).
Dalam kegiatan hariannya, Rasul Muhammad SAW. terus membimbing umatnya menuju kepada
akhlak yang luhur, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Manusia diarahkan agar
menghubungkan silaturahim (hubungan kasih sayang) terhadap sesamanya, memuliakan tamu,
berbuat baik terhadap tetangga, mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
Semua orang dibimbingnya dengan penuh kebijaksanaan menjadi manusia-manusia yang
penyantun dan dermawan, bahwa tangan yang diatas lebih dicintai dari tangan yang di bawah.
Pada orang yang dituntunnya agar senantiasa memegang amanah, berdisiplin, memenuhi janji,
melaksanakan kewajiban dengan baik dan menunaikan hak-hak sesama. Ucapan Rasulullah
Muhammad SAW, seperti juga ucapan para sahabatnya dan orang-orang yang beriman, selalu
sesuai dengan perbuatan dan kenyataannya. Sebaliknya sikap munafik merupakan suatu sikap
yang paling dibenci dan dimurkai dalam pandangan setiap manusia yang beriman. Akhlak yang
dimiliki seseorang, pada dasarnya merupakan wujud kepribadian dari orang itu. Karena itu baik
atau buruknya seorang manusia, ditentukan oleh akhlaknya. Bila akhlaknya baik dan terpuji,
maka terpuji pulalah orang itu. Sebaliknya bila akhlaknya tercela maka manjadi manusia yang
dicela dan dimurkai.