Anda di halaman 1dari 9

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

Muh. Faiz Fawwaz Asir1; Aden Herawati2


1,2
Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Samata, Gowa, Sulawesi Selatan
1
Email: faizfawwaz2004@gmail.com
2
Email: adenherawati8@gmail.com

ABSTRAK

Akhlak merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh manusia terutama yang
mengaku beragama Islam. Orang yang memiliki akhlak akan mampu mejalani
kehidupan dengan baik dan terarah dalam hidupnya. Ini dikarenakan akhlak
merupakan kesempurnaan iman bagi umat Islam, bahkan Rasulullah SAW bersadba
"Orang yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya".
Namun jika dikaitkan dengan keadaan umat Islam saat ini, banyak orang yang
mengaku beragama Islam tetapi masih memiliki akhlak yang kurang baik. Masalah ini
dapat dibuktikan dengan masih banyaknya umat Islam yang memiliki hubungan
kurang baik dengan sesama manusia, alam, dan bahkan hubungannya dengan Sang
Pencipta pun bermasalah. Dalam penulisan artikel ini, kami menjelaskan bagaimana
konsep akhlak dalam ber-Islam, bagaimana karasteristik dan jenis jenis akhlak dalam
islam, serta bagaimana pengaruh akhlak dalam kehidupan umat Islam. Adapun tujuan
penulisan artikel ini agarsupaya masalah akhlak yang dimiliki oleh umat Islam saat ini
dapat teratasi dengan baik dan dapat menyempurnakan iman dan Islam kita sehingga
kita dapat meneladani Akhlakul Karimah Rasulullah SAW serta mendapatkan
kebahagiaan didunia dan akhirat.

Kata Kunci: Akhlak, Islam, Rasulullah SAW, iman.

ABSTRACT

Morals are the most important thing that must be owned by humans, especially those
who claim to be Muslim. People who have morals will be able to live a good and
directed life in their lives. This is because morality is the perfection of faith for
Muslims, even the Prophet Muhammad said "The most perfect people in faith are
those who have the best morals". However, if it is associated with the current state of
Muslims, many people who claim to be Muslim but still have bad morals. This
problem can be proven by the fact that there are still many Muslims who have bad
relations with fellow humans, nature, and even their relationship with the Creator is
problematic. In writing this article, we explain how the concept of morality in Islam,
how the characteristics and types of morality in Islam, and how the influence of
morality in the lives of Muslims. The purpose of writing this article is so that the
moral problems possessed by Muslims today can be resolved properly and can perfect
our faith and Islam so that we can imitate the Akhlakul Karimah of Rasulullah SAW
and get happiness in the world and the hereafter.

Keyword: Morals, Islam, Rasulullah SAW, faith.

1
PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah yang bertugas untuk mengelola
apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan petunjuk dalam Al-Quran
dan hadis. Hakikat seorang manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk
sosial yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia.
Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah
kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga
kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang
utama yang mengatur ini semua adalah akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang
sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci,
lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang
baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang baik.
Akhlak merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tab'at, dan karakter manusia dari yang baik
maupun buruk. Jadi, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk menciptakan akhlak
yang baik dalam dirinya sangat diperlukan oleh semua manusia agar hidupnya dalam
masyarakat selalu tenang dan tentram. Oleh karena itu, adanya tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan rumusan-rumusan masalah mengenai pengertian konsep akhlak menurut
islam, karakteristik akhlak, jenis-jenis akhlak, dan pengaruh akhlak dalam kehidupan
manusia.

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Akhlak


Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulq" yang berarti perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara tidak sadar untuk melakukan suatu
perbuatan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Dalam Al Qur'an,
Allah menyebut akhlak dengan kata "Khuluq" dalam surat Al-Qalam ayat 4.

ََ ‫َواِن‬
َ‫َّك لَ َع ٰلى ُخلُقَ َع ِظْيم‬
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan:

2
َِ ‫اْلنْ َس‬
ُ‫ان اْالَ َدبِيََّة‬ َُ ‫ق ِه ََي ِص َف‬
ِْ ‫ات‬ َُ َ‫َخال‬
ْ ‫األ‬
“Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”.
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan definisi akhlak sebagai berikut:

‫ورَْؤيََة‬ ِ ََ ِ‫ال ِم َن خ َِي اَو َش َر ِم َن َغ َِي حاجةَ إ‬ ِ َِ ‫اَ ْْلُْل َق حالَ لِلنَّ ْف‬
ُ ‫ل فك ُْر‬ َ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َُ ‫ص ُد َُر َعْن َها ْاأل َْع َم‬
ْ َ‫س َراس َخةَ ت‬ َ ُ
“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan
pertimbangan”

Bicara masalah akhlak tidak boleh terlepas dari pendapat Ibnu Maskawaih. Ibnu
Maskawaih merupakan salah satu cendekiawan muslim yang berkonsentrasi di bidang
akhlak. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Hadis riwayat al-Tirmidzi tentang budi pekerti, yaitu:

‫َح َسنُ ُه َْم ُخلًُقا‬


ْ ‫ان أ‬ ََ ِ‫أَ ْك َم َُل امل ْؤِمن‬
ًَ َ‫ي إِمي‬
ُ
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna
budi pekertinya” (H.R. Tirmizi).

Dari berbagai pendapat tentang pengertian akhlak, dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah sifat budi pekerti yang berasal dari dalam manusia yang melakukannya tanpa
pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Berarti bisa dikatakan akhlak dapat muncul
dari kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari. Akhlak terpuji berasal dari kebiasaan yang
baik, sedangkan akhlak tercela biasa muncul dari kebiasaan yang jelek atau kurang baik.
Baik buruknya kebiasaan juga berasal dari lingkungannya. Berarti jika ingin mempunyai
akhlak yang baik maka sebaiknya mencari lingkungan yang baik pula.
Akhlak tidak bisa dipisahkan dengan aqidah. Aqidah dalam ajaran islam merupakan
dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik.
Oleh karena itu, muslim yang baik akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam

3
bentuk akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Dengan demikian terdapat hubungan yang
amat erat antara aqidah dan akhlak, bahkan keduanya tidak bisa dipisahkan.

B. Karakteristik Akhlak
Pada dasarnya, konsep akhlak dalam Islam -yang menjadi rujukan akhlak santri, kiai
(guru) dan wali santri- memiliki cakupan yang sangat luas, karena akhlak berarti agama itu
sendiri. Di antara ciri-ciri khas atau karakteristik akhlak Islam yang membedakan dengan
moral dan etika adalah sebagai berikut:

1. Bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah.


Akhlak Islam bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah yang memiliki
kebenaran mutlak dan berlaku sepanjang masa, dimana saja dan kapan saja. Hal ini
berbeda dengan moral dan etika yang bersumber dari adat istiadat suatu masyarakat yang
bersifat relatif dan boleh jadi berbeda standartnya antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.

2. Berhubungan erat dengan aspek Aqidah dan Syari'ah.


Akhlak dalam Islam tidak berdiri berdiri, tetapi berhubungan erat dengan aspek
aqidah (keimanan) dan syari'ah (hukum-hukum Islam yang bersifat praktis, baik dalam
bidang ibadah, mu'amalah, jinayah maupun lainnya).

3. Bersifat Universal.
Akhlak dalam Islam, bersih dan bebas dari tendensi (kecenderungan) rasialisme. Apa
yang berlaku bagi umat Islam berlaku pula bagi non muslim.Mencuri hukumnya haram,
baik terhadap harta orang muslim maupun harta non muslim. Zina hukumnya haram, baik
terhadap orang Islam maupun non muslim. Seorang muslim dan non muslim sama-sama
berhak mendapatkan keadilan di depan pengadilan.

4. Bersifat Komprehensif (menyeluruh).


Akhlak dalam Islam mencakup akhlak terhadap diri sendiri; hubungan dengan Allah
SWT; dengan sesama manusia dan alam lingkungan. Hal ini berbeda dengan moral dan
etika yang hanya menekankan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungannya.

5. Bersifat Tawazun (keseimbangan).

4
Islam menghendaki agar umatnya tidak melampaui batas dalam segala hal.
Keseimbangan merupakan sifat dasar ajaran Islam, baik keseimbangan antara jasmani dan
rohani; keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan
sesama manusia (hablun min al-nas); maupun keseimbangan antara urusan dunia dengan
akherat.
Keseimbangan mencakup hak dan kewajiban, tidak boleh memberikan kepada
individu hak-hak yang berlebihan yang mengakibatkan kebebasan tanpa batas, juga tidak
boleh memberikan kewajiban kepada individu yang berlebihan sehingga sangat
memberatkan. Keseimbangan dan keserasian, merupakan sifat dasar akhlak dalam Islam.

6. Sesuai dengan Fitrah.


Islam datang dengan membawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, karena
agama Islam datang dari Allah, sedangkan manusia dengan segala macam fitrahnya juga
diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sangat mustahil jika ajaran-ajaran agama
Islam bertentangan dengan fitrah manusia.
Islam mengakui eksistensi manusia apa adanya dengan segala dorongan
kejiwaannya, kecenderungan fitrahnya; Islam menghaluskan fitrah dan memelihara
kemuliaan manusia dengan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuannya. Jika manusia
melampui hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, maka dapat dipastikan
mereka akan terjerumus ke dalam lembah yang hina.

7. Bersifat positif dan optimis.


Islam mengajarkan, bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah Allah yang harus diisi
dengan amal shaleh. Oleh karena itu, manusia harus mengaktualisasikan dan
memanfaatkan segala macam potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk
melakukan amal kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat luas,
dengan penuh keyakinan dan optimisme, serta melawan pesimisme (keputusasaan),
kemalasan dan segala bentuk penyebab kelemahan.Rasulullah SAW berpesan kepada
umatnya agar bekerja keras untuk memakmurkan kehidupan sampai detik terakhir usia
dunia.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika kiamat telah (hampir) terjadi sedangkan di tangan
salah seorang di antara kamu sekalian ada anak pohon yang ingin ditanamnya, maka
hendaklah dia menanamnya hingga kiamat benar-benar terjadi".

5
C. Jenis-jenis Akhlak
Pembagian akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah menurut sudut
pandang Islam, baik dari segi sifat maupun dari segi objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau disebut juga akhlak
mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua, akhlak yang buruk atau akhlak
madzmumah.

1. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan
seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji
pula.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepda
Rasulullah, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu', taat dan patuh
kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan
cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qana'ah, khusyu dalam beribadah kepada
Allah, mampu mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati
orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin
belajar dan bekerja. hidup bersih, menyayangi inatang, dan menjaga kelestarian alam.

2. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang
merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan
akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik. murtad, takabbur, riya,
dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah,
qati'urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan,
dan merusak alam.
Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah. Akhlak
mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak
madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain.

D. Pengaruh Akhlak

‫اللَ َكثِ ًَْيا‬


َّٰ ‫اال ِخََر َوذَ َكََر‬ َّٰ ‫اللِ اُ ْس َوةَ َح َسنََة لِّ َم َْن َكا َن يَْر ُجوا‬
ٰ ْ ‫اللَ َوالْيَ ْوََم‬ َّٰ ‫ف َر ُس ْوَِل‬
َْ ِ ‫لََق َْد َكا َن لَ ُك َْم‬

6
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab ayat 21)
Ayat diatas merupakan kencaman kepada orang-orang munafik yang mengaku
memeluk islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran islam. kecaman itu dikesankan oleh kata
"‫( "لقد‬laqad), seakan-akan ayat itu menyatakan "kamu telah melakukan keaneka durhakaan,
padahal ditengah kamu semua ada Nabi Muhammad SAW yang mestinya kamu teladani
arti kata selanjutnya menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasulullah
SAW. Memang untuk meneladani Rasulullah SAW secara sempurna diperlukan. Kata
uswah berarti teladan, ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk
keteladanan yang terdapat pada diri Rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau scara
totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau hal-hal yang patut
diteladani, walaupun ayat ini berbicara dalam konteks perang khandaq, tetapi ia mencakup
kewajiban dan anjuran meneladani beliau meskipun diluar konteks tersebut. Hal ini karena
Allah SWT telah mempersiapkan tokoh agung ini untuk menjadi teladan bagi semua
manusia, dan yang maha kuasa itu sendiri yang mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa
absana ta'dibi”.
Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah SAW
baik dalam ucapan, perbuatan, maupun perilakunya. Ayat ini merupakan perintah Allah
kepada manusia agar meneladani Nabi SAW.
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka.
Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamanya
seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan
kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka untuk dijadikan ahli
surga.
Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak
merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang
manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud “Orang
yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya”.
Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya
suatu ummah itukarena lemahnya akhlaknya Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam
kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al Quran seperti kisah kaum Lut, Samud,
kaum Nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain. Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa

7
berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti pada zaman
Rasulullah SAW begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia.
Akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika
dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya. Akhlak
tidak dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata uang apapun, akhlak merupakan wujud di
dalam diri seseorang yang merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh
dari masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan, didik, serta diarahkan
pada akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari hingga seterusnya.

KESIMPULAN

Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang
sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah
dan syariah/ibadah. Akhlak terbagi menjadi banyak macam, namun yang tepenting adalah
bagaimana cara agar kita bisa menjalankan kehidupan di dunia ini dengan akhlak yang
sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran Islam, agar kita dapat menyempurnakan iman dan
Islam kita sehingga kita dapat meneladani akhlaqul karimah Rasulullah SAW dan
mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Di zaman perkembangan modern saat ini tentunya akhlak dari setiap individu mulai
terkikis sedikit demi sedikit menuju keburukan. Namun sebagai manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT, manusia harus bisa memperthankan akhlaknya. Manusia haruslah
membentengi diri agar akhlak yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW tetap terpatri
dalam diri individu masing masing, sehingga kita tetap menjadi insan yang senantiasa
bertaqwq kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah sesuai yang dicontohkan Rasulullah
SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Ulil Amri Syafri, (2014), Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran,


Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu.

8
A., Z., & Jamhari, M. (1998). al-Islam 2 : Muamalah dan Akhlaq. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Al-Ghazali, & Muhammad, A. H. (1989). Ihya Al-Ghazali, Jilid 7, Terjemahan Prof. Tk.
H. Ismail Yakub, S.H., MA. Jakarta Selatan: CV Faizan.
Pengertian Akhlak Dalam Islam Terlengkap
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/pengertian-akhlak-dalam-islam-
terlengkap.html
Makalah Akhlak Dalam Pandangan Islam https://www.scribd.com/doc/438338665
Hakimi, F. (n.d.). Kedudukan dan Kepentingan Akhlak dalam Islam. Retrieved
from Academia:
https://www.academia.edu/12252844/Kedudukan_dan_Kepentingan_Akhlak_dala
m_Islam.
https://m.merdeka.com/jateng/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-
pengertian-contoh-dan-manfaatnya-kln.html#:

Anda mungkin juga menyukai