Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK DALAM PRESPEKTIF ISLAM

Oleh: Dina Devitasari (2103010019)


Ekonomi Syariah

ABSTRAK
Akhlak adalah sifat yang tumbuh di dalam diri manusia. Sifat ini menyatu dalam diri manusia,
sehingga menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dari akhlak tersebut, diharapkan
semoga manusia mampu mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk
akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah SAW, akhlak terhadap diri sendiri,
akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap masyarakat, serta akhlak terhadap lingkungan.

Kata Kunci: Akhlak, Sifat, Perilaku Sehari-hari.

PENDAHULUAN
Akhlak merupakan ajaran pokok agam Islam yang harus dipegang teguh oleh setiam
umat muslim, Abdullah Ibnu Umar berpendapat bahwa, orang yang dicintai dan paling dekat
dengan Rasulullah SAW pada hari akhir yaitu orang-orang yang baik akhlaknya.1 Nilai-nilai
akhlak sudah memberikan perhatian dalam islam dengan dijadikannya sebagai dasar dalam
membangun kepribadian seorang muslim. Nilai-nilai akhlak juga merupakan pondasi bagi
masyarakat muslim berperadaban dari jatuh pada suatu kehancuran.2

Saat ini sedang terjadi yang namanya krisis akhlak, hal ini disebabkan karenak sebagian
orang tidak mau untuk mengamalkan tuntutan agama yang mengajarkan untuk berbuat baik
dan meninggalkan perbuatanyang maksiat. Berbagai keadaan yang terjadi sangan
mengkhawatirkan terkait dengan akhlak generasi penerus bangsa, hal ini sering kali membuat
kita merasa miris mendengarkannya, yang menjadi salah satu contoh menurunnya akhlak
manusia kepada Allah SWT, yaitu banyak orang yang tidak bersyukur atas apa yang sudah
Allah berikan kepada mereka, marah dengan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah, dan juga
tidak melaksanakan segala perinta serta larangan-Nya.3

Krisis akhlak juga terjadi pada sesama manusia dan juga lingkungan sekitarnya.
Contohnya kurangnya sopan dan santun terhadap orang tua dan guru, nada bicara kepada orang

1
Imtihanatul Ma’isyatus Tsalitsah, “Akhlaq Dalam Perspektif Islam,” Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-
agama 6, no. 2 (2020): 110–128.
2
Siti Lailatul Qodariyah, “Akhlak Dalam Perspektif Al Quran (Kajian Terhadap Tafsīr Al-Marāgī Karya
Ahmad Mustafa Al-Marāgī),” Jurnal al-Fath 11, no. 02 (2017): 145–166.
3
Tsalitsah, “Akhlaq Dalam Perspektif Islam.”
yang lebih tua disamakan dengan berbicara sesama mereka, berkata kotor kepada orang lain
bahkan kepada orang tua sendiri. Kurangnya akhlak terhadap lingkungan juga sudah terjadi
pada saat ini, seperti halnya membuang sampah sembarangan, pembakaran hutan secara liar,
dan masih banyak lagi fenomena yang lain yang mengakibatkan rusaknya lingkungan.4

Akhlak menjadi salah satu faktor yang menentukan jatuh bangunnya seseorang,
lingkungan, bangsa dan juda negara. Dengan seseorang memiliki akhlak yang baik maka akan
mendapatkan kedudukan dalam lingkungan dan masyarakat, karena ruang lingkup akhlak
bukan hanya sekedar sopan dan santun atau tata krama lahiriahnya saja. Tetapi akhlak juga
menyangkut masalah yang bersifat rohaniah.5

Maka kedudukan akhlak dalam islam sangat tinggi sekali. Bahkan Rasulullah SAW
ketika ditanya mengenai apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga,
beliau mengatakan: “Bertakwalah kepada Allah dan berakhaklah dengan akhlak yang baik.”
(H.R. Ahmad, Tirimdzi, dan Ibnu Majah).6

PEMBAHASAN TEORI

1. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa arab ٌ‫ َأ ْخ َالق‬yang merupakan bentuk jama’ dari
kata khuluqun (ٌ‫ ) ُخلُق‬yang artinya kebiasaan, perangai, watak, tabiat, dan juga agama.

Dalam bahasa Indonesia kata akhlak mempunyai arti budi pekerti, adab, sopan santun,
susila, dan tata krama. Menurut bahasa akhlak adalah tingkah laku atau kebiasaan. 7
Sedangkan secara istilah akhlak yaitu suatu tingkah laku atau sikap seseorang yang
sudah menjadi kebiasaan setiap individu, dan juga kebiasaan tersebut selalu dilakukan
dalam kegiatan sehari-hari.
Dengan demikian pengertian akhlak yaitu tindakan yang berhubungan dengan
tiga unsur penting, yaitu:
a. Kognitif, adalah pengetahuan dasar dari manusia melalui pikiran.
b. Afektif, adalah pengembangan potensi akal manusia melalui usaha menganalisis
suatu kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.

4
Ibid.
5
Qodariyah, “Akhlak Dalam Perspektif Al Quran (Kajian Terhadap Tafsīr Al-Marāgī Karya Ahmad
Mustafa Al-Marāgī).”
6
Tsalitsah, “Akhlaq Dalam Perspektif Islam.”
7
Suhayib, Studi Akhlak, ed. Nurcahaya, 1st ed. (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2016).
c. Psikomotorik, adalah perwujutan pemahaman rasional menjadi tindakan yang
nyata.8

Konsep akhlak dalam Al-Qur’an, salah satunya bisa diambil dari pemahaman
yang terdapat pada surah al-Alaq ayat 1-5:

ِ ‫ ذ‬٣ٌ﴿ٌٌ‫﴾ٌا ْق َر ْأ ٌَو َرب ُّ َك ٌْاْلَ ْك َر ُم‬٢ٌ﴿ٌٌ‫﴾ٌ َخلَ َق ٌْاْلن ْ َس َانٌ ِم ْنٌعَلَق‬١ٌ﴿ٌٌ‫ٌاَّليٌ َخلَ َق‬
ٌ﴾٤ٌ﴿ٌٌ‫﴾ٌاَّليٌعَ ذ ََّل ٌِِبلْقَ َ َِّل‬ ِ ‫ْس ٌَرب َِك ذ‬ِ ْ ‫ا ْق َر ْأ ٌِِب‬
ِ
﴾٥ٌ﴿ٌٌ‫عَ ذ ََّل ٌْاْلن ْ َس َانٌ َماٌلَ ْمٌي َ ْع َ َّْل‬
ِ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ayat diatas menyatakan bahwa perbuatan Allah dalam menciptakan makhluknya


sekalihus membebaskan makhluknya dari kebodohan (allamal insana malam ya’lam).

Menurut Ibn Miskawaih, yang dikenal sebagai pakar dalam bidang akhlak
terkemuka menyatakan bahwa akhlak merupakan sifat yang sudah tertanam dalam jiwa
yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tampa adanya pemikiran dan
pertimbangan. Lebih lanjut, Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlak merupakan sifat
yang sudah tertanam dalam jiwa yang memunculkan macam-macam perbuatan seara
terang-terangan dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan juga pertimbangan.9

Akhlah adalah sifat manusia yang tertanam pada diri yang timbul akibatnya
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
sebuah pertimbangan. Jika sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut
akal dan syariat maka itu yang disebut dengan akhlak yang baik atau akhlakul karimah,
dan apa bila yang muncul dari sifat itu perbuatan yang buruk maka disebut dengan akhlak
buruk atau bisa disebut akhlakul mazmumah.10 Dalam islam pengertian akhlak adalah
sistem nilai yang mengatur pola sikap dan juga tindakan manusia di bumi yang
didasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadis.

8
Tsalitsah, “Akhlaq Dalam Perspektif Islam.”
9
Ibid.
10
Ibid.
2. Pembagian Akhlak
Akhlak Kepada Allah SWT
Akhlak yang baik kepada Allah berupa ucapan dan tindakan yang terpuji terhadap
Allah, baik secara ibadah langsung kepada Allah, seperti shalat, puasa dan lainnya, serta
melalui perilaku tertentu yang mencerminkan adanya hubungan atau komuniasi dengan
Allah diluar ibada itu.

Allah SWT sudah mengatur hidup manusia dengan adanya hukum perinta serta
larangan. Hukum tersebut tidak lain yaitu untung menegakkan keteraturan derta
kelancaran hidup manusia itu sendiri. Dalam melakukan hukum tersebut terdapat nilai-
nilai akhlak terhadap Allah SWT.

Berikut terdapat beberapa akhlak terhadap Allah SWT:11

a. Beriman, adalah meyakini wujud dan keesaan Allah dan juga meyakini bahwa apa
yang difirmankan Allah, contohnya seperti iman kepada malaikat, kitab-kitab Allah,
rasul-rasul Allah, hari kiamat serta kadha dan kadhar. Berimana merupakan fondasi
dari semua bangunan akhlak islam. Apa bila iman sudah tertanan didalam jiwa, maka
akan memancar keseluruh perilaku sehingga dapatmembentuk kepribadian yang
menggambarkan akhlak islam yakni akhlak yang mulia.
b. Taat, adalah patuh atas segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sikap taat terhadap perintah Allah merupakan suatu sikap yang mendasar setelah
beriman, taat merupakan gambaran langsung dari adanya iman di daalam hati
seeorang.
c. Ikhlas, merupakan melakukan perintah Allah dengan pasrah tanpa adanya
pengharapan suatu imbalan apapun, kecuali kehadiran Allah. Jadi ikhlas itu bukan
tanpa pamrih, melainkan pamrih hanya diharapkan dari Allah yang berupa
keridhoan-Nya. Oleh sebab itu, dalam melakukannya harus menjaga akhlak sebagai
bukti dari sebuah keikhlasan menerima hukum tersebut.
d. Khusyuk, adalah bersatunya suatu pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan
yang sedang dilakukan seseorang atau melaksanakan perintah dengan sungguh-
sungguh. Khusyuk menciptakan ketenangan dan emosi dalam diri orang yang
melakukannya. Oleh karena itu, setiap bentuk perintah yang dilaksanakan dengan

11
Syarifah Habibah, “AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM,” JURNAL PESONA DASAR 1, no. 4
(2015).
khidmat akan menghasilkan kebahagiaan dalam hidup. Ciri khusyuk adalah adanya
perasaan nikmat ketika melakukannya. Shalat harus dilakukan dengan khusyuk.
Kalau orang shalat tapi tidak khusyuk. Untuk melakukan shalat dengan khusyuk,
niat kita harus benar-benar terfokus hanya pada amalan yang berkaitan dengan
shalat. Apa yang dibaca lidah dimaknai oleh pikiran, diserap oleh hati, dan terfokus
pada Tuhan yang kita hadapi.12
e. Tawakal untuk Allah, merupakan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan
menunggu hasil dari suatu keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan pekerjaan
dan usaha, melainkan dalam surah Al-Mulk ayat 15 yang berbunyi:
ٌ‫نٌر ْز ِق ِهۦٌ ٌَۖوالَ ْي ِهٌألنُّشُ ُور‬ َ َ ِ‫ه َُوٌأ ذ َِّلىٌ َج َعلٌَلَ ُ ُُكٌأ ْ َْل ْر َضٌ َذلُ اوْلٌفَٱ ْمشُ و ۟ا ٌِِفٌ َمنَا ِكِب‬
ِ ‫اٌو ُ ُُكو ۟اٌ ِم‬
ِ
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagaimana dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nya lah kamu (kembaki setelah) dibangkitkan.”
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia disyariatkan berjalan dimuka bumi
untuk mencari rezeki dengan berdagang, bertani dan lainnya.
f. Syukur kepada Allah, yaitu mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang telah
diberikan-Nya. Ungkapan syukur dilakukan dengan kata-kata ataupun prilaku.
Ungkapan dalam bentuk kata seperti halnya mengucapkan lafaz hamdalah setiap
saat, sedangkan bersyukur dengan prilaku dilakukan dengan cara, memanfaatkan
nikmat Allah sesuai dengan sebagaimana mestinya.
g. Sabar, adalah ketahanan mentar dalam menghadapi segala kehendak yang menimpa
diri kita. Ahli sabar tidak mengenal putus asa dalam melakukan ibadah kepada Allah,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
h. Bertasbih, adalah memperbanyak mengucapkan subhanallah (maha suci Allah) dan
menjauhi perilaku yang bisa mengotori nama Allah yang maha suci.
i. Istighfar, adalah minta ampun kepada Allah atas semua dosa yang pernah dilakukan
dengan mengucapkan kalimat astagfirullah haladzim (aku mohon ampunan kepada
Allah yang Maha Agung).
j. Takbir, mengagungkan nama Allah dengan melafalkan kalimat Allahu Akbar (Allah
maha besar).

12
Ibid.
k. Doa, adalah memohon apapun kepada Allah. Doa merupakan inti dari ibadah, hal ini
dikarenakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidak mampuan manusia, sekaligus
pengakuan akan kemahakuasaan Alah terhadap segala sesuatunya. Firman Allah
sebagai berikut:
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang
menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke
dalam neraka jahannam dalam keadaan hina dina ”. (Q.S. Ghafur : 60).13

Akhlak Terhadap Rasulullah SAW


Berakhlak kepada rasulullah bisa diartikan Suatu sikap yang harus dilakukan
manusia kepada Baginda Rasulullah SAW. Sebagai rasa terima kasih kita atas
perjuangannya yang telah membawa umat manusia ke jalan yang benar.14 Berakhlak
kepada rasul sama saja artinya taat dan cinta kepadanya. Menaati Rasulullah berarti
melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi segala larangannya. Ini semua telah
dijelaskan dalam hadis (Sunnah) beliau yang berwujud ucapan perbuatan dan juga
penetapannya.15
Cara berakhlak kepada Rasulullah SAW, sebagai berikut:
a. Ridho dan beriman kepada Rasulullah
Ridho dan beriman kepada Rasulullah merupakan sesuatu hal yang harus kita
nyatakan. Kita mengakui kerasulannya dan menerima semua ajaran yang
disampaikannya.
b. Menaati dan mengikuti Rasulullah
Menaati dan mengikuti Rasulullah adalah sesuatu hal yang mutlak sifatnya bagi
orang-orang yang beriman. Allah akan menempati janjinya kepada orang-orang
yang menaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia. Di samping
itu juga dicintai Allah sehingga Allah mudah mengampuni dosa bagi orang-orang
yang menaati Allah dan Rasul. Barang siapa yang menaati Rasul berarti juga menaati
Allah.

13
Ibid.
14
Ibid.
15
Nur Hisamuddin, “Telaah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada Badan Amil Zakat Infaq Dan
Shadaqoh,” ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf 3, no. 1 (2017): 166.
c. Mencintai dan memuliakan Rasulullah.
Keharusan yang harus kita tunjukkan pada akhlak yang baik kepada Rasul adalah
yaitu mencintai beliau serta ahlul baitnya setelah kecintaan kita kepada Allah.
Bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Tidak berimanlah salah seorang darimu, apabila ia tidak mencintaiku melebihi
dirinya sendiri, orang tuanya, serta anaknya dan semua manusia." (H.R. Bukhari
Muslim).
d. Mengucapkan sholawat dan salam terhadap Rasulullah
Mengucapkan sholawat serta salam kepada Rasul adalah sebagian tanda ucapan
terima kasih dan sukses dalam perjuangannya. Rasulullah bersabda: "orang yang
kikir ialah orang yang menyebut namaku tetapi ia tidak bershalawat kepadaku."
(H.R. Ahmad).
e. Melanjutkan misi Rasulullah
Misi Rasulullah yaitu menyebarluaskan dan juga menegakkan nilai-nilai Islam. Dan
inilah tugas kita selanjutnya, sebagai seorang muslim sebagaimana sabda rasulullah
shallallahu alaihi wasallam: "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat dan
ceritakanlah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barang siapa berdusta atas
namaku dengan sengaja maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di
neraka." (H.R. Ahmad, Bukhari dan Tarmidzi dari Ibnu Umar).16

Akhlak Terhadap Diri Sendiri


Jangkauan akhlak terhadap diri sendiri yaitu semua yang menyangkut persoalan
yang sudah melekat pada diri sendiri, semua aktivitas, baik itu secara rohani ataupun secara
jasmani. Yang dimaksud dengan akhlak kepada diri sendiri di sini adalah sikap yang
memerlukan eksistensi diri sebagaimana yang dicontohkan nabi, yaitu sebagai berikut:17
a. Setia atau Al amanah adalah sikap pribadi yang setia tulus hatinya dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya baik itu berupa harta kewajiban
rahasia ataupun kepercayaan lainnya.
b. Benar atau as Siddiq yaitu perilaku benar serta jujur baik dalam perkataan maupun
perbuatannya.
c. Adil atau al-adlu yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.

16
Habibah, “AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM.”
17
Hisamuddin, “Telaah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada Badan Amil Zakat Infaq Dan
Shadaqoh.”
d. Memelihara kesucian atau al-ifafah adalah menjaga dan memelihara kesucian serta
kehormatan diri atas tindakan tercela fitnah serta perbuatan yang bisa mengotori diri
sendiri.
e. Malu atau Al haya adalah malu terhadap Allah serta diri sendiri dari perbuatan yang
melanggar perintah Allah.
f. Keberanian atau as sajjah adalah sikap mental yang menguasai hawa nafsu serta
berbuat semestinya.
g. Kekuatan atau al-quwwah adalah kekuatan fisik jiwa serta semangat dan juga pikiran
atau kecerdasan.
h. Kesabaran atau ash-shabrul adalah sabar ketika tertimpa musibah dan dalam
mengerjakan sesuatu hal.
i. Kasih sayang atau Ar Rahman adalah sifat yang mengasihi terhadap diri sendiri
orang lain dan sesama makhluk.
j. Hemat atau al-iqtishad adalah bersikap tidak boros terhadap harta hemat tenaga dan
waktu.18

Akhlak Terhadap Keluarga


Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah ibu anak dan keturunan-keturunannya.
Kita harus berbuat baik terhadap semua anggota keluarga terutama orang tua. Ibu yang
telah mengandung dalam keadaan lemah, menyusui dan mengasuh kita memberikan kita
kasih sayang yang tak terhingga. Apabila kita lapar, tangan ibu lah yang menyuapi, ketika
kita haus tangan ibu pula yang memberi minum. Apabila kita menangis, tangan ibu pula
yang mengusap air mata kita. Ketika kita gembira, tangan ibu lah yang menadahkan rasa
syukur, memeluk erat serta berderai air mata bahagia. Ketika mandi tangan ibu pulalah
yang meratakan air ke seluruh tubuh, dan membersihkan kotoran. Dan tangan ibu lah
tangan ajaib, sentuhan ibu, sentuhan kasih dan sayang beliau lah yang dapat membawa ke
surga firdaus.

Begitu juga dengan sosok ayah dialah sosok seorang lelaki yang hebat dalam hidup
yang telah menafkahi kita tanpa mempedulikan panasnya terik matahari, maut yang akan
menghadang dia demi anak apapun akan dilakukan, mendidik tanpa lelah meskipun
terkadang kita melawan perintahnya beliau tidak pernah bosan memberi yang terbaik
supaya anaknya selamat dunia dan akhirat, menyekolahkan anaknya hingga sukses. Dan

18
Habibah, “AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM.”
tak pernah lupa dalam doa mereka untuk kita. Begitulah perjuangan orang tua maka
sudahkah kita, mendoakan Mereka pada setiap selesai salat, ingat kepada mereka setiap
waktu. Maka sudah seharusnya kita patuh kepada kedua kedua orang tua semasa hidup
kita.

Sebagaimana firman Allah: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat


baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah
30 bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau yang telah engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang sholeh yang
engkau ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri." (Q. S Al-ahqaf: 15).

Contoh akhlak terhadap orang tua yaitu:

a. Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita kepada kerabat yang lain.
b. lemah lembut dalam perkataan serta perbuatan.
c. Merendahkan diri di hadapannya.
d. Berdoa kepada mereka serta meminta doa kepada mereka.
e. Berbuat baik kepada mereka sepanjang hidup kita yang keenam berterima kasih
terhadap mereka atas segala sesuatu yang sudah mereka berikan.19

Akhlak Terhadap Masyarakat


Masyarakat adalah lingkungan kelompok manusia yang berada di sekitar kita,
bekerja sama, saling menghormati satu sama lain, serta bisa mengorganisasikan
lingkungan sebagai satu kesatuan sosial dalam batas tertentu.
Setiap orang tidak bisa lepas dari lingkungan masyarakat sekitarnya. Pergaulan
masyarakat akan terus berjalan dengan baik apabila berlaku akhlak yang berisikan hak dan
kewajiban yang harus ditaati oleh setiap anggota pada masyarakat. Nilai tersebut
diantaranya berbuat baik terhadap tetangga, suka menolong orang lain, menengok jika ada
yang sakit, mengucapkan salam jika bertemu, dan menghargai hak miliknya.20

19
Ibid.
20
Hisamuddin, “Telaah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada Badan Amil Zakat Infaq Dan
Shadaqoh.”
Akhlak Terhadap Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini yaitu segala sesuatu yang berada di
sekitar manusia, baik itu binatang, tumbuh-tumbuhan ataupun benda-benda yang tidak
bernyawa. Dasarnya, akhlak yang diajarkan di dalam Alquran terhadap lingkungan itu
bersumber dari fungsi manusia itu sendiri sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam.
Akhlak manusia pada alam bukan hanya semata-mata untuk kepentingan alam
saja, akan tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan alam, serta sekaligus
memakmurkan manusia. Alam dalam hal ini dipahami sebagai segala sesuatu yang ada di
langit dan bumi beserta isinya selain Allah SWT.
Berakhlak kepada alam bisa dilakukan manusia dengan upaya pelestarian alam
diantaranya: memelihara serta menyantuni binatang dan juga memelihara serta
menyayangi tumbuh-tumbuhan.21

KESIMPULAN
Akhlah adalah sifat manusia yang tertanam pada diri yang timbul akibatnya
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan sebuah
pertimbangan. Jika sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat
maka itu yang disebut dengan akhlak yang baik atau akhlakul karimah, dan apa bila yang
muncul dari sifat itu perbuatan yang buruk maka disebut dengan akhlak buruk atau bisa disebut
akhlakul mazmumah.
Pembagian akhlak terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Akhlak yang baik kepada Allah berupa ucapan dan tindakan yang terpuji terhadap Allah,
baik secara ibadah langsung kepada Allah, seperti shalat, puasa dan lainnya, serta melalui
perilaku tertentu yang mencerminkan adanya hubungan atau komuniasi dengan Allah
diluar ibada itu.
2. Akhlak Terhadap Rasulullah SAW, berakhlak kepada rasul sama saja artinya taat dan cinta
kepadanya. Menaati Rasulullah berarti melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi
segala larangannya. Ini semua telah dijelaskan dalam hadis (Sunnah) beliau yang berwujud
ucapan perbuatan dan juga penetapannya.
3. Akhlak Terhadap Diri Sendiri, yang dimaksud dengan akhlak kepada diri sendiri di sini
adalah sikap yang memerlukan eksistensi diri sebagaimana yang dicontohkan nabi.

21
Ibid.
4. Akhlak Terhadap Keluarga, khlak terhadap keluarga meliputi ayah ibu anak dan
keturunan-keturunannya. Kita harus berbuat baik terhadap semua anggota keluarga
terutama orang tua.
5. Akhlak Terhadap Masyarakat, diantaranya berbuat baik terhadap tetangga, suka menolong
orang lain, menengok jika ada yang sakit, mengucapkan salam jika bertemu, dan
menghargai hak miliknya
6. Akhlak Terhadap Lingkungan, berakhlak kepada alam bisa dilakukan manusia dengan
upaya pelestarian alam diantaranya: memelihara serta menyantuni binatang dan juga
memelihara serta menyayangi tumbuh-tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Habibah, Syarifah. “AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM.” JURNAL PESONA DASAR
1, no. 4 (2015): 73–87.

Hisamuddin, Nur. “Telaah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pada Badan Amil Zakat
Infaq Dan Shadaqoh.” ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf 3, no. 1 (2017): 166.

Qodariyah, Siti Lailatul. “Akhlak Dalam Perspektif Al Quran (Kajian Terhadap Tafsīr Al-
Marāgī Karya Ahmad Mustafa Al-Marāgī).” Jurnal al-Fath 11, no. 02 (2017): 145–
166.

Suhayib. Studi Akhlak. Edited by Nurcahaya. 1st ed. Yogyakarta: KALIMEDIA, 2016.

Tsalitsah, Imtihanatul Ma’isyatus. “Akhlaq Dalam Perspektif Islam.” Al-Hikmah: Jurnal Studi
Agama-agama 6, no. 2 (2020): 110–128.

Anda mungkin juga menyukai