Akhlak adalah budi pekerti yang berasal dari bahasa arab yaitu “khuluqun”,
banyak pengertian akhlak menuru beberapa ahli yakni yang berasal dari Ibnu
Miskawaih, Al-Ghazali dan Ahmad Amin. Akhlak sendiri dibagi menjadi dua yaitu
akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Ada tujuh karakter etika islam menurut Yusuf
Qardhawi, serta ada faktor-faktor yang menjadi pembentuk akhlak dan faktor-faktor
pembentuk akhlak dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Akhlak
tidak selalu merupakan akhlak yang baik tetapi ada pula akhlak yang buruk dan akhlak
yang buruk ada cara yang dapat merubahnya setidaknya ada dua cara yang dicetuskan
oleh dua ahli yaitu cara merubah akhlak yang buruk oleh Ahmad amin dan cara
merubah akhlak yang buruk oleh Al-Ghazali. Implementasi akhlak harus jelas agar
mudah dipahami oleh kalangan mahasiswa dan oleh masyarakat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3.3 Memberikan hal – hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seseorang yang
memiliki akhlak yang baik.
1.3.4 Mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang sudah ada dalam al-Qur’an
untuk
diamalkan dalam kehidupan seorang muslim
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk menambah wawasan dalam ilmu agama khususnya dalam aktualisasi
akhlak
1.4.2 Dapat berbagi dengan orang lain mengenai akhlak dan aktualisasinya dalam
kehidupan muslim.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Asal kata akhlak dari bahasa arab, jama’ dari kata “khuluqun” yang berarti budi
pekerti. Kata “akhlak’’mengandung segi- segi persesuaian dengan khalqun (ciptaan)
serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq (Drajat,1984). Perkataan ini
bersumber dari kalimat yang bercantum dalam Al-Quran surat al-Qalam ayat 4
yang bunyinya :
Yang artinya:
2). Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran.
Akhlak adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk serta
ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka
4
yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
2. pembagian akhlak berdasarkan sifatnya
Akhlak yang mencerminkan sifat hatinya yang baik dan akhlak yang baik.
Akhlak yang mencerminkan sifat hatinya yang tidak baik dan merupakan
akhlak yang tidak baik.
Universal yaitu larangan bagi suatu ras manusiawi berlaku juga bagi ras
lain,bahkan umat islam dan umat-umat yang lain adalah sama dihadapan moral
islam yang universal.
Dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah : 8, Allah menyebutkan yang bunyinya:
Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa-a
bialqisthi walaa yajrimannakum syanaaanu qawmin ‘alaa alla ta’dillu huwa
aqrabu litttaqwa waittaquu allaaha inna allaha khabirun bimaa ta’maluuna
5
Yang artinya:
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa”.
6
meneruskan amal usaha dengan penuh keyakinan dan cita-cita ,melawan
sikap ketidak-berdayaan dan pesimis (keputusaannya),malas serta segala
bentuk penyebab kelemahan.
Firman Allah :
بقوة
ّ خذ الكتا ب
Yang artinya:
2.2.6 Komprehensifitas
Yang artinya:
“Dan di antara mereka dan orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan periharalah kami dari siksa
neraka.’ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungannya”
7
2.3 Faktor-faktor pembentuk akhlak
Yang artinya:
“Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa di bumi dan sebagian kamu
ditinggikan Allah beberapa tingkat dari yang lain,karena Allah hendak
menguji kamu dengan yang diberikan-Nya kepada kamu” (al-An’am:165)
8
Qul kullun ya’malu ‘alaa syaakilatihi farrabbukum a’lamu biman huwa
ahdaa sabiilan
Yang artinya :
Yang artinya :
1. Faktor dari dalam (internal) : yakni sifat-sifat bawaan atau yang dibawa
sejak lahir
2. Faktor dari luar (eksternal) : pengaruh yang terjadi dari luar diri manusia
karena adanya suatu aksi dan interaksi.
1.Instink (Naluri)
Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir,jadi merupakan suatu
pembawa asli. Dalam bahasa arab disebut “garizah” atau “fithrah” dan dalam bahasa
inggris disebut instinct. Definisi lain dari naluri adalah sifat yang menimbulkan
perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir terlebih dahulu kea rah
tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu. Misalnya perbuatan mencuri disamping
9
dinilai buruknya kelakuan tersebut, ahli etika merasa perlu menyelidiki faktor-faktor
pendorong dari dalam jiwa pelakunya yang bersumber dari nalurinya.
1) Naluri Makan
Begitu lahir manusia telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorong
oleh orang lain. Misalnya bayi ketika lahir akan mencari tetek ibunya tanpa
diajari lagi oleh orang lain.
2) Naluri Berjodoh
Laki-laki menginginkan wanita dan wanita menginginkan laki-laki.
Dalam al-Qur’an diterangkan:
waalqanaathiiri almuqantharati
Yang artinya:
3) Naluri keibu-bapakan
4) Naluri berjuang
5) Naluri ber-Tuhan
10
Naluri itu laksana “pedang bermata dua”, dapat merusak diri sendiri dan
dapat juga mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya . Hal ini tergantung cara
penyalurannya.Naluri dapat menjerumuskan seseorang kepada kehinaan (degradasi)
karena kesalahan dalam menyalurkannya,tetapi juga dapat mengangkat pribadi ke
tingkat kemuliaan (sublimasi) jika disalurkan kepada hal yang baik dan benar.
Dalam hubungan ini, Islam memgajarkan agar naluri tidak dirusak dengan
diri sendiri,melainkan perlu disalurkan dengan wajar sesuai tuntunan hidayat Ilahi.
Merusak naluri dapat digambarkan laksana membendung air yang seharusnya
mengalir tetapi harus melalui saluran yang baik dan wajar sehingga mendatangkan
manfaat. Biarkanlah mengalir tetapi harus disalurkan melalui saluran yang baik dan
benar.
Nutritivie Instink misalnya, jika diperturutkan begitu saja dengan makan apa
saja tanpa batas sesuai dengan panggilan hawa nafsu,maka pastilah merusak diri
sendiri. Islam mengajarkan agar naluri disalurkan dengan memakan dan meminum
barang yang baik, halal dan suci serta tidak berlebihan-lebihan.
Yaa ayyuhaa alnnaasu kuluu mimma fii al-ardhi halalaan thayyiban wala
Yang artinya:
“Hai manusia! Makanlah sebagian yang ada di bumi, yang halal dan baik
dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan,karena Setan itu
musuhmu yang jelas”. (al-Baqarah:168)
1. Keturunan
Salah satu faktor yang diselidiki dalam etika ialah masalah “keturunan”.Dan
sunnatullah yang berlaku pada alam ini dapat diketahui bahwa cabang itu menyerupai
pokoknya dan menghasilkan atau melahirkan yang serupa atau hamper serupa
dengannya. Misalnya tumbuh-tumbuhan,hewan dan pada manusia itu sendiri. Ada
peribahasa" Macan akan melahirkan macan dan kambing akan melahirkan
kambing” ,yang menunjukan bahwa faktor keturunan merupakan salah satu kekuatan
11
dalam kehidupan makhluk. Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai
dari sifat-sifat umum sampai kepada sifat-sifat khusus yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1). Manusia yang berasal dari satu keturunan dimana-mana membawa keturunan
dari pokok-pokoknya beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan,misalnya
bentuk badan,perasaan,akal dan pemikiran. Dalam al-Qur’an dikemukakan:
Yang artinya:
Yang artinya:
12
sini pun terdapat pewarisan sifat dari kedua orang tua, Misalnya orang tua yang
memiliki jiwa pemberani maka akan sifat jiwa pemberani akan menurun kepada
anaknya.
3. Azam
Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia adalah
kemauan keras (azam). Seseorang yang bekerja sampe larut malam atau mahasiswa
mengerjakan tugas sampai larut malam demi mendapat hasil yang baik dan hal ini
adalah azam yang tinggi. Sesungguhnya kehidupan para Rasul dan Nabi yang tahan
uji itu dihayati oleh kekuatan azam. Allah memesankan dalam al-Qur’an:
Yang artinya:
2). Kehendak yang kuat tetapi salah arah: yakni diarahkan kepada pola hidup
yang merusak dalam berbagai bentuk kedurhakaan dan kerusakan.
1) Kehendak yang lemah diperkuat dengan latihan seperti halnya tubuh yang
lemah dengan diperkuat latihan fisik yang teratur agar tubuh yang semula
lemah dapat menjadi kuat.
2) Janganlah membiarkan setiap kehendak yang baik itu hilang tanpa
dilaksanakan,contoh jika sudah berkehendak mendapatkan hasil yang baik
13
maka laksankan dengan usaha yang sungguh-sungguh jangan hanyan
menjadi angan-angan belaka.
Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat melakukan
pebuatan yang baik dan menjahui perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya
itu dinyatakan dalam al-Qur’an berupa:
1) Tandzir: yakni beringatan berupa neraka atau siksaan akan ditimpakan
kepada orang-orang yang berbuat jahat
2) Tabsyir: yakni berita gembira bahwa surga atau kebahagiaan yang kekal
dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh.
5. Kebiasaan
Contoh:
1) Merokok : orang yang sudah berkebiasaan merokok pada usia muda akan
menjadi kebiasaan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Berpuasa : seseorang anak apabila diajarkan cara berpuasa yang baik maka
14
pada saat remaja atau saat dewasa maka akan dengan mudah menjalankan
ibadah puasa.
Wa-idzaa qilaa lahum ta’aalaw illa ma anzalna allahu wa-ilaa alrasuuli qaaluu
hashbuuna maa wajadnaa ‘alayhi aabaa-anaa awa law kaana aabaauhum laa
ya’lamuuna syay-an walaa yahtaduuna
Yang artinya :
15
Untuk merubah suatu kebiasaan yang jelek, ahli-ahli akhlak mengajarkan
seni dan teori sebagai berikut:
3). Setia dalam pelaksanaannya harus setia pada niat yang sudah ditekatkan
6). Selalu memelihara kekuatan penolakan dalam jiwa agar selalu tumbuh dan
hidup.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, Misalnya
1) Lingkungan Alam
Dengan kata lain kondisi Alam ini ikut mencetak akhlak manusia-manusia yang
dipangkunya.
2) Lingkungan Pergaulan
16
Qul kullun ya’malu ‘alaa syaakilatihi farrabbukum a’lamu biman huwa
ahdaa sabiilan
Yang artinya:
Tasawuf adalah upaya spiritual bagaimana agar manusia dapat memiliki akhlak
al-karimah. Caranya yaitu dengan cara tasfiat al-qalb. Metode tasfiat al-qalb yang
disepakati oleh para sufi adalah dawam al-zikir (selalu ingat kepada tuhan). Zikir adalah
ruh amal saleh.
Tujuh alasan zikir menjadi pola tasfiat al-qalb yang disepakati sufi dan
dimajukan secara nagli (Luth dkk,2012).
1) Perintah zikir dalam al-Qur’an dating ada secara mutlak dalam arti tidak diikat
dengan pernyataan-pernyataan yang lain dan ada yang perintahnnya dikaitkan
dengan ikatan-ikatan yang lain.
2). Larangan berlaku sebaliknya yaitu lupa dan lalai dari zikir.
3). Kebahagiaan yang akan diperoleh manusia dikaitkan dengan banyak dan istiqamah
dalam berdzikir.
4). Pujian Allah dialamatkan kepada ahli zikir dan Allah menjanjikan bagi mereka
ampunan dan surga.
5). Informasi allah bahwa kerugian bagi orang yang bersikap sebaliknya yakni tidak
berdzikir.
6). Allah menjadikan zikir hamba kepada-Nya sebagai sarat zikirnya Allah kepada
mereka.
17
7). Pernyataan Allah secara jelas bahwa zikir adalah perkara yang amat besar .Zikir
adalah ketaatan yang paling utama dan yang dimaksud ketaatan adalah taat secara total
yakni melakukan zikir yang merupakan rahasia dan ruh ketaatan.
Menurut ilmu akhlak kebiasaan yang baik harus disempurnakan dan kebiasaan
yang jelek harus dihilangkan. Kebiasaan merupakan faktor yang paling penting dalam
menentukan dan membentuk akhlak seseorang. Sejak awal Nabi menganjurkan agar
anak dibiasakan melakukan kewajiban – kewajiban. Nabi bersabda :
Yang artinya:
2). Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan tekad
yang semula
3). Menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang.
18
6). Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa.
Menurut Al-Ghazali untuk mengubah akhlak yang buruk ada empat cara untuk
membantu setiap orang untuk mengubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik
(Luth dkk,2012). Caranya adalah sebagai berikut:
2). Dengan meminta bantuan seorang teman yang tulus, taat dan punya pengertian.
3). Mengetahui kekurang kita dari seseorang yang tidak menyenangi kita.
4). Dengan bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang diliat pada
19
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan
kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal
dari harapan semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang
dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah
Yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa
saja yang di berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.
20
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak
mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena
tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap
umat islam. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua
kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak
berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus asa dari rahmat
ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan kesempatan pada kita
untuk bertobat,
21
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati
janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda
kemunafikan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya akhlak sangat menentukan perilaku kita dan akhlak
mengajarkan untuk selalu berbuat dengan akhlak yang baik dan Nabi sudah
memberikan contohnya. Dalam al-Qur’an pun sudah dijelaskan tentang akhlak
beserta karakteristiknya, bagaimana berakhlak yang baik dalam islam dan
bagaimana cara mengamalkan akhlak dalam berbagai kehidupan sebagai seorang
muslim. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang mulai dari hal
yang dasar sampai hal yang cukup kompleks. Dengan adanya akhlak Allah
menjadikan kita sebagai seorang muslim yang berakhlak yang baik dan selalu
mendapatkan keridlaan Allah SWT dalam menjalankan hidup dan dengan berakhlak
yang baik manusia akan mendapatkan derajat yang baik dimata Allah maupun
sesame seorang muslimin.
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai seorang muslim kita harus mengamalkan apa yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita menjadi pribadi yang baik dan yang
berakhlak mulia. Jangan sampai kita sebagai seorang muslim menjadikan diri kita
sebagai orang yang memilik akhlak/perilaku yang buruk sebab tidak mencerminkan
kita sebagai seorang muslim yang baik.
23
Daftar Pustaka
24