Anda di halaman 1dari 24

ABSTRAK

Akhlak adalah budi pekerti yang berasal dari bahasa arab yaitu “khuluqun”,
banyak pengertian akhlak menuru beberapa ahli yakni yang berasal dari Ibnu
Miskawaih, Al-Ghazali dan Ahmad Amin. Akhlak sendiri dibagi menjadi dua yaitu
akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Ada tujuh karakter etika islam menurut Yusuf
Qardhawi, serta ada faktor-faktor yang menjadi pembentuk akhlak dan faktor-faktor
pembentuk akhlak dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Akhlak
tidak selalu merupakan akhlak yang baik tetapi ada pula akhlak yang buruk dan akhlak
yang buruk ada cara yang dapat merubahnya setidaknya ada dua cara yang dicetuskan
oleh dua ahli yaitu cara merubah akhlak yang buruk oleh Ahmad amin dan cara
merubah akhlak yang buruk oleh Al-Ghazali. Implementasi akhlak harus jelas agar
mudah dipahami oleh kalangan mahasiswa dan oleh masyarakat.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era yang sudah maju ini perubahan moral dan akhlak memang sangat
tergantung dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,kebiasaan dan dari
pergaulan kehidupan sehari-hari. Mungkin banyak orang tidak tau juga mengenai
pengertian akhlak dan karakteristiknya. Banyak orang yang tidak
mengaktualisasikan akhlak yang diajarkan islam yang sudah dijelaskan dalam al-
Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.Banyak orang yang menilai akhlak hanya
dilakukan pada orang yang sudah tua atau member hormat kepada orang yang sudah
tua, Padahal akhlak merupakan perilaku yang mencerminkan diri kita dan Nabi
Muhammad SAW pun menjadi suri tauladan yang baik bagi kamu muslimin karena
akhlak ul karimah.Ada tujuh karakter kriteria akhlak menurut Yusuf Qardhawi
(Qardhawy: 1997)
Islam menuntun untuk kita sebagai seorang muslim untuk merubah akhlak yang
buruk menjadi akhlak yang baik. Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan bagaimana
menjadi orang yang berakhlak baik, apa saja yang menjadi faktor penentu orang
memiliki akhlak yang baik.Akhlak tidak hanya menjadi pelajaran yang harus kita
pelajari melainkan juga harus kita aktualisasikan dalam kehidupan kita agar menjadi
pribadi yang berakhlak baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pengertian dan karakteristik akhlak?
1.2.2 Apa saja tujuh karakter tersebut yang disebutkan menurut Yusuf Qardhaww?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor pembentuk akhlak ?
1.2.4 Bagaimana penerapan akhlak dalam kehidupan?
1.2.5 Bagaimana mengubah perilaku yang buruk melalui kebiasaannya?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Memberikan pengetahuan yang luas akan pengertian akhlak dan
karakteristiknya
1.3.2 Memberikan gambaran karakter di dalam akhlak menurut pandangan Yusuf
Qardaww

2
1.3.3 Memberikan hal – hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seseorang yang
memiliki akhlak yang baik.
1.3.4 Mengamalkan segala ilmu pengetahuan yang sudah ada dalam al-Qur’an
untuk
diamalkan dalam kehidupan seorang muslim
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk menambah wawasan dalam ilmu agama khususnya dalam aktualisasi
akhlak
1.4.2 Dapat berbagi dengan orang lain mengenai akhlak dan aktualisasinya dalam
kehidupan muslim.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aklahk dan Karateristiknya

Asal kata akhlak dari bahasa arab, jama’ dari kata “khuluqun” yang berarti budi
pekerti. Kata “akhlak’’mengandung segi- segi persesuaian dengan khalqun (ciptaan)
serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq (Drajat,1984). Perkataan ini
bersumber dari kalimat yang bercantum dalam Al-Quran surat al-Qalam ayat 4
yang bunyinya :

Wa- innaka la’alaa khuluqin ‘azhihiim

Yang artinya:

“ sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai budi pekerti yang


luhur”.

Dan hadits dari nabi Muhammad SAW yang bunyinya:

‫بعثت أل تّمم مكا ر م األخال ق‬

“Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan budi pekerti” (HR.Ahmad)

1. pengertian akhlak menurut beberapa tokoh

1). Ibnu Miskawaih

Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan


perbuatan perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu .

2). Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran.

3). Ahmad Amin

Akhlak adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk serta
ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka

4
yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
2. pembagian akhlak berdasarkan sifatnya

1). Akhlakul Karimah

Akhlak yang mencerminkan sifat hatinya yang baik dan akhlak yang baik.

2). Akhlak Al-Mazmummah

Akhlak yang mencerminkan sifat hatinya yang tidak baik dan merupakan
akhlak yang tidak baik.

2.2 Tujuh karakter Akhlak menurut Yusuf Qardhawi (Qardhawi,1986)


2.2.1 Moral yang beralasan (argumentatif) dan dapat dipahami
Sesungguhnya islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan
argumentasi yang dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat
yaitu dengan menjelaskan maslahat (kebaikan) dibalik apa yang
diperintahkannya dan kerusakan dari terjadinya apa yang dilarangnya.
Disebutkan dalam AL-Qur’an surat Al – Ankabut : 45
Yang bunyinya:
Atlu maa uuhiya, ilaika minal kitaabi wa-aginish-shalaata innash-shalaata
tanha’ anil fahsyaa-I wal munkari waladzikru illahi wallahu ya’ilamu maa
tashna’uun
Yang artinya:
“Dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”.

2.2.2 Moral Universal

Universal yaitu larangan bagi suatu ras manusiawi berlaku juga bagi ras
lain,bahkan umat islam dan umat-umat yang lain adalah sama dihadapan moral
islam yang universal.
Dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah : 8, Allah menyebutkan yang bunyinya:
Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa-a
bialqisthi walaa yajrimannakum syanaaanu qawmin ‘alaa alla ta’dillu huwa
aqrabu litttaqwa waittaquu allaaha inna allaha khabirun bimaa ta’maluuna

5
Yang artinya:
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa”.

2.2.3 Kesesuaian dengan Fitrah


Islam dating membawa apa yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia
serta menyempurnakannya.Islam dengan segala yang diperbolehkannya demi
menjaga tabiat manusiawi telah meletakkan konsep aturan dan batasan-
batasan yang netral dan moderat ,sikap-sikap berlebihan dan ekstrim akan
menjurus kepada perangai binatang yang tercela.
Firman Allah AWT dalam surah Al A’raf :32
Yang berbunyi:
Qul man harrama ziinata allahi allatii akhraja li’ibaadhi
waalththhayyibaati mina alrrizqi qul hiya lilladzina aamanuu fii alhayaati
alddunyaa khaalishatan yawma alqiyammati kadzaalika nufashshilu al-
aayaati liqawmin ya’lamuuna
Yang artinya:
“Katakanlah: “siapa yang mengharamkan perhiasan dari allah yang
telah dikeluarkan-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki
yang baik?”

2.2.4 Memperhatikan Realita

Di antara karakteristik moral Islam merupakan akhlak realistik,tidak


mengeluarkan perintah dan larangannya kepada orang-orang yang hidup
mewah melainkan memerintahkan kepada manusia yang memiliki dorongan
dan nafsu ,keinginan dan cita-cita,kepentingan dan kebutuhan,juga memiliki
kecenderungan dan hasrat biologis terhadap kesenangan duniawi
sebagaimana mereka juga memiliki kerinduan jiwa kepada Allah yang
mengangkat tinggi derajat manusia.

2.2.5 Moral Positif

Moral Islam menganjurkan untuk menggalang kekuatan,perjuangan dan

6
meneruskan amal usaha dengan penuh keyakinan dan cita-cita ,melawan
sikap ketidak-berdayaan dan pesimis (keputusaannya),malas serta segala
bentuk penyebab kelemahan.

Firman Allah :

‫بقوة‬
ّ ‫خذ الكتا ب‬
Yang artinya:

“Ambillah kitab itu dengan sungguh-sungguh (penuh kekuatan)”.

2.2.6 Komprehensifitas

Islam telah menggambarkan sebuah konsep moral dengan ibadah


tertentu, bahkan menggariskan hubungannya dengan umatnya,maka moral
Islam mencakup hubungan manusia dengan alam secara global maupun detail
dan untuk itu moral Islam meletakkan apa yang dikehendaki manusia dari
adab susila yang tinggi dan ajaran yang luhur.

2.2.7 Tawazun (keseimbangan)

Tawazun adalah hal yang menggabungkan sesuatu dengan penuh


keserasian dan keharmonisan tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan.
Contoh Tawazun : sikap seimbang antara hak tubuh dan hak roh,sehingga
tidak ada penyengsaraan ataupun penelantaran roh

Firman Allah dalam surat AL Baqarah ; 201:

Waminhum man yaquulu rabbanaa aatina fi ddunyaa hasanatan

wafiil-aakhirati hasanatan waqinaa’adzaaba nnaar

Yang artinya:

“Dan di antara mereka dan orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan periharalah kami dari siksa
neraka.’ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungannya”

7
2.3 Faktor-faktor pembentuk akhlak

Faktor-faktor tersebut akan membentuk atau turur mencetak dan


mempegaruhi terbentuknya tingkah laku manusia dalam pergaulannya. Yang
membedakan manusia dengan lain makhluk, terutama terletak pada akal budinya
,dapat tertawa,mempunyai bahasa,dan kebudayaan,memiliki keksuasaan untuk
menundukkan binatanf,bertangggung jawab dan berilmu pengetahuan.

Surah Al – Isra :70


Walaqad karramnaa banii aadama wahamalnaahum fii barri wal bahri
warazaqnaahum minath-thai-yibaati wafadh-dhalnaahum ‘ala katsiirin
mimman khalaqnaa tafdhiilaa
Yang artinya:
“Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam (manusia),Kami
angkat mereka di daratan dan dilautan,Kami beri mereka rizqi yang baik-
baik dan kami lebihkan (istimewakan) mereka daripada kebanyakan
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”

Terdapat perbedaan dalam kesanggupan fisik dan mental,perbedaan


bakat,rizqi,ilmu pengetahuan, kedudukan (derajat) dan sebagainya dan hal ini
dikemukakan dalam al-Qur’an :

Wahuwa alladzi ja’lakum khalaa-ifa-ardhi waraf’a ba’dhakum fawqa ba’dhin


darajaatin liyabluwakum fii maa aataakum inna rabbaka sarii’u al’iqaabi

wa-innahu laghfuruun rahiimun

Yang artinya:

“Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa di bumi dan sebagian kamu
ditinggikan Allah beberapa tingkat dari yang lain,karena Allah hendak
menguji kamu dengan yang diberikan-Nya kepada kamu” (al-An’am:165)

Faktor-faktor kemanusiaannya itu menentukan kesanggupannya bekerja


“mencetak amal kebaikan” itu sendiri “dicetak” oleh berbagai faktor kondisi dan
situasinya. Hal ini dijelaskan di Firman Allah dalam al-Qur’an :

8
Qul kullun ya’malu ‘alaa syaakilatihi farrabbukum a’lamu biman huwa

ahdaa sabiilan

Yang artinya :

“Katakan: “masing-masing orang bekerja menurut ukuran


keadaannya,dan Tuhan kalian lebih mengetahui siapa yang betul
jalannya” (al-isra’:84)

Demikian latar belakang kesanggupan manusia yang berbeda-beda,sehingga


tidak dapat dipaksakan suatu kebaikan begitu saja kepada seluruh manusia tanpa
memperhatikan kesanggupannya itu. Bijaksanalah Allah dengan ketentuan yang
digariskan dalam al-Qur;an:

Laa yukallifu allahu nafsan illaa


wus’ahaa

Yang artinya :

“Allah tidak memikulkan kewajiban kepada seseorang melainkan menurut


kesanggupannya”. (al-Baqarah: 286)

Perbuatan dan kelakuan yang berbeda-beda itu,pada prinsipnya ditentukan dan


dipengaruhi oleh dua faktor utama:

1. Faktor dari dalam (internal) : yakni sifat-sifat bawaan atau yang dibawa
sejak lahir
2. Faktor dari luar (eksternal) : pengaruh yang terjadi dari luar diri manusia
karena adanya suatu aksi dan interaksi.

1.Instink (Naluri)

Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir,jadi merupakan suatu
pembawa asli. Dalam bahasa arab disebut “garizah” atau “fithrah” dan dalam bahasa
inggris disebut instinct. Definisi lain dari naluri adalah sifat yang menimbulkan
perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir terlebih dahulu kea rah
tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu. Misalnya perbuatan mencuri disamping

9
dinilai buruknya kelakuan tersebut, ahli etika merasa perlu menyelidiki faktor-faktor
pendorong dari dalam jiwa pelakunya yang bersumber dari nalurinya.

Ahli-ahli psikologi menerangkan berbagai naluri (instink) yang ada pada


manusia yang menjadi pendorong tingkah laku,di antaranya:

1) Naluri Makan

Begitu lahir manusia telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorong
oleh orang lain. Misalnya bayi ketika lahir akan mencari tetek ibunya tanpa
diajari lagi oleh orang lain.

2) Naluri Berjodoh
Laki-laki menginginkan wanita dan wanita menginginkan laki-laki.
Dalam al-Qur’an diterangkan:

Zuyyina lilnaasi hubbub alsysyahawaati mina alnissa-I waalbaniina

waalqanaathiiri almuqantharati

Yang artinya:

“Manusia itu diberi hasrat (keinginan) kepada wanita, anak-anak dan


kekayaan yang melimpah-limpah” (Ali imran:14)

3) Naluri keibu-bapakan

Yakni tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya


kecintaan anak kepada kedua orang tuanya.

4) Naluri berjuang

Tabiat manusia yang cenderung mempertahankan diri dari gangguan dan


tantangan. Misalnya jika seseorang oleh musuhnya, maka dia akan membela
diri.

5) Naluri ber-Tuhan

Tabiat manusia mencari dan merindukan Penciptanya yang mengatur dan


memberikan nikmat kepada-Nya. Naluri ini disalurkan dalam hidup
beragama.

10
Naluri itu laksana “pedang bermata dua”, dapat merusak diri sendiri dan
dapat juga mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya . Hal ini tergantung cara
penyalurannya.Naluri dapat menjerumuskan seseorang kepada kehinaan (degradasi)
karena kesalahan dalam menyalurkannya,tetapi juga dapat mengangkat pribadi ke
tingkat kemuliaan (sublimasi) jika disalurkan kepada hal yang baik dan benar.

Dalam hubungan ini, Islam memgajarkan agar naluri tidak dirusak dengan
diri sendiri,melainkan perlu disalurkan dengan wajar sesuai tuntunan hidayat Ilahi.
Merusak naluri dapat digambarkan laksana membendung air yang seharusnya
mengalir tetapi harus melalui saluran yang baik dan wajar sehingga mendatangkan
manfaat. Biarkanlah mengalir tetapi harus disalurkan melalui saluran yang baik dan
benar.

Nutritivie Instink misalnya, jika diperturutkan begitu saja dengan makan apa
saja tanpa batas sesuai dengan panggilan hawa nafsu,maka pastilah merusak diri
sendiri. Islam mengajarkan agar naluri disalurkan dengan memakan dan meminum
barang yang baik, halal dan suci serta tidak berlebihan-lebihan.

Allah mengariskan dalam al-Quran:

Yaa ayyuhaa alnnaasu kuluu mimma fii al-ardhi halalaan thayyiban wala

tattabi’uu khutuwaati alsysyaythaani innahu lakum ‘aduwwun mubiinun

Yang artinya:

“Hai manusia! Makanlah sebagian yang ada di bumi, yang halal dan baik
dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan,karena Setan itu
musuhmu yang jelas”. (al-Baqarah:168)

1. Keturunan

Salah satu faktor yang diselidiki dalam etika ialah masalah “keturunan”.Dan
sunnatullah yang berlaku pada alam ini dapat diketahui bahwa cabang itu menyerupai
pokoknya dan menghasilkan atau melahirkan yang serupa atau hamper serupa
dengannya. Misalnya tumbuh-tumbuhan,hewan dan pada manusia itu sendiri. Ada
peribahasa" Macan akan melahirkan macan dan kambing akan melahirkan
kambing” ,yang menunjukan bahwa faktor keturunan merupakan salah satu kekuatan

11
dalam kehidupan makhluk. Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai
dari sifat-sifat umum sampai kepada sifat-sifat khusus yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:

1). Manusia yang berasal dari satu keturunan dimana-mana membawa keturunan
dari pokok-pokoknya beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan,misalnya
bentuk badan,perasaan,akal dan pemikiran. Dalam al-Qur’an dikemukakan:

yaa ayuhaa alnassu ittaqu rabbakumu khlaqakum min nafsin wahidatin

wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa

Yang artinya:

“Hai manusia,bertawaqlah kepada tuhan kalian yang telah menjadikan


kalian dari satu diri. Dan dari padanya allah menciptakan isterinya dan
daripada keduanya Ia perkembangbiakan lelaki dan wanita yang banyak”.
(al-Nisa:1)

2) Dan sifat-sifat kemanusiaan yang umum menurunkan sifat-sifat khas


kemanusiaan kepada keturunannya,maka kita dapati pula adanya rumpun,bangsa
dan suku berbagai cabang dari ranting dan asal manusia tadi. Hal ini
dikemukakan dalam al- Qur’an:

Yaa ayyuhaa alnanaasu inna khlaqnaakum min dzakarin wauntsaa

waja’alnaakum syu’uuban waaqabaa-ila lita’aarafuu

Yang artinya:

“Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari


seseorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kami menjadikan kalian
beberapa bangsa dan suku-suku bangsa,supaya kalian saling mengenal satu
sama lain” (al- Hujurat:13)

Selain sifat-sifat kemanusiaan yang bersifat umum diwariskan,juga ada sifat-


sifat bangsa dan suku yang bersifat khas daripadanya,yang diselidiki para antropologi
dan etnologi diselidiki secara mendalam. Dari skop rumpun,bangsa dan suku,kita
meninjau yang paling kecil yakni keluarga yang dipimpin oleh kedua orang tua. Di

12
sini pun terdapat pewarisan sifat dari kedua orang tua, Misalnya orang tua yang
memiliki jiwa pemberani maka akan sifat jiwa pemberani akan menurun kepada
anaknya.

3. Azam

Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia adalah
kemauan keras (azam). Seseorang yang bekerja sampe larut malam atau mahasiswa
mengerjakan tugas sampai larut malam demi mendapat hasil yang baik dan hal ini
adalah azam yang tinggi. Sesungguhnya kehidupan para Rasul dan Nabi yang tahan
uji itu dihayati oleh kekuatan azam. Allah memesankan dalam al-Qur’an:

Faishbir kamaa shabara uluu al’azmi minal alrusuli

Yang artinya:

“Hendaklah engkau tabah seperti ketabahan Rasul-rasul yang memiliki


kehendak yang keras (azam)”. (Q.S al-Ahqaf:35)

Kadang-kadang kehendak kita pun ada yang menghalangi,beberapa hal yang


menghalangi kehendak itu:

1). Kelemahan kehendak: seseorang mudah menyerah dalam keputusan asaan


dan merasa tidak mampu melaluinya.

2). Kehendak yang kuat tetapi salah arah: yakni diarahkan kepada pola hidup
yang merusak dalam berbagai bentuk kedurhakaan dan kerusakan.

Misalnya: kehendak garong merampok seorang hartawan.

Cara mengobati hal yang dapat menghalangi kehendak atau penyakit


kehendak dapat dilakukan dapat berbagai cara:

1) Kehendak yang lemah diperkuat dengan latihan seperti halnya tubuh yang
lemah dengan diperkuat latihan fisik yang teratur agar tubuh yang semula
lemah dapat menjadi kuat.
2) Janganlah membiarkan setiap kehendak yang baik itu hilang tanpa
dilaksanakan,contoh jika sudah berkehendak mendapatkan hasil yang baik

13
maka laksankan dengan usaha yang sungguh-sungguh jangan hanyan
menjadi angan-angan belaka.
Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat melakukan
pebuatan yang baik dan menjahui perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya
itu dinyatakan dalam al-Qur’an berupa:
1) Tandzir: yakni beringatan berupa neraka atau siksaan akan ditimpakan
kepada orang-orang yang berbuat jahat
2) Tabsyir: yakni berita gembira bahwa surga atau kebahagiaan yang kekal
dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh.

Dan untuk terhindar dari azab dan memperoleh kebahagiaan abadi,kuncinya


terletak pada mardhatillah (keridlaan allah swt).

4.Suara Batin (dlamir)

Dalam diri suatu manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu


memberikan peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang
bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut ialah “suara batin” atau “suara hati”
dalam bahasa Arab disebut “dlamir” dan dalam bahasa Inggris disebut
“conscience”.

Fungsi dan suara batin ialah memperingatkan bahayanya perbuatan buruk


dan berusaha mencegahnya serta mencegah dari keburukan atau sebaliknya juga
merupakan kekuatan yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang baik
(kewajiban).

5. Kebiasaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang ulang sehingga mudah


dikerjakan.

Contoh:

1) Merokok : orang yang sudah berkebiasaan merokok pada usia muda akan
menjadi kebiasaan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Berpuasa : seseorang anak apabila diajarkan cara berpuasa yang baik maka

14
pada saat remaja atau saat dewasa maka akan dengan mudah menjalankan
ibadah puasa.

Contoh-contoh tersebut dapat memberikan kesan bahwa segala pekerjaan jika


dilakukan secara berulang-ulang dengan penuh kegemaran akan menjadikan
kebiasaan.Untuk membangun kebiasaan yang baik dalam pribadi kita diperlukan
latihan yang terus-menerus. Hal yang menjadi rintangan yang sulilah rintangan ada
pada hari pertama tetapi hal itu perlu diatasi dengan ketekunan dan kesabaran.
Rasulullah SAW menandaskan:

‫صبر عند ّأول صد مة‬ ّ


ّ ‫إن ال‬
Yang artinya :

“Bahwasanya sabar itu ialah pada desakan (rintangan) pertama”. (Muttafaq


alaih)

Sebagai ketentuan dan kebiasaan ialah:

1. Memudahkan perbuatan manusia : Segala pekerjaan yang berat bagi orang


lain,menjadi enteng bagi seseorang karena sudah terbiasa.
2. Menghemat waktu : Orang yang belum biasa mengerjakan sesuatu meskipun
semangat dan tenaganya besar,masih memerlukan waktu yang lama untuk
mempersiapkan sesuatu pekerjaan. Kebiasaan yang perlu dirubah, tentulah
keabiasaan yang jelek. Nabi dalam Perjuangannya telah berusaha merubah
kebiasaan jahiliyah dan sebagai konsenkuensinya, Nabi memperoleh perlawanan
sengit dari kaum musyrikin. Dalam al-Qur’an:

Wa-idzaa qilaa lahum ta’aalaw illa ma anzalna allahu wa-ilaa alrasuuli qaaluu
hashbuuna maa wajadnaa ‘alayhi aabaa-anaa awa law kaana aabaauhum laa
ya’lamuuna syay-an walaa yahtaduuna

Yang artinya :

“Apabila dikatakanlah kepada mereka “Marilah mengikuti apa-apa yang


diturunkan Allah (al-Qur’an) dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab:
Lebih baik kami berpegang kepada kebiasaan yang kami terima dari nenek
moyang kami”. (al-Maidah: 104)

15
Untuk merubah suatu kebiasaan yang jelek, ahli-ahli akhlak mengajarkan
seni dan teori sebagai berikut:

1) Niat yang sungguh-sungguh tanpa keraguan sedikit pun untuk merubah


kebiasaan yang jelek.

2). Pengertian dan kesadaran yang perlunya kebiasaan itu ditinggalkan

3). Setia dalam pelaksanaannya harus setia pada niat yang sudah ditekatkan

4). Segera mengisi kekosongan dengan kebaikan

5). Mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan Niat tersebut

6). Selalu memelihara kekuatan penolakan dalam jiwa agar selalu tumbuh dan
hidup.
6. Lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, Misalnya

Tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan lingkungan pergaulan manusia


(Furqon,2002).

Lingkungan dibagi dua bagian:

1) Lingkungan Alam

Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi


lingkungan dan menentukan tingkah laku umat. Lingkungan ala mini dapat mematahkan
atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang.

Dengan kata lain kondisi Alam ini ikut mencetak akhlak manusia-manusia yang
dipangkunya.

2) Lingkungan Pergaulan

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya


manusia harus bergaul.

Dalam surat al-Isra: 84 dijelaskan sebagai berikut:

16
Qul kullun ya’malu ‘alaa syaakilatihi farrabbukum a’lamu biman huwa
ahdaa sabiilan

Yang artinya:

“Katakanlah, Setiap orang dapat bekerja menurut ukuran keadaannya dan


tuhanmu itu lebih tau bagi siapa yang menempuh jalan yang lebih betul”.

2.4 Penerapan akhlak dalam berbagai kehidupan

Di dalam hati yang bersih,iman tumbuh dan bekembang.Ia menebarkan cahaya


ke seluruh anggota badan lahir batin. Jika indikator manusia berakhlak adalah manusia
yang tertanam di dalam hatinya iman yang kokoh, maka tasawuf adalah upaya
bagaimana kiat-kiat agar iman itu “istiqamah” dan tetap kokoh.

Tasawuf adalah upaya spiritual bagaimana agar manusia dapat memiliki akhlak
al-karimah. Caranya yaitu dengan cara tasfiat al-qalb. Metode tasfiat al-qalb yang
disepakati oleh para sufi adalah dawam al-zikir (selalu ingat kepada tuhan). Zikir adalah
ruh amal saleh.

Tujuh alasan zikir menjadi pola tasfiat al-qalb yang disepakati sufi dan
dimajukan secara nagli (Luth dkk,2012).

1) Perintah zikir dalam al-Qur’an dating ada secara mutlak dalam arti tidak diikat
dengan pernyataan-pernyataan yang lain dan ada yang perintahnnya dikaitkan
dengan ikatan-ikatan yang lain.

2). Larangan berlaku sebaliknya yaitu lupa dan lalai dari zikir.

3). Kebahagiaan yang akan diperoleh manusia dikaitkan dengan banyak dan istiqamah

dalam berdzikir.

4). Pujian Allah dialamatkan kepada ahli zikir dan Allah menjanjikan bagi mereka
ampunan dan surga.
5). Informasi allah bahwa kerugian bagi orang yang bersikap sebaliknya yakni tidak
berdzikir.
6). Allah menjadikan zikir hamba kepada-Nya sebagai sarat zikirnya Allah kepada
mereka.
17
7). Pernyataan Allah secara jelas bahwa zikir adalah perkara yang amat besar .Zikir
adalah ketaatan yang paling utama dan yang dimaksud ketaatan adalah taat secara total
yakni melakukan zikir yang merupakan rahasia dan ruh ketaatan.

Menurut ilmu akhlak kebiasaan yang baik harus disempurnakan dan kebiasaan
yang jelek harus dihilangkan. Kebiasaan merupakan faktor yang paling penting dalam
menentukan dan membentuk akhlak seseorang. Sejak awal Nabi menganjurkan agar
anak dibiasakan melakukan kewajiban – kewajiban. Nabi bersabda :

Yang artinya:

“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat sewaktu mereka berumur tujuh


tahun, dan ambilah tindakan tegas pada waktu mereka berumur sepuluh tahun”.
(H.R Tirmizi).

Dalam akhlak “keutamaan” tidaklah cukup dengan hanya mengetahui apakah


“keutamaan itu”, tetapi harus ditambah dengan melatihnya dan terus menerus
mengerjakannya atau mencari jalan lain untuk menjadi orang-orang yang memiliki
keutamaan dan kebaikan (ahl al-fadl wa al-khair). Al-Ghazali menjelaskan secara
singkat ada tiga cara untuk mencapai akhlak yang baik. Cara pertama ialah akhlak yang
merupakan anugerah dan kasih saying Allah yakni orang memiliki akhlak baik secara
alamiah (bi al-thabi’ah wa al-fithrah). Kedua dengan “mujahadah” (menahan diri) dan
ketiga dengan “Riyadhah” melatih diri secara spiritual.

2.5 Upaya mengubah akhlak yang bruruk/kebiasaan yang buruk

Upaya mengubah kebiasaan yang buruk, Menurut Ahmad Amin sebagaimana


dikutip Ishak Soleh adalah dengan hal-hal sebagai berikut: (Luth dkk,2012)

1). Menyadari perbuatan buruk dan bertekad untuk meninggalkannya

2). Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan tekad
yang semula
3). Menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang.

4). Berusaha untuk tetap berada dalam keadaan yang baik.

5). Menghindari dari kebiasaan yang buruk dan meninggalkannya sekaligus.

18
6). Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa.

7). Memilih teman yang baik dalam bergaul

8). Menyibukkan diri dengan pekerjaan yang bermanfaat.

Menurut Al-Ghazali untuk mengubah akhlak yang buruk ada empat cara untuk
membantu setiap orang untuk mengubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik
(Luth dkk,2012). Caranya adalah sebagai berikut:

1). Menjadi murid seorang Pembimbing spiritual (syaikh)

2). Dengan meminta bantuan seorang teman yang tulus, taat dan punya pengertian.

3). Mengetahui kekurang kita dari seseorang yang tidak menyenangi kita.

4). Dengan bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang diliat pada

orang lain bagaikan ada pada diri kita.

2.6 Aktualisasi akhlak terhadap kehidupan muslim

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplentasikan iman


yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku
sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim
seperti di bawah ini:

1. Akhlak terhadap Allah


a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada
sekutu bagiNya
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan berzikir
hati menjadi tenteram.
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan
dirinya di hadapan Allah SWT.

19
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan
kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal
dari harapan semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang
dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah
Yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa
saja yang di berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.

2. Akhlak terhadap Rasulullah


a. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani
Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh
Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-
Quran.
b. Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya
Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi (dari
Allah berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan
ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al
Ahzab : 56)

3. Akhlak Terhadap diri sendiri


a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat
negative. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-
Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada
kita. ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu
bersyukur dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan
dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan
perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada
jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya

20
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak
mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena
tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap
umat islam. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua
kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak
berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus asa dari rahmat
ampunan Allah, karena Allah SWT selalu memberikan kesempatan pada kita
untuk bertobat,

4. Aklak Terhadap Sesama Manusia


a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua
agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua
elemen membangun ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok
tertentu dengan mengatas-namakan agama tetapi enggan memperjuangkan
perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen
keagamaannya,
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah
semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang
sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan karena apapun yang kita
kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang
pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain.
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan
kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang
berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap
kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat
pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.

21
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati
janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda
kemunafikan.

5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
Salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang
lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah
manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang
sewenang-wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat
Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan
penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

2.7 Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan dengan mewawancarai 40 mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya.

NO NAMA KEGIATAN PRESENTASE


1 Sholat Fardu 96%
2 Membaca Sholawat 45%
3 Sholat Duha 51%
4 Sholat Tahajud 32%
5 Sedekah Setiap Hari 54%
6 Membaca Al-Quran 44%
7 Puasa Senin Kamis 36%

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya akhlak sangat menentukan perilaku kita dan akhlak
mengajarkan untuk selalu berbuat dengan akhlak yang baik dan Nabi sudah
memberikan contohnya. Dalam al-Qur’an pun sudah dijelaskan tentang akhlak
beserta karakteristiknya, bagaimana berakhlak yang baik dalam islam dan
bagaimana cara mengamalkan akhlak dalam berbagai kehidupan sebagai seorang
muslim. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang mulai dari hal
yang dasar sampai hal yang cukup kompleks. Dengan adanya akhlak Allah
menjadikan kita sebagai seorang muslim yang berakhlak yang baik dan selalu
mendapatkan keridlaan Allah SWT dalam menjalankan hidup dan dengan berakhlak
yang baik manusia akan mendapatkan derajat yang baik dimata Allah maupun
sesame seorang muslimin.

3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai seorang muslim kita harus mengamalkan apa yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita menjadi pribadi yang baik dan yang
berakhlak mulia. Jangan sampai kita sebagai seorang muslim menjadikan diri kita
sebagai orang yang memilik akhlak/perilaku yang buruk sebab tidak mencerminkan
kita sebagai seorang muslim yang baik.

23
Daftar Pustaka

1. Luth,Thohir.,Hafid H.,Abdul H.R.,Khusnul F.,M Subky H.,Syamsul


A.,Nurchanifah.,Arif M.,Sam’un M.,Mas’udy H.,Sri N.,Fadloli.2012.Buku
Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya.Malang:Citra Mentari
2. Drajat,Zakiyah,Prof,DR.1984.Dasar-Dasar Agama Islam.jakarta:cv.kuning mas.
3. Furqon,Arif.2002.Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Umum.Jakarta:Departemen Agama.
4. Azra,Azymardi,Prof,Dr.2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam .Jakarta :
Departemen Agama.
5. Qardawi,Yusuf,Haqiqah al tauhid,damascus,al-maktab, al-islami.1986.
6. Dr. Marzuki, M.Ag. 2009. Prinsip Dasar Akhlak Mulia. Yogyakarta: Debut
Wahana Press & FISE UNY.
7. Yunahar Ilyas. 2004. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI UMY. Cet. IV.
8. Majid Fakhry. 1996. Etika dalam Islam. Terj. oleh Zakiyuddin Baidhawi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
9. Faisal Ismail. 1988. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Titihan Ilahi
Press.
10. Izutsu, Toshihiko. 1993. Konsep-konsep Etika Religius dalam Qur’an. Terj. oleh
Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: Tiawa Wacana.

24

Anda mungkin juga menyukai