Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


AKTUALISASI AHKLAK DALAM KEHIDUPAN
 
 

 
 
 
 
 
 
Kelompok 9 :
Kelvino Fawwas JJ        2141220009
M Arif Maulana             2141220015
 
PROGAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
POLITEKNIK NEGRI MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan seorang muslim dengan lingkungannya
akan memperlihatkan kerpibadiannya yang mencerminkan tingkat akhlak seseorang. Bagi
seorang muslim, tuntutan akan sebuah akhlak islami telah nyata dicontohkan oleh Rasullullah.
Sehingga setiap muslim wajib mengikuti contoh-contoh akhlak Rosullullah dalam kehidupannya
sehari-hari.
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain
karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-
Qur’an. Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diharuskan agar
keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin keselamatan hidupnya baik didunia maupun akhirat.
Oleh sebab itu pemakalah mengangkat tema yang berkenaan tentang aspek-aspek yang
mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki,
sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati
yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi
orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai
contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam
Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana
alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia.
(Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan
perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan
bertaubat)".
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menggali khasanah ilmu mengenai ahklak,
terutama akhlak mulia yang merupakan cerminan prilaku seorang muslim yang baik yang
mencontoh tauladan Rasululloh. Diharapkan dengan kajian ini, maka kita akan terus berusaha
mewujudkan ahklak mulia dalam kehidupan kita sehari-hari.
 
 
1.2 Tujuan
         Untuk Mengetahui Pengertian dan karakteristik Ahklak
         Untuk Mengetahui Faktor-faktor pembentuk ahklak
         Untuk mengetahui penerapa ahklak dalam kehidupan sehari-hari
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Pengertian dan Karakteristik Ahklak
  2.1.1 Pengertian Ahklak
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, di dalam kehidupannya
ada masalah material (lahiriah), spiritual (batiniah) dan akhlak. Ketika seeorang
tidak mempunyai unsur rohani maka dia akan mati, sebaliknya apabila tidak
mempunyai jasmani maka tidak dapat disebut manusia. Dan sejalan dengan
kehidupan tersebut, problema yang bersifat material tidak bersifat tetap. Seperti
ketika manusia menginginkan sesuatu yang bersifat materi maka ketika ia
mendapatkannya bukan kepuasan yang dirasakan, mungkin puas tapi hanya
sementara, setelah itu ia akan merasa kurang sehingga akan terus mencari-cari
untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun hal itu dapat diminimalisir dengan adanya
unsur spiritual yang dapat membendung dan dapat memberi batasan-batasan akan
hal yang baik dan yang buruk.Tindakan untuk memenuhi kebutuhan itu dapat juga
dinamakan akhlak ketika berhubungan dengan agama.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang mempunyai arti budi
pekerti, perilaku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa  (menciptakan), khaliq
(pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dengan akar yang
sama maka dapat dihubungkan sehingga mempunyai arti, tindakan atau perilaku
yang ditimbulkan dari akhlak ini ada hubungannya dengan sang khaliq yaitu Allah
swt. Maka, ukuran baik dan buruknya itu sudah ada aturannya dari Allah swt (Al-
qur’an dan Hadits).
Sedangkan akhlak menurut istilah, banyak sekali yang
mendefinisikannya.Disini kami hanya mengambil beberapa tokoh saja untuk kami
ambil pengertiannya.Pertama dari imam Al-ghazali, beliau berpendapat dari kitab
ulumuddin, akhlak adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap
dalam jiwa, yang dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah,
tanpa mempergunakan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Kemudian menurut
Abdul Hamid yang mengatakan bahwa akhlak merupakan ilmu tentang keutamaan
yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan
kebaikan dan tentang keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong
dari segala bentuk keburukan.
Bertolak dari dua pendapat tadi maka dapat ditarik benang merahnya,
bahwa akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita
keluarkan tanpa berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita
sudah malakukan perbuatan tersebut.
Akhlak itu diharus sudah dilakukan dengan sering atau terbiasa, jika
hanya dilakukan satu atau dua kali itu tidak dapat dikatakan akhlak.Aristoteles
menguatkan bentukan akhlak dari adat dan kebiasaan yang baik, yakni dalam
membentuk akhlak yang baik dan terus-menerus. Sebagaiman pohon dengan
buahnya, demikian juga akhlak yang baik akan diketahui dengan perbuatannya.
Akhlak itu akan dapat dinilai baik ketika terlihat ataupun ketika tidak
terlihat, maka hal yang sudah kita lakukan akan berbuah penilaian dari Allah dan
orang-orang disekitar kita akan menilai baik ataukah buruk hal yang kita lakukan,
tentunya dengan patokan baik dan buruk dari kitabballah.

2.1.2        Karakteristik dari Akhlak

Karakteristik, dapat kita sebut juga dengan ciri yang mendasar dimana itu
memang khas dari sesuatu yang dimaksud. Maka, ketika kita berbicara mengenai
karakteristi dari akhlak maka yang akan kita bahas adalah mengenai ciri yang
mendasar dari akhlak itu sendiri.

Telah kita ketahui bersama bahwasannya akhlak itu berasal dan


bersumber dari agama dari Allah khususnya, maka secara otomatis ketika sesuatu
itu berasal dari zat yang maha benar, maka pada dasrnya juga akhlak itu adalah
baik.Jadi sifat dasar atau ciri dasar dari akhlak adalah baik. Namun, jika kita
melihat bahwa masih ada juga orang-orang yang berbuat dengan akhlak yang jelek,
itu adalah dorongan dari hawa nafsunya yang tidak dapat ia control.
Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari
akhlak Islam.

1.      Akhlak itu Mampu untuk difahami

Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan yang
dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan
menjelaskan kebaikan dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan
dari terjadinya apa yang dilarang-Nya.Walaupun harus mampu untuk
dilogiskan namun, jangan sampai fikiran logis kita bertentangan dengan
wahyu yang sudah ada.

2.      Moral yang Universal.

Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang


universal, yaitu larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras
yang lain, bahkan umat Islam dan umat-umat yang lain adalah sama
dihadapan moral Islam yang universal. Dalam surat Al-Maidah ayat 8 :

”Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum


mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada taqwa.”

Maka aturan-aturan yang Allah perintahkan itu sama, karena hal


itu baik dan semuanya akan mengatakan itu baik.

3.      Kesesuaian dengan Fitrah

Islam datang dengan membawa suatu yang sesuai dengan fitrah


dan tabiat manusia serta penyempurnaannya.Islam mengakui eksistensi
manusia sebagaimana yang telah diciptakan Allah dengan segala
dorongan kejiwaan, kecenderunganfitrah serta segala yang telah
digariskan-Nya.Islam menjadikan mulia dan membuat batasan hukum
untuknya agar dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu
manusia itu sendiri.
Kita dilahirkan dengan fitah kita sebagai makhluknya maka kita
harus berbuat sesuai dengan apa fitrah kita sebagai makhluk maka
hendaknya kita patuh kepada yang menciptakan kita yaitu Allah swt.

4.      Memperhatikan Realita.

Al-Qur’an tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban


untuk mencintai musuh-musuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu hal
yang tidak dimiliki jiwa manusia, akan tetapi Al-Qur’an memerintahkan
kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil kepada musuh-
musuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka terhdap
musuh-musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran
terhadap musuh-musuh mereka.

Penyesuaian dengan keadaan yang ada, artinya aturan Allah itu


tidak statis namun dapat diterapkan diberbagai situasi dan kondisi,
misalkan dulu bangsa Arab itu sangat gemar sekali melakukan perang
antar suku, maka Allah katakana hal itu tidak baik dan dilarang,
kemudian Allah menunjukan jalan mana yang baik begitu.

5.      Akhlak itu Positif.

Islam menganjurkan kita kuatakan, keyakinan dan cita-cita,


melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimisme, malas serta segala
bentuk penyebab kelemahan.Maka, kita hendaknya harus mempunyai
sikap yang optimis, dan selalu semangat dalam menghadapi arus dunia
ini.

6.      Akhlak itu Komprehensif (Menyeluruh)

Islam mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan, hubungan


kita dengan sesame manusia, dan hubungan kita dengan diri kita sendiri
serta alam itu semua dapat terlihat dengan akhlak yang kita gunakan
untuk membangun hubungan tersebut.

7.       Tawazun (Keseimbangan)


Tawazun dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu dengan
penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun
pengurangan.Sesuai dengan kadarnya.

2.2 Faktor – Faktor Pembentuk Ahklak

            Berbagai faktor penting dalam ahklak yang memainkan peranan dalam penentuan baik
buruknya tingkah laku seseorang . Faktor-faktor tersebut turut “mencetak” dan mempengaruhi
terbentuknya tingkah laku manusia dalam pergaulannya.

Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhu pembentukan ahklak :

1. Suara Batin

Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu


memberikan peringatan jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan
keburukan. Kekuatan tersebut adalah ‘suara batin’. Fungsi dari suara batin itu ialah
memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya, serta
sebaliknya juga merupakan kekuatan untuk mendorong manusia melakukan
perbuatan baik.

 
2.   Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan.
Kebiasaaan merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi
mudah dikerjakan. Contoh kebiasaan positif yaitu shalat Tahajjud, sedangkan
contoh negatifnya misalnya merokok. Segala perbuatan yang dilakukan berulang-
ulang dengan penuh kegemaran akan menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, lebih baik
jika kita terus-menerus mengulangi perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dari
pada mengulangi perbuatan buruk yang justru akan merusak diri sendiri.
Begitu kuatnya pengaruh kebiasaan sehingga ketika akan dirubah dari
kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, biasanya akan menimbulkan reaksi yang
cukup keras dari dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga untuk merubah suatu
kebiasaan tersebut perlu dilakukan dengan ketekunan dan kesabaran. Kesabaran itu
datangnya dari kesadaran akan manfaat dari suatu perbuatan.
Manfaat dari kebiasaan adalah sebagai berikut:
         Memudahkan perbuatan manusia, segala perbuatan yang berat akan
menjadi mudah bagi seseorang karena sudah terbiasa.
         Menghemat waktu, karena sudah terbiasa jadi tidak memerlukan
waktu yang banyak untuk mempersiapkan dan melakukan suatu
perbuatan.
Para ahli akhlak mengajarkan seni dan teori untuk merubah kebiasaan buruk
yaitu sebagai berikut:
         Niat yang sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu
         Pengertian dan kesadaran akan pentingnya merubah kebiasaan
tersebut
         Setia dengan apa yang telah diniatkan
         Segera mengisi kekosongan dengan kebaikan setelah kebiasaan buruk
itu digeser
         Mencari waktu yang baik dan tepat untuk melaksanakan niat
         Selalu memelihara kekeuatan penolak yang terdapat dalam jiwa, agar
selalu tumbuh dan hidup.
 
 
3.   Lingkungan
Salah satu factor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu
masyarakat adalah lingkungan. Lingkungan merupakan sesuatu yang melingkungi
manusia, misalnya tumbuhan, udara dan manusia lainnya. Lingkungan dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a.   Lingkungan Alam
Lingkungan alam meliputi kondisi alam yang ada disekitar
manusia yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan ala
mini dapat mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang
dibawa oleh seseorang. Lingkungan yang baik akan mendukung
pertumbuhan bakat seseorang, sedangkan lingkungan yang buruk akan
menghambat pertumbuhan bakat orang tersebut. Dengan kata lain,
kondisi alam ini ikut mencetak akhlak manusia.
 
b.      Lingkungan Pergaulan
Manusia sebagai makhluk social tentunya harus selalu
berhubungan dengan manusia lainnya. Sehingga manusia harus bergaul
dengan sesamanya. Lingkungan pergaulan yang baik akan
mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik, dan sebaliknya lingkungan
pergaulan yang buruk akan mempengaruhi sesorang untuk berbuat buruk
juga.
 
 
2.3     Penerapan Ahklak dalam Kehidupan Sehari-hari
Manusia di dalam kehidupannya tidak mungkin dapat hidup sendirian saja, manusia
membutuhkan bantuan dari manusia lain agar dapat hidup di dunia ini.  Ini adalah salah satu sifat
manusia, yaitu makhluk sosial. Karena manusia saling membutuhkan, manusia akan hidup
berdampingan dengan manusia lain dalam suatu kelompok yang disebut masyarakat.
Agar terjalin suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur, manusia
harus bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik.  Akhlak pada manusia terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia dan juga
akhlak terhadap lingkungan hidupnya. 
 
1.      Akhlak terhadap Allah SWT.
Di dalam Al-Quran, terdapat bermacam ayat-ayat yang menerangkan
bagaimana kita berakhlak terhadap Allah SWT.  Ayat-ayat tersebut antara lain :
a.       QS Al Baqarah,2:25 memerintahkan kita agar mensyukuri nikmat
Allah SWT
b.      QS An Nahl : 19 memerintahkan agar kita malu jika berbuat dosa
c.       QS Al Huud : 56 menerangkan bahwa Allah adalah tempat kita
meminta
d.      QS Yusuf : 87 memerintahkan agar kita optimis terhadap
pertolongan dari Allah SWT
e.       QS Fushilat : 22-23 memerintahkan agar kita senantiasa berbaik
sangka (husnudzan)  kepada Allah SWT
f.       QS Al An’am : 160 memerintahkan agarkita yakin akan janji-janji
Allah
 
2.      Akhlak terhadap sesama manusia.
Akhlak terhadap sesama manusia kemudian dibagi lagi menjadi bagian-
bagian yang lebih spesifik, yaitu :
a.     Akhlak terhadap diri sendiri
Sebagai contoh, yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri
seperti tidak berusaha menyakiti diri sendiri, tidak merasa rendah diri,
memiliki kepercayaan diri, segera bertaubat jika melakukan kesalahan,
mengevaluasi diri jika melakukan kesalahan, tidak terperangkap dalam
hawa nafsu semata
b.       Akhlak terhadap orang lain
Yang termasuk akhlak terhadap orang lain sebagai contohnya
adalah menghargai karya orang lain, menjaga perasaan orang lain,
tidak menang sendiri, tidak memaksakan kehendak pada orang lain,
tidak merampas hak milik orang lain
c.          Akhlak terhadap orang tua
Akhlak terhadap orang tua dalam agam islam dianggap
sangat penting karena agama islam menjunjung tinggi harkat dan
maratabat orang tua.  Kita sebagai anak dalam bersikap terhadap
orang tua harus patuh, taat pada setiap nasihatnya, tidak menyakiti
perasaan oarng tua, membahagiakan orang tua kita, merawatnya saat
sakit dan menghibur mereka dikala sedih.
d.             Akhlak terhadap masyarakat
Yang termasuk akhlak terhadap masyarakat sebagai contoh
melakukan amar ma’ruf nahi munkar.  Yang termasuk amar naruf
antara lain zakat, shadaqah, ikut bekerja bakti dan lain-lain. Yang
termasuk nahi munkar antara lain menjauhi mabuk-mabukan,
perjudian, menjauhi zina dan sebagainya.
 
3.      Akhlak terhadap lingkungan
Sebagai manusia yang berakhlak, kita wajib menjaga, mengelola,
memelihara lingkungan tempat hidup kita seperti contohnya tidak membuang
sampah sembarangan, tidak merusak hutan, mengurangi pemakain kendaraan
bermotor untuk mencegah global warming, tidak melakukan jual beli hewan
atau tumbuhan yang terancam punah, memanfaatkan sumber daya alam yang
ada dengan efektif dan efisien.
 
BAB III
PENUTUP
 
3.1  Kesimpulan
1.     Akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita keluarkan
tanpa berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita sudah
malakukan perbuatan tersebut.
2.     Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam
yaitu : Mampu untuk di pahami, moral yang universal,kesesuain yang
fitrah,memperhatikan realita.ahklak itu positif,ahklak itu komprahensif (menyeluruh)
dan tawazu (keseimbangan)
3.     Beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya tingkah laku
manusia dalam pergaulannya adalah insting (naluri),keturunan,’azam (kemauan
keras),suara batin(dlamir) , kebiasaan serta lingkungan.
4.     Agar terjalin suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur,
manusia harus bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik.  Akhlak pada
manusia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak terhadap Allah SWT, akhlak
terhadap sesama manusia dan juga akhlak terhadap lingkungan hidupnya. 
 
 

Anda mungkin juga menyukai