Anda di halaman 1dari 13

AKTUALISASI AHKLAK DALAM KEHIDUPAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


AGAMA
Yang dibina oleh Bapak
Oleh Kelompok V :
Miqdad Mahdy Matzuzaki (1541150026)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN ELEKTRO
PROGRAM STUDI D4 SISTEM KELISTRIKAN

Daftar isi
BAB I
1.1 Pendahuluan.........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Ahklak...................................................................
2.1.1 Pengertian Ahklak.............................................................................................
2.1.2 Karakteristik dari Akhlak..................................................................................
2.2.1 Faktor Faktor Pembentuk Ahklak..................................................................
2.3.1 Penerapan Ahklak dalam Kehidupan Sehari-hari..............................................
BAB III
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.1.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan seorang muslim dengan
lingkungannya akan memperlihatkan kerpibadiannya yang mencerminkan tingkat akhlak
seseorang. Bagi seorang muslim, tuntutan akan sebuah akhlak islami telah nyata
dicontohkan oleh Rasullullah. Sehingga setiap muslim wajib mengikuti contoh-contoh
akhlak Rosullullah dalam kehidupannya sehari-hari.
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah
Beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan
oleh Allah didalam Al-Quran. Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada
Allah diharuskan agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan
contoh dalam khidupan sehari-hari. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin
keselamatan hidupnya baik didunia maupun akhirat. Oleh sebab itu pemakalah
mengangkat

tema

yang

berkenaan

tentang

aspek-aspek

yang

mempengaruhi

pembentukan akhlak mulia.


Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub,
dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakitpenyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam
kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan
lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat
yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai
mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang
berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan
sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian)
karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan
buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menggali khasanah ilmu mengenai
ahklak, terutama akhlak mulia yang merupakan cerminan prilaku seorang muslim yang
baik yang mencontoh tauladan Rasululloh. Diharapkan dengan kajian ini, maka kita akan
terus berusaha mewujudkan ahklak mulia dalam kehidupan kita sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam makalah.
1. Apakah pengertian dan karakteristik ahklak?
2. Bagaimanakah faktor-faktor pembentuk ahklak?
3. Bagaimana penerapan ahklak dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan
tujuan penulisan makalah.
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pembentukan akhlak.
3. Untuk menerapan ahklak dalam kehidupan sehari-hari
4.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Ahklak
2.1.1 Pengertian Ahklak
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, di dalam kehidupannya ada
masalah material (lahiriah), spiritual (batiniah) dan akhlak. Ketika seeorang tidak
mempunyai unsur rohani maka dia akan mati, sebaliknya apabila tidak mempunyai
jasmani maka tidak dapat disebut manusia. Dan sejalan dengan kehidupan tersebut,
problema yang bersifat material tidak bersifat tetap. Seperti ketika manusia
menginginkan sesuatu yang bersifat materi maka ketika ia mendapatkannya bukan
kepuasan yang dirasakan, mungkin puas tapi hanya sementara, setelah itu ia akan merasa
kurang sehingga akan terus mencari-cari untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun hal itu
dapat diminimalisir dengan adanya unsur spiritual yang dapat membendung dan dapat
memberi batasan-batasan akan hal yang baik dan yang buruk.Tindakan untuk memenuhi
kebutuhan itu dapat juga dinamakan akhlak ketika berhubungan dengan agama.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang mempunyai arti budi
pekerti, perilaku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa (menciptakan), khaliq (pencipta),
makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dengan akar yang sama maka dapat
dihubungkan sehingga mempunyai arti, tindakan atau perilaku yang ditimbulkan dari
akhlak ini ada hubungannya dengan sang khaliq yaitu Allah swt. Maka, ukuran baik dan
buruknya itu sudah ada aturannya dari Allah swt (Al-quran dan Hadits).
Sedangkan

akhlak

menurut

istilah,

banyak

sekali

yang

mendefinisikannya.Disini kami hanya mengambil beberapa tokoh saja untuk kami ambil
pengertiannya.Pertama dari imam Al-ghazali, beliau berpendapat dari kitab ulumuddin,
akhlak adalah suatu gejala kejiwaan yang sudah mapan dan menetap dalam jiwa, yang
dari padanya timbul dan terungkap perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Kemudian menurut Abdul Hamid yang
mengatakan bahwa akhlak merupakan ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan
dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan dan tentang
keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong dari segala bentuk
keburukan.
Bertolak dari dua pendapat tadi maka dapat ditarik benang merahnya, bahwa
akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita keluarkan tanpa

berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita sudah malakukan
perbuatan tersebut.
Akhlak itu diharus sudah dilakukan dengan sering atau terbiasa, jika hanya
dilakukan satu atau dua kali itu tidak dapat dikatakan akhlak.Aristoteles menguatkan
bentukan akhlak dari adat dan kebiasaan yang baik, yakni dalam membentuk akhlak
yang baik dan terus-menerus. Sebagaiman pohon dengan buahnya, demikian juga akhlak
yang baik akan diketahui dengan perbuatannya.
Akhlak itu akan dapat dinilai baik ketika terlihat ataupun ketika tidak terlihat,
maka hal yang sudah kita lakukan akan berbuah penilaian dari Allah dan orang-orang
disekitar kita akan menilai baik ataukah buruk hal yang kita lakukan, tentunya dengan
patokan baik dan buruk dari kitabballah.

2.1.2 Karakteristik dari Akhlak


Karakteristik, dapat kita sebut juga dengan ciri yang mendasar dimana itu
memang khas dari sesuatu yang dimaksud. Maka, ketika kita berbicara mengenai
karakteristi dari akhlak maka yang akan kita bahas adalah mengenai ciri yang mendasar
dari akhlak itu sendiri.
Telah kita ketahui bersama bahwasannya akhlak itu berasal dan bersumber dari
agama dari Allah khususnya, maka secara otomatis ketika sesuatu itu berasal dari zat
yang maha benar, maka pada dasrnya juga akhlak itu adalah baik.Jadi sifat dasar atau ciri
dasar dari akhlak adalah baik. Namun, jika kita melihat bahwa masih ada juga orangorang yang berbuat dengan akhlak yang jelek, itu adalah dorongan dari hawa nafsunya
yang tidak dapat ia control.
Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak
Islam.
1. Akhlak itu Mampu untuk difahami
Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan yang dapat diterima
oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan menjelaskan kebaikan dibalik
apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan dari terjadinya apa yang dilarangNya.Walaupun harus mampu untuk dilogiskan namun, jangan sampai fikiran logis kita
bertentangan dengan wahyu yang sudah ada.

2. Moral yang Universal.


Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi yang universal, yaitu
larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras yang lain, bahkan umat Islam dan
umat-umat yang lain adalah sama dihadapan moral Islam yang universal. Dalam surat
Al-Maidah ayat 8 :
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Maka aturan-aturan yang Allah perintahkan itu sama, karena hal itu baik dan
semuanya akan mengatakan itu baik.
3. Kesesuaian dengan Fitrah
Islam datang dengan membawa suatu yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia
serta penyempurnaannya.Islam mengakui eksistensi manusia sebagaimana yang telah
diciptakan Allah dengan segala dorongan kejiwaan, kecenderunganfitrah serta segala
yang telah digariskan-Nya.Islam menjadikan mulia dan membuat batasan hukum
untuknya agar dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu manusia itu sendiri.
Kita dilahirkan dengan fitoh kita sebagai makhluknya maka kita harus berbuat sesuai
dengan apa fitroh kita sebagai makhluk maka hendaknya kita patuh kepada yang
menciptakan kita yaitu Allah swt.
4. Memperhatikan Realita.
Al-Quran tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban untuk mencintai
musuh-musuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak dimiliki jiwa
manusia, akan tetapi Al-Quran memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk
berlaku adil kepada musuh-musuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka
terhdap musuh-musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap
musuh-musuh mereka.
Penyesuaian dengan keadaan yang ada, artinya aturan Allah itu tidak statis namun
dapat diterapkan diberbagai situasi dan kondisi, misalkan dulu bangsa Arab itu sangat
gemar sekali melakukan perang antar suku, maka Allah katakana hal itu tidak baik dan
dilarang, kemudian Allah menunjukan jalan mana yang baik begitu.
5. Akhlak itu Positif.

Islam menganjurkan kita kuatakan, keyakinan dan cita-cita, melawan sikap


ketidakberdayaan dan pesimisme, malas serta segala bentuk penyebab kelemahan.Maka,
kita hendaknya harus mempunyai sikap yang optimis, dan selalu semangat dalam
menghadapi arus dunia ini.
6. Akhlak itu Komprehensif (Menyeluruh)
Islam mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan
sesame manusia, dan hubungan kita dengan diri kita sendiri serta alam itu semua dapat
terlihat dengan akhlak yang kita gunakan untuk membangun hubungan tersebut.

7. Tawazun (Keseimbangan)
Tawazun dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu dengan penuh
keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan.Sesuai
dengan kadarnya.

2.2.1 Faktor Faktor Pembentuk Ahklak


Berbagai faktor penting dalam ahklak yang memainkan peranan dalam penentuan
baik buruknya tingkah laku seseorang . Faktor-faktor tersebut turut mencetak dan
mempengaruhi terbentuknya tingkah laku manusia dalam pergaulannya.
Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhu pembentukan ahklak :
1. Suara Batin
Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan
peringatan jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan
tersebut adalah suara batin. Fungsi dari suara batin itu ialah memperingatkan
bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya, serta sebaliknya juga
merupakan kekuatan untuk mendorong manusia melakukan perbuatan baik.
2. Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan.
Kebiasaaan merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah
dikerjakan. Contoh kebiasaan positif yaitu shalat Tahajjud, sedangkan contoh negatifnya
misalnya merokok. Segala perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan penuh
kegemaran akan menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, lebih baik jika kita terus-menerus

mengulangi perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dari pada mengulangi perbuatan
buruk yang justru akan merusak diri sendiri.
Begitu kuatnya pengaruh kebiasaan sehingga ketika akan dirubah dari kebiasaan
buruk menjadi kebiasaan baik, biasanya akan menimbulkan reaksi yang cukup keras dari
dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga untuk merubah suatu kebiasaan tersebut perlu
dilakukan dengan ketekunan dan kesabaran. Kesabaran itu datangnya dari kesadaran
akan manfaat dari suatu perbuatan.
Manfaat dari kebiasaan adalah sebagai berikut:
a. Memudahkan perbuatan manusia, segala perbuatan yang berat akan menjadi mudah bagi
seseorang karena sudah terbiasa.
b. Menghemat waktu, karena sudah terbiasa jadi tidak memerlukan waktu yang banyak
untuk mempersiapkan dan melakukan suatu perbuatan.
c. Para ahli akhlak mengajarkan seni dan teori untuk merubah kebiasaan buruk yaitu
d.
e.
f.
g.
h.
i.

sebagai berikut:
Niat yang sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu
Pengertian dan kesadaran akan pentingnya merubah kebiasaan tersebut
Setia dengan apa yang telah diniatkan
Segera mengisi kekosongan dengan kebaikan setelah kebiasaan buruk itu digeser
Mencari waktu yang baik dan tepat untuk melaksanakan niat
Selalu memelihara kekeuatan penolak yang terdapat dalam jiwa, agar selalu tumbuh dan
hidup.

3. Lingkungan
Salah satu factor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu
masyarakat adalah lingkungan. Lingkungan merupakan sesuatu yang melingkungi
manusia, misalnya tumbuhan, udara dan manusia lainnya. Lingkungan dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Lingkungan Alam
Lingkungan alam meliputi kondisi alam yang ada disekitar manusia yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia. Lingkungan ala mini dapat mematahkan atau
mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang. Lingkungan yang baik
akan mendukung pertumbuhan bakat seseorang, sedangkan lingkungan yang buruk akan
menghambat pertumbuhan bakat orang tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam ini ikut
mencetak akhlak manusia.
b.

Lingkungan Pergaulan
Manusia sebagai makhluk social tentunya harus selalu berhubungan dengan

manusia lainnya. Sehingga manusia harus bergaul dengan sesamanya. Lingkungan


pergaulan yang baik akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik, dan sebaliknya

lingkungan pergaulan yang buruk akan mempengaruhi sesorang untuk berbuat buruk
juga.
2.3.1

Penerapan Ahklak dalam Kehidupan Sehari-hari


Manusia di dalam kehidupannya tidak mungkin dapat hidup sendirian saja,

manusia membutuhkan bantuan dari manusia lain agar dapat hidup di dunia ini. Ini
adalah salah satu sifat manusia, yaitu makhluk sosial. Karena manusia saling
membutuhkan, manusia akan hidup berdampingan dengan manusia lain dalam suatu
kelompok yang disebut masyarakat.
Agar terjalin suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur,
manusia harus bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik. Akhlak pada manusia
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap
sesama manusia dan juga akhlak terhadap lingkungan hidupnya.
1.

Akhlak terhadap Allah SWT.


Di dalam Al-Quran, terdapat bermacam ayat-ayat yang menerangkan bagaimana
kita berakhlak terhadap Allah SWT. Ayat-ayat tersebut antara lain :

a.
b.
c.
d.

QS Al Baqarah,2:25 memerintahkan kita agar mensyukuri nikmat Allah SWT


QS An Nahl : 19 memerintahkan agar kita malu jika berbuat dosa
QS Al Huud : 56 menerangkan bahwa Allah adalah tempat kita meminta
QS Yusuf : 87 memerintahkan agar kita optimis terhadap pertolongan dari Allah SWT
e. QS Fushilat : 22-23 memerintahkan agar kita senantiasa berbaik sangka (husnudzan)
kepada Allah SWT
f. QS Al Anam : 160 memerintahkan agarkita yakin akan janji-janji Allah

2.

Akhlak terhadap sesama manusia.


Akhlak terhadap sesama manusia kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang
lebih spesifik, yaitu :

a. Akhlak terhadap diri sendiri


Sebagai contoh, yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri seperti tidak
berusaha menyakiti diri sendiri, tidak merasa rendah diri, memiliki kepercayaan diri,
segera bertaubat jika melakukan kesalahan, mengevaluasi diri jika melakukan kesalahan,
tidak terperangkap dalam hawa nafsu semata.
b. Akhlak terhadap orang lain

Yang termasuk akhlak terhadap orang lain sebagai contohnya adalah


menghargai karya orang lain, menjaga perasaan orang lain, tidak menang sendiri, tidak
memaksakan kehendak pada orang lain, tidak merampas hak milik orang lain.
c. Akhlak terhadap orang tua
Akhlak terhadap orang tua dalam agam islam dianggap sangat penting karena
agama islam menjunjung tinggi harkat dan maratabat orang tua. Kita sebagai anak dalam
bersikap terhadap orang tua harus patuh, taat pada setiap nasihatnya, tidak menyakiti
perasaan oarng tua, membahagiakan orang tua kita, merawatnya saat sakit dan
menghibur mereka dikala sedih.
d. Akhlak terhadap masyarakat
Yang termasuk akhlak terhadap masyarakat sebagai contoh melakukan amar
maruf nahi munkar. Yang termasuk amar naruf antara lain zakat, shadaqah, ikut bekerja
bakti dan lain-lain. Yang termasuk nahi munkar antara lain menjauhi mabuk-mabukan,
perjudian, menjauhi zina dan sebagainya.
3. Akhlak terhadap lingkungan
Sebagai manusia yang berakhlak, kita wajib menjaga, mengelola, memelihara
lingkungan tempat hidup kita seperti contohnya tidak membuang sampah sembarangan,
tidak merusak hutan, mengurangi pemakain kendaraan bermotor untuk mencegah global
warming, tidak melakukan jual beli hewan atau tumbuhan yang terancam punah,
memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan efektif dan efisien.

BAB III
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
1. Akhlak itu adalah suatu bentuk pengaplikasian atau perilaku yang kita keluarkan tanpa
berfikir terlebih dahulu baik atau buruknya dilihat nanti ketika kita sudah malakukan
perbuatan tersebut.
2.
Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam
yaitu

Mampu

untuk

di

pahami,

moral

yang

universal,kesesuain

yang

fitrah,memperhatikan realita.ahklak itu positif,ahklak itu komprahensif (menyeluruh) dan


tawazu (keseimbangan)
3.
Beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya tingkah laku
manusia dalam pergaulannya adalah insting (naluri),keturunan,azam (kemauan
keras),suara batin(dlamir) , kebiasaan serta lingkungan.
4.
Agar terjalin suatu masyarakat yang baik, tanpa rasa permusuhan dan makmur,
manusia harus bertindak dengan menggunakan akhlak yang baik. Akhlak pada manusia
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap
sesama manusia dan juga akhlak terhadap lingkungan hidupnya.
3.1.2 Saran
Dari uraian di atas, maka dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan saran
khususnya kepada penulis sendiri umumnya kepada kaum muslim untuk senantiasa
mencontoh ahklak mulia yang ditauladani oleh Rasulullah. Karena dalam diri Rasulullah
lah terdapat suri tauladan yang baik. Semakin kita berusaha untuk mencontoh ahklak
mulia Rasulullah, maka kita akan menemukan prilaku terbaik yang mampu membawa
kebaikan bagi kita sendiri dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-quran, Jakarta: Amzah, 2007.
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 63.
Amin Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Anonymous.2013.Makalah

Agama

Islam

.http://anisachoeriah-

paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-ahlaq.html di akses pada 18 April 2013


Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994, hlm 25-26.
Riefqi.

Muhamad.

2012.Implementasi

Ahklak

dalam

Kehidupan

http://kampuscuy.blogspot.com/2012/06/implementasi-akhlak-dalam-kehidupan.html.
diakses tanggal 18 April 2013
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-quran, Jakarta: Amzah, 2007, hlm 1.
Susanti, susi aktualisasi ahklak dalam kehidupan
2014 http://santiicuitcuit.blogspot.com/2013/04/pai-aktualisasi-ahklak-dalamkehidupan.html

Anda mungkin juga menyukai