Best Seller
Pelajaran
Updates
Pendidikan
Promo
Type Here
Gramedia Literasi
Type Here
Agama Islam
Pengertian akhlak
Pengertian Akhlak : Tentang Akhlak Beserta Contohnya – Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
menyebabkan berkembangnya pula perubahan gaya hidup dan pola pikir masyarakat secara
signifikan dalam berbagai aspek.
Perubahan tersebut satu sisi membawa kemudahan dan di sisi lain menimbulkan kegelisahan.
Kemudahaan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kegelisahan karena terjadinya pergeseran
tatanan nilai-nilai akhlak yang ada dalam masyarakat sebagai dampak dari faktor eksternal dengan
masyarakat yang telah membuka diri dan menyerap beberapa nilai-nilai dari luar.
Ini bisa menyebakan rusaknya tatanan akhlak atau krisis akhlak sebagai seorang muslim maupun
muslimah yang dimana akan kehilangan jati diri, dan bisa terjerumus ke dalam tindakan yang tidak
terpuji, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pelecehan seksual, perampokan hingga menghilangkan
nyawa seseorang .
Akhlak sangat penting untuk kehidupan setiap muslim, baik secara pribadi maupun masyarakat.
Karena dengan akhlak seseorang dapat menyempurnakan kepribadiannya. Maka dari itu, setiap
aspek ajaran islam berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak yang mulia (karimah).
Daftar Isi
Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak
Untuk memahami pengertian akhlak secara menyeluruh ada dua acara yang perlu ditempuh.
Pertama dilihat dari segi Bahasa (etimologi) dan kedua dilihat dari segi istilah (terminologi).
Dilihat dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa
Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab kata akhlak merupakan jama’ kata khuluqun yang mengandung
arti:
Tabi’at, yaitu sifat yang telah terbentuk dalam diri manusia tanpa dikehendaki (tanpa kemauan) atau
tanpa diupayakan (tanpa usaha).
Adat, yaitu sifat dalam diri manusia yang diupayakan (berusaha) melalui latihan yakni berdasarkan
keinginan.
Watak, jangkauannya meliputi hal yang menjadi tabi’at dan hal yang diupayakan sehingga menjadi
adat kebiasaan.
Secara singkat kata akhlak yang berarti kesopanan dan agama (budi pekerti).
Akhlak yaitu tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja, diawali dari proses latihan yang
menjadi kebiasaan, bersumber dari dorongan jiwa untuk melakukan perbuatan dengan mudah,
tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Untuk lebih jelasnya, ada
perberbedaan tentang akhlak dan ilmu akhlak.
Apakah bedanya?
Akhlak adalah yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang
muncul dari dorongan jiwa secara spontan.
Ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari dan memberi petunjuk bagaimana berbuat kebaikan dan
menghindar dari keburukan, sesuai dengan tuntunan syariat islam.
Akhlak menggunakan kan penentuan baik atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran
Al Quran, sebagaimana firman Allah:
ب َويَ ْعفُوْ ا ع َْن َكثِي ٍْرەۗ قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم ِّمنَ هّٰللا ِ نُوْ ٌر َّو ِك ٰتبٌ ُّمبِي ۙ ٌْن
ِ م َرسُوْ لُنَا يُبَيِّنُ لَ ُك ْم َكثِ ْيرًا ِّم َّما ُك ْنتُ ْم تُ ْخفُوْ نَ ِمنَ ْال ِك ٰت3ْ ب قَ ْد َج ۤا َء ُك
ِ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت
“Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal
dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.”
Secara garis besar maka, pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu
sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia dan lingkungannya.
Sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari Al Quran dan hadis.
Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan
Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara.
Ada beberapa sifat-sifat yang dapat dimasukan dalam kelompok akhlak mulia, yaitu:
Akhlak mulia terhadap Allah diartikan sebagai tingkah laku manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya
yang pada prinsipnya manusia yang beriman dan berakhlak mengakui terhadap keEsaan Allah, yang
telah menciptakan manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Sebagaimana
firman-Nya:
هّٰللا
َ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َ ْب3ًًَٔو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْئـ
َ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن3ِِٕصا َر َوااْل َ ْفٕـ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan
Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl(16) :
ayat 78).
Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan tubuh yang kokoh dan
sempurna serta melengkapinya dengan panca indra seperti, pendengaran, penglihatan, penciuman,
akal pikir dan hati nurani. Manusia harus bersyukur dengan panca indra yang diberikan Allah.
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, sudah sepantasnya manusia mensyukuri apa yang
telah Allah berikan dan menggunakan alat panca indra tersebut untuk memperhatikan bukti keesaan
Allah, serta taat dan patuh kepada-Nya.
Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan seseorang
dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan niat yang ikhlas, menjauhkan
dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika melakukan amal yang baik.
Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha untuk
menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik.
Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari ridha-Nya.
Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun non fisik, dan
meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-Nya.
Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya kepada Allah, untuk
meraih sesuatu yang diharapkan.
Harapan – Sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah.
Salah satu faktor kuatnya iman seseorang, terlihat dari perilakunya sehari-hari terhadap orang lain,
bagi muslim yang menaati peraturan akan tercermin akhlak mulia nya terhadap sesama. Contohnya:
1) Menjaga hubungan baik – seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga,
saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.
2) Berkata benar – Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita,
membuat masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita
yang ternyata tidak benar kenyataan (hoax).
3) Tidak meremehkan orang lain – Allah memerintahkan bagi orang yang beriman,
untuk tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar
ada yang lebih baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita.
4) Bersangka baik (Husnuzon) – Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang
harus diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani
selalu diridhai oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan daging
manusia yang sudah meninggal.” Sebagaimana firman Allah :
هّٰللا هّٰللا ْ ۗ
ِ َر ْهتُ ُموْ ۗهُ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ تَوَّابٌ ر
َّح ْي ٌم ُ َّواَل تَ َج َّسسُوْ ا َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع
ِ ض ُك ْم بَ ْعضًا اَيُ ِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَّأ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَك
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebahagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada` Allah,
sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” QS. Al-Hujurat : ayat 12.
5) Kasih sayang – Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang telah dibawa
sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga,
karena jika tidak dipelihara dan dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang
akan menumbuhkan rasa negative lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan,
iri hati, dengki dan masih banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi
jika rasa itu dipelihara maka akan tumbuh lahir sikap :
Sopan santun
Rasa tolong menolong
Pemurah
Pemaaf
Menepati janji
Selain akhlak kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri sendiri. Yang
artinya menjaga sifat jasmani dan rohani semakin lebih baik setiap waktunya. Dengan cara :
Rendah Hati
Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah yaitu Sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap
Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Agar setiap muslim menghindari sifat
tercela karena ini sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara. Begitu juga hubungan dengan Allah. Hal nya seperti:
1) Musyrik
2) Takabbur
Sikap menyombongkan diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang
menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik,
kedudukan jabatan yang tinggi, kekayaan dan lain sebagainya. Salah satu ayat Allah yang
menerangkan ketakaburan manusia, QS. An-Nahl: 29
َس َم ۡث َوى ۡال ُمتَ َكب ِِّر ۡين َ فَ ۡاد ُخلُ ۡۤوا اَ ۡب َو
َ اب َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ۡينَ فِ ۡيهَاؕ فَلَبِ ۡئ
“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk
tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-Nahl : ayat 29).
3) Murtad
Sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam / singkatnya
keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman mati) saat di akhirat
kelak. Sebagaimana firman Allah:
ٰۤ ُ ٰۤ ُ
ۗ َار هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن
ِ ۚ َّك اَصْ ٰحبُ الن
َ 3ِول ِٕٕى ت اَ ْع َمالُهُ ْم فِى ال ُّد ْنيَا َوااْل ٰ ِخ َر ِة ۚ َوا
ْ َك َحبِط
َ 3ِول ِٕٕى ْ َو َم ْن يَّرْ تَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِد ْينِ ٖه فَيَ ُم
ت َوهُ َو كَافِ ٌر فَا
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu
sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : ayat 217).
4) Munafik
Sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti ajaran Allah
dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan menurunkan
martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah:
َف َويَ ْقبِضُوْ نَ اَ ْي ِديَهُ ۗ ْم نَسُوا هّٰللا َ فَنَ ِسيَهُ ْم ۗ اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ هُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن
ِ َْر َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال َم ْعرُو ْ ۘ ضهُ ْم ِّم ۢ ْن بَع
ِ ْض يَأ ُمرُوْ نَ بِ ْال ُم ْنك
ٍ ُ اَ ْل ُم ٰنفِقُوْ نَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق
ُ ت بَ ْع
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka
menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan
mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. At-Taubah :
ayat 67)
Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis Rasulullah SAW, Bersabda:
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia
menyalahi dan apabila diserahi amanah ia curang.” (HR. Bukhari, Muslim)
Tingkah laku atau sikap seseorang terhadap sesama yang tidak sesuai dengan ajaran tuntunan Al-
qur’an dan hadis diantaranya:
Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang mengakibatkan
perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan kebahagian /
kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain karena berhasil menjadi
lebih baik dan sukses.
Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak suka
kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik materi maupun
non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain.
Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam hal jasa
maupun materi.
1. Aqidah
Berbagai perbuatan yang kita jalani akan menjadi perhitungan amal di suatu hari nanti, akhlak dan
aqidah harus dijaga agar saling berkesinambungan.Sebelumnya, Apakah kalian tau apa itu Aqidah?
Aqidah berasal dari Bahasa arab dari kata ‘aqada, yang mengandung makna kepastian, penegasan.
Aqidah adalah hal-hal yang diyakini, di dalam hati dan jiwa seseorang. Mereka tidak merasa ragu
atau ketidakpastian akan perintah Allah.
Maka dari itu, ketika melakukan ibadah (sholat) dalam hal mendasar kita harus memahami bahwa
ibadah, akidah dan akhlak saling berhubungan agar sepenuhnya tercapainya keimanan kita. Jadi, jika
ada salah satu yang hilang, maka akan pincang.
Menurut etimologi tasawuf awal pertama kali dikenal oleh sufisme yang mengarahkan cara
menyucikan diri dan menjernihkan akhlak. Sumber tasawuf itu diambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
untuk menjadikan pribadi yang berakhlak mulia dan menghilangkan akhlak tercela.
Pengertian Tasawuf juga berasal dari kata Shuf yang berarti bulu domba. Pengertian ini muncul
dikarenakan kaum sufi sering menggunakan pakaian yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini
melambangkan bahwa mereka menjunjung kerendahan hati serta menghindari sikap
menyombongkan diri. Selain itu juga sebagai simbol usaha untuk meninggalkan urusan-urusan yang
bersifat duniawi. Orang-orang yang menggunakan pakaian domba tersebut dipanggil dengan istilah
Mutashawwif dan perilakunya disebut Tasawuf.
Selain itu menurut terminologi Amin syukur mendefinisikan tasawuf sebagai sistem latihan dengan
kesungguhan untuk membersihkan, mempertinggi dan memperdalam aspek kerohanian dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt (taqarrub) sehingga segala perhatian hanya tertuju
kepada Nya.
Pengertian tasawuf secara etimologi dan terminologi dapat disimpulkan melatih memperdalam,
mempersucikan hati dari kehidupan dunia untuk memfokuskan & menggali ilmu untuk di kemudian
kelak & selalu berada dijalan menuju kebaikan agar tercapainya tujuan hidup . Dengan ruang
lingkupnya berusaha untuk upaya diri untuk mendekatkan diri, untuk mencapai hubungan yang
intens dari hamba kepada Tuhan-Nya.
Pengertian Zakat
Rukun Haji
Pengertian Aurat
Daftar 99 Asmaul Husna dan Artinya – Memaknai Nama Baik Allah SWT
Sifat-sifat Mulia
Pengertian Akhlak
Buku Islami
Buku Hadits
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir
untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital
kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
Custom log
SHARE
PUBLISHED BY
Ahmad
4 BULAN AGO
RELATED POST
Perilaku Jujur dalam Islam: Pengertian, Dalil, Macam Sifat dan Hikmah
RECENT POSTS
AGAMA ISLAM
Pengertian Kiamat Kubra dan Tanda-Tandanya – Percaya akan datangnya hari akhir terdapat pada
rukun iman…
3 jam ago
BIOLOGI
12 Ciri-ciri Masa Pubertas Perempuan dan Laki-laki – Pubertas adalah sebuah tanda ketika seorang
anak…
4 jam ago
AGAMA ISLAM
Pengertian Hari Kiamat: Jenis, Tanda-tanda dan Hikmahnya – Semua yang bernyawa akan mati,
entah itu…
5 jam ago
UNCATEGORIZED
1 hari ago
BAHASA INDONESIA
Pengertian Hoaks – Grameds, apakah kamu pernah mendapatkan berita hoaks? Berita hoaks saat ini
banyak…
1 hari ago
SASTRA
Perbedaan Cerpen dan Novel – Grameds, apakah kamu adalah orang yang gemar membaca? Jika iya,
…
1 hari ago
Baca buku sepuasnya GRATIS selama 7 hari Free Trial Gramedia Digital!
Buka