Anda di halaman 1dari 8

Manusia Adalah Makhluk yang Mulia

Hadirin rahimakumullah;
Mengapa manusia itu disebut makhluk yang mulia?
Karena:
Manusia selaku insan mampu menjadi mercusuar dunia, mampu
mengendalikan nafsunya, mampu mengarahkan menjadi kendaraan ibadah dengan
tabiatnya yang santun, lembut dipenuhi cinta yang memenuhi penjuru semesta.
Siapa yang tidak suka melihat insan yang terang dan bersinar wajahnya, dibumbui
dengan akhlak, moral dan adab yang sejuk dipandang oleh kedua bola mata.
Keluar dari mulutnya perkataan dengan tata mau’izatul hasanah yang
menenangkan.
Itulah insan kamil.
Tapi mengapa sekarang ini, begitu banyak manusia yang melanggar
kemuliaannya?
Melirik wajahnya yang penuh amarah dan arogansi kita takut dan terpejam.
Berada di dekatnya yang penuh dengan su’ul adab, su’ul akhlak, dan su’ul moral .
Mendengar perkataannya yang keji, hoaxs, penuh fitnah, dzalim, iri,
dengki, hasut,dan mungkar kita menjadi malu dan jemu.
Tidakkah mereka berpikir?
Mari beristigfar. Astagfirullah al adzim.
Hadirin rahimakumullah;
Dalam Quran, Allah menyebut manusia dengan beragam istilah. Di antaranya
adalah
bani Adam (disebutkan tujuh kali), al-insan (sebanyak 65 kali), An-naas
(sebanyak 241
kali), Al-ins (se banyak 18 kali), dan Basyar (sebanyak 35 kali).
Sejenak kita renungkan beberapa ayat berikut:
Bismillahirrohmanirrohim;

1
‫ض ْل ٰن ُه ْم عَل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِيْٓ ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰن ُه ْم فِى ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر َو َر َز ْق ٰن ُه ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب‬
َّ َ‫ت َوف‬
‫ض ْيل‬ِ ‫َكثِ ْي ٍ;ر ِّم َّمنْ َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
Artinya: Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan
dengan kelebihan yang sempurna. QS Al-Isra ayat 70.
Pada surah di atas, manusia di sebut dengan bani adam yang memberi kesan
historis dalam konsep manusia, bahwa manusia berasal dari satu sumber dan satu
darah, walaupun mereka tersebar dalam berbagai warna kulit, ras dan bangsa.
Bismillahirrohmaanirrohim;

‫س ِن ت َۡق ِو ٖيم‬ َ ٰ ‫لَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا ٱِإۡل ن‬


َ ‫سنَ فِ ٓي َأ ۡح‬
Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. QS At-Tiin ayat 4

Dan pada surah di atas, manusia di sebut insan.


Hadirin rahimakumullah (ganti sesuai selera)
Menurut salah seorang ulama Mesir yang bernama Muhammad bin Mukrim bin
Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur al-Anshari ar-Ruwaifi'i al-Afriqi, atau
yang dikenal dengan Ibnu Manzhur, dalam kitabnya Mu'jam Lisan al-'Arab fi al-
Lughah menyatakan bahwa:. Manusia merupakan makhluk yang beradab yang
kadang meminta izin ketika akan melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu
yang bukan miliknya.Berdasarkan pembedahan kata ini, al-Insân dapat diartikan
sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menalar, makhluk yang
berilmu serta makhluk yang beradab.
Lalu bagaimana dengan manusia yang diciptakan ia buta, ia cacat secara fisik,
apakah ia tidak sempurna? Tidak.

2
‫ ِإنَّ هَّللا َ الَ يَ ْنظُ ُر‬ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫عَنْ َأبِى ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬
‫ص َو ِر ُك ْم َوَأ ْم َوالِ ُك ْم َولَ ِكنْ يَ ْنظُ ُر ِإلَى قُلُوبِ ُك ْم َوَأ ْع َمالِ ُك ْم‬
ُ ‫ِإلَى‬ 
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta
kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR.
Muslim no. 2564).
Sungguh, manusia itu sempurna, dari detail proses penciptaannya, hatinya,
mentalnya, hingga potensinya
Hadirin wal hadirat, ikhwan wa akhwat, ummi wal abi rahimakumullah...
Kata insan sejatinya lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang
dapat memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku jabatan khalifah dan
memikul tanggung jawab serta amanat manusia di muka bumi.
Sebagai khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi,
akal, dan nurani. Pertanyaannya adalah:
Apakah khalifah di negeri kita sama dengan pengertian insan?
Apakah pemangku amanat di negeri kita sama dengan pengertian insan?
Dan apakah kita telah memanfaatkan ilmu, akal, dan nurani kita sebagai seorang
insan?
Hadirin rahimakumullah (ganti sesuai selera)
Sekarang renungkanlah, bermuhasabalah, introspeksi dirilah, serta bayangkanlah
jika kita menjadi seorang petani sayuran.
Mulai dari kita menanam sayuran, memberinya pupuk, memberinya kayu
penopang agar berdiri tegak, menjaganya dengan pestisida, insektisida,
menjauhkannya dari benalu, dari bakteri, jamur, rumput liar, ilalang,
Itu semua kita lakukan untuk apa?
pastilah agar sayuran itu lahir sebagai sayuran yang sempurna. Dan sekarang,
ayok kira renungkan, bayangkan, dan camkan diri kita.

3
Tidak perlu lihat orang lain, tidak usah lihat orang di samping kita, langsung lihat
diri dan hati kita. Kemudian tanyakan kepada hati kita.
Pertanyaannya: sudahkah kita menanam diri dan hati kita dengan iman, ihsan dan
taqwa?
Sudahkah kita memupuk diri kita dengan ilmu, akidah, syariat, Al-Qur’an dan
hadis?
Sudahkah kita jaga hati dan diri kita dengan akhlak nabi MUHAMMAD SAW?
Allahumma sholi ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali Sayyidina Muhammad,
sudahkan kita menjauhkan diri dan hati kita dari perbuatan syeitan ? padahal dia
adalah musuh yang nyata bagi kita.
Beranikah kita mengatakan sudah dengan kencang? Beranikah kita mengatakan
sudah dengan lantang?
Astagfirullah al adzim. Sungguh hina diri kita, yang bertabur banyak dosa ini.
Malu kita sebagai hamba yang diciptakan secara “ahsani taqwim”, jika tidak
memuliakan diri kita sendiri.
Hadirin rahimakumullah (ganti sesuai selera)
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar menjadi makhluk yang paling mulia:
1. Beriman, bertaqwa dan beramal Sholeh di waktu muda
Sejenak kita renungkan ayat berikut: QS Al-Hujurat ayat 13:

‫ير‬ٞ ِ‫ِإنَّ َأ ۡك َر َم ُكمۡ ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخب‬

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]:13)
Singkatnya adalah memuliakan diri dihadapan Allah SWT. Caranya
bagaimana?
Yuqimonassholat (Mendirikan sholat), wa atuzzakat (membayar zakat), amanu
(beriman), amilussholihat (beramal saleh), qolilam minal lail ma yahja’un (sedikit
tidur di waktu malam), yastaghfirun (selallu memohon ampun kepada Allah).
Semua ini adalah untuk:

4
‫فَ ۡٱد ُخلِي فِي ِع ٰبَ ِدي َو ۡٱد ُخلِي َجنَّتِي‬ 

ialah untuk masuk ke surganya Allah. Aaamiin Ya rabbal ‘Alamiin.


Hadirin rahimakumullah;

2. Menjadi perantara penyebar pesan ilahi


Apakah manusia itu mulia jika jadi presiden? Apakah manusia itu mulia jika jadi
raja? Jadi Bupati? Jadi Gubernur? Jadi orang paling kaya? Jadi Ilmuan dunia?
Belum tentu!
Ulama besar Abdullah Ibnul Mubarak dalam kitab Tahzibul Kamal mengatakan:
“Aku tidak mengetahui sebuah derajat yang lebih utama setelah para nabi
dibandingkan menyebarkan ilmu”. Maka berbahagialah, bergembiralah,
bersyukulah hai para ulama, ustadz, pendakwah, para penyebar ilmu.karena
Termasuk orang yang paling utama setelah rasul. Karena dengan ilmu yang di
sebarkan, manusia tahu yang haq mana yang batil, mana jalan ke surga, mana
jalan ke neraka.Sejatinya menyebarkan ilmu tidak mesti menunggu jadi ulama,
tidak mesti jadi ustad,
tapi bisa dengan share ilmu. Bukan share status di facebook saja, bukan share snap
di wa saja, bukan pula share reels di instagram saja.
Dan perlu diingat, untuk menyebarkan ilmu kita harus periksa ilmu itu, apakah
shahih dan haq ilmunya, atau malah berisi kemungkaran dan hoaxs. Sudah
cukuplah fitnah dunia ini menyebar dengan hoaxs-hoaxsnya.
Kita semestinya selektif dalam mencari ilmu, dan jangan sungkan untuk bertanya
kepada yang ahli dan yang ‘alim. Bukan ‘alim ahli YouTube tapi ‘alim karena
ilmunya bersanad.
Karena inilah kita disebut khalifah, yaitu sebagai perantara dari ajaran-ajaran
Allah demi tersampainya rahmat Allah, Rabb semesta alam.
Hadirin rahimakumullah;

3. Mengendalikan hawa nafsunya

5
Tanpa disadari, adanya potensi takwa dalam diri manusia, dapat membuat
mereka lebih mulia dari makhluk yang telah diciptakan Allah sebelum mereka,
yaitu malaikat. Sebaliknya, keberadaan nafsu juga dapat membuat mereka lebih
hina atau rendah dari . Sebab, hewan memang di ciptakan Allah dengan nafsu
saja. Oleh karena itulah, sembari disuruh memperbanyak amal kebaikan, manusia
juga diperintahkan Allah untuk berjuang menekan hawa nafsu mereka.

Karena dengan cara itulah manusia mampu meraih predikat makhluk


paling mulia disisi Allah SWT.

Sebagai bagian dari ujian Allah SWT, setiap jiwa manusia cenderung
untuk berbuat dosa dan maksiat. Jika manusia dihadapkan pada pilihan yang baik
atau pilihan yang buruk, ia lebih tertarik melakukan pilihan yang
buruk.Contohnya, jika ada pilihan, bekerja keras ataupun istirahat, pilihan istirahat
lebih menarik.Jika ada pilihan, shalat Tahajud atau istirahat, jiwa manusia
cenderung memilih istirahat jika ada pilihan belajar atau main game, lebih pilih
main game.
Hal ini sesuai dengan penegasan Kalam Allah;

ٞ ُ‫س ٓو ِء ِإاَّل َما َر ِح َم َربِّ ۚ ٓي ِإنَّ َربِّي َغف‬ ۢ ‫نَّ ٱلنَّ ۡفس َأَلم‬
‫يم‬ٞ ‫ور َّر ِح‬ ُّ ‫ارةُ بِٱل‬
َ َّ َ ‫ِإ‬
Yang artinya, "Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS Yusuf: 53).
Hadirin rahimakumullah;
Waktu yang berlalu biarlah berlalu, karena sedetik pun kita tidak bisa
kembali di masa itu.Tidak baik pula jika kita hanya bergumam dengan penyesalan
masa dulu.Marilah kita tatap waktu yang singkat ini untuk mendekatkan diri
kepada Allah.Datanglah ke masjid dalam keadaan terbangun, sebelum kita
didatangkan dalam keadaan terbaring.
Hari ini kita di atas tanah, mungkin esok atau malah sebentar lagi, tanah
yang di atas syahdan menimpa kita. Kerjakan kebaikan meskipun kamu anggap
itu kecil, sebab kita tidak tahu kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke
surga.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

6
7
Pergi ke jambi pakai motor
Boncengin teman yang bawa gitar
Waktu mendengar panggilan dari moderator
Hati berdenyut kencang seakan baru ketemu pacar

Bayi merangkak di atas tanah,


Merangkak hingga ke belakang rumah,
Semoga pidato ini jadi berkah,
Untuk lentera di alam barzah.

Karena godaan si tampan rupa,


Maka terayu putri mahkota,
Mohon maaf atas segala kata,
Yang mungkin mengusik lautan jiwa.

Jari telunjuk untuk menunjuk,


Cincin kawin di jari manis,
Kulihat teman-teman sudah ngantuk,
Tenang saja, pidatonya sudah habis.

Anda mungkin juga menyukai