Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hendra Kurniawan

NIM : 230611605355
Offering : F9
Matkul : Pendidikan Agama Islam
Dosen : Dr. Irhamni, M.Pd.

BAB II

MANUSIA DAN TANTANGAN HIDUP MANUSIA


A. Hakikat Manusia
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi akal untuk digunakannya Sebagai
modal yang sangat berharga untuk mencapai keluhuran budi pekerti. Kalau akal Sehat tidak
digunakan maka manusia akan turun derajatnya kepada Binatang. Manusia juga Sering
disebut bani adam (anak cucu nabi adam). Di dalam Alquran, manusia memiliki 3 Istilah
yaitu : al-basyar, al-nas dan al-ins. Al basyar adalah gambaran manusia secara materi, Yang
dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha memenuhi kebutuhan hidup. An
nas menunjuk pada keturunan Nabi Adam as. Al ins mengacu pada lawan dari Binatang
Liar.
Manusia dikatakan bani adam karena keturunan nabi adam as dan nabi adam adalah
manusia pertama yang dicipta dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Firman allah menyatakan:
‫َو َلَقْد َخ َلْق َن ا اِإْلْن َس اَن ِمْن َص ْلَص اٍل ِّمْن َح َم ٍإ َم ْس ُنوُن‬
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.
B. Aspek Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

 Potensi diri

Potensi Positif

1. Manusia memiliki fitrah beragama tauhid, yakni bertuhan hanya kepada Allah. Fitrah
adalah nashdar dari fathara-yofthuru yang artinya ciptaan. Dalam surat Ar-rum ayat
30 Allah berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (pilihan) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” Ayat tersebut
memberikan pemahaman bahwa sesuai dengan fitrahnya. (pembawaannya sejak
lahir) manusia itu bertauhid (mengesakan Allah SWT). Menurut ajaran Islam, semua
bayi Yang lahir, apa pun agama atau keyakinan orang tuanya, berada dalam fitrah
Islam.
2. Manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya.
3. Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia jelas. Hal ini disebutkan dengan
jelas oleh Allah di dalam QS : Al-Isra’;70 berikut.
‫َو َلَقْد َك َّر ْم َن ا َب ِني آَد َم َو َح َم ْلَن ُهْم ِفي اْلَب ِّر َو اْلَب ْح ِر َو َر َز ْقُلُهْم ِّم َن الَّط ِّيَبِت‬

‫َو َف َّض ْلُتُهْم َع َلى َك ِثيٍر ِّمَّمْن َخ َلْق َن ا َت ْف ِض ياًل‬


"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan".
4. Manusia adalah makhluk yang terpintar Disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 31-33
bahwa nabi adam lebih pintar dari malaikat. Allah memberikan pertanyaan kepada
nabi adam dan malaikat namun nabi adam mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan Allah SWT sedangkan malaikat tidak
5. Manusia adalah makhluk Allah yang bersedia untuk memegang amanat. Dalam
kitab-kitab tafsir amanat yang disebut adalah ketaatan dalam menjalankan kewajiban
dan meninggalkan larangannya. Allah memberikan tawaran kepada langit, bumi, dan
gunung; mereka semua tidak bersedia namun Nabi adam sebagai kakek para
manusia menerima tawaran tersebut.
Potensi Negatif
1. Manusia merupakan makhluk yang lemah(QS. Al-nisa:28)Manusia dari awal
kelahirannya bersifat lemah. Dibanding dengan makhluk Lain manusia itu
lebih lemah.
2. Manusia itu makhluk yang keluh kesah(QS Al-ma’arij:19).
Kebanyakan manusia berkeluh kesah Ketika apa yang diinginkannya tidak
tercapai, apa yang diharapkannya sepenuhnya tidak berhasil, kesehatannya
terganggu, usahanya kurang beruntung dll.
3. Manusia adalah makhluk zalim dan ingkar(QS. Ibrahim:34) Manusia banyak
yang berbuat zalim dan tidak mau mensyukuri anugerah Allah. Mereka tidak
mengakui anugerah Allah atau mengabaikan anugerah-Nya. Mereka tidak
mau mensyukuri anugerah Allah dengan cara menyembahnya, baik dengan
melakukan ibadah yang diperintahkannya atau meninggalkan larangan-
larangannya.
4. Manusia adalah makhluk yang suka membantah(qs. Al-kahfi:54) Banyak
manusia yang suka membantah, menolak, dan menentang kebenaran yang
dibawa oleh Rasul Allah dalam berdakwah.
5. Manusia adalah makhluk yang suka melewati batas (QS. Al-alaq:6)
Komponen Diri
1. Fitrah
Fitrah adalah mashdar yang artinya ciptaan. Manusia dari lahir sudah
dibekali Aqidah yang benar yaitu mengesakan Allah SWT.
2. Nafs (Nafsu atau Jiwa)
Nafs menunjuk kepada sisi dalam diri manusia yang berpotensi baik dan
buruk. Nafs merupakan hal yang menjadi pembeda antara manusia dan
malaikat. Kalau malaikat memiliki jasad dan akal, maka manusia memiliki
jasad, akal, dan nafs. Pembicaraan tentang nafs biasanya mengarah pada
nafs amarah yaitu nafsu yang selalu memerintah atau mengajak manusia.
Melakukan kejahatan (perbuatan dosa). Nafs ammarah harus diperangi dan
dikalahkan oleh setiap muslim agar ia memiliki nafs Muthmainnah(jiwa yang
Tenang) yaitu nafs yang dihiasi dengan berbagai macam kebajikan.
3. Qalb(hati)
Secara Bahasa qalb berarti membalik, karena sering berbolak balik,
terkadang senang, terkadang susah, ada kalanya setuju, dan ada kalanya
menolak. Qalb dapat dipilah menjadi 3 macam, yaitu qalbun salim(hati yang
selamat/sehat/bersih), qalbun maridh (hati yang sakit), dan qolbun
makhtun(hati yang tertutup). Qalbun salim disebutkan 2x dalam alquran, yaitu
pada surat Asy syura’ ayat 89 yang menyatakan manusia tidak akan mampu
menghindar dari siksa neraka kecuali mereka yang mendatangi Allah dengan
hati yang bersih dan pada surat Ash-shaffat ayat 84 yang menyatakan bahwa
nabi Ibrahim berhati bersih/suci. Kemudian qalbun maridh yang terdapat pada
surat Al Baqarah ayat 10 bahwa orang orang-orang yang munafik di dalam
hatinya terdapat penyakit yang ditambah terus rasa sakitnya. Selanjutnya
qalbun makhtum adalah hatinya orang kafir (Al Baqarah:6-7) yang dinyatakan
bahwa orang orang-orang kafir itu hatinya tertutup sehingga tidak Mampu
mewadahi nasehat.
4. Aql (akal)
Aql artinya penghalang atau pengikat, maksudnya ialah sesuatu yang
Mengikat atau menghalangi seseorang agar tidak terjerumus ke dalam
kesalahan atau dosa. Akal dapat dipahami antara lain sbg berikut:
 Daya untuk memahami dan menggambarkan sesuatu(QS. Al-
Ankabut)
 Dorongan moral atau potensi yang dimiliki manusia untuk tidak
melakukan
Perbuatan yang tidak dibenarkan atau dilarang oleh agama
 Daya untuk mengambil Pelajaran dan kesimpulan seta hikmah.
Dengan daya ini manusia memiliki kemampuan untuk memahami,
menganalisis dan menyimpulkan berdasarkan dorongan noral yang
disertai kematangan berpikir.
 Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku manusia,
artinya perilaku atau kualitas ketakwaan seseorang salah satunya disebabkan oleh
pengaruh orang -orang yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang berpengaruh itu
meliputi lingkungan keluarga, pergaulan, dan Pendidikan. Lingkungan keluarga
adalah lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia karena manusia dilahirkan
dalam keadaan fitrah dan orang tua yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani.
Kemudian lingkungan pergaulan. Anak yang bergaul dengan anak-anak nakal pada
umumnya akan menjadi orang yang nakal, sedangkan yang bergaul dengan anak-
anak baik akan menjadi orang yang baik. Lingkungan yang juga berpengaruh kepada
perilaku manusia adalah lingkungan Pendidikan. Lingkungan Pendidikan yang
disiplin berbeda dengan lingkungan pendidikan yang ala kadarnya. Lingkungan
Pendidikan yang mengutamakan penanaman akhlak mulia berbeda dengan yang
mengutamakan penanaman pengetahuan saja.
 Ikhtiar Manusia
Manusia dicipta oleh Allah dengan diberi fasilitas yang beraneka ragam,
demikian. Juga dengan makhluk yang lainnya. Fasilitas-fasilitas itu harus dicari dan
diusahakan oleh manusia artinya usaha itu tidak datang dengan sendirinya. Orang
yang melakukan ikhtiar berarti dia tidak bergantung pada orang lain serta berusaha
dan Percaya bahwa setiap usaha yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil
yang baik
 Kedudukan dan Tujuan diciptakannya Manusia\
Ada dua kedudukan penting yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia
yaitu sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah Allah. Sebagai hamba Allah
manusia. Mendapat tugas untuk beribadah kepada-Nya. Manusia harus tunduk dan
taat terhadap segala aturan dan kehendak-Nya seta mengabdi kepada-Nya. Perintah
ibadah itu mencakup semua aktivitas yang diridhai Allah SWT. Ibadah pokok yang
lima telah menjadi rukun Islam yang tidak bisa ditinggalkan oleh setiap muslim.
Sebagai khalifah Allah, manusia memegang mandat dari-Nya untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Tentang khalifah, Allah berfirman dalam surat al
Baqarah:30 yang artinya:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku


Hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
Kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
Dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Sedangkan tugas manusia sebagai khalifah antara lain tercantum dalam firman Allah
dalam qs Shaad:26.

“Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah (penguasa) di bumi.


Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah
mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.”

Dalam ayat tersebut nabi Dawud ditugaskan untuk menjalankan hukum dengan
benar diantara umatnya dan dilarang mengikuti hawa nafsu. Tugas kekhalifahan itu
adalah memperbaiki akhlak dan hal ihwal penghuni bumi.

Hubungan kedua kedudukan manusia tersebut bersifat umum dan khusus;


kedudukan khalifah masuk dalam kedudukan hamba Allah dan karena itu jika posisi
hamba allah ada didalamnya ada malaikat maka yang ada dalam khalifah Allah
hannyalah manusia.

 Ikhtiar Merealisasikan Tugas Hidup Manusia


Dalam mengemban amanat sebagai khalifah, manusia harus
1. Berilmu yang memadai Dengan demikian manusia harus mencari ilmu sepanjang
hidupnya dengan tuntutan kehidupan yang bernilai ibadah baik yang berkaitan
dengan ibadah khusus (mahdhah) maupun ibadah umum (ghairu mahdhah)
2. Mempraktikkan ilmunya untuk kemakmuran Bersama. Menjaga niat dalam
memakmurkan bumi ini hanya karena Allah SWT, tidak karena ingin menjadi orang
terpandang, tidak untuk mencari keuntungan duniawi melainkan agar bisa menjadi
manusia yang mensucikan Allah
3. Berdoa
4. Menjaga hati

Anda mungkin juga menyukai