Anda di halaman 1dari 3

KONSEP HAKIKAT MANUSIA

MENURUT AL-QURAN DAN PAKAR

A. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA SECARA UMUM


Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang
manusia dan makna kehidupan manusia di dunia

B. KONSEP HAKIKAT MANUSIA MENURUT AL-QURAN


1. Sebagai Hamba Allah
Manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan menjalani segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun yang dimaksud
dengan perintah Allah adalah melaksanakan Sholat wajib, berpuasa dibulan
ramadahan, membayar zakat, haji bagi yang mampu menjalaninya, dan
melaksanakan ibadah lainnya dengan ikhlas. Hal ini terdapat dalam QS:Al-
Bayyinah : 5, yang artinya :
“ Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas
menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar”

2. Sebagai An- Nas


Kata An-naas diambil dari kata an-nawsyang yang berarti gerak, dan ada juga
yang berpendapat bahwa an-naas berasal dari unnas yang artinya nampak.
Kata An-naas dalam Al-quran mengacu pada hakikat manusia dalam
hubungannya dengan manusia yang lain atau dalam masyarakat.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan
manusia lainnya, sebagaimana terdapat dalam QS: An-Nisa :1 yang artinya :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan
(mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan
peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu”
Dan dalam QS: Al-Hujurat : 13, yang artinya :
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

3. Sebagai Khalifah Allah


Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi.
Khalifah adalah penerus agama islam dan ajaran Allah SWT. Manusia yang
menjadi khalifah wajib mempertanggung jawabkan perbuatannya kelak di hari
akhir. Hal ini terdapat dalam QS Shad : 26, yang artinya :
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. …”

4. Sebagai Bani Adam


Manusia disebut Bani Adam karena manusia menunjukkan pada asal usul
yang bermula dari nabi Adam as sehingga manusia bisa tau dan sadar akan jati
dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bukanlah hasil dari evolusi
makhluk antropus (sejenis kera). Islam memandang manusia sebagai bani
Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam
masyarakat. Hal ini terdapat dalam QS: Al-Araf : 26-27, yang artinya :
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-
tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam
janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu bapamu dari surga, …”

5. Sebagai Al-Insan
Terdapat dalam QS Al-Hud : 9 yang artinya :
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu
kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima
kasih.”
Hal ini berartikan manusia sebagai Al-Insan yang merupakan kemampuannya
dalam menguasai ilmu dan pengetahuannya serta kemampuannya untuk
berbicara dan melakukan hal lainnya.

6. Sebagai Makhluk Biologis (Al – Basyar)


Al-Basyar dipakai menyebut semua makhluk, baik pria maupun wanita.
Sebagai manusia harus melalui proses sehingga mencapai tahapan kedewasaan
agar dapat memikul tanggung jawabnya sebagai khalifah dibumi.
Manusia disebut al-basyar, karena manusia juga sebagai makhluk bilogis yang
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas, tumbuh, memerlukan
makanan dan berkembang biang serta hal lainnya.
Hal ini terdapat dalam QS Al-Kahfi : 110 yang artinya :
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa (basyarun) seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.'”

Semua hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia
dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia harus
memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikatnya
sebagai makhluk ciptaan Allah
B. HAKIKAT MANUSIA MENURUT PAKAR

1. Menurut pandangan Notonagoro


Hakikat Manusia yaitu memliki keinginan, harapan, cita-cita dan perasaan
yang berbeda. Keinginan dan harapan tidak lepas karena manusia memiliki
jiwa yang optimis. Jiwa yang selalu berpikir positif akan masa depannya

2. Menurut pandangan Darwin


Manusia dipandang secara jasmani yaitu manusia berasal dari evolusi hewan
bertulang belakang

3. Menurut Warner (Pandangan Psikoanalitik)


Hakikat manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang
bersifat insting. Hal ini menyebabkan tingkah laku seseorang diatur dan
dikontrol oleh kekuatan psikologis yang suda ada didalam diri manusia.

4. Menurut pandangan Humanistik


Hakikat manusia yaitu memiliki dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk
mengarahkan dirinya mencapai tujuan yang positif. Mereka menganggap
manusia itu rasional dan dapat menentukan nasibnya sendiri. Hal ini membuat
manusia terus berubah dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik
dan sempurna.

5. Menurut pandangan Martin Buber


Mengatakan bahwa pada hakikatnya manusia tidak bisa disebut apapun,
karena manusia adalah kehidupan atau keberadaan yang memiliki potensi
namun dibatasi oleh kesemestaan alam, apa yang dilakukan tidak dapat
diprediksi. Dalam pandangan ini manusia berpotensi menjadi baik atau jahat,
tergantung kecenderungan mana yang lebih besar dari diri manusia itu sendiri.

6. Menurut pandangan Organismik


Menganggap hakikat manusia sebagai makhluk aktif, keutuhan yang
terorganisasi dan selalu berubah. Manusia menjadi sesuatu karena hasil dari
apa yang dilakukannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai