Anda di halaman 1dari 10

Akhlak Terhadap Allah, Manusia & Lingkungan

A. Akhlak Terhadap Allah


1. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya
sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah.
2. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
3. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus
kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi
tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap
muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima
keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang
sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.
4. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
5. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
B. Akhlak Terhadap Manusia
1. Husnuzan. Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan
berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni
berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib,
wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh
hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan
kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu
kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain.
2. Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku pada waktu kecil. (Q.S. Al Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan perintah
tawaduk kepada kedua orang tua.
3. Tasamu artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia. Allah berfirman, Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S.
Alkafirun/109: 6). Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas
melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
4. Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia. Allah berfirman, ...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan...(Q.S. Al Maidah :2)
C. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
1. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa.Pada
dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaanya.
2. Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut mampu menghormati proses yang sedang berjalan, dan
terhadap proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia
bertangung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan harus
dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri.
3. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya di ciptakan
oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta kesemuanya memiliki ketergantungan
kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa
semunya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
D. Dalil-dalil Akhlak Terhadap Allah, Manusia, dan Lingkungan Hidup

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.(Q.S. Al Baqarah :188).

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan


menciptakan manusia dari tanah". (Q.S. Shaad: 7 1).

Kepada siapa kita pertama kali kita harus berbuat baik kalau bukan kepada Allah???? Dialah
yang menciptakan kita, yang memberi rizki kepada kita, yang mengaruniakan kesehatan,
yang memberikan panca indra lengkap, yang memberi perlindungan, yang mengabulkan
permohonan serta karunia-karunia lain yang tak mampu kita hitung.

Kahar Masyhur, Membina Moral Dan Akhlak, (Jakarta : Kalam Mulia, 1985)
Akhlak terhadap Allah Swt
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan itu
memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut diatas. Sekurang-kurangnya
ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah
yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan
keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebagai mana di firmankan oleh Allah
dalam surat at-Thariq ayat 5-7. sebagai berikut :)( )
()(
(-0 : )
Artinya : (5) Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia
tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada. (at-
Tariq:5-7)

Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang
kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-Nahl ayat, 78.

( : )
Artinya: Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)

Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan
bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat
12-13.
()

(- :)
Artinya (13) Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya
dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu
yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ).
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan,
daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa ayat, 70.

( )
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut
mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).

Sementara itu menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah
adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat
terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu
menjangkaunya.
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul Membina Moral dan Akhlak bahwa
akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
b. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
f. Senantiasa mengingat Allah SWT.
g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan
bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh
keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama melaksanakan
ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan
dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber kepada
al-Quran yang harus dipelajari dan dipelihara kemurnianya dan pelestarianya oleh umat
Islam.

http://blog.umy.ac.id/rizalmantovani/tentang-saya-3/akhlak-kepada-allah/

http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/akhlak-terhadap-allah-manusia-
lingkungan.html

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak
perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak
demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang
dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-
mata karena syara (al-Quran dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Quran
memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt
memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia
selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari
luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat
yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku
yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam
tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan
kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak panorama-panorama dalam kehidupan sehari-hari


dan yang terpenting adalah bagaimana kita hidup dalam bermasyarakat, saling menghargai
dan saling menghormati di dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita di tuntut untuk
bagaimana kita dapat hidup bersosialisasi. Tentunya di dalamnya itu banyak aturan dan etika
yang harus kita jaga sebab kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Seperti
berpakaian, kita tidak boleh berpakaian yang berlebihan, kita tetap menjaga etika dalam
berpakaian, tidak boleh tampil sembrono, tampil yang berlebihan dan sebagainya. Selain dari
pada itu, yang paling penting juga adalah akhlak, bagaimana kita menjaga akhlak dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga kita dapat hidup tenang. Saling menghargai dan saling
menghormati.

Makalah Akhlak
A. PENGERTIAN AKHLAK

Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kata akhlaknya yang berarti menciptakan seakan dengan kata khaliq (pencipta), makhaliq
yang (diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya


keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan).

Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa definisi tentang akhlaq :

1. Imam Al-Ghazali

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Ibrahim Anis

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan.

3. Abdul Karim Zaidan

Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang depan sorotan dan
timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk.

Dari keterangan diatas. Jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan,
tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlak bersifat netral, belum merunjuk kepada
baik dan buruk, tapi pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan sifat
tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak yang mulia. Misalnya, bila seseorang berlaku
tidak sopan kita mengatakan padanya. kamu tidak berakhlak. Padahal tidak sopan itu
adalah akhlaknya.
Sumber akhlak

Yang dimaksud dengan sumber akhlak atau yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia
dan tercela.

Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-
mata karya syara (Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.

Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam
menyimpulkan baik dan buruk.

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Quran memang menjadi ukuran baik dan buruk
karena manusia diciptakan oleh Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya.

Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki
manusia untuk mencari kebaikan dan keburukan.

Demikianlah bentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan
masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan ukuran baik dan buruk, tetapi sangat
relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran
mereka dapat terjaga.

Ruang Lingkup Akhlak

Muhammad Abdullah dias dalam bukunya dhuztur al ahlak fial-Islam membagi ruang
lingkup akhlak menjadi lima bagian.

1. Akhlak Pribadi (al-Fardiyah) terdiri dari : a. Kewajiban timbal balik orang


tua dan akhlak, b. Kewajiban suami istri, c. kewajiban terhadap kerabat

2. Akhlak bermasyarakat : terdiri dari (a) yang dilarang, (b) yang


diperintahkan, (c) keadaan-keadaan adab.

3. Akhlak bernegara: Terdiri dari a. Berhubung antara pemimpin dan rakyat,


b. Hubungan luar negeri.

1. Akhlak beragam yaitu kewajiban terhadap Allah SWT

2. Akhlak pribadi = a. Yang diperintahkan, b. Yang dilarang, c. Yang


dibolehkan.

Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut.

1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai


risalah pokok Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

FUNGSI AKHLAK DALAM HAL MAKANAN, PAKAIAN & PERGAULAN DALAM


ISLAM

a. Fungsi Aqidah dalam Hal Makanan

1. Waspadai makanan dan minuman di sekitar kita

a) Makanan dan gaya hidup Modern

Dunia semakin modern banyak orang yang menyebutnya ERA TEKHNOLOGI. Manusia
semakin mudah menggapai keinginan-keinginan dengan teknologi.

Dalam pandangan futurlog terkemuka asal Amerika Serikat. Era global yang serba teknologis
seperti sekarang ini disebutnya sebagai global lifestyle.

Budaya global yang mengalami perkembangan amat dahsyat adalah = food, fashion dan fun
(makanan, pakaian, dan hiburan).

Khusus pada budaya makanan dan minuman telah menjadi varian yang menonjol dalam
lingkungan masyarakat kita.

b) Konsumen muslim di tip uterus

Ada anggapan bahwa orang mayoritas muslim penduduk Indonesia. Maka masalah konsumsi
pangan pasti terjamin kehalalannya.

Anggapan ini diistilahkan oleh Dr. Ir. Amir Aziz sebagai fallasi semu artinya, Jaminan
tersebut ternyata tidak terjadi dengan sendirinya tanpa ada sistem dan peraturan yang
mendukung keseimbangan mental kita menjadi keharusan agama.

MENGAPA ALLAH

MENGHARAMKAN SESUATU

Seorang khatib dengan memaparkan fakta-fakta di negeri kita. Menurutnya, negeri ini
berantakan dan kacau bala dengan berbagai kerusuhan, huru hara etnis, agama dan ras,
kericuhan politik, saling fitnah, dll, disebabkan oleh perilaku mungkar para pemimpinnya.
Mereka membangun ketamakan kekuasaan melalui jalan menghalalkan segala cara dan
mengembangkan terorisme mental dengan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
ironisnya, perilaku ini diikuti oleh sebagian besar pejabat Negara dan masyarakat umum
lainnya.

Dampak makanan haram


Secara substansi, setiap barang atau benda yang diharamkan oleh Allah pada dasarnya
mempunyai kandungan hikmah dan manfaat. Namun, manusia tidak selalu mampu
menelusuri kandungan hikmah dan manfaat apa yang menjadi ketentuan Allah, karena
keterbatasan daya jangkau akalnya.

Keharaman khamar atau tidak selalu dapat kita temukan hikmah yang bersifat zhabir
(nampaknya) saja. Dulu banyak orang berfikir bahwa haramnya khamar karena memabukkan
yang bisa merusak kesehatan manusia.

Salah satu kaidah fikih menyebutkan sebuah ketentuan yang artinya janganlah kamu
tanyakan apa yang ditetapkan oleh Allah.

Fungsi akhlak dalam pakaian

Sebagai seorang muslim kita wajib menutup aurat kapan pun dimanapun kita berada. Jika kita
hendak bepergian sebagai seorang muslimah tidak sepantasnya tidak memamerkan aurat kita
di muka umum. Sebagai seorang muslimah sangatlah tidak wajar jika kita berjalan di tempat
umum. Kita mempertontonkan segala bentuk tubuh kita, sangatlah tidak wajar dan tidak
sepantasnya jika segala bentuk tubuh kita di lihat oleh yang bukan muhrim. Sebagai seorang
muslimah patutlah kita merasa malu dan merasa berdosa jika kita tidak menutup aurat.
Logikanya adalah jika kita hendak kemana-mana hendaknya menutup aurat dan menutup
aurat itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah.

Makalah Akhlak

Fungsi Akhlak dalam Pergaulan dalam Islam

Tindakan Manusia

Manusia itu dinilai oleh manusia lain dalam tindakannya. Kalau tindakan ini di ambil
seluas-luasnya, maka ada beberapa macam penilaian. Mungkin tindakan nilai sebagai sehat
atau kurang sehat, misalnya perasaan, pencernaan, peredaran darah, yang menilai cara ilmiah
hal-hal yang demikian itu dokter dan kalau kesehatan seseorang di anggap kurang,
diusahakan obatnya, supaya kesehatan itu pulih kembali, penilaian di atas di sebut penilaian
medis.

Adapula tindakan yang dinilai menurut indah-tidaknya. Orang mungkin indah tindakannya,
indah (merdu) nyanyiannya, indah gerak-geriknya. Penilaian ini di sebut penilaian estetis
untuk mengetahui mengapa sesuatu (pun tindakan) di sebut indah, tidaklah amat mudah,
rupa-rupanya penentuan indah-tidaknya sesuatu itu amat terpengaruhi oleh rasa dan rasa
manusia itu amat sukar tertentukan. Berbeda-beda dan tergantung dari banyak hal.

Tindakan mungkin juga dinilai sebagai baik atau lawannya, ialah buruk, kalau tindakan
manusia dinilai atas baik-buruknya. Tindakan itu seakan-akan keluar dari manusia, dilakukan
dengan sadar atas pilihan dengan satu perkataan: sengaja, faktor kesengajaan mutlak untuk
penilaian baik-buruknya yang disebut penilaian etis atau normal.

Walaupun tidak mudah pula memberi penentuan tentang kesengajaan ini, yang terang indah
bahwa ada pengetahuan (kesadaran) bahwa orang bertindak dan ada pilihan terhadap
tindakan itu. Orang yang dalam tidurnya nyenyak mendengkur, takkan dikatakan bahwa ia
mendengkur dengan sengaja. Ia tak tahu, bahwa ia lebih suka mendengkur! Begitu pula jika
ada keadaan yang betul-betul memaksa, maka di situasi itu tidak disengaja, melainkan
terpaksa misalnya jika seorang pengemudi mobil menabrak orang, karena orang ini
sekonyong-konyong menyeberang jalan serta amat dekat dengan mobil itu sehingga tidak
mungkin mengerem atau mengerak, maka ia dalam keadaan terpaksa. Situasinya tak
memungkinkan memilih tindakan yang lebih pantas untuk dilakukannya. Tidak tidak mampu
mengontol tindakannya, apalagi pergaulannya dengan sesama. Dalam bergaul itu, kita harus
mampu membedakan antara mana yang pantas dan tidak pantas untuk kita temani.

Seperti dalam ajaran agama Islam tentang pergaulan, kita harus pintar-pintar memilih mana
yang terbaik untuk kita karena semua dampak dari pergaulan akan kembali kepada yang
menjalani pergaulan tersebut.

Pergaulan dapat dibedakan menjadi 2 :

Pergaulan Positif Yakni bergaul kepada orang-orang yang berhati mulia, dan selalu
menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala larangannya, dan selalu membantu
seseorang, dan tidak memiliki sifat sombong.

Pergaulan Negatif Yakni pergaulan yang dicekam oleh Allah karena tidak sejalan dengan
ajaran Islam. Misalnya saja bergaul kepada orang-orang yang suka mabuk, judi, zina, dan
tidak pernah menjalankan perintah dan apalagi menjalankan shalat 5 waktu.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akhlak tidak dapat dipisahkan oleh kehidupan sehari-hari karena akhlak berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari. Misalkan saja dalam pergaulan, tanpa akhlak pergaulan akan
kacau, karean saling tidak menghargai dan saling meremehkan.

Kemudian akhlak juga berkaitan erat dalam makanan sehari-hari karena tanpa akhlak bisa
saja orang yang lapar dengan tanpa fikir panjang langsung mengambil makanan orang tanpa
mengetahui makanan itu telah diberikan atau tidak.
Dan yang terakhir aklak dalam berpakaian sehari-hari Adalah kewajiban yang mutlak yang
harus di laksanakan oleh setiap muslimah yang beriman. Selain dari pada itu, kalau kita
bepergian, lantas kita menutup aurat, kita terlepas dari segala fitnah. Makalah Akhlak

http://www.masbied.com/2012/02/24/makalah-akhlak/

Anda mungkin juga menyukai