Dosen :
Dr. Suparno, SH.,MH.,MM
Dimensi Taqwa
Pertama, dimensi khaafa wa khasyiya. Khaafa adalah takut
kepada Allah akan kebesarannya, sedangkan khasyiya adalah
takut kepada Allah atas apa yang diciptakan oleh Allah.
Kedua, adalah dimensi Aslaha wa ahsana yang menurut H Amin
Syukur dimaknai sebagai sebuah usaha untuk selalu menjadi
lebih baik dan lebih lagi.
Ketiga, adalah dimensi Shona wa waqiya dalam dimensi yang
ketiga ini Pak Amin mengatakan bahwa sebagai orang yang
bertaqwa seharusnya bisa menjaga diri, artinya menjaga dari
perbuatan yang dapat merusak iman.
Taqwa kepada Allah SWT
Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang terdiri
dari cinta dan takut, yang lebih jelas lagi adalah adanya
kesadaran terhadap segala sesuatu atas dirinya dan bahkan
merasa hatinya yang paling dalam senantiasa diketahui oleh
Allah swt.
Sehingga ia senantiasa menjalankan perintah Allah dan
menjauhi segala larangannya. takwa adalah sikap mental yang
positif terhadapnya berupa waspada dan mawas diri
sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan segenap
perintahnya dan menjauhi segala larangannya, sebanyak 232
kata takwa dalam Al-Quran dengan berbagai macam
bentuknya.
Akhlak, Norma dan Etika
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang
meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin.
Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruk yang
tercermin dalam perilaku.
Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang
harus atau tidak boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat. Hal
ini berarti manusia wajib mentaati norma yang ada. Norma adalah
kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan
antarmanusia dalam arti luas. Norma merupakan petunjuk bagi
manusia dan pedoman perilaku sesorang yang berlaku di
masyarakat.
Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di
dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak
gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.
Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak yang baik kepada Allah adalah ridha terhadap hukum-Nya
baik secara syar’i maupun secara takdir. Ia menerima hal itu dengan
lapang dada dan tidak mengeluh. Jika Allah menakdirkan sesuatu
kepada seorang muslim yang tidak disukai oleh muslim itu, dia
merasa ridha, menerima, dan bersabar.
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk, kepada Allah sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada
empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia.
Dia yang menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari
tulang punggung dan tulang rusuk
Kedua, karena Allah SWT–lah yang telah memperlengkapkan
panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran
dan hati, serta anggota badan yang kokoh dan sempurna
kepada manusia
Ketiga, karena Allah SWT–lah yang menyediakan berbagai
bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya.
Keempat, Allah SWT–lah yang memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan daratan dan lautan.
Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT, diantaranya:
1. Menaati segala perintah-Nya
2. Beribadah kepada Allah
3. Berzikir kepada Allah
5. Tawakal
6. Tawaduk untuk Allah
7. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT