NPM : 4322130008 FAKULTAS TEKNIK MASYARAKAT MADANI • Konsep masyarakat madani sebenarnya merupakan terjemahan dari kata civil society (masyarakat sipil) yang banyak digunakan oleh negara-negara barat. Meskipun berasal dari terjemahan bahasa Inggris, konsep masyarakat madani tidak sama persis dengan konsep civil society. Konsep civil society yang digunakan oleh negara-negara barat lebih berorientasi penuh pada kebebasan individu. Sementara dalam konsep masyarakat madani terdapat keseimbangan antara individu dengan masyarakat. • Ciri utama masyarakat madani adalah kemajemukan budaya, hubungan timbal balik, dan sikap saling memahami dan menghargai. Selain itu, masyarakat madani juga bisa diartikan sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan bersama. Beberapa karakteristik masyarakat madani, yaitu: • Free public sphere, maksudnya adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. • Demokratis, maksudnya adalah masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan interaksi dengan masyarakat sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan aspek suku, ras, dan agama. • Toleran, maksudnya adalah sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. • Pluralisme, maksudnya adalah pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Pluralisme erat kaitannya dengan sikap toleransi kepada orang lain, yang nyatanya dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. • Keadilan sosial, maksudnya adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga yang meliputi seluruh aspek kehidupan. KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM DALAM MASYARAKAT Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya tentu telah dijelaskan secara rinci dalam islam. Sejatinya umat muslim adalah saudara. Jika salah satu tersakiti, maka yang lain ikut sakit. Maka itu, kita wajib bersatu dan jangan sampai terpecah belah. Nah, berikut ini beberapa kewajiban muslim terhadap muslim lainnya yang harus dilakukan sesuai perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mengantarkan Jenazah • Ketika seorang muslim meninggal, maka kewajiban muslim lainnya adalah mengantarkan jenazah tersebut ke tempat pemakaman dan juga menyolatkan. Kewajiban ini akan mendatangkan pahala yang besar dari sisi Allah Ta’ala. Mengucapkan Salam • Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya berikutnya adalah menebarkan salam. Saat bertemu di jalan, hendaklah sesama muslim saling mengucapkan salam. Ucapan salam dapat mendatangkan rahmat dan mempererat ukhuwah islamiyah. Memberi Nasehat • Apabila kita melihat saudara sesama muslim melakukan sesuatu yang salah, maka kewajiban kita untuk menasehatinya. Begitupun saat seseorang datang kepada kita. Ia lagi tertimpa masalah dan ia bingung lalu ingin meminta saran. Maka kita juga wajib memberikan saran- saran yang benar sesuai syariat agama. Memenuhi Undangan • Apabila kita mendapatkan undangan dari kerabat, baik itu undangan pernikahan, undangan reuni, perkumpulan di majelis ilmu atau lainnya maka kewajiban kita datang memenuhi undangan tersebut. Tujuannya untuk menghormati orang yang telah mengundang. Menjawab Orang Bersin • Apabila kita bersin, maka kewajiban kita adalah mengucapkan hamdalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala. Sedangkan untuk orang yang mendengar wajib mengucapkan “Yaharmukallah”. Lalu kita jawab lagi “Yadikumullah”. Saling Menyayangi • Saling menyayangi juga merupakan kewajiban muslim terhadap muslim lainnya. Dari sahabat Nu’man bin Basyir, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : Saling Tolong-Menolong Dalam Kebaikan • Sebagai sesama muslim, kita juga diwajibkan untuk saling tolong- menolong dalam hal kebaikan. Misalnya berdakwah, membantu saat temannya kesusahan, membantu kegiatan di kampung dan sebagainya. Menutupi Aib Saudaranya (Teman atau Keluarga) • Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Saat kita mengetahui aib kerabat kita maka kewajiban kita adalah diam. Kita tidak boleh mengumbar-umbarnya. Sebab kita pun juga memiliki aib sendiri. Daripada sibuk menjelek-jelekan orang lain, lebih baik kita memperbaiki diri sendiri. Memanggil Dengan Gelar yang Baik • Menyebut orang lain dengan gelar yang buruk tampaknya sudah menjadi fenomena di negeri kita. Tak jarang seseorang memanggil temannya dengan sebutan yang jelek dengan dalil hanya bercanda. Padahal candaan pun terkadang bisa menyakiti hati. Tidak Saling Mendengki Atau Bemusuhan Dari Abu Hurairah RA. Dia berkata, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: • “Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim) Tidak Boleh Saling Mendiamkan Lebih Dari 3 Hari Antara sesama muslim tidak boleh bertengkar dan berdiam diri lebih dari 3 hari. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist: • Dari Abi Ayub al-Anshariy, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam”. “(HR. Muslim) Bersikap Rendah Hati • Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah bersikap rendah hati. Tidak boleh saling sombong, pamer dan iri hati. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Quran: • “Dan Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS Asy Ssuara: 215)
KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAM
• Dalam Islam , memang tidak ada suatu rumusan yang kongkret mengenai suatu kebudayaan. Berkaitan dengan masalah kebudayaan. Islam memberi kerangka asas atau prinsip yang bersifat hakiki atau esensial. Dengan kata lain, Islam hanya memberikan konsep dasar yang dalam perwujudannya tergantung pada pemahaman pendukungnya. • Dalam keadaan atau waktu yang berbeda, esensinya diwujudkan oleh aksidensi yang sangat ditentukan oleh aspek ekonomi, politik, sosial budaya, teknik, seni, dan mungkin juga oleh filsafat. • Ciri-ciri yang membedakan antara kebudayaan Islam dengan budaya lain, diungkapkan oleh Siba’i bahwa ciri-ciri kebudayaan Islam adalah yang ditegakkan atas dasar aqidah dan tauhid, berdimensi kemanusiaan murni, diletakkan pada pilar-pilar akhlak mulia, dijiwai oleh semangat ilmu (Zainal, 1993:60). • Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat terpisah satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, sebagus apapun kebudayaannya, jika itu bukan merupakan produk kaum Mslimin tidak bias dikatakan dan diklaim sebagai budaya Islam. • Demikian pula sebaliknya, meskipun budaya tersebut merupakan produk orang-orang Islam, tetapi substansinya sama sekali tidak mencerminkan norma-norma ajaran Islam. Dengan kata lain, Al-Faruqi (2001) menegaskan bahwa sesungguhnya kebudayaan Islam adalah “Kebudayaan Al-Qur’an“, karena semuanya berasal dari rangkaian wahyu Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW pada abad ketujuh. Tanpa wahyu kebudayaan Islami Islam, filsafat Islam, hukum Islam, masyarakat Islam maupun organisasi politik atau ekonomi Islam.
PERAN ISLAM DALAM PERADABAN DUNIA
• umbangsih ajaran Islam terhadap peradaban dunia yang berfaat besar bagi masyarakat modern justru belum banyak difahami oleh sebagian pemeluk agama tersebut karena keterbatasan aksesnya. • Padahal, agama Islam memiliki ajaran yang berpotensi besar dapat membangun peradaban yang independen, unik dan komprehensif sehingga banyak bergun bagi peradaban dunia dan kemanusiaan. • Adapun buah astronom bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Roggi al-Harrani as-Sabi al-Battani itu antara lain tentang lamanya bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. • Selain itu, lanjutnya, Al-Battani juga mengubah sistem perhitungan lama yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian, menjadi hanya 12 bagian (jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu malam sehingga berjumlah 24 jam. • Al-Battani kemudian diambil alih para astronom Eropa, dan karena Eropa menguasai perkembangan sains astronomi modern sejak abad 17 Masehi, maka patokan satu hari 24 jam menjadi populer hingga sekarang. • Dengan demikian, hasil observasi astronomi Al-Battani selama 42 tahun itu dianggap memiliki ketepatan yang luar biasa, dalam menentukan koefisien astronomis dengan hasil yang sangat dekat dengan perhitungan modern. • Sosok Al-Battani merupakan salah satu dari para ilmuan muslim seperti Al-Khwarizmi ( 780 - 863 M ), Abu al-Wafa', Umar Khayyam, al- Biruni, Ibn al-Haitsam, Jabir bin Hayyan, Zakariyya al-Razi, Ibn Sina, yang menghidupkan dimensi kreatif bidang sains, seni, budaya, filsafat dan tasawuf yang bersumber dari ajaran Islam.
FUNGSI MASJID DI MASYARAKAT
Masjid Sebagai Pusat Ibadah • Kehidupan umat Islam yang tetap cenderung mempertahankan eksistensinya sebagai hamba ALLAH dengan memanfaatkan masjid sebagai sarana melaksanakan ibadah menunjukkan betapa peranan masjid sangat strategis, khususnya berkaitan dengan fungsinya sebagai Pusat Ibadah. MASJID SEBAGAI SARANA PEMBINAAN UMAT 1. Fungsi persatuan dan Ukhuwah Islamiyah, maksudnya adalah dengan berkumpulnya umat Islam dalam rangka melaksankan shalat jama’ah di masjid akan mengarahkan segenap Muslimin dan Muslimat untuk semakin memperkokoh keutuhan persatuan dan persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) ; 2. Fungsi masjid sebagai Pewaris nilai – nilai ajaran agama Islam, dengan memposisikan masjid menjadi tempat pengajaran, pendidikan Islam dan pengembangan ilmu ; 3. Fungsi Dakwah, yakni masjid dapat dimanfaatkan para Da’i (Muballigh dan Muballighat) untuk memberikan fatwa atau nasehat agama kepada segenap umat Islam di sekitarnya ; 4. Sebagai penghimpun khasanah ilmu pengetahuan dengan menempatkan sarana perpustakaan ; 5. Masjid dapat berfungsi sebagai tempat bermusyawarah terhadap berbagai persoalan umat ;