Anda di halaman 1dari 11

AGAMA SEBAGAI LANDASAN DALAM KEHIDUPAN

Islam sebagai pedoman hidup bagi umat Islam khususnya, tentu sangat benar sekali
karena agama Islam adalah agama paling sempurna di bandingkan dengan agama lain,
Islam memiliki Tuhan Yang Esa, tidak dianakkan, tidak bersuami ataupun beristri dan
Allah juga menjadi landasan untuk manusia beriman dan bertaqwa di dunia sesuai dengan
hukum syara yang telah dianjurkan olehnya, seperti pada rukun Iman mencakup beberapa
aturan bagi umat Islam diantaranya:
1. Iman kepada Allah, yakni percayanya kepada Allah SWT. Dengan pembuktian
penciptaannya di dunia, dengan adanya qodo dan qodar Allah, takdir, kodrat Allah,
adanya musibah, adanya kematian, jodoh, rezeki, sudah ada yang mengatur yaitu Allah
SWT Yang Maha Pencipta segala alam semesta, jadi Allah SWT adalah suatu sumber
yang hakiki bagi umat Islam dan Allah melarang umatnya melakukan hal-hal yang
tidak boleh dilakukan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Contohnya
berzina, mabuk, berjudi, menggunjingkan orang lain sesama umat Islam dan
sebagainya. Karena ada hukum dan ketentuan bagi umat manusia apabila melakukan
hal seperti itu, sehingga manusia harus mempunyai landasan agama yang kuat, agar
tidak melakukan suatu hal yang tidak diperbolehkan oleh agamanya, selain itu manusia
harus memiliki kepercayaan yang penuh kepada Allah SWT. Mencintai agamanya, dan
hakekatnya sebagai manusia titipan Allah SWT di dunia agar memiliki landasan atas
dasar yang baik, tidak terjadi penyelewengan atas peribadahan lain selain Allah.
Adapun pedoman umat Islam adalah Al-Quran dan wahyu Allah SWT yang diturunkan
melalui Nabi Muhammad dan Rasul-rasulnya, semua ajaran tersebut tercantum
sedemikian rupa sebagai bentuk acuan dasar dalam tatanan kehidupan beragama, maka
dengan manusia berpegang teguh pada ketentuan Allah, sumber ajaran yang nyata yang
bersumber dari Allah dan Al-Quran manusia tidak berkelakuan di luar batas seperti
yang ada pada Al-Quran, seperti diharuskannya shalat, zakat, dsb.
2. Dari rukun Iman ialah : iman kepada Malaikat
3. Iman kepada kitab
4. Iman kepada rasul
5. Iman kepada qodo dan qadar Allah SWT

1
2

Hal tersebut adalah hal yang harus dipercayai oleh umat manusia di dunia karena
hal tersebut adalah hal yang paling mendasar dalam kehidupan beragama, khususnya
agama Islam.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT
diberi akal, jasmani yang lengkap dari mulai hal terkecil saja Allah sempurnakan pada jati
diri atas sosok manusia, maka pantas bagi manusia berperilaku sesuai apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Manusia berpikir dengan secara bijak dan pintar dalam
konteks kehidupan di dunia , seperti di lingkungan keluarga, masyarakat , sekolah dsb.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan makhluk sosial harus pintar-pintar
memilih pedoman hidup yang baik tidak seenaknya sendiri karena dengan manusia
memiliki pedoman hidup akan menempatkan diri di lingkungannya seperti cara
bersosialisasi, menghargai sesama manusia, saling menolong menghormati dan
menyayangi dan dengan pedoman hidup yang baik pula manusia mempunyai derajat yang
baik tapi bukan dalam konteks sombong atau ingin dipuji oleh orang lain. Manusia juga
memiliki banyak keinginan dalam kehidupan di dunia maka sebisa mungkin konteks
pedoman hidup harus benar-benar menjadi dasar yang sangat penting agar manusia tidak
menyakiti sesama manusia. Dengan landasan agama yang baik manusia bisa mengacu diri
dalam kehidupan seperti dalam kehidupan beragama, berkeluarga, bermasyarakat bisa
diseimbangkan secara selaras karena kehidupan manusia akan bertambah sesuai dengan
keinginan kehidupannya di dunia . cara berpegang teguhnya manusia dengan di adanya
suatu takdir dari Allah SWT yang mau tidak mau manusia harus menerimanya dengan
lapang dada ikhlas karena Allah.
Adapun internalisasi budi pekerti sebagai manfaat manusia mempunyai landasan
dalam beragama diantaranya :
1. Meyakini bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya siang dan
malam, laki-laki dan wanita, senang dan susah, serta sehat dan sakit adalah merupakan
kehendak dan ketentuan Allah SWT.
2. Menjadikan semua sikap, perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai ibadah.
3. Menyadari bahwa setiap manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dan berbuat,
sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk.
4. Melandasi setiap pekerjaan yang baik dengan niat ikhlas karena Allah SWT.
5. Meninggalkan kewajiban dari Allah SWT dan mengerjakan larangan-Nya
3

Perilaku Terpuji
1. Persatuan
Pepatah dalam bahasa Indonesia menyatakan bersatu kita teguh bercerai kita
runtuh, Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu dan melarang bercerai berai,
Allah SWT berfirman:
     
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai”, (Q.S. Ali Imron : 103)
Contoh perilaku persatuan antara lain
a. Setiap anggota masyarakat beranggapan bahwa sesama anggota masyarakat adalah
bersaudara
b. Jauh sebelum merdeka bahwa persatuan merupakan modal utama untuk dapat
mengusir kaum penjajah dari bumi nusantara dan menjadikan Indonesia sebagai
negara merdeka serta berdaulat.
2. Kerukunan
Memelihara kerukunan
Dalam pergaulan sehari-hari, umat Islam harus menjaga dengan sesama umat
Islam, umat beragama lain, dan pemerintah.
a. Kerukunan sesama umat Islam
Saat ini, dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan
aliran. Walaupun demikian, antar muslim yang satu dengan muslim yang lainnya
tetap merupakan saudara. Munculnya paham dan aliran yang berbeda-beda
tersebut merupakan akibat dari adanya perbedaan intepretasi atau penafsiran. Akan
tetapi, umat Islam tetap harus menjunjung tinggi persaudaraan karena yang
mengikat persaudaraan di antara mereka adalah agama Islam. Sebagai sesame
umat Islam, mereka memiliki Tuhan yang sama, yaitu Allah SWT, nabi yang sama
yaitu Nabi Muhammad SAW, kitab yang sama yaitu Al-Quran, kiblat yang sama
yaitu ka’bah, dan tujuan hidup yang sama yaitu ingin mencapai kebahagiaan dan
keselamatan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW menggambarkan persaudaraan
umat Islam tersebut dalam hadits berikut ini:
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam cinta-mencintai,
sayang menyayangi, dan kasih mengasihi adalah bagaikan satu tubuh yang
4

apabila ada salah satu yang sakit, anggota yang lain akan ikut merasakan, yaitu
tidak bisa tidur dan merasa demam” (H.R. Muslim : 4685)
Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling
membantu dan saling menolong. Apabila diantara umat Islam ada yang mengalami
kesulitan, umat Islam yang lain hendaknya membantunya. Hal itu disabdakan
Rasulullah SAW. Dalam hadits berikut ini.
Artinya: “Muslim yang satu adalah bersaudara dengan muslim. Oleh karena itu, ia
tidak boleh menganiayanya dan membiarkannya. Barang siapa yang
memperhatikan kepentingannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesulitan
terhadap sesama muslim, Allah akan melapangkan satu dari beberapa kesulitan
nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menyembunyikan rahasia seorang
muslim, Allah akan menyembunyikan rahasianya nanti pada hari kiamat” (H.R.
Muslim: 4677)
b. Kerukunan umat islam dengan umat beragama lain
            
       
      
Artinya:
“Tidak ada paksaan (menganut) agama (islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa
ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah
berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui” (Q.S Al-Baqarah 2: 256)
Dalam hal bekerja sama dengan orang yang beragam lain. Isla membatasi
pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan. Contohnya adalah kerja
sama dalam bidang sosial, budaya ekonomi, dan politik. Adapun hl-hal yang
berkaitan dengan masalah akidah dan ibadah, islam melarang bekerja sama.
Dalam pergaulan sehari-hari, kita dilarang mndo’akan dan memintakan
ampun kepada Allah SWT untuk orang yang beragama lain walaupun orang itu
adalah orang tua atau anak kita sendiri.
Orang islam tidak boleh mendahului memberikan salam kepada orang yang
beragama lain. Akan tetapi, apabila ada seseorang di antara mereka yang memberi
salam kepada kita, kita cukup menjawabnya dengan jawaban wa'alaikum. Hal itu
berdasarkan sabda Rasulullah saw dalam hadits berikut
5

Artinya:
Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepadamu maka jawablah dengan
wa'alaikum (H.R Muslim : 4024)
c. Kerukunan umat Islam dengan pemerintah
Menurut para ahli tafsir, alil-amri adalah orang-orang yang memegang
kekuasaan diantara umat manusia, yaitu pemerintah, penguasa, dan pemimpin
lainnya.
Menurut A1 Qur'an Surah An Nisa' ayat 59, kita wajib menaati Allah swt,
Rasulullah saw, dan ulil amri. Kita wajib taat kepada ulil amri (pemerintah) selama
peraturan pemerintah itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
Apabila peraturan pemerintah itu bertentangan dengan prinsip syariat Islam, tidak
ada kewajiban untuk menaatinya. Peraturan seperti itu harus ditolak dan
pemerintah harus diingatkan. Hal itu berdasarkan firman Allah swt dalam A1
Qur'an surah an Nisa' ayat 59 berikut ini.
        
           
         

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad) dan ulil-amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu (QS an Nisa' :
59)
3. Contoh perilaku kerukunan
a. Kehidupan berumah tangga
Agar kerukunan hidup rumah tangga terwujud maka suami istri, anak-anak,
dan anggota rumah tangga lainnya hendaknya saling mencintai, sayang
menyayangi, saling menjaga nama baik, serta tolong menolong dalam kebaikan dan
takwa.

b. Kehidupan bertetangga
6

Apabila terjadi perselisihan antar tetangga, maka tetangga-tetangga yang


berselisih itu hendaknya menyelesaikan sendiri perselisihan mereka, sehingga
mereka kembali hidup rukun.
c. Pergaulan antar umat beragama
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh praktik pergaulan
- Rasulullah saw pernah memberikan hadiah pada raja Najasyi dan orang Yahudi,
dan pernah pula menerima dari beberapa orang raja non muslim.
- Seorang sahabat Nabi saw yang bemama Kaab bin Ajzah r.a, bercerita kepada
Rasulullah saw bahwa dirinya bekerja pada seseorang beragam yahudi, lalu
memperoleh upah darinya. Nabi Muhammad SAW membolehkan perbuatan
tersebut.

Perilaku Tercela
a. Israf
Pengertian Israf
Kata Israf berasal dari bahasa Arab yang artinya melampaui batas. Orang yang
berbuat Israf disebut musrif. Yang dimaksud isfaf ialah mempergunakan sesuatu yang
melewati batas- batas yang patut menurut ajaran Allah SWT. Israf termasuk perilaku
tercela Allah swt berfirman:
       
Artinya : "....dan janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas), sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (A1 An'am: 141)
Israf terdapat dalam berbagai perbuatan, seperti:
- Makan, minum, dan berpakaian (Q.S. A1 A'raf: 31)
- Membelanjakan harta (Q.S A1 Isra : 26 - 27)
- Dalam beribadah juga tidak boleh berlebihan, karena akan menghalangi
pelaksanaan kewajiban-kewajiban lain.
b. Tabzir
Pengertian
Kata tabzir berasal dari bahasa Arab yang artinya : "pemborosan" orang yang
melakukan pemborosan disebut mubazzirin.
Contoh tabzir adalah budaya konsumerisme, yang melanda masyarakat
Indonesia dewasa ini.
7

c. Gibah
Pengertian Gibah
Kata gibah berasal dari bahasa Arab yang artinya, mengumpat sedangkan orang
yang diumpatnya tidak ada di tempat (tidak mendengarkan langsung). Yang dimaksud
dengan gibah ialah mengumpat atau menggunjing yakni menyebut atau membicarakan
hal-hal yang tidak disukai oleh orang yang digunjing seperti kekurangannya,
keburukannya atau aibnya kepada orang lain dengan maksud untuk mencemarkan
nama baiknya.
Gibah termasuk perilaku tercela yang dilarang Allah swt karena akan
mendatangkan kerugian. (Q.S. AI Hujarat, 49 ; 12).
d. Fitnah
Pengertian Fitnah
Fitnah ialah kabar bohong tentang keburukan (aib) seseorang atau sekelompok
orang, yang disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang lain atau masyarakat.
Fitnah termasuk perilaku tercela, karena termasuk yang dilarang Allah swt dan
akan mendatangkan kerugian atau bencana. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (menyebarkan
fimah)" (H.R. Bukhori dan Muslim)
e. Manfaat dari semua aturan dalam hukum islam
1. Persatuan dari seluruh rakyat Indonesia merupakan modal utama untuk mencapai
tujuan nasional
2. Persaudaraan yang dikehendaki Islam adalah yang dapat mendorong timbulnya
sikap perilaku tolong menolong dalam kebaikan antara sesama umat manusia.
3. Prinsip persamaan derajat sesama manusia yang diajarkan Islam dapat mencegah
dari sikap suka menghina dan merendahkan orang lain.
4. Kebenaran rukun iman dan rukun Islam perlu dimusyawarahkan bagi oleh umat
Islam.
5. Kerukunan dalam hidup berkeluarga bukan persyaratan untuk meraih keluarga
yang sakinah, mawadah dan rahmah.
6. Berlebihan dalam makan dan minum akan mendatangkan kerugian kepada
pelakunya.
8

7. Untuk menutupi sifat borosnya, mungkin saja seorang pejabat itu akan melakukan
korupsi.
8. Biasanya pelaku gibah itu bertujuan untuk mencemarkan nama baik seseorang.
9. Pelaku gibah itu disamakan dengan pemakan daging manusia.
10. Fitnah termasuk dosa besar yang harus dijauhi oleh setiap muslim/ muslimah.
Manusia yang memiliki pedoman yang baik ciri-cirinya adalah:
1) Mempunyai iman dan taqwa
2) Cara berperilaku baik
3) Mempunyai rasa malu
4) Mempunyai rasa solidaritas yang tinggi
5) Selalu berinteraksi dengan baik, sopan kepada sesama manusia
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki landasan agama yang
baik menjamin kelakuannya baik, dengan benar memanfaatkan landasan agama
tersebut tidak berdasarkan semaunya, maka akan lebih unggul orang yang memiliki
landasan yang baik karena mengetahui mana yang baik dan tidak baik bagi dirinya dan
lingkungannya
Adapun manusia menggunakan suatu dorongan untuk mengembangkan
IPTEKnya yang tercantum dalam surah Al-Baqarah 164: tentang dorongan untuk
mengembangkan Iptek:

Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , silih bergantinya malam dan
siang, dan bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia ,
dan air hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan air itu Ia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-Nya, dan ia sebarkan dibumi itu segala jenis hewan , dan
pengkisaran angin dan awan yang di kendalikan antara langit dan bumi. Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (kebesaran dan keesaan Allah) bagi kaum yang memikirkan‘’.
(Qur’an surat Al-Baqarah , 2:164 ).
KATA PENGANTAR

Bissmilah hirohmanirrohim

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt yang mana karena karunianya
saya dapat menyelesalkan makalah ini dengan hasil argumen sendiri penuh dengan
pertimbangan sesuai dengan kemampuan saya dan pengetahuan saya menenai
PEDOMAN YANG BAIK DALAM KEHIDUPAN , mudah-mudahan sesuai dengan apa
yang di inginkan oleh bapak pembimbing,

Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam mata
pelajaran PAI yaitu bapak Arief Lukman, s.s. yang telah membimbing saya dalam
pembuatan Makalah ini, mohon di maafkan apabila masih ada kekurangan dari makalah
yang saya buat ini, saya berharap bimbingan yang lebih baik dalam pembuatan makalah,
karena saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini .

Garut, 21 November 2010

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB I
Agama Sebagai Landasan Dalam Kehidupan.............................................................. 1
Perilaku Terpuji............................................................................................................ 3
1. Persatuan................................................................................................................. 3
2. Kerukunan.............................................................................................................. 3
3. Contoh perilaku kerukunan ................................................................................... 6
Perilaku Tercela ........................................................................................................... 7
a. Israf......................................................................................................................... 7
b. Tabzir ..................................................................................................................... 7
c. Gibah ..................................................................................................................... 8
d. Fitnah ..................................................................................................................... 8
e. Manfaat dari semua aturan dalam hukum islam .................................................... 8

ii
iii

AGAMA SEBAGAI LANDASAN DALAM KEHIDUPAN

Makalah
Diajukan sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah PAI

Dari Arief Lukman,S.S.

Disusun oleh :

Nama : DESI LISNAWATI

Kelas : 1A

Nim : 10211056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TAHUN 2010

Anda mungkin juga menyukai