Anda di halaman 1dari 22

Makna Agama, Urgensinya dalam

Kehidupan Manusia, dan Sistimatika


Ajaran Islam

Miftahulhaq
Pertemuan ke-2 Al-Islam 1: Aqidah Akhlak
MANUSIA DAN AGAMA
Kepercayaan terhadap Tuhan adalah suatu fitrah
yang melekat pada manusia
Suatu masyarakat yang primitif pun mempunyai
kepercayaan dan melakukan berbagai ritus
pemujaan kepada Tuhan atau apa pun
sebutannya yang dipandang sebagai sumber
kekuatan dan kehidupan di alam raya
Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
aneka upacara yang disertakan pembacaan
mantra atau doa oleh pemuka adat
MANUSIA DAN AGAMA
Dalam sehari-hari ada ungkapan Semoga
Anda lekas sembuh, Mudah-mudahan Anda
selamat sampai tujuan, dll
Kalimat itu menunjukkan sikap menyandarkan
diri kepada sesuatu yang layak untuk dijadikan
sandaran
Ini bukti bahwa manusia secara fitrah atau
secara melekat terikat dengan Dzat yang lebih
tinggi selain dirinya
MANUSIA DAN AGAMA
Dalam pandangan al-Quran, orang-orang yang menyembah
patung-patung dan sebagainya tidak mau dikatakan
menyembah berhala, mereka berpendapat bahwa berhala
hanya media untuk mendekatkan pada Tuhan
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah
dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan
memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar (TQS. Az-
Zumar 39: 3)
MAKNA AGAMA
Definisi umum agama (dikutip dari pendapat
K.H. Azhar Basyir, dalam Mulkhan, 1996) adalah:
Hubungan manusia dengan sesuatu kekuasaan
suci yang lebih tinggi dari pada dia, dari mana ia
merasa tergantung dan berusaha
mendekatinya (Dr. Franz Dahlan)
Keyakinan tentang adanya kenyataan lain dari
pada adanya kenyataan ini (Dr. D.C. Murder)
MAKNA AGAMA
Berdasar definisi umum agama di atas, dapat
diketahui bahwa unsur penting dari agama
adalah keyakinan tentang adanya kenyataan
sekarang ini
Yaitu adanya unsur keyakinan bahwa di balik
kenyataan duniawi ini ada kenyataan yang
lebih agung, lebih suci , tempat manusia
merasa bergantung dan berhasrat untuk
mendekatinya
ISLAM SEBAGAI PILIHAN
Fitrah ketuhanan yang melekat dalam setiap diri
manusia tentunya tidak bisa dibiarkan tumbuh sendiri
Melainkan harus dipelihara, ditumbuhkan dan
dikembangkan secara benar melalui proses yang
diusahakan
Bila diibaratkan, bahwa setiap diri kita memiliki insting
bila lapar maka akan makan, kalau kita tidak
mengarahkan insting makan kita dengan benar maka
kita akan makan apa saja yang penting kenyang, tetapi
kalau kita bimbing dengan benar, maka kita kita akan
makan yang tepat dan di tempat yang tepat pula
ISLAM SEBAGAI PILIHAN
Dalam pandangan Islam, Dzat yang harus dijadikan
sandaran hanyalah Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam,
Maha Esa, Maha Mutlak, Maha Kekal, tidak beranak dan
diperanakan, Maha Suci dari sifat-sifat nisbi yang melekat
pada alam semesta dan seisinya
Tuhan yang Maha Esa adalah wujud yang tidak dapat
diingkari. Hakikat-Nya tidak dapat diketahui dan dijangkau
oleh manusia, karena manusia tidak memiliki sarana
menembus alam ghaaib itu
Manusia harus puas dengan apa yang Dia perkenalkan
tentang Dzat-Nya sendiri, baik melalui firman atau
informasi utusan-Nya, atau melalui tanda-tanda
keberadaan-Nya di alam semesta
ISLAM SEBAGAI PILIHAN
Dalam pandangan al-Quran setiap manusia
sesungguhnya telah bersaksi dalam kandungan ibunya
bahwa Allah adalah Tuhan seru sekalian alam
Namun sebagian manusia lupa akan persaksiannya saat
dalam kandungan, sehingga muncul sikap penolakan
terhadap Allah SWT sebagai Tuhan yang harus
disembahnya
Hal ini mungkin terjadi, karena tidak semua akan ingat
dengan persaksian itu, sebagaimana kita tidak ingat
bagaimana yang kita alami pada tanggal 1 Januari di 10
tahun yang lalu
ISLAM SEBAGAI PILIHAN
Apakah ketika lupa terhadap apa yang kita
alami 10 tahun lalu kita akan menyatakan
bahwa kejadian pada 1 Januari 10 tahun itu
tidak ada?
Di sinilah diperlukan keyakinan
keimanan/kepercayaan yang kuat, tidak hanya
menggunakan kekuatan akal/rasio manusia
yang terbatas
ISLAM SEBAGAI PILIHAN
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami),
Kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)" (TQS. Al-Araf 7: 172)
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu aslama
yang artinya menyerahkan diri
Menurut Al-Maududi (1991), Islam berarti
tunduk dan patuh kepada perintah orang yang
memberi perintah dan kepada larangannya
tanpa membantah
Islam hakikatnya adalah agama alam semesta
karena sesungguhnya alam semesta ini tunduk
pada patuh kepada Allah SWT
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM
Menurut K.H. AR Fakhruddin (1984):
Agama Islam adalah petunjuk, peraturan
hidup lahir dan bathin, yang berasal dari
Allah di mana orang mempunyai rasa,
anggapan dan keyakinan bahwa tiap-tiap
tindakannya akan mendapatkan
pembalasan sesudah mati, baik tindakan
yang terpuji maupun tindakan tercela
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM




Agama yang diturunkan Allah dalam al-Quran dan yang
disebut dalam Sunnah yang sahih berupa perintah-
perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat (Himpunan
Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah (HPT),
Yogyakarta, 1969, hlm. 279)
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM
Berdasar pengertian di atas, maka agama
Islam memiliki ciri:
a. Sumber ajaran al-Quran dan as-Sunnah
b. Berisi perintah dan larangan
c. Berisi petunjuk untuk kebaikan hidup
manusia, baik di dunia (saat ini) maupun di
akherat (masa depan)
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spirituil,
duniawi dan ukhrawi
ARTI DAN HAKIKAT ISLAM
Islam adalah agama tauhid yang menuntunkan
manusia untuk beribadah
(taqarrub/mendekatkan diri) kepada Allah dan
menjalankan fungsi dan misinya sebagai
hamba dan khalifah Allah di bumi
Islam adalah agama yang dapat mengantarkan
manusia pada tata kehidupan masyarakat
yang baik guna mewujudkan kemakmuran
dunia, dalam rangka ibadah kepada Allah
URGENSI AGAMA UNTUK KEHIDUPAN
Mendidik dan membuka alam pikiran serta
mendorong manusia meraih kesempurnaan
rohani, jasmani, kesejahteraan material dan
spiritual
Konstitusi sempurna dan pedoman Ilahi bagi
umat manusia untuk membina kehidupan yang
bermoral
Menghidupkan jiwa yang beku, menggugah hati
yang layu dan membangkitkan naluri kebaikan
pada diri manusia sehingga mampu menjalin
hubungan yang baik dan pergaulan yang rukun
URGENSI AGAMA UNTUK KEHIDUPAN
Menuntun kehidupan manusia yang jauh dari
perilaku syirik dan tidak mengenal penganiayaan,
penindasan, dan kezaliman, sehingga kehidupan
menjadi penuh dengan keadilan, kebebasan yang
terbimbing, jauh dari sifat iri, dengki, tamak, serta
penuh dengan cinta kasih
Agama berfungsi untuk menuntun akal dan nafsu
yang dimiliki oleh setiap manusia agar berjalan
dengan benar dan meraih kehidupan yang baik
dan benar
SISTEMATIKA AJARAN ISLAM
Aqidah

Muamalat
Duniawiyat Islam Akhlak

Ibadah
SISTEMATIKA AJARAN ISLAM
Ajaran Islam terdiri dari:
1. Aqidah: berisi hal-hal pokok terkait dengan
keyakinan terhadap Allah SWT
2. Akhlaq: berisi panduan berperilaku, baik antara
manusia dengan Allah maupun manusia dengan
manusia
3. Ibadah: berisi mengenai tata cara mendekatkan
diri kepada Allah SWT
4. Muamalat Duniawiyat: berisi panduan mengenai
bagaimana pengelolaan kehidupan manusia
secara umum dalam kehidupan dunia
SISTEMATIKA AJARAN ISLAM
Ke empat pokok ajaran Islam tidak berdiri sendiri,
tetapi saling terkait dan mempengaruhi satu
sama lain untuk kesempurnaan Islam
Ke empat pokok ajaran memberikan pengaruh
yang sama bagi kebermaknaan Islam sebagai
agama bagi kehidupan manusia
Ke empat pokok ajaran Islam tidak bisa dilakukan
satu persatu tanpa terkait dengan yang lain,
kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia
dapat mengamalkan ajaran pokok tersebut secara
bersama dan semaksimal mungkin (sekuat
tenaga)

Anda mungkin juga menyukai