Anda di halaman 1dari 5

1.

Perilaku beragama menurut Humanistik


1)      Pengertian Agama

http://www.updatekeren.com/2013/09/pengertian-agama-definisi-agama-
secara.html Kalau menurut menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia definisi agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

Diketahui, bahwa sebenarnya kata agama berasal dari bahasa


sanskerta āgama yang berarti “tradisi”. Istilah lain yang memiliki makna
identik dengan agama adalah religi yang berasal dari bahasa
latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Mengikat di sini maksudnya adalah dengan ber-religi maka
seseorang akan mengikat dirinya kepada tuhan.

Pengertian agama menurut para ahli :

Menurut Durkheim definisi Agama adalah merupakan suatu sistem yang


terpadu terdiri atau kenyakinan dan praktek yang berhubungan dengan
hal-hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalamsuatu
komunitas moral yang di namakan umat.

Menurut prof Dr.m. Drikarya definisi Agama adalah kenyakinan adanya


suatu kekuatan supranatural yang mengatur danmenciptakan alam dan
isinya.
Menurut H. Moenawar Chalil definisi Agama adalah perlibatan yang
merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungandengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi otos pengakuannya.
Menurut Hendro Puspito definisi Agama adalah sistem nilai yang mengatur
hubungan manusia dan alam semesta yangberkaitan dengan keyakinan.

Agama muncul karena adanya manusia, Manusia merupakan makhluk


yang yang diberikan kesempurnaan berupa fitrah sebagai motivator
intrinsik  untuk mencapai rasa atau naluri ingin tahu pada suatu hakikat
relaitas kehidupan, karena dengannya manusia memiliki dorongan untuk
memiliki rasa ketenteraman jiwa. Agama hanya bisa terlihat
sebagai agama dalam arti berdampak pada perubahan manusia secara utuh
jika ada manusia yang menjadi penganut atau umatnya. Agama tak berarti
apa-apa jika tidak ada umatnya. Agama akan menjadi sekedar kumpulan
orang-orang yang menjalankan suatu sistem ajaran jika tidak dijalankan
oleh penganutnya. Agama akan mempunyai faedah jika para penganutnya
menjalankan serta mengaplikasikan ajarannya dengan baik dan benar
dalam hidup dan kehidupan setiap hari.
Lalu mengapa manusia beragama? Jawaban sederhananya adalah karena
manusia mempunyai naluri religius untuk menyembah sesuatu di luar
dirinya sebagai suatu ketundukan pada kekuasan yang superior artinya
sebagai daya penentu kehidupan manusia yaitu sebuah ikatan yang
menyatukan pikiran manusia dengan pikiran misterius yang menguasai
dunia dan diri yang dia sadari, dan dengan hal-hal yang menimbulkan
ketenteraman bila terikat dengan hal tersebut.

Namun, jika ditelaah lebih mendalam, maka alasan-alasan manusia


beragama ternyata tidak sederhana. Ada banyak faktor yang menjadikan
manusia ataupun seseorang beragama sekaligus mengembangkan pola-
pola keberagamaannya. Pada umumnya, manusia beragama di dalamnya
ada upaya sungguh-sungguh untuk menyembah dan percaya kepada Tuhan
sebagai pusat keyakinannya, karena berbagai alasan. Misalnya, alasan atas
keterbatasan dan ketidakmampuan psikologis. Manusia merasa tidak
mempunyai kepastian masa depan karena tak mampu mengikuti
perubahan, sehingga mengalami stagnasi berpikir, kemudian melarikan
diri kepada hal-hal rohaniah.

           Di samping semua hal tersebut, ada orang yang menjadi pemeluk
atau umat salah satu agama dengan alasan-alasan khas, misalnya ingin
memberi pengaruh positif pada hidup dan kehidupan secara pribadi dan
anggota masyarakat serta ikut ambil bagian dalam pembangunan serta
perbaikan masyarakat melalui berbagai bidang hidup dan kehidupan. Atau
pun ajaran agama menjadikan manusia mempunyai sikap moral dan etika
yang baik, sehingga mampu membangun relasi antar sesama dengan penuh
tanggungjawab, mendorong seseorang untuk berbuat kebajikan,
membantu, menolong, memperhatikan sesama manusia berdasarkan cinta
kasih.

2)      Pentingnya Agama dalam Kehidupan

http://makalah73.blogspot.com/2012/12/pentingnya-agama-bagi-
kehidupan.html

Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya


agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak
sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Dan sangatlah
dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja di masa primitif dulu
sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman
modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian maju.

Berikut ini adalah sebagian dari bukti-bukti mengapa agama itu sangat
penting dalam kehidupan manusia.

1. Karena agama sumber moral.


2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik
di kala suka maupun di kala duka.
3)      Perilaku beragama menurut Humanistik

Konsepsi berbagai masyarakat dan ideologi dunia mengenai humanisme


terbagi dengan berbagai macam aliran dan pandangan yang berbeda.
Secara garis besar, konsepsi itu terbagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok yang mengagungkan manusia secara berlebihan sehingga
mendewakannya dan konsep merendahkan manusia sebagai makhluk yang
hina dan berdosa. Pandangan yang mengagungkan manusia secara
berlebihan misalnya dijumpai dalam peradaban Yunani lama. Peradaban
itu mengemabangkan ajaran humanisme yang kuat, dibangun atas dasar
naturalisme yang berlebihan, sehingga terjadi pendewaan terhadap
manusia. Yang menganggap rendah terhadap manusia misalnya kelompok
masyarakat yang selalu menonjolkan pandangan bahwa manusia itu adalah
makhluk yang lemah, penuh dosa, hina dan pandangan negatif lain yang
tidak terpuji.

Humanisme dalam Islam ditegakkan di atas dasar kemanusiaan yang


murni diajarkan al-Qur’an. Konsepsi Islam mengajarkan pada umatnya,
bahwa Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidaklah
menciptakan manusia dengan sia-sia. Dia telah mengaruniakan panca
indera, akal dan fikiran serta menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya, sempurna lahir dan bathin. Humanisme dalam ajaran
Islam tidaklah bersifat ekstrim seperti kedua pandangan di atas. Ia tidak
mendewakan manusia dan juga tidak merendahkannya, Islam
menempatkan manusia pada proporsi sebenarnya. Manusia merupakan
makhluk yang menerima amanah Tuhan agar dapat mengelola alam
semesta (Khalifah) bagi kesejahteraan bersama. Dengan demikian manusia
menjadi makhluk yang paling baik dan sempurna, apabila melaksanakan
amanah tersebut. Sebaliknya ia akan menjadi makhluk yang hina apabila
menghianati amanat itu dan berbuat kerusakan di muka bumi.

Menurut pandangan Islam, mulia atau rendahnya menusia tidak terletak


pada wujudnya semata sebagai makhluk Tuhan, akan tetapi terletak juga
bagaimana ia dapat menjadikan dirinya bermanfaat bagi sesama makhluk.
Apabila manusia beriman kepada Allah dan berbuat kebajikan sehingga
mereka mampu berbuat banyak dalam mengelola alam maka ia menjadi
makhluk terbaik. Sebaliknya apabila manusia ingkar dan berbuat
kerusakan di muka bumi serta menghianati amanat yang luhur itu akan
tercampak dalam kehinaan dan kenistaan. Amanat Allah yang diberikan
kepada manusia adalah merupakan landasan yang kokoh baginya agar
berkiprah dalam kehidupan ini sehingga menjadi makhluk yang terbaik.
Manusia sajalah yang dapat menduduki derajat yang tinggi itu, karena
tidak ada makhluk lain yang dapat melaksanakan amanat yang agung itu.

Prilaku Humanisme dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip yang


nyata, fitri dan rasional. Ia melarang mendewakan manusia atau makhluk
lain dan juga tidak merendahkan manusia sebagai makhluk yang hina dan
berdosa. Humanisme dalam ajaran Islam didasarkan pada hubungan
sesama umat manusia, baik hubungan sesama muslim ataupun hubungan
dengan umat lainnya. Humanisme Islam didasarkan pada :

 Saling mencintai, kasih sayang dan menjaga


kebersamaan.“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.
(Q.S. al-Hujarat : 10). “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan mereka, kecuali bisikan dari orang yang menyuruh
manusia bersedekah, atau berbuat yang ma’ruf atau
mengadakan perdamaian diantara manusia”.(Q.S. al-Nisa : 114).
 Berpegang teguh pada agama Allah, tidak berselisih, tidak bercerai
berai dan selalu menghindari permusuhan. “Dan berpegang
teguhlah kepada tali (agama) Allah dan jangan bercerai
berai….”. (Q.S. Ali Imran : 103). “Janganlah kamu saling
bermusuhan yang menyebabkan kamu menjadi lemah dan hilang
kekuatanmu dan bersabarlah….” (Q.S. al-Anfal : 46).
 Menjalin hubungan dengan umat lain yang tidak memusuhi umat
Islam dengan jalan saling kenal mengenal, saling berbuat baik dan
saling bersikap adil. “Wahai manusia sesungguhnya Kami
menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
serta menjadikan kamu berbagai bangsa dan suku agar kamu
saling kenal mengenal…”(Q.S. al-Hujarat : 13). “Allah tiada
melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (Q.S. al-
Mumtahanah :8).
 Menjamin kebebasan beragama. “Tidak ada paksaan untuk
memasuki agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
dari jalan yang salah”. (Q.S. al-Baqarah : 256).
 Saling menghormati dan menjunjung kehormatan diri serta
memelihara hak bersama.
4)      Manfaat perilaku beragama menurut pendekatan humanistik ialah:

http://erlanmuliadi.blogspot.com/2011/05/pendekatan-psikologi-dalam-
pengkajian.html
Bahwasanya manusia adalah makhluk yang positif, manusia bisa memilih
ingin menjadi seperti apa, dan tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dalam
hal ini manusia bisa memilih akan menjalankan agama yang dianut seperti
apa, mengikuti perasaan hati dan kesadaran atas apa yang dia kerjakan.
Humanisme Islam memiliki dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
Humanisme ini bertolak dari faham teoantroposentrisme. Dimensi vertikal
(h}ablun min Alla>h) berupa hubungan baik kepada Allah dengan cara
mengabdi pada kekuasaan tertinggi  untuk  membangun hati yang baik
guna mencegah kesombongan. Dimensi vertikal ini mengharuskan manusia
mengabdi kepada Allah sedangkan dimensi horizontal (h}ablun min al-
na>s) berupa hubungan baik kepada sesama manusia dan alam semesta
sehingga muncul nilai keadilan, kasih sayang, dan nilai lain sebagai akhlak
mulia. Itulah sebabnya akhlak menjadi inti ajaran humanisme Islam.

Humanisme Islam adalah jalan tengah, yaitu harmonisasi antara dimensi


material dan dimensi spiritual, dimensi fisik dan psikis, dimensi dunia dan
akhirat. Melupakan kehidupan duniawi itu tidak menonjolkan materi tetapi
menghancurkan diri sehingga menjadi miskin dan bodoh. Hal ini
merupakan tindakan dehumanis. Dimensi spiritual menjadi pengendali
nafsu manusia untuk tidak berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menghancurkan harkat dan martabat manusia. Dari sinilah ditentukan
nilai-nilai humanisme dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai