Anda di halaman 1dari 44

HUBUNGAN ETIKA DAN AGAMA

I.
-

PENDAHULUAN
Agama adalah sumber nilai-nilai etika yang tak pernah
kering, karena agama melihat hakikat manusia pada
perbuatan baiknya.
Dalam agama, tinggi rendah seseorang tidak ditentukan
oleh harta, ilmu ataupun kekuasaan. Tetapi ditentukan
sepenuhnya oleh perbuatan baik atau taqwanya dan
seberapa jauh nilai-nilai etika menjiwai dan mewarnai
tindakannya.

Agama untuk manusia dengan sendirinya etika atau


moralitas menjadi salah satu ajaran yang sangat
penting, semua agama memerintahkan pemeluknya
berbuat baik dan melarang berbuat jahat.

Etika agama pada dasarnya mengatur hubungan


manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
sesamanya dan dengan dirinya, hubungan manusia
dengan alam disekitarnya, serta hubungan manusia
dengan kebudayaan (ciptaannya).

II. DEFINISI DAN PENGERTIAN


1. Kata Etika berasal dari 2 kata Yunani : ethos yang berarti adat,
budi pekerti (akhlak manusia dan mores (kesopanan masyarakat).
2. Etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai baik
dan jahat, yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan
seseorang, yang dilakukan dengan penuh kesadaran berdasarkan
pertimbangan pemikirannya.
3. Pengertian etika adalah telaahan dan penilaian kelakuakn manusia
ditinjau dari kesusilaannya.
4. Etika kedokteran :
a. Etika jabatan kedokteran (Medical ethic = mores). menyangkut
masalah yang berhubungan dengan sikap para dokter terhadap
sejawat, para pembantunya serta terhadap masyarakat dan
pemerintah.
b. Etik asuhan kedokteran (ethics of medical care = ethos) adalah
peraturan tentang sikap dan tindakan seorang dokter terhadap
penderita yang menjadi tanggungjawabnya.

5 Persoalan etika adalah persoalan yang berhubungan


dengan eksistensi manusia dalam segala aspeknya, baik
individu
maupun
masyarakat,
baik
dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia
dan dirinya, maupun dengan alam sekitarnya, baik
dalam kaitannya dengan eksistensi maupun dibidang
sosial, ekonomi, politik, budaya maupun agama.
6. Kesusilaan yang baik merupakan ukuran kesusilaan
yang disusun bagi diri seseorang atau merupakan
kumpulan keharusan, kewajiban, yang dibutuhkan
oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu
bagi anggota-anggotanya.
Kesusilaan disini yang didasarkan pada agama,
sehingga bilamana yang berkuasa itu agama, maka
agama menjadi guru etika.

7. Dalam kehidupan masyarakat selalu terjadi konflik


dalam berbagai aspek kehidupan.
Konflik tersebut biasanya bersumber dari :
- Perbedaan kepentingan dan pandangan ideologis.
- Pandangan mengenai nilai-nilai etika baik etika
kelembagaan (adat istiadat, kode etik profesi, maupun
nilai-nilai etika yang fundamental dan universal seperti
HAM dan perikemanusian yang beradab).

III. HAKIKAT BAIK DAN JAHAT

Secara etis makna baik mengarah kepada :


persetujuan, anjuran, keunggulan, kekaguman, dan
keselarasan.
Lebih jauh lagi bermaksud menyampaikan sesuatu
yang : ramah; menguntungkan; disukai; jujur; dan
terpuji.
Kejahatan bermakna sebaliknya : Sesuatu yang
secara moral jelek atau tidak dapat diterima.
Unsur utama dari kejahatan pada dasarnya terletak
pada prosesnya yaitu menunda atau menolak
tercapainya
tujuan
ideal,
kebahagian
dan
kesejahteraan, baik individu maupun sosial.

Dilihat dari nilai-nilai etika, hakikat baik dan jahat itu


bersifat universal dan absolut.
Contoh : - membunuh bayi jahat
- menghormati Ibu baik
- Menghormati tamu yang bermaksud baik
baik
Persoalan etika lebih berada pada dataran aplikatif. Dari
segi aplikasinya bisa terjadi perbedaan-perbedaan :
- Menghormati tamu bagi orang Arab memegang
kepala adalah suatu penghormatan, memegang
pantat adalah penghinaan.
- Bagi orang jawa memegang kepala bisa dianggap
merendahkan.

Pembunuhan bayi untuk menyelamatkan ibunya,


dalam dilema medik untuk memilih salah satu
ibunya atau anaknya masih dapat dimengerti.

Dalam konsep filsafat Islam : Baik disebut al maruf,


jahat disebut al munkar.
nilai-nilai baik dan jahat bersifat universal.
Kita diperintahkan untuk melakukan yang baik dan
menjauhi/melarang tindakan yang jahat.
Al-Quran 3:104 : (Ali-Imran)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat
yang mengajak kebaikan, menyuruh kepada al maruf
dan mencegah dari al munkar, dan merekalah orangorang yang beruntung.

Dalam data aplikatif kelonggaran hukum yang


berlaku hanya dalam keadaan darurat.
Al-Quran 2:173 (Al-Baqarah) : Sesungguhnya Allah
mengharamkan bagi kami bangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang disembelih dengan tidak menyebut
nama Allah, maka barang siapa terpaksa dan tidak
menginginkannya, dan tidak pula melebihi batas, maka
tidaklah itu berdosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al-Quran 5:3 (Al-Maidah) : Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan, bukan sengaja berbuat dosa,
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.

IV. ETIKA DALAM KONSEP FILSAFAT ISLAM

Etika agama pada dasarnya mengatur hubungan


manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
sesamanya dan dengan dirinya, hubungan manusia
dengan alam di sekitarnya serta hubungan manusia
dengan kebudayaan (Ciptaannya).

1.

Etika Hubungan Manusia dengan Tuhan


Hubungan antara makhluk dengan al-Khaliq.
Manusia tidak mempunyai otoritas kekuasaan dan
wewenang sedikitpun terhadap Tuhan.

Manusia tunduk dan patuh pada hukum-hukum


Allah. Al-Quran 51:56 (Az-Zariyat): Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka taat kepadaku.
Al-Quran 13:5 (Ar-Rad) : Dan apa yang ada di
langit
bumi terhadap
semuanya
tunduk
kepada
Tuhan,
Posisi dan
manusia
Allah
adalah
lemah,
fakir,
mau
terpaksa
demikian
juga bayang-bayang
tidakatau
berkuasa,
tidak
bisa menolak
atau meniadakan
mereka
Allah. diwaktu pagi dan petang.
Allah menurunkan wahyu melalui para NabiNya, dan
menjelaskan hukum kehidupan semuanya, sematamata untuk kepentingan manusia sendiri, dan
merupakan wujud kasih sayang atau Rahman RahimNya.

2. Etika Hubungan manusia dengan Sesamanya dan


Dirinya
Posisi manusia terhadap sesamanya adalah sama dan
sederajat, yang membedakan amal perbuatan atau
taqwanya.
Perbedaan hak dan kewajiban seseorang individu
dalam kehidupan sosial, lebih disebabkan karena
perbedaan tugas dan pekerjaan atau profesinya.
Perbedaan-perbedaan :
- Sifat fungsional dan profesional
- Tidak abadi dan tidak mutlak.

Kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang


lain. Etika untuk saling menghargai dan menghormati
hak-hak orang lain menjadi dasar dan landasan bagi
berlangsungnya hubungan dan komunikasi sosial yang
sehat, dimana tidak ada pemaksaan dan diskriminasi
berdasarkan kemestian hidup yang menjadi bawaan
kodrati : Ras, suku, agama, pandangan hidup.
Al-Quran 2 : 256. (Al-Baqarah)
Artinya : Tidak ada paksaan dalam agama, karena
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan
yang salah.
Al-Quran 109: 4-6 (Al-Kafirun) : Dan aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
akan menyembah Dia yang aku sembah, untuk kamu
agamamu dan untuk aku agamaku.

Setiap orang mempunyai jalan imanya sendiri-sendiri.


Al-Quran 10:99 (Yunus)
Etika agama melarang masing-masing, baik individu maupun
kelompok untuk menghina dan merendahkan satu dengan yang
lainnya, karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna.
Al-Quran 49:11 (Al-Hujarat) : Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang direndahkan lebih baik dari mereka yang
merendahkan.
Janganlah
pula
sekumpulan
perempuan
merendahkan kumpulan perempuan yang lain, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik dari mereka, janganlah kamu suka
mencela bangsamu, dan janganlah memanggilkan gelar yang
mengandung ejaan jahat sudah beriman itulah nama yang amat
busuk! Siapa yang tidak kembali (berhenti dari kesalahannya
mereka) itulah orang-orang yang bersalah.

3. Etika Hubungan Manusia dengan Alam

Manusia dan alam pada hakikatnya mempunyai


kedudukan yang sama, bahkan bagian dari diri
manusia terbentuk dari unsur-unsur alam.
Al-Quran 2:29 (Al-Baqarah) Dialah Tuhan yang
menciptakan apa yang ada dimuka bumi seluruhnya
untuk kamu, kemudian Dia langit lalu dibuatnya tujuh
langit dan Dia Maha Tahu atas segala sesuatu.
Al-Quran 11:61 (Hud) Dia yang menjadikan kamu
dari
bumi,
dan
menempatkan
kamu
untuk
memakmurkannya, sebab itu mohonlah ampun kepadaNya, kemudian bertobatlah, sesungguhnya Tuhan-ku
amat dekat dan memperkenankan doa.

Manusia dilarang Tuhan untuk membuat kerusakan di


muka bumi ini, karena kerusakan itu akan berakibat
kerusakan bagi sumber kehidupan sendiri.

Al-Quran 7 : 56. (Al-Araf)


Artinya : Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah diadakan perbaikan dan mohonlah
Kepada Tuhanmu dengan perasaan takut dan penuh
harap, sesungguhnya rakhmat Tuhan itu dekat kepada
orang-orang yang berbuat kebaikan.

4. Etika Hubungan Manusia dengan Ciptaannya


Manusia pada dasarnya memegang otoritas dan kekuasaan
yang
penuh,
artinya
manusia
sepenuhnya
bertanggungjawab untuk apa semua ciptaannya itu akan
diperbuat.
Etika agama memandang semua ciptaan manusia adalah
sebagai alat untuk mempermudah dan membuat
kehidupannya lebih nyaman, serta untuk mempercepat
pencapaian tujuan kehidupannya.
Alat tidak selayaknya berubah menjadi tujuan, bahkan
dipertuhankan.
Contoh : - uang di jaman modern
- patung (berhala) jaman dahulu kala
- Ilmu dan teknologi
- Ideologi dan partai politik
- Institusi aliran keagamaan

Al-Quran 24 : 53. (An-Nur)


Artinya : Tidaklah kau perhatikan orang yang
menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya. Engkaulah
yang menjadi penjaganya ? Atau apakah engkau
mengira bahwa kebanyakan mereka mendengar atau
menggunakan aqal ? Tidak ! Mereka adalah seperti
binatang ternak, bahkan lebih tersesat jalannya.

V. KODE ETIK KEDOKTERAN


1. Umum
a. International Code of Medical Ethics
Muktamar Ikatan Dokter Se-dunia (World
Medical Association) ke-3 di London 1949.
b. Islamic Code of Medical Ethics.
12-18 Januari 1981 di Kuwait, The First
International Conference on Islamic Medicine
di Kuwait dihadiri 30 negara.
c. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
SK. Menkes No. 434/MENKES/SK/X/1983
tanggal 28 Oktober 1983.

2. Harapan
Harapan dari pengetahuan Etik Kedokteran
dihubungkan dengan agama, dalam hal ini agama
Islam :
a. untuk setiap dokter muslim, diharapkan
mendapatkan cahaya petunjuk untuk melakukan
kegiatan profesinya dalam lingkungan ajaran Islam.
b. Untuk mahasiswa kedokteran dan para medis.
Mendapatkan pandangan masa depan, sehingga
memasuki gerbang kehidupan profesinya dengan
pengetahuan tentang apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh dilakukan, sebagai persiapan yang baik
untuk menghadapi bermacam-macam tekanan,
kesulitan dan ketidakpastian.

c. Untuk ilmuwan kedokteran :


Sebagai kemudi yang mengarahkan usaha-usaha
mereka memajukan ilmu dan teknologi kedokteran
untuk kesejahteraan manusia dan bukan untuk
bahaya atau kerusakan.
d. Untuk sejawat kaum non muslim :
Memandang masalah ini sebagai pengetahuan dari
kehendak Allah, menciptakan manusia dan
perbuatannya.

3. Ciri-Ciri Dokter (Menurut Agama Islam)


Harus beriman kepada Allah
Harus dikaruniai kebijaksanaan dan kemampuan
memberi peringatan
Harus tenang sekalipun waktu kritis, rapih
menimbulkan rasa hormat
Harus mengetahui dengan tepat kehidupan dan
kematian
Harus memiliki tauladan yang baik janganlah
tanganmu menjerumuskan engkau ke dalam
kebinasaan (Al-Baqarah:195)

Harus jujur dalam berbicara, menolong dan


memberi pengakuan.
Dosa-dosa besar, yaitu menyekutukan Allah,
membunuh manusia, durhaka kepada kedua
orangtua. Setelah itu beliau berkata : maukah
kamu saya beritahu dosa-dosa yang paling besar.
Beliau meneruskan berkata memberi kesaksian
palsu (HR. Anas).
Harus memiliki :
- Pengetahuan tentang Undang-Undang
- Suka beribadah
- Pokok-pokok fikih memberi nasihat kepada
pasien tentang kesehatan, Dan kaitannya dengan
ibadah

Harus berusaha menghindari sumber obat-obatan,


cara pembedahan/perbuatan yang dilarang agama.
Sebagai fasilitator Allah untuk memelihara
kehidupan dan kesehatan.
Harus mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan.

4. Hubungan dokter dengan dokter


Saudara dan TS
Dan bertolong-tolonglah kamu dalam mengerjakan
kebaikan dan amal saleh, tetapi janganlah
bertolong-tolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran (Al-Maidah: 2).
Secara bersama-sama
Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan
bangsa
Bertanggung jawab membuat rencana-rencana
dan mengambil tindakan.

Harus menghormati kekurangan TS


Saling menguatkan, tidak bersaing, bekerja sama
dengan jujur demi kepentingan bangsa.
Jika ragu-ragu rujuk dokter spesialis.
Bertanyalah kamu kepada orang-orang yang pandai
bila kamu tidak mengetahui. (Al-Anbiyaa : 7)
TS
yang lebih muda supaya meningkatkan
pengalaman, ilmu dan kepandaian yang lebih senior.
Apabila mati seorang anak Adam, maka putuslah
semua amalnya, kecuali tiga : sedekah yang berjalan
terus, ilmu yang diajarkannya dan masih bermanfaat
bagi orang lain atau anak yang selalu mendoakannya
( HR. Muslim)

Salah seorang TS sakit harus saling


membantu
Zaman
sekarang perawatan kesehatan
dilakukan oleh satu Tim (Grup)

5. Hubungan Dokter dengan Pasien


Kesehatan penderita harus menjadi tujuan.
Tidak membedakan pasien satu dengan yang
lainnya.
Tarif dokter :
- Hak yang sah
- Menghormati batasan profesinya.

Keadaan darurat
Kewajiban dokter untuk merawatnya.

6. SUMPAH DOKTER

1. Sumpah yang dibenarkan oleh agama Islam :


a. Bersumpah dengan nama Allah tidak dengan yang
lainnya.
b. Boleh mengerjakan sumpah bilamana dalam
kebenaran dan dalam urusan penting
c. Jangan menganggap sumpah itu sebagai suatu
yang dapat dimain-mainkan.

Kita lihat dari Hadist Rosul :


1) Ketahuilah, bahwa Allah melarang kamu
bersumpah dengan (pakai nama) Bapak-Bapak kamu
lantaran itu barang siapa mau bersumpah, hendaklah ia
sumpah dengan (pakai nama) Allah, atau ia diam.
(H.S.R. Muslim).
2) Janganlah kamu bersumpah dengan (pakai nama)
berhala-berhala dan jangan dengan nama BapakBapak-mu. (H.S.R. Muslim).
3) Barang siapa bersumpah dengan selain dari nama
Allah, sesungguhnya musyriklah ia. (H. Hasan Riwayat
Tirmidzi).
4) Janganlah kamu sumpah, melainkan dengan
(memakai nama) Allah, dan janganlah kamu sumpah,
melainkan apabila kamu benar. (H.R. Nasaai).

3. Orang yang bersumpah palsu :

a. Al-Quran (Al-Imron Ayat 77)


Sesungguhnya orang-orang yang menjual
perjanjian kepada Allah dan sumpah-sumpah
mereka dengan harga yang murah itu, mereka
tidak akan mendapat ganjaran di akherat dan
Allah tidak akan beromong kepada mereka, serta
Allah tidak akan lihat kepada mereka pada hari
kiamat dan ia tidak akan membersihkan mereka,
dan adalah bagi mereka adzab yang pedih.
b. H.S.R. Bukhari
Barang siapa bersumpah satu sumpahan yang
diwajibkan atasnya yang dengan sumpah itu, ia
ambil kata seorang muslim, maka ia akan bertemu
dengan Allah dengan keadaan Allah murka
kepadanya.

c. H.S.R. Bukhari
Dosa-dosa yang besar itu, ialah menyekutukan
Allah,
durhaka kepada dua ibu bapak, membunuh diri dan sumpah
palsu.
d. H.R. Abu Daud
Barang siapa bersumpah satu sumpahan yang
diwajibkan
dengan dusta, maka hendaklah ia ambil
tempat
kedudukannya di api neraka.
Maka melihat dari orang yang bersumpah palsu (melanggar
sumpah), sesuai ayat suci Al-Quran dan hadist :
1) Mereka tidak akan mendapat ganjaran di akherat, dan
bagi mereka adzab yang pedih
2) Ia akan bertemu dengan Allah yang murka kepadanya
3) Sumpah palsu merupakan dosa yang besar
4) Ia ambil tempat berkedudukannya di api neraka

7. ABORSI
A. Medis : - Berhentinya kehamilan sebelum 28 minggu
Macam Abortus :
1) Abortus Spotaneus
2) Abortus Provocatus :
a) Abosrtus artificialis therapicus
b) Abortus provocatus criminalis

B. Aborsi Menurut Hukum Islam


1) Tahapan-tahapan janin (H.R. Imam al Bukhari dari Abdullah bin Masud) :
a. Proses pertama bibit yang telah dibuahi dalam rahim (40 hari)
b. Menjadi Alaqah (40 hari)
c. Menjadi mudgah (40 hari)
d. Allah memerintahkan malaikat menulis 4 hal :
- Amalnya
- Rezekinya
- Ajalnya
- Nasibnya
Setelah 120 hari (minggu 18) menjadi mahluk hidup (ditiupkan roh)
Surat Al-Muminun (23) ayat 14. kami jadikan dia mahluk yang
(berbentuk) lain

2)

Aborsi Sebelum Ditiup Roh


Perbedaan pendapat ulama fikih :
1)
Dibolehkan mutlak tanpa uzur sama sekali
(Mazhab Zaidiah, sebagian Mazhab Hanafi dan
sebagian Mazhab Syafii).
2)
Dibolehkan apabila ada uzur, makruh
hukumnya
kalau tidak ada uzur. (Mazhab
Hanafi dan sebagian Mazhab Syafii).
3)
Hukumnya makruh secara mutlak (Mazhab
Maliki)
4)
Haram, karena air mani apabila telah
menetap di
dalam rahim, meskipun belum
melalui masa 40
hari, tidak boleh dikeluarkan.
(Mazhab Maliki dan sebagian Mazhab Az-Zahiri)

3) Aborsi Setelah Ditiupkan Roh


Hukumnya haram :
- Surat Al-Isra (17) ayat 31
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu
karena takut kemiskinan
- Ayat 33 Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar

4) Aborsi Karena Darurat


- Hukumnya mubah (boleh) (H.R. Imam Ahmad bin
Hambali dan Imam Ibnu Majah)
- Tidak terkait dengan keadaan darurat hukumnya
haram.
(Surat An-Nahl (16) ayat 58-59) artinya :
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya dan dia sangat marah. Ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak
disebabkan buruknya berita yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan
menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya
kedalam tanah hidup-hidup. Ketahuilah alangkah
buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

8. Profesi dokter/praktek kedokteran merupakan fardhu


kifayah.
- Fardhu
kifayah (kewajiban kolektif) artinya
diwajibkan kepada semua orang yang dapat
berperang, tetapi apabila sudah dilaksanakan oleh
sebagian umat Islam dan musuh dapat dihalau atau
kemenangan dapat dicapai, atau terjadi perjanjian
damai antara dua kelompok yang berseteru, kewajiban
itu gugur bagi kaum muslimin lainnya.
- Fardhu Ain (Kewajiban individual) : Melaksanakan
kewajiban sebagai istri, anak mengabdi kepada orang
tua.

9. EUTANASIA
- Tindakan mengkahiri dengan sengaja
kehidupan seseorang agar ia terbebaskan
dari kesengsaraan yang diderita.
- Mempercepat kematian dalam terminologi
Islam tidak dikenal.
Surat Yunus (10) ayat 49 : Apabila telah
datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
(pula) mendahulukannya.

Eutanasia : Aktif dan Pasif


1) Eutanasia aktif : tindakan seseorang dokter
mempercepat proses kematian pasien dengan
memberikan suntikan kedalam tubuh pasien
tersebut.
2) Eutanasia pasif : tindakan dokter berupa
pengehentian penyakit pasien yang menderita
sakit keras, yang secara medis sudah tidak
mungkin lagi dapat disembuhkan.

1)
2)

Eutanasia menurut KEK dan UU


Deklarasi Lisboa tahun 1981
Eutanasia merupakan hak bagi pasien yang
menderita sakit yang tidak bisa
disembuhkan.
Tetapi dokter tidak diperkenankan
melakukan upaya aktif untuk memenuhi
keinginan pasien :
Karena persoalan KEK
Menghilangkan nyawa orang lain dalam
perundang-undangan merupakan tindak
pidana (tidak dibenarkan UU)

1)
2)
3)
-

Eutanasia menurut ajaran Islam


Dalam islam segala upaya atau perbuatan yang
berakibat matinya seseorang, baik disengaja
atau tidak disengaja, tidak dibenarkan, kecuali :
Pezina sudah berkeluarga dirajam sampai
mati
Seseorang yang membunuh seorang muslim
lainnya dengan sengaja
Seorang yang keluar dari Islam kemudian
memerangai Allah dan Rasulnya.
Eutanasia termasuk salah satu dari jarimah
(tindak pidana) dilarang oleh agama dan
merupakan tindakan yang diancam dengan
hukuman pidana.
Surat Al-Isra (17) ayat 33.

VI.

P E N U TU P

Anda mungkin juga menyukai