Anda di halaman 1dari 4

 Pengertian Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja
re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.

 Unsur agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:

 Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
 Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
 Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan
horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
 Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
 Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

 Ruang Lingkup Agama Islam

Secara garis besar ruang lingkup Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:

1. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)


Firman Allah:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Az Zariyat:
56)

Firman Allah:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)
2. Hubungan manusia dengan manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan,
perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gamabaran tentang ajaran yang
berkenaan dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran
kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling
menolong antara sesama manusia.

“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah: 2)

Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga manusia juga
disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah
asal.

Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan suatu
kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit, kecantikan/ketempanan atau
jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya.

3. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya


Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi
manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptak oleh Allah dengan sengaja
dan dengan hak.

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan
hak?” (QS. Ibrahim; 19)

Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah di muka bumi, namun
demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam diciptakan oleh Allah dan
diperuntukkan bagi kepentingan manusia.
 Sejarah Agama

Dalam studi sejarah agama-agama, yang menjadi sasaran penelitian adalah pengalaman
keagamaan pemeluk-pemeluk agama yang merupakan aspek insasiyah sebagai pemahaman dan
pengamalan ajaran agama. Pengalaman keagamaan ini adalah sejarah sebagai kultur manusia yang
dikenal sebagai ajaran yang bersifat historic. Jaran ini mungkin sama, mungkin juga berbeda.

Para ahli studi agama-agama, antara lain Joachim Wach mengatakan bahwa pendekatan studi agama
termasuk sejarah-agama-agama ada empat macam :
1. Historical Approach
2. Sosiological Approach
3. Psichological Approach
4. Phenomenological Approach

Sedangkan H.A. Mukti mengistilahkan dengan metodos. Menurutnya, ada enam metodos studi sejarah
agama-agama.
1. Metodos Philologis
2. Metodos Historis
3. Metodos Antropology
4. Metodos Volker Psychologie
5. Metodos Sosiology
6. Metodos Apology

Secara substantif, keduanya cenderung berfikir ke arah kerangka methodology pengkajian agama-agama
dengan meminjam istilah multidisiplin. Hanya saja, Wach memaparkan metodologi ke arah makro,
sedangkan Mukti Ali dalam artian mikro.

 Klasifikasi

Konsep klasifikasi agama sanga beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang yang digunakan.
Ada yang berangkat dari pandangan normative yang memunculkan aspek substansinya yang efeknya
akan lahir pembicaraan kebenaran agama. Umumnya, klasifikasi semacam itu di satu sisi memantapkan
keyakinan keagamaan, namun di sisi lain berefek adanya agama yang tersudutkan.

Klasifikasi agama yang cenderung deskriptif bernuansa obyektif dan bersifat terbuka menerima
keberadaan agama manapun. Klasifikasi semacam ini tergantung pada saudut pandangnya, namun
sangat terbuka dan universal.
 Pengertian Islam
Islam (Arab: al-islām, ‫ اإلسالم‬dengarkan (bantuan·info): "berserah diri kepada Tuhan")
adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaituAllah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang
pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama
Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ‫هللا‬,
Allāh).[4]Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk
kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi
dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul
terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

 Kriteria Aliran Sesat


Paham dan aliran yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah tersebut terus berkembang, dan mulai
merasuk kedalam sistim kekuasaan dan pemerintahan di Indonesia ini tanpa disadari oleh sebagian

besar umat Islam. Sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia pada tgl 6 November 2007 MUI telah
mengeluarkan 10 kriteria aliran atau paham yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
10 Kriteria dimaksud antara lain
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah,
seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan
kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai