Anda di halaman 1dari 3

1.

 Coba anda jelaskan tentang pengertian politik , dan anda kaitkan dengan agama !

Kata politik mengandung arti “berhubungan dengan warga masyarakat”. Para pakar
mendefinisikan politik sebagai segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan
kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau
mempertahankan, suatu
macam bentuk susunan masyarakat. Dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud politik
adalahbagaimana mengelola kekuasaan kebijakan dalam suatu negara yang berkaitan
dengan warganya.
Sedangkan agama dalam kamus diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribdatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia danmanusia serta lingkungannya.
Politik dan agama sama-sama berkaitan dengan bagaimana mengelola suatu urusan.
Dalam politik urusan itu terfokus kepada kekuasaan dan hubungan dengan sesama warga
masyarakat, sementara agama menjangkau lebih luas daripada urusan politik.

2. Apa makna bahwa agama adalah fitrah dari Allah SWT ?


Agama Islam adalah agama fitrah dengan alasan Islam adalah agama yang sesuai dengan
fitrah manusia. Islam adalah agama fitrah karena sesuai dengan kebutuhan manusia untuk
tunduk kepada Tuhan, dan dapat membimbing manusia kepada cara beribadah yang
benar.
Fitrah terkait dengan agama Islam. Fitrah dipandang dalam hubungannya dengan
Syahadat. Dalam pengertian ini Fitrah merupakan kemampuan yang telah Allah ciptakan
dalam diri manusia untuk mengenal Allah. Fitrah merupakan kebaikan, sebab agama
yang benar digambarkan sebagai fitrah Allah. Karena fitrah Allah dimasukkan dalam
jiwa manusia, maka manusia diciptakan dalamkeadaan dimana tauhid menyatu dengan
fitrah. Agar manusia tidak salah jalan maka Allah menurunkan kitab suci sebagai
petunjuk hidup agar selamat dunia akhirat serta Rasul sebagaipetunjuk petunjuk. Syariat
yang dibawa oleh Nabi merupakan cahaya petunjuk imam kepadaAllah SWT yang
diciptakan pada setiap manusia.
Fitrah merujuk pada agama Islam Dijelaskan dan didukung oleh ayat AL-Quran, QS. A-
Ruum/30:30, QS. Al-Maai'dah/5:48.Dalam Al-Quran tugas bagi setiap pribadi
untukmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengaktualisasian fitrah beragama
secara total.

3. Apa hubungan agama dengan tanggung jawab manusia ?

Manusia adalah makhluk merdeka yang mampu membuat pilihan dan berinisiatif.
Akibatnya adalah bahwa dia juga makhluk yang bertanggung jawab. Dengan kata lain
kebebasan manusia mengandung makna tanggung jawab. Artinya manusia akan
mempertanggung jawabkan pilihannya diakhirat kelak. Jadi manusia sendirilah yang
memilih untuk menyesuaikan atau menyimpang dari fitrahnya sebagai umat beragama.
Petunjuk yang jelas tentang hal tersebut adalah dalam surat al-ahzab/33:72. Yang
dimaksud amanah dalam ayat tersebut adalah amanah mengandung arti beban taklif atau
kebebasan untuk memilih, dan inilah yang hanya dimiliki oleh manusia. Dapat
disimpulkan bahwa Allah SWT telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk
menentukan jalan hidupnya.

4. Al-quran mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin persudaraan, kepada pihak
siapa saja persaudaraan tersebut harus di jalin ? Jelaskan !

Al-Quran menegaskan dalam surat Al-Hujaraat ayat 10 bahwa sesama mukmin adalah
bersaudara,
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujaraat 48:10)
Persaudaraan yang diperintahkan Al-Quran tidak hanya tertuju kepada sesama muslim,
namun juga kepada warga masyarakat yang non-muslim. Salah satu alasan yang
dijelaskan Al-Quran adalah bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka
berasal dari sumber yang satu seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Hujaraat ayat 13,
Artinya, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.”
(QS. Al-Hujaraat 49:13)
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu
aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Hal ini berarti
bahwa persaudaraan harus kita jalin kepada seluruh umat manusia. Namun, ada rambu-
rambu yang harus diperhatikan ketika menjalin persaudaraan dengan warga masyarakat
non-muslim.

5. Jelaskan bagaimana langkah kita untuk membangun persaudaraan dan toleransi di antara
Sesama muslim dan Non Muslim ?

Persudaraan yang diperintahkan Al-Qur'an tidak hanya tertuju kepada sesama muslim,
namun juga kepada sesama warga masyarakat yang non-muslim. Salah satu alasan yang
dijelaskan Al-Qur'an adalah bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka
berasal dari sumber yang satu.
Dalam kaitan inilah Al-Qur'an dan Agama Islam pada umumnya memberikan kode etik
dalam hubungan antar pemeluk agama. Beberapa kode etik tersebut antara lain:
1) Tidak Bertoleransi Dalam Aqidah
Dalam hubungan bermasyarakat Al-quran sangat menganjurkan agar umat Islam
menjalin hubungan tidak hanya dengan sesama muslim melainkan juga dengan warga
masyarakat yang non muslim. Namun toleransi tersebut bukan dalam hal Aqidah. Hal ini
secara tegas diisyaratkan oleh Al-Qur'an surat Al-Kaafiruun/109.
Artinya: "Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir *aku tidak akan menyembah apa yang
kalian sembah* dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah* dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah* dan kalian tidak pernah pula
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah* untukmu lah agamamu dan untukku lah
agamaku'.
Latar belakang historis surat ini oleh sementara ulama adalah berkaitan dengan peristiwa
dimana beberapa tokoh kaum musyrikin di Mekkah, seperti Al-Walid bin Al-Mughirah,
Aswad bin Abdul Muthalib, Umayyah bin Khalaf, datang kepada Rasul SAW.
Menawarkan kompromi menyangkut pelaksanaan tuntutan agama. Usul mereka adalah
agar Nabi SAW bersama umatnya mengikuti kepercayaan mereka, dan mereka pun akan
mengikuti ajaran Islam.
Inisiatif kaum musyrik tersebut ditolak oleh Rasulullah SAW karena tidak mungkin dan
tidak logis pula terjadi penyatuan agama-agama. Setiap agama berbeda dengan agama
yang lain dalam ajaran pokoknya maupun dalam perinciannya. Karena itu, tidak mungkin
perbedaan-perbedaan itu digabungkan dalam jiwa seseorang yang tulus terhadap agama
dan keyakinannya. Masing-masing penganut agama harus yakin sepenuhnya dengan
ajaran agama atau kepercayaannya. Selama mereka telah yakin, mustahil mereka akan
membenarkan ajaran yang tidak sejalan dengan ajaran agama atau kepercayaannya.
Kerukunan hidup antar pemeluk agama yang berbeda dalam masyarakat yang plural
harus diperjuangkan dengan catatan tidak mengorbankan Aqidah. Ungkapan ayat diatas
merupakan pengakuan eksistensi secara timbal balik, sehingga masing-masing pihak
dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlakkan pendapat
kepada orang lain sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masing-masing.
2) Tidak Menghina Simbol-Simbol Kesucian Agama Lain
Secara tegas ingin mengajarkan kepada kaum muslimin untuk dapat memelihara kesucian
agamanya dan guna menciptakan rasa aman serta hubungan yang harmonis antar umat
beragama. Manusia sangat mudah terpancing emosinya bila agama dan kepercayaannya
disinggung. Ini merupakan tabiat manusia, apapun kedudukan sosial dalam tingkah
pengetahuannya, karena agama bersemi didalam hati penganutnya, sedangkan hati adalah
sumber emosi. Berbeda dengan pengetahuan, yang mengandalkan akal dan pikiran.
Karena itu dengan mudah seseorang mengubah pendapat ilmiah ya, tetapi sangat sulit
mengubah kepercayaan nya walau bukti-bukti kekeliruan kepercayaan telah ada
dihadapannya.
Dengan berlandaskan kode etik diatas, Islam mendorong kaum muslimin untuk
berkejasama dengan pemeluk Agama lain.

Sumber referensi :

Ali Nurdin. Syaiful Mikdar. Wawan Suharmawan, MKDU4221 3 SKS/MODUL 1-9 Pendidikan
Agama Islam, Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai