Anda di halaman 1dari 2

Jawaban Diskusi 8

1. Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik
berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan
keyakinan bahwa seluruh aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-
ajaran agama; kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak
membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yang dipercayai mampu
memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang
transcendent.
Politik adalah sebuah bentuk dari seni guna untuk mendapatkan sebuah kekuasaan dengan
cara yang sesuai dengan konstitusi dan juga nonkonstitusi. Hubungannya antara agama
dengan politik tidak akan dipisahkan dikarenakan agama akan memiliki hubungan yang
terbentuk dengan politik. hal ini didasari pada sebuah kepercayaan yang ada pada sebuah
agama yang akan memberikan sebuah pengaruh terhadap hukum serta berbagai macam
bentuk perbuatan yang membuat dosa akan mendapatkan hukuman apabila melakukan
pelanggaran dari hal yang dilarang oleh agama.
Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi
hukum, perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak
legal. Seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat
melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga
kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah
pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk memberi legitimasi pada
kekuasaan politik.
Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan
agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Agama islam adalah agama fitrah. Artinya agama itu dirancang oleh Allah SWT sesuai
dengan fitrah atau sifat asli kejadian manusia. dengan demikian, pada diri manusia sudah
melekat (menyatu) satu potensi kebenaran (dinullah) Allah SWT menurunkan agama islam
dengan perantara nabi-nabi dan rosulNya, fitrah Allah menurunkan agama bawasanya Allah
menciptakan manusia beserta akal dan fikiran untuk menjalankan perintah-perintahnya dan
menjauhkan dari larangannya.

3. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yg dibekali ruh dan jasmani (yg berasal dari
tanah), dan dilengkapi potensi akal, hati dan jasad yg merupakan suatu kelebihan yg Allah
berikan dibanding makhluk lain. Karenanya Islam mengatur seluruh hidup manusia dan
memandang manusia dari berbagai dimensi secara komprehensif. Manusia selain diberi
kebebasan, juga diberi tanggung jawab sebagai hamba dan khalifah.

Sebagai makhluk, manusia diciptakan untuk melakukan berbagai aktifitas salah satunya
aktifitas kehalifahan yang harus bermuara dalam bentuk pengabdian kepada Allah, dengan
demikian manusia adalah makhluk yang bercorak theosentris, bukan bercorak anthroposentris
atau homosentris tetapi bercorak homo islamicus.
4. Al-Quran menegaskan dalam surat Al-Hujuraat ayat 10 bahwa sesama mukmin adalah
bersaudara, ayat tersebut

َ‫إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬.

artinya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah


antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
Persaudaraan yang diperintahkan Al-Quran tidak hanya tertuju kepada sesama muslim,
namun juga kepada warga masyarakat yang non-muslim. Salah satu alasan yang dijelaskan
Al-Quran adalah bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka berasal dari
sumber yang satu seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Hujaraat ayat 13 yang artinya, “Hai
manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengena. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah
namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Hal ini berarti bahwa
persaudaraan harus kita jalin kepada seluruh umat manusia. Namun, ada rambu-rambu yang
harus diperhatikan ketika menjalin persaudaraan dengan warga masyarakat non-muslim.

5. Sesama muslim :

 Menjalin kerukunan antar umat Islam


 Ber silaturahmi
 saling menasehati untuk kebaikan
 mengingatkan keburukan agar menjadi pribadi yang lebih baik
 Menjaga persaudaraan
 Non Muslim :

 Tidak memaksakan untuk menganut agama Islam


 Menghargai perbedaan agama
 bertoleransi dalam beribadah
 saling mengingatkan untuk beribadah
 tidak menggangu saat orang yang berbeda agama melaksanakan ibadah nya
 menghormati sesama umat beragama

Anda mungkin juga menyukai