Anda di halaman 1dari 16

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Khutbatul Akbar

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 021333303

Tanggal Lahir : 21 maret 1997

Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam MKDU4221

Kode/Nama Program Studi : Administrasi bisnis

Kode/Nama UPBJJ : 21 / bogor


Hari/Tanggal UAS THE : Rabu tanggal 07 juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Khutbatul Akbar


NIM : 021333303
Kode/Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam MKDU4221
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Administrasi Bisnis
UPBJJ-UT : 21 / bogor

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Rabu, 07 juli 2021
Yang Membuat Pernyataan

Khutbatul Akbar
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NOMOR 1

Di dalam Agama Islam kita dilarang untuk terlalu mengkultuskan dan memfanatik sesuatu terhadap golongannya yang
Kita ikuti. Agama islam juga tidak membedakan antara suku Ras etnis dengan lainnya, Dan antara perkumpulan
kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnnya, maupun dari bangsa satu dengan lainnya Islam melarang hal
itu.

Islam juga melarang kita membanggakan kesukuan Dan kelompok kita karena sikap tersebut bertentangan dengan
yang namanya prinsip dalam Islam yang menghargai perbedaan yang sudah alamin terjadi.

Perbedaan bukanlah alasan untuk saling memusuhi dan berpecah belah. Justru, perbedaan itu bermanfaat bagi
manusia demi menjalin silaturrahim antarmanusia. Perbedaan tercipta bukan untuk dipisahkan, melainkan untuk
saling mendekatkan.

Dan tidak ada satupun suku atau bangsa-bangsa yang lebih baik Dan mulia dari sebuah suku atau bangsa lainnya. Dan
tidak ada juga satu perkumpulan kelompok yang lebih bisa mulia dari kelompok lainnya karna semua sudah di atur.
Dan juga islam hanya membedakan makhluk ciptaannya dari sisi amal perbuatannya yang iya lakukan di dunia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


َ ُ ٰ ْ َ ‫ٰٰٓ َ ُّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ ٰ ُ ْ ِّ ْ َ َ َّ ُ ْ ٰ َ َ َ ْ ٰ ُ ْ ُ ُ ْ ً َّ َ َ ۤ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه‬
َ ‫ىك ْم ۗا َّن ه‬
‫اّٰلل َع ِل ْي ٌم خ ِب ْ ٌي‬ ِ ‫اّٰلل اتق‬ ِ ‫يايها الناس ِانا خلقنكم من ذك ٍر وانث وجعلنكم شعوبا وقبا ِٕىل ِلتعارفوا ۚ ِان اكرمكم ِعند‬

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. " (QS. Al-
Ḥujurat [49]:13)

Islam juga memandang manusia sama dan berasal dari satu keturunan, yakni Nabi Adam. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
ً َْ ََْ َ َ ٰ ٰ ْ َّ َ َّ َْٰ ْ ْ ْٰ َ ٰ ْٰٓ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ
۞ ‫ث اد َم َو َح َملن ُه ْم ِف ال َ ِّي َوال َب ْحر َو َرزقن ُه ْم ِّم َن الط ِّي ٰب ِت َوفضلن ُه ْم َعل ك ِث ْ ٍي ِّم َّم ْن خلقنا تف ِض ْيل‬ ِ ‫ࣖ ولقد كرمنا ب‬

"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan
kelebihan yang sempurna." (QS.Al-Isra' [17]:70)

Selain itu, kedatangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad juga telah menempatkan manusia pada kedudukan yang
semestinya sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makhluk lainnya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NOMOR 2

Rahmatan lil ‘âlamîn adalah prinsip utama dalam Islam. Secara spesifik al-Qur’an menyebut istilah tersebut dalam QS.
Al-Anbiyâ’ ayat 107. Namun, dalam kehidupan umat islam sendiri, istilah tersebut mengalami berbagai pemaknaan.
Tidak jarang umat islam, bahkan yang mengatasnamakan Islam sekalipun, justru tidak mencerminkan dari nilai yang
dikehendaki oleh semangat rahmatan lil ‘âlamin itu sendiri. Untuk itulah, mengapa kita perlu untuk bertanya, apa itu
rahmatan lil ‘âlamín?

Nabi Muhammad diutus Allah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjadi rahmatan lil ‘âlamín. Redaksi yang Al-
Qur’an gunakan adalah sebagai berikut,

َ َ ْ َ َْ َ َ
َ ‫اك إ ََّّل َر ْح َم ًة ل ْل َع َالم‬
‫ي‬ ِ ِ ِ ‫وما أرسلن‬

Artinya: “tidaklah saya (Allah) mengutusmu melainkan sebagai rahmatan lil ‘âlamîn.

Kata al-’âlamîn adalah bentuk plural dari kata ‘âlam. Dalam madzhab ahlussunnah wal jamâ’ah, ada sebuah definisi
bahwa ‘âlam adalah mâ siwâ Allah (segala sesuatu selain Allah). Untuk itu, ‘âlamîn adalah setiap hal apapun yang ada
di jagad raya ini selain Allah. Sebagaimana ketika kita mengartikan kata ‘âlamîn dalam surat al-Fâtihah dengan
“seluruh alam”.

Namun, ketika mendefinisikan kata ‘âlamîn dalam surat Al-Anbiyâ’ ini, setidaknya para ahli ta’wil terpecah menjadi
dua kelompok. Pertama, mereka mengartikan kata ‘âlamîn sebagaimana makna diatas. Kedua, mengartikan kata
‘âlamîn dengan “hanya orang-orang yang beriman dan percaya kepada Nabi Muhammad Saw”. Ketika Al-Thabarî
dalam tafsirnya dihadapkan oleh dua pendapat ini, beliau menyebutkan bahwa yang paling utama, atau kira-kira yang
paling mendekati kebenaran, adalah pandangan yang pertama, yakni tidak membatasi hanya bagi orang-orang yang
beriman.

Apabila yang dimaksud dari kata ‘âlamîn adalah seluruh makhluk yang ada di alam raya ini, bagaimana makna yang
dikehendaki oleh kata rahmat? Apakah kata rahmat tidak memiliki hubungan dengan konsekuensi nanti di akhirat,
dalam artian tentang surga dan neraka?

Ibnu Hajar Al-’Asqalânî dalam Fath Al-Jawâd menyebutkan statement menarik terkait masalah ini. Menurutnya,
rahmat bagi orang yang beriman berkaitan dengan hidayah yang telah Allah berikan hingga dengan hidayah tersebut
orang-orang muslim mulai menapaki jalan menuju keselamatan abadi, yakni surga.

Sementara, rahmat bagi orang-orang munafiq adalah jaminan terjaganya nyawa mereka. Hal tersebut bisa
diperhatikan lebih lanjut dalam pembahasan terkait keputusan Nabi mengapa tidak menghukum mati orang-orang
munafiq. Sedangkan rahmat bagi orang-orang non-muslim adalah menghadang agar Allah tidak mengadzab atau
menjatuhkan bencana selama mereka masih hidup. Tidak seperti umat-umat sebelum Nabi Muhammad diutus.

Terkait dengan makna rahmat yang ketiga, Allah memberi legitimasinya dalam Al-Qur’an. Dalam konteks ini, Allah
berfirman,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

َ َ َ ُ َ ِّ َ ُ ُ َ َ َ َ
‫يهم‬
ِ ‫و ما كان هللا يعذبهم و انت ِف‬

Artinya: “tidaklah Allah akan mengadzab mereka sedangkan engkau (Muhammad) berada diantara mereka” (QS. Al-
Anfâl: 33).

Yang disampaikan oleh Ibnu Hajar diatas juga diamini oleh Imam Al-Thabarî dalam tafsirnya, Tafsir Al-Thabarî.
Singkatnya, apa yang menjadi misi Nabi Muhammad adalah terciptanya kehidupan sosial yang saling menghargai dan
tidak terjadi penindasan kepada sesamanya. Begitu juga, agar manusia mau memperhatikan dan menghargai hak
hidup makhluk lainnya, seperti pohon, hewan, dll. Istilah yang biasa disebut namun jarang dihayati dan direalisasikan
adalah hablu minallah, hablu minannâs, dan hablu minal ‘âlam.

Dengan ini, ketika berbicara tentang rahmat didunia tidak ada kaitannya dengan surga dan neraka. Bentuk kehidupan
yang saling menghargai tanpa memperdulikan suku, agama, bahasa, dan warna kulit. Itu semua adalah sifat rahman-
nya Allah. Dengan sifat ini, Allah tidak membedakan perbedaan-perbedaan identitas yang ada pada diri setiap
manusia. Kehidupan di dunia adalah berhubungan dengan rasa kemanusiaan. Perihal pilihan untuk menerima Islam
sebagai agamanya, itu adalah hidayah. Wallahu a’lam bish-shawab
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NOMOR 3

Pendahuluan

Islam merupakan agama yang universal, agama membawa misi rahmatan lil

Alamin serta membawa konsep kepada ummat manusia mengenai persoalan yang terkait

Dengan suatu sistem sperti konsep politik, perekonomian, penegakan hukum, dan

Sebagainya. Kemudian Dalam bidang politik misalnya, Islam mendudukannya sebagai

Sarana penjagaan urusan umat. Islam dan politik integratif terwujud pada beberapa

Pemikir dan politisi muslim yang hadir dari masa ke masa dengan pemikian dan pola

Perjuangannya yang berbeda-beda,

Politik Islam merupakan penghadapan Islam dengan kekuasaan dan negara yang

Melahirkan sikap dan prilaku politik, yang berorientasi pada nilai-nilai Islam Sikap dan prilaku serta budaya politik

Yang memakai kata sifat Islam, menurut Taufik Abdullah, bermula dari suatu kepribadian

Moral dan doktrinal terhadap keutuhan komunitas spiritual Islam,

Islam meletakkan politik sebagai satu cara penjagaan urusan umat,

Pengertian Politik dan Politik Islam

Apa itu Politik? Dan kapan istilah ini muncul? Politik dalam pemahaman orang Yunani diartikan sebagai
negara kota (polis). Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles (384-322 SM). Ia berangkat dari
pengamatannya tentang manusia yang pada dasarnya adalah binatang politik . Dengan itu ia ingin
menjelaskan, hakikat kehidupan social sesungguhnya merupakan politik dan interaksi satu sama lain dari dua
atau lebih orang sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat hal ini sebagai kecenderungan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

alami dan tak dapat dihindarkan oleh manusia dan hanya sedikit orang yang cenderung mengasingkan dirinya
dari bekerja sama dengan orang lain. Pada abad ke-16 sampai awal abad ke20, politik diartikan secara
lebih sempit dibandingkan dengan pengertian yang difahami orang-orang Yunani. Seorang filosof Politik
Perancis, Jean Bodin (15301596) memperkenalkan istilah ilmu politik (science politique). Tetapi karena ia
seorang pengacara, sorotannya mengenai ciri-ciri negara menyebabkan ilmu politik menjadi terkait
dengan organisasi dari lembaga yang mempunyai sangkut-paut dengan hukum. Montesquieu (1689-
1755), mengemukakan bahwa semua fungsi pemerintahan dapat dimasukkan dalam kategori legislative,
eksekutif, dan yudikatif. Berdasarkan perspektif ini dapat dipahami bahwa para ahli ilmu politik sampai
sekarang ini, memusatkan perhatian, pada organisasi dan sistem kerja lembaga-lembaga yang membuat
undang-undang, yang melaksanakannya dan yang menampung pertentangan yang timbul dari kepentingan
yang berbeda dan bermacam- macam penafsiran tentang undang-undang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Di dalam penelitian kualitatif yang terpenting adalah data-data
yang digali melalui interview mendalam (in-depth interview) yakni data-data yang berupa ujaran atau kata-kata
dari informan yang terpilih. Dalam penelitian ini informan dipilih secara purposive (purposive sampling)
yakni dengan menggunakan beberapa criteria sesuai kebutuhan data penelitian ini. Setelah dilakukan
pemetaan obyek penelitian, maka secara purposive dapat ditentukan obyek penelitian ini yaitu tiga
partai yang berbasis Islam berdasarkan visi, misi dan tujuan partai yaitu; Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai-partai tersebut menjadi
objek dalam penelitian dan para pengurus dan simpatisan masing-masing partai akan dijadikan sebagai
informan yang dipilih secara purposive.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah data-data terkumpul maka dilakukan analisis dan disimpulkan dalam bentuk deskriptif berdasarkan
data-data emik yang telah diperoleh dari para informan dari ketiga partai tersebut adalah sebagai berikut:

A. Politik Islam adalah memperjuangkan dan menegakkan ajaran-ajaran Islam. Tidak mungkin Islam dapat
dilaksanakan dengan baik jika tidak melalui gerakan massa berupaka partai politik.

B. Beragama Islam juga sebenarnya secara langsung atau tidak adalah melaksanakan politik dalam arti luas. Jadi
politik Islam itu adalah perilakuperilaku yang dilakukan bertujuan memperbaiki umat, dalam hal ini adalah umat
Islam.

C. Dinyatakan bahwa politik Islam itu sesunggunhnya adalah bahwa bagaimana kita bisa melaksanakan ajaran-
ajaran Islam itu sesuai dengan kondisi dan konteks yang ada sekarang ini. Untuk itu politik Islam adalah
ajaranajaran Islam itu dilaksanakan secara tepat. Dengan demikian politik Islam itu adalah strategi melaksanakan
ajaranajaran Islam.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NOMOR 4

Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu:

1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.

2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.

3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.

4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.

Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi amanah untuk
memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:

1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.

2. Seorang yang dapat dipercaya.

3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.

4. Seorang yang cerdas.

5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.

Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang
diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki
banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan.
Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih
khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan.

Pembahasan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Prinsip persatuan dan kesatuan bangsa:

Al-Quran menggambarkan persatuan dari berbagai sisi. Pertama, Al-Quran mengisyaratkan bahwa kecenderungan
untuk bersatu, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi manusia. Sejak umat pertama tercipta
dan menghuni dunia, saat itu pula keinginan untuk bersatu muncul. Manusia, dengan tujuan untuk melangsungkan
kehidupan serta mengurangi berbagai kesulitan, saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Tetapi, karena
berbagai faktor terjadilah pertikaian dan peperangan. Kedua, Al-Quran menjelaskan bahwa salah satu tugas kenabian
adalah meluruskan perselisihan yang terjadi di tengah umat serta mengembalikannya kepada seruan Al-Quran.
Ketiga, Quran menyebutkan tentang dampak dan pengaruh persatuan. Misalnya, dengan persatuan, umat Islam akan
mencapai kemenangan serta kemuliaan. Selain itu, masih banyak sisi-sisi lainnya yang dijelaskan dalam Al-Quran.
Dengan terciptanya persatuan maka kemenangan dan kemuliaan umat Islam akan tercipta sebagaimana yang
digambarkan dalam Al-Quran. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan persatuan, sebab
ancaman yang akan menghancurkan umat Islam sudah didepan mata.

Prinsip tolong-menolong

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Dunia ini hanya untuk empat golongan manusia:
(satu di antaranya) hamba Allah yang mendapat harta dan ilmu, lalu ia bertakwa kepada Allah dalam mengelola
hartanya tersebut, dan menyambung silaturahim, dan ia sadar bahwa hartanya itu adalah hak Allah. Itulah kedudukan
yang paling baik (bagi seorang hamba Allah).''

Islam mengajarkan bahwa harta dan kekayaan mengandung fungsi sosial dan merupakan sumber kehidupan bagi
anggota masyarakat lainnya. Dalam rangka menegakkan dasar-dasar kehidupan bersama serta mewujudkan tatanan
sosial dan ekonomi berkeadilan, maka sangat diperlukan semangat tolong-menolong di antara seluruh lapisan
masyarakat. Pujangga Islam A Hamid Al Chatib berkata, ''Persaudaraan dalam Islam takkan berdiri kecuali dengan
jalan tolong-menolong.''

Dalam kaitan ini Islam menekankan pentingnya perbuatan kedermawanan atau filantropi, yaitu kewajiban
menunaikan zakat, sedekah sunah, infak, wakaf, hibah, hadiah, serta wasiat. Infak, sedekah, dan zakat saling terkait
satu sama lain. Infak secara umum artinya pengeluaran. Ini adalah konsep besarnya. Infak terbagi dua, yaitu infak
wajib, terdiri atas nafkah keluarga dan zakat, dan infak sunat, yaitu sedekah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai