Anda di halaman 1dari 13

Pertanyaan:

Sekarang, melalui diskusi kelima ini, silakan tuangkan pemahaman Anda tentang:

 proses penulisan karya ilmiah, dan

 pentingnya memperhatikan notasi ilmiah.

Jawaban:

Menurut Eko Susilo, karya ilmiah adalah karya tulis yang dari penyusunannya
didasarkan pada penelitian, pengamatan, dan pemantauan terhadap cabang ilmu
atau bidang tertentu. Dari segi penyusunan, karya ilmiah disusun berdasarkan
metode yang tersistematis, dari segi penggunaan bahasa pun menggunakan bahasa
yang sopan dan baku. Dari segi isi, juga bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dan
keilmiahannya.

Menurut Dwiloka dan Riana, karya ilmiah adalah karya tulis yang ditulis oleh seorang
ilmuwan yang didasarkan pada latar belakang penguasaan ilmunya. Dimana karya
ilmiah yang ditulis untuk membangun ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan
penelitian ataupun kajian literatur, termasuk juga pengalaman yang sudah pernah
dirasakan oleh peneliti.

Sedikit berbeda dengan pendapat Brotowidjoyo, yang mengartikan bahwa karya


ilmiah adalah monografi yang ditulis dengan cara menyajikan fakta. Dari segi
penulisam juga disusun berdasarkan metodologi.

Macam-macam karya ilmiah, sebagai berikut:

1. Makalah

Makalah salah satu karya ilmiah secara isi, mengulas topik atau permasalahan yang
disertai dengan pembahasan lengkapnya. Proses pembuatan makalah pun dibuat
berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan yang sifatnya empiris-objektif.
Dengan kata lain, makalah bentuk dari karya tulis ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Skripsi
Dari segi pengambilan dara dan penulisan pun juga berdasarkan pada hasil
penelitian ataupun kajian yang dilakukan penulis. Penulisan skripsi dibuat oleh
mahasiswa Strata 1, dimana penulisan skripsi bentuk dari syarat kelulusan.

3. Kertas Kerja

Kertas kerja juga termasuk karya ilmiah, karena dari segi penyajian isi, berisi data-
data yang dapat dipertanggungjawabkan. Bedanya, kertas kerja ditulis lebih
mendetail dan lebih tuntas dibandingkan penulisan makalah. Jadi sumber referensi
kertas kerja ini berisi topik tertentu, misalnya mengambil dari materi seminar dan
semacamnya.

4. Tesis

Hampir mirip dengan penulisan skripsi, tesis juga termasuk karya ilmiah yang
diperuntukan untuk mahasiswa yang mengambil pascasarjana (S2). Dari segi isi, tentu
saja tesis ditulis berdasarkan kajian, penelitian dan hipotesis yang diangkat oleh
penulis. Tesis ini hanya ditulis oleh mahasiswa pascasarjana sebagai syarat untuk
kelulusan gelar magister.

Struktur Karya Ilmiah

Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang baik, beberapa struktur ini harus
diperhatikan terlebih dahulu:

1. Bentuk Populer

Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya adalah pilihan.
Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam
bahasanya bersifat santai populer. Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam
media massa, seperti koran atau majalah. Istilah populer digunakan untuk
menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai
oleh orang kebanyakan karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah
dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau
dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).

2. Bentuk Semiformal

Karya ilmiah bentuk ini biasanya sudah tersusun dari beberapa bab, diantaranya
adalah halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, pembahasan,
kesimpulan, dan daftar pustaka. Bentuk karya ilmiah sejenis ini umumnya digunakan
di berbagai laporan biasa dan makalah.
3. Bentuk Formal

Tulisan ini tentu lebih lengkap dan terstruktur. Karya ilmiah bentuk formal disusun
dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam
skripsis, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal
seperti judul, tim pembimbing, kata pengantar, abstrak, daftar isi, bab pendahuluan,
bab telaah kepustakaan/kerangka teoritis, bab metode penelitian, bab pembahasan
hasil penelitian, bab kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka, riwayat hidup.

Langkah-langkah menulis karya ilmiah:

1. Menentukan Tema atau Topik Penelitian

Penentuan topik ini sangat penting dalam penulisan karya ilmiah. Sebab topik adalah
inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan kepada pembaca. Wahab
(1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau
lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulisan tau penelitian. Sementara
itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau penyataan inti tentang topik yang
akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah
tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik karya ilmiah adalah:

- Isu-isu yang masih hangat

- Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional

- Sesuatu (benda, karya, orang, dll) yang dikaitkan dengan permasalahan politik,
pendidikan, agama, dll.

- Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot

2. Membuat Outline/Kerangka Penelitian

Outline karya tulis ini berperan sebagai pemandu saat melakukan proses penulisan
karya ilmiah supaya tulisan tidak melebar jauh dari topik yang sudah ditentukan.
Outline tulisan ilmiah disusun secara hierarki untuk menunjukkan garis besar
cakupan dan haluan tulisan yang berupa topik utama (judul dan bab) serta poin-poin
pentingnya yang disusun dalam Sub BAB hingga anak Sub BAB. Langkah ini penting
dilakukan supaya karya tulisan ilmiah memiliki haluan/pendoman yang jelas. Dengan
adanya outline ini tandanya tulisan ilmiah yang sedang dibuat ini ditulis dengan
perencanaan yang matang.
3. Mengumpulkan Bahan

Setelah poin-poin outline tersusun dengan rapi, penulisan dapat mulai


mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun
elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik
dan tema yang akan ditulis, Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara
membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan.
Mencari bahan dari jurnal, disertai manuskrip, atau karya terpercaya dan berkualitas
lainnya. Pada prinsipnya mencari bahan literatur jangan hanya terpaku pada satu
sumber rujukan saja. Bisa mencari referensi di tempat lain dengan metode berbeda
agar sumber rujukan tulisan  tersebut semakin beragam.

4. Survei Lapangan

Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas objek yang diteliti. Menetapkan
masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini
merupakan titik acuan dalam proses penulisan atau penelitian.

5. Membangun Bibliografi

Bibliografi berati kegiatan teknis membuat deskripsi unntuk suatu cantuman tertulis
atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar
menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk
mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah
diterbitkan.

6. Menyusun Hipotesis

Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari objek
penelitian tersebut. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika
mengamati objek penelitian.

7. Menyusun Rancangan Penelitian

Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan


penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini
merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

8. Melaksanakan Percobaan Bedasarkan Metode yang Direncanakan

Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk
percobaan terkait penelitian yang dilakukan. 

9. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data


Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian dengan metode yang
direncanakan, maka selanjutnya melakukan pengamatan terhadap objek percobaan
yang dilakukan tersebut.

10. Menganalisis dan Menginterprestasikan Data

Langkah ini menganalisis dan menginterprestasikan hasil pengamatan yang sudah


dilakukan.

11. Merumuskan Kesimpulan dan Teori

Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mangenai segala hal yang terjadi
selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterprestasian data.
Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari
proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap
objek penelitian.

Proses Penulisan Karya Ilmiah

TAHAP PENULISAN

1. Tahap prapenulisan

2. Tahap penulisan draf

3. Tahap revisi

4. Tahap penyuntingan

5. Tahap publikasi

1. TAHAP PRAPENULISAN

- Pemilihan dan pembatasan topik

- Merumuskan tujuan

- Mempertimbangkan bentuk karangan

- Mempertimbangkan pembaca

- Mengumpulkan data pendukung


- Merumuskan judul

- Merumuskan tesis

- Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline

PEMILIHAN TOPIK

- Apa yang akan kita tulis?

- Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber

- Empat syarat: ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.

- Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

2. TAHAP PENULISAN DRAF

- Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.

- Pengembangan ide masih bersifat tentatif.

- Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada


aspek-aspek mekanik.

3. TAHAPAN REVISI

- Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,


penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.

- Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman
tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan
reaksi, komentar atau masukan.

4. TAHAPAN PENYUNTINGAN

- Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.


- Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.

- Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan,, struktur kalimat, tanda baca, istilah,
kosakata, format karangan.

5. TAHAP PUBLIKASI

- Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.

- Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan dituju.

Notasi ilmiah adalah catatan pendek untuk mengetahui sumber informasi ilmiah
yang dikutip dalam satu karya ilmiah. Karena catatan tersebut diletakkan di bagian
bawah halaman maka sering disebut catatan kaki atau footnote. Pembuatan notasi
ilmiah mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambang
(tanda) yang menggambarkan bilangan (aljabar), nada (musik), dan ujaran (fonetik0,
catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah ialah bersifat
ilmu, secara ilmu pengetahuan. Jadi, notasi ilmiah adalah ilmu yang mempelajari
tentang sistem lambang atau tanda yang menggambarkan bilangan, nada atau
ujaran dengan tanda huruf.

Pengertian Catatan Kaki

Catatan kaki dicantumkan sebagai pemebuhan kode etik yang berlaku, sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain.Catatan kaki digunakan sebagai pendukung
keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau
sebagai petunjuk sumber: tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi
tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan
puka: referensi silang, yaitu pentunjuk yang menyatakan pada bagian mana atau
halaman berapa yang sama dibahas didalam tulisan: tempat menyatakan
penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

Footnote yang merupakan rujukan ditulis berdasarkan cara berikut ini:

1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma;


2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki
mencantumkan gelar tersebut;

3. Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma; Nama penerbit dan angka tahun
diapit tanpa kurung diikuti koma;

4. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. angka nomor halaman diakhiri titik (.)

Contoh-contoh footnote:

1. Footnote dari buku:

Andrew Spencer. Morphological Theory: An Introduction to Word Strucuture in


Generative Grammar,  (Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers, 1993), hlm.
81.

2. Footnote dari majalah:

Ahmad Ta'rifin, "Menimbang Paradigma Liberalisme dalam Praktik


Persekolahan" (Pekalongan: Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam STAIN
Pekalongan, No. 1 Juni, III, 2005), hlm. 123.

3. Footnote dari surat kabar:

Rokhmah Sugiarti, "Meluruskan Mitos Jari-jari Perempuan" (Semarang: Suara


Merdeka, 29 Mei 2000), hlm. 7.

4. Footnote dari makalah:

Din Syamsuddin, "Peranan Goklar dalam Pendidikan Politik Bangsa", Makalah


Disampaikan dalam Seminar Nasional Peranan Pendidikan Islam dalam Pendidikan
Politik di Indonesia yang Diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 19-21 Mei 1996.

Karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan disertasiAfdol Tharik
Wastono, "Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab" (Jakarta: Tesis Magister
umaniora, Perpustakaan UI, 1997(, hlm. 82.

Ada tiga istilah dalam catatan kaki singkat, yaitu sebagai berikut:

1. Ibid (Ibdium)
Digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat
di atasnya. Cara penulisan ibidium yaitu tulis ibid di bawah sumber bacaan yang
diacu.

 Loc. Cit (loco citati)

Digunakan untuk pencantuman catatan kaki yang sumbernya bacaannya sama, tetapi
sudah diselingi dengan sumber bacaan yang lain. Cara penulisanya: nama pengrang
loc. Cit (tanpa nomor halaman).

 Op. Cit (opere citati)

Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi halaman
berbeda dan telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutanya: nama
pengarang, op. Cit, dan nomor halaman.

          Penulisan singkatan ibid, loc.cit., dan op. Cit dengan menggunakan huruf kecil
karena merupakan singkatan ungkapan umum dan ditulis dengan menggunakan
huruf miring karena berupa istilah asing.

 Catatan Dalam Tubuh (Body Note)

Dalam body note terdiri dari 3 unsur. Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun
terbit, halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis
tanpa gelar. Untuk tahun terbit ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog
buku yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis disini
adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain 3 unsur tadi cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung dan
tahun serta halaman yang dipisah dengan titik dua. Adapun, jika nama didalam maka
didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudia ditulis
tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua

Contoh :

Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008: 5)

 Catatan Akhir (Endnote)

Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau
dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan;


2. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak
langsung;
3. Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor
halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.

Contoh :

Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada
waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun.
Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu
berkomunikasi dengan ibunya.

Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak


seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).

 Teknik Memberi Simbol

Apabila penulis menganggap bahwa ada suatu kesalahan dalam kutipan dapat
dinyatakan dengan menuliskan simbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.

Contoh:

Indonesia berasil [sic!] meraih emas

Selanjutnya hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah
teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Untuk menyiasati hal ini, maka yang
harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (…) pada bagian yang
akan dihilangkan.

Contoh:

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrohman (2009:
34) adalah, “ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang
dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.”

Karena ada bagian yang tidak terlalu pentung untuk karangan tersebut maka
dilakukan penghilangan seperti ini :

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrohman (2009:
34) adalah, “… telah menjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.”

 Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka banyak ragamnya. Berikut adalah cara penulisan daftar
pustaka yang lazim digunakan dalam penulisan karangan ilmiah:
1. Tulis tajuk daftar pustaka dengan menggunakan huruf kapital di bagian
tengah atas;
2. Gunakan alinea menggantung atau menonjol;
3. Jarak spasi setiap baris dalam satu sumber adalah satu spasi, sedangkan jarak
antara sumber bacaan yang satu dengan yang lainnya adalah satu setengah
spasi;
4. Urutkan susunan daftar pustaaka berdasarkan urutan abjad nama belakang
penulis, atau nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan, bukan
berdasarkan urutan angka atau huruf;
5. Gelar tidak dicantumkan.

1. Daftar pustaka berdasarkan sumber buku


2. Penulisan nama pengarang dibalik (nama belakang jadi di depan, dengan
dihubungi tanda koma), tanpa menggunakan gelar akademik dan diakhiri
dengan tanda titik. Jika nama pengarang lebih dari dua orang koma, maka
menggunakan singkatan dkk;
3. Menuliskan tahun penerbitan diikuti dengan tanda titik;
4. Menuliskan judul buku dengan diberi garis bawah atau ditulis miring dan
diakhiri tanda titik;

5. Penulisan kota terbit dan diikuti tanda titik dua ( ;


6. Penulisan kota terbit diikuti dengan asal penerbit atau percetakan dan diakhiri
tanda titik;
7. Jika penulisan daftar pustaka tidak mencukupi dalam satu baris, maka
dilanjutkan dibari selanjutnya dengan tulisan menjorok kedalam.

Contoh :Agam, Rameli. 2009. Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka


Keluarga.

 Daftar Pustaka Berdasarkan Internet

Tuliskan alamat yang digunakan, tanggal, bulan, dan tahun informasi tersebut
diambil dari internet.

Contoh:

http://faisal14.wordpress.com/com/2009/03/02/cara-menulis-daftar-pustaka/,7 febru
ari 2013 pukul 19.00 WIB

 Penulisan daftar pustaka berdasarkan e-book yang berasal dari internet.

Tuliskan nama, tahun buku, judul buku, tulis alamat website, dan digunakan kata
diakses, pada, dan tanggal pengambilan sumber internet.

Contoh:
Mariana, D & Paskarina, C.2005. Peningkatan Alokasi APBD-Membiayai Sektor
Pendidikan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses pada tanggal 10 November 2010
pukul 20.00 WIB.

 Daftar Pustaka Berdasarkan Artikel

Penulisan nama penulis, tahun pembuatan, judul, dan asal artikel tersebut.

Contoh:

Baiquni. 1990.”Masalah Penguasaan


Teknologi”, MakalahSimposiumNasional, Cendekiawan Muslim. Malang: Unibraw.

 Daftar Pustaka Berdasarkan Majalah atau Koran

Adapun penulisannya tidak berbeda dengan penulisan sumber yang lainny. Dalam
penggunaan sumber majalah atau koran ditambahkan keterangan tanggal, bulan,
dan tahun sumber tersebut dibuat.

Contoh:

Pigi, Nalsen.”Radiasi Elektromagnetik Ponsel.” Rakyat Bengkulu, 10 November 1994


hlm. 30-31.

 Daftar Pustaka Berdasarkan Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Contoh:

Prabowo, Eko.2004.Pembuatan Software Pembelajaran Multimedia Interaktif pada


pokok Bahasan Materi dan Perubahannya.Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia UPI
Bandung: tidak diterbitkan.

 Daftar Pustaka Berdasarkan Jurnal

Contoh:

Jamet, R., Guillet, Bb., M. Ranger. 1996. Study of Current Dynamics of Soil from a
Podzol-Oxisol Sequence in Tahiti (French Polynesia)Using the Temineral
Technique. Geoderma  73, 107-124.

Referensi:
https://penerbitdeepublish.com/langkah-menulis-karya-ilmiah/

https://khairunnisa121.wordpress.com/2019/06/09/notasi-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai