Anda di halaman 1dari 3

1. Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan.

Kualitas fitrah tersebut di


antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah adalah aktualisasinya dalam
sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaanya pasti mempunyai pandangan
yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih saying, kejujuran dan lain-lain. Itulah
salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan.

Manusia belum sepenuhnya mengerti tentang perwujudan fitrah beragama yang benar, untuk itulah Allah
SWT mengirimkan para Rasul dengan membawa wahyu dari Allah SWT untuk membimbing manusia
mewujudkan fitrahnya demi meraih kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Maka diutusnya para
rasul khususnya Nabi Muhammad SAW adalah sebagai rahmat bagi semesta. Hal ini di jelaskan dalam
QS. Anbiyaa (21:107) & Al-Ahzab (33: 21)

2. konsep agama sebagai fitrah mengisyarakatkan bahwa manusia tercipta dari suatu sifat dasar yang baik
dan kuat, mau tunduk kepada Allah dan mampu menghidupkan moral serta menjalani kehidupan secara
benar.

Meskipun benar dan salah merupakan kecenderungan-kecenderungan yang ditentukan sebelumnya dalam
skenario penciptaan, tetapi manusia diwajibkan untuk memilih, karena nilai kebebasan yang telah
diberikan Allah SWT kepadanya. Banyak ayat yang menjelaskan masalah tersebut, salah satunya dalam
QS. Al-Ra’d (13): 11.
Manusia sendirilah yang memilih untuk menyesuaikan atau menyimpang dari sifat dasarnya
yang sejati. Jika manusia menyesuaikan dengan fitrahnya, lingkungan eksternalnya akan meningkat
menjadi baik. Sebaliknya jika dia menyimpang dari fitrahnya, lingkungannya akan merosot menjadi
buruk.
Telah disinggung di atas bahwa manusia adalah makhluk merdeka yang mampu membuat
pilihan dan berinisiatif. Akibatnya adalah bahwa dia juga makhluk yang bertanggung jawab. Dengan kata
lain kebebasan manusia mengandung makna tanggung jawab. Petunjuk yang jelas tentang hal tersebut
adalah dalam QS. Al-Ahzab (33: 72)

3. yang dimaksud persaudaraan disini adalah sesama manusia. Manusia dalam islam dipandang sama.
Manusia dilahirkan menurut fitrahnya sesuai dengan keputusan Allah. Di sisi Allah, manusia tidak dilihat
dari ras, gender, kulit, kebangsaan, dan lain-lain. Melainkan dari ketakwaannya. Dan juga persaudaraan
yang diperintahkan oleh Al-Qur’an tidak hanya tertuju kepada sesama muslim, melainkan juga kepada
non-muslim. Karena mengingat bahwa manusia itu, satu sama lain bersaudara karena mereka berasal dari
sumber yang satu seperti yang ditegaskan dalam QS. Hujaraat: 13.

Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-Qur’an tidak hanya persaudaraan satu aqidah, namun juga
dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Hal ini berarti bahwa bahwa persaudaraan harus kita
jalin dengan siapa saja. Namun, tetap ada batas-batasan yang di perhatikan ketika kita menjalin
persaudaraan dengan masyarakat non-muslim.

4. Banyak cara untuk membangun tali persaudaraan antara umat beragama, Sikap toleransi antar umat
beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita maupun
tidak. Sikap toleransi itu bisa di bangun dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling
tolong-menolong. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. ketika suatu saat beliau dan para
sahabat sedang berkumpul, lewatlah rombongan orang Yahudi yang mengantar jenazah. Nabi saw.
langsung berdiri memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata: “Bukankah mereka orang Yahudi
wahai rasul?” Nabi saw. menjawab “Ya, tapi mereka manusia juga”. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah
atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Tuhan SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran
di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita.

5. di dalam al-qur’an sendiri Ada banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang toleransi antar agama,
antara lain, seperti dalam :

QS. Al-Kafirun 1-6,

pada ayat ini di dijelaskan bahwa islam tegas hanya untuk menyembah dan patuh kepada perintah Allah,
tidak akan menyekutukannya dengan lainNya, dan juga dijelaskan kalau islam tidak memaksa kaum lain
untuk menyembah Allah karena kewajiban umat Islam hanya menyampaikan dakwah, tidak untuk
memaksa masuk Islam,

QS. Yunus 40-41

Kesimpulan dari ayat tersebut :

1. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada
yang beriman dan ada juga yang tidak
2. Allah SWT mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi, yaitu mereka yang musyrik
dan berbuat zalim serta aniaya.
3. Bentuk toleransi yang ada pada ayat ini adalah jika mendapati orang-orang yang mendustakan
agama Islam, maka umat Islam tidak perlu marah, namun katakan kepadanya “Atamu amalmu
dan atasku amalku karena setiap amal akan dipertanggungjawabkan.”

QS. Al-Kahfi : 29

Kesimpulan dari ayat ini :

1. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa Al-Qur’an, orang-orang Quraisy ada
yang beriman dan ada juga yang tidak.
2. Hidayah ada di Allah, maka tugas umat Islam hanya menyampaikan dakwah. Jika dakwah
diterima ataupun ditolak, maka hal yang musti dilakukan adalah menyerahkan segala urusan
kepadaNya.
3. Bentuk toleransi dalam ayat ini adalah tidak memaksakan hidayah atas seseorang, namun hanya
menyampaikan bahwa atas orang-orang yang zalim (yaitu mengingkari dakwah), maka Allah
mengancam atasnya neraka.

QS. Al-Baqarah 256

Kesimpulan dari ayat ini :

1. Tidak dibenarkan adanya paksaan. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah kepada
manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan serta dengan nasihat-nasihat yang wajar
sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan mereka sendiri.
2. Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian tetapi mereka tidak
juga mau beriman itu bukanlah urusan kita melainkan urusan Allah swt..
3. Telah jelas perbedaan antara kebenaran dan kebatilan. Maka barangsiapa yang mengikuti
kebenaran, atasnya kebaikan. Namun jika mengikuti hawa nafsunya, maka atasnya penyesalan di
kemudian hari.

Referensi :

Modul MKDU 4221 “Pendidian Agama Islam”

https://generasisalaf.wordpress.com/2016/02/15/ayat-ayat-hadits-tentang-toleransi/

Anda mungkin juga menyukai