Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAAN KEBUDAYAAN ISLAM

Pengertian Kebudayaan Islam Secara umum, kebudayaan adalah istilah yang


menunjukkan segala hasil karya manusia yang berkaitan dengan pengungkapan bentuk.
Kebudayaan merupakan wadah, tempat, di mana hakikat manusia memperkembangkan diri.
Antara hakikat manusia dengan pengembangan diri (kebudayaan) tersebut terjalin hubungan,
korealsi yang tidak dapat dipisahkan. Dalam perkembangannya, kebudayaan sering
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tempat, waktu, dan kondisi masyarakat, sehingga
lahir suatu bentuk kebudayaan khusus, seperti kebudyaan Islam, kebudayaan Timur, dan
kebudayaan Barat. Kebudayaan lahir dari olah akal budi, jiwa atau hati nurani manusia.
Bentuk kebudayaan tersebut selalu mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang diyakini, yang
dirasa, dan diharapkan memberikan kebaikan dalam hidup.

2. Konsep Kebudayaan Islam


Konsep Kebudayaan Islam Dalam ajaran Islam, aktivitas kehidupan manusia dalam
bentuk olah akal budi nuraninya harus dibimbing oleh wahyu. Akal budi nurani manusia
memiliki keterbatasan dan dipengaruhi oleh pengalaman, baik pengalaman pribadi
masyarakat lingkungannya. Sekalipun aktivitas akal budi nurani manusia dalam bentuk
kebudayaan atau peradaban tersebut diyakini atau diharapkan dapat memberikan kebaikan
bagi masyarakat yang melahirkan kebudayaan peradaban tersebut, dalam pandangan
masyakarat lain belum tentu dinilai baik. Oleh karena itu, sejak awal manusia dilahirkan,
Allah Yang Maha Tahu akan keterbatasan manusia menurunkan wahyu sebagai pembimbing
arah olah akal budi nurani manusia tersebut, agar tidak berkembang, dan melahirkan
kebudayaan atau peradaban yang bertentangan dengan nilai-nilai universal kemanusiaan yang
dianggap menguntungkan sekelompok masyarakat tertentu, tetapi merugikan sekelompok
masyarakat lainnya.
Wahyu Al Quran sebagai wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada
Rasulullah Muhammad SAW menjadi petunjuk dan pembimbing serta menjaga nilai-nilai
universalitas kemanusiaan tersebut, sekalipun memberikan toleransi perwujudan kebudayaan
atau peradaban khusus. Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi
oleh nilai-nilai Ketuhanan yang disebut dengan peradaban Islam, maka fungsi agama disini
semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri
mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalan-persoalan
kehidupannya sendiri, maka bimbingan wahyu sangat dibutuhkan. Kebudayaan dan
peradaban akan terus berkembang dan tidak akan pernah berhenti sepanjang kehidupan umat
manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia, baik dalam
bentuk hubungan dengan sesame manusia maupun dengan lingkungan hidupnya, maka
kebudayaan atau peradaban akan mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini karena
manusia di samping makhluk social, juga makhluk budaya. Relativitas manusia secara terus
menerus membutuhkan bimbingan wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah SAW agar
perkembangan kebudayaan atau peradabannya tersebut berkembang dalam jalur yang benar,
yang memberikan mafaat bagi kehidupan manusia itu sendiri maupun makhluk Allah pada
umumnya.

PRINSIP-PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM

Kebudayaan islam lahir dari pengamatan umatnya terhadap pengalaman mereka.

Prinsip dasar yang membedakan antara kebudayaan islam dan kebudayaan lainnya terletak

pada sumber yang menjadi pijaknya. Kebudayaan secara umum merupakan hasil manusia

semeta, sementara kebudayaan islam merupakan hasil produk manusia yang prinsip dasarnya

ditentukan Allah dan Rasulnya dalam aquran dan sunnah. Prinsip tersebut yaitu:

a) Allah SWT sebagai sumber dan tempat kembali segalanya.

b) Allah sang pencipta segalanya.

c) Semua mahkluk punya ketergantungan pada khaliknya.

d) Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi yang di amanahkan menjaga

danmelestarikan bumi beserta isinya.

e) Manusia diberi potensi yang lebih dari mahkluk lainnya.

f) Mausia akan di tuntut pertanggungjawaban atas amanah yang telah diberikan Allah

kepadanya.

PERBEDAAN KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN NON ISLAM


Islam tidak hanya menyuruh kita membina hubungan baik dengan sesama muslim
saja, tapi juga dengan non muslim. Namun demikian dalam hal-hal tertentu ada pembatasan
hubungan dengan non muslim, terutama yang menyangkut aspek ritual keagamaan. Misalnya
kita tidak boleh mengikuti upacara-upacara keagamaan yang mereka adakan. Sekalipun kita
diundang, kita tidak boleh menyelenggarakan jenazah mereka secara islam, kita tidak boleh
mendoakannya untuk mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah (kecuali mendoakan nya
supaya mendapat hidayah) dan lain sebagainya.Sehingga dalam bertegur sapa misalnya,
untuk non muslim kita tidak mengucapkansalam islam, tapi menggantinya dengan ucapan-
ucapan lain sesuai kebiasaan. Perbedaan budaya yang muncul dalam masyarakat seperti
masalah pakaian berasal dari suatu keyakinan.Yang secara garis contoh luas adalah antara
muslim dengan non muslim. Non Muslim yangcenderung memakai pakaian yang terbuka,
sedangkan kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menutup aurat yang kadarnya telah
ditentukan .Dalam berhubungan dengan masyarakat non muslim, islam mengajarkan kepada
kitauntuk toleransi , yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha memaksakan
keyakinan kita kepada mereka (Q.S Al-Baqoroh 2:256). Kalua berdialog dengan mereka kita
berdialog dengan cara terbaik (Q.S AlAnkabut 29:46).
Toleransi tidaklah berarti mengikuti kebenaran agama mereka, tetapi mengakui
keberadaan agama, budaya, kultur mereka dalam realitas bermasyarakat. Toleransi juga
bukan berarti kompromi atau bersifat sinkritisme dalam keyakinan dan ibadah. Kita sama
sekali tidak boleh mengikuti agama dan ibadah mereka dengan alasan apapun. Sikap kita
dalam hal ini sudah jelas dan tegas yaitu : Artinya Untukmu agamamu, dan untukku agamaku
(Q.S Al
-Kafirun 109:6) Termasuk menghormati Budaya agama lain adalah tidak memaksa non
muslim untuk mengikuti kebudayaan islam. Dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan di
Indonesia ini, terdapat beberapa agama yang diakui secara resmi oleh Negara. Semua
pemeluk agama tersebut berhak untuk menjalankan ritual budaya agamanya secara bebas dan
terhormat. Demikian juga, seluruh pemeluk agama di haruskan menghormati budaya agama
yang lain, sehingga bisa terwujud kehidupan yang harmonis, indah dan penuh pengertian.
Dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila termaksud sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya seluruh warga Indonesia adalah orang-orang yang
beragama atau memeluk satu agama. Negara tidak mengakui adanya orang ateis hidup di
negara ini Penganut paham komunis dan Marxisme yang anti-agama tidak diakui
keberadaannya di negara ini.Mengingat bahwa tidak ada orang Indonesia yang tidak
beragama, semuanya memeluk agama tertentu, maka seharusnya masing-masing lebih konsen
mengurusi agamanya sendiri-sendiri. Artinya, tidak arif bila ada seorang pemeluk agama
mengusik kedamaian dan ketenteraman agama lain. Sepatutnya ia menyibukkan diri dengan
ritual ibadahnya sendiri-sendiri. Kita sebagai kaum muslimin, memiliki kewajiban untuk
berdakwah. Akan tetapi makna dakwah tersebut bukannya mengajak pemeluk agama lain
untuk memeluk agama Islam. Karena dalam konteks Indonesia, hal tersebut sangat rawan
memicu konflik.
Demikian pula sebaliknya, kaum non muslim juga dilarang keras untuk merecoki dan
Mengusik kedamaian kaum muslimin. Mereka dilarang berdakwah untuk mengajak kaum
muslimin menjadi murtad. Sebaiknya dakwah kita lebih ditujukan untuk mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas keagamaan kaum muslimin sendiri. Masih banyak lahan-lahan
dakwah di kalangan umat Islam yang masih belum tergarap. Akan tetapi, lain lagi
masalahnya bila ada orang non-muslim yang ingin mengetahui risalah Islam. Sebagai seorang
muslim, kita berkewajiban untuk menjabarkannya secara tuntas. Kita harus mendakwah Islam
secara maksimal. Dengan begitu, kita berhap risalahIslam bisa masuk ke dalam kalbunya.
Toleransi dalam kehidupan beragama ini juga semestinya diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dengan menghormati praktik beragama pemeluk lain. Misalnya pemeluk agama Kristen
sedang menjalankan misa di hari minggu maka seluruh muslimin dilarang mengganggu atau
mengusik kekhusyukan ibadah tersebut. Sebaliknya, ketika seorang kaum muslimin sedang
menunaikan salat, maka pemeluk agama lain dilarang melakukan tindakan yang bisa
mengusik ketenangan beribadah. Hendaknya masing-masing saling menghargai. Karenanya,
praktik toleransi yang diterapkan oleh sebagian Masyarakat Indonesia ini sangat baik. Ketika
sedang marak-maraknya pengeboman gereja-gereja oleh kalangan yang tidak bertanggung
jawab, maka di malam natal, pasukan Banser Bersama Polisi turut serta menjaga keamanan.
Potret toleransi yang sangat tinggi.

BUDAYA AKADEMIK dan ETOS KERJA


a. Budaya Akademik
Budaya Akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan
kegiatanakademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik,
dilembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.Sebagian besar orang menyetujui bahwa
budaya akademik adalah Budaya atau sikap hidupyang selalu mencari kebenaran ilmiah
melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang mengembangkan kebebasan
berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis; rasional dan obyektif oleh warga masyarakat
akademik. Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh
setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membanggun budaya
akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan Upaya sosialisasi terhadap kegiatan
akademik sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma
kegiatan akademik tersebut. Oleh karena itu, tanpa melakukan kegiatan-kegiatan akademik,
mustahil seorang akademisiakan memperoleh nilai-nilai normative akademik. Bisa saja ia
mampu berbicara tentang norma dan nilai-nilai akademik tersebut didepan forum namun
tanpa proses belajar dan latihan, norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud dalam
praktik kehidupan sehari-hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan melakukan
pelanggaran dalam wilayah tertentu baik disadari ataupun tidak.

b. Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi jugaoleh kelompok bahkan masyarakat .Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos
kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khasdan keyakinan seseorang atau sesesuatu
kelompok.

Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas.
Digunakandalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:
1. suatu aturan umum atau cara hidup
2. suatu tatanan aturan perilaku.
3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku. Dalam
pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak
atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita
yang positif.

Konsep Kerja dalam Islam


Kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa yang dilakukannya. Dengan
itu,sesuatu amalan atau pekerjaan yang mendekatkan seseorang kepada Allah adalah sangat
penting serta patut untuk diberikan perhatian. Amalan atau perkerjaan yang demikian selain
memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia, juga ada yang lebih penting
yaitumerupakan jalan atau tiket dalam menentukan tahap kehidupan seseorang diakhirat
kelak, apakah masuk golongan ahli syurga atau sebaliknya.Istilah ‘kerja’ dalam
Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan
keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus
menerus tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan
atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang berkerja adalah mereka
yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan
negara tanpa menyusahkan orang lain. Oleh karena itu, kategori ahli Syurga seperti yang
digambarkan dalam Al-Qur’an bukanlah orang yang mempunyai pekerjaan/jabatan yang
tinggi dalam suatu Perusahaan\instansi sebagai manajer, direktur, teknisi dalam suatu bengkel
dan sebagainya. Tetapi sebaliknya Al-Quran menggariskan golongan yang baik
lagi beruntung (alfalah) itu adalah orang yang banyak taqwa kepada Allah,
khuyu sholatnya, baik tutur katanya, memelihara pandangan dan sikap malunya pada-Nya ser
ta menunaikantanggung jawab sosialnya seperti mengeluarkan zakat dan lainnya.(QS Al
Mu’minun : 1 – 11) Golongan ini mungkin terdiri dari pegawai, supir, tukang sapu ataupun
seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Sifat-sifat di ataslah sebenarnya yang
menjamin kebaikan dan kedudukan seseorang di dunia dan di akhirat kelak. Jika membaca
hadits-hadits RasulullahSAW tentang ciri-ciri manusia yang baik di sisi Allah, maka tidak
heran bahwa diantaramereka itu ada golongan yang memberi minum anjing kelaparan,
mereka yang memelihara mata, telinga dan lidah dari perkara yang tidak berguna, tanpa
melakukan amalan sunnahyang banyak dan seumpamanya. Dalam satu hadits yang
diriwayatkan oleh Umar r.a., berbunyi :
’Bahwa setiap amal itu bergantung pada niat, dan setiap individu itu
dihitung berdasarkanapa yang diniatkannya …’ Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW
bersabda :‘ Binasalah orang
-orang Islam kecuali mereka yang berilmu. Maka binasalah
golonganberilmu, kecuali mereka yang beramal dengan ilmu mereka.
D a n b i n a s a l a h g o l o n g a n yang beramal dengan ilmu mereka kecuali mereka
yang ikhlas. Sesungguhnya golongan
yang ikhlas ini juga masih dalam keadaan bahaya yang amat besar …’
Kedua hadist diatas sudah cukup menjelaskan betapa niat yang disertai dengan
keikhlasanitulah inti sebenarnya dalam kehidupan dan pekerjaan manusia. Alangkah baiknya
kalau umatIslam hari ini, dapat bergerak dan bekerja dengan tekun dan mempunyai tujuan
yang satu,yaitu
‘mardatillah’ (keridhaan Allah) itulah yang dicari dalam semua urusan. Dari situlah akan
lahir nilai keberkahan yang sebenarnya dalam kehidupan yang penuh dengan curahan rahmat
dan nikmat yang banyakdari Allah. Inilah golongan yang diistilahkan sebagai golongan yang
tenang dalam ibadah,ridha dengan kehidupan yang ditempuh, serta optimis dengan janji-janji
Allah.

Anda mungkin juga menyukai