Anda di halaman 1dari 2

Nama : Azka Ashla Ursila

Offering : C25
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
A. Soal dan Latihan
1. Apa yang Anda fahami mengenai fikih, syariah dan hukum Islam ?
2. Mengapa umat Islam harus mendasarkan kesehariannya dengan hukum Islam?
3. Sikap yang bagaimanakah yang sebaiknya kita miliki di tengah-tengah perbedaan dalam
beragama?

Jawaban
1. Jadi, fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang berdasar pada Al-Qur’an dan sunnah.
Fikih digali dan juga ditemukan melalui pemikiran mujtahid, sehingga bisa disimpulkan bahwa
fikih adalah hasil dari penemuan dan penggalian tentang hukum. Syari’ah adalah semua
peraturan agama Islam yang telah ditetapkan oleh Allah agar kita (manusia) menerapkannya
dalam melakukan hubungan dengan Allah, dengan saudara muslimnya dan dengan alam
semesta juga kehidupan ini. Sedangkan yang saya fahami tentang hukum islam adalah hukum
yang bersumber dari agama Islam. Jadi, segala ketentuan mengenai suatu hal yang telah diatur
dan ditetapkan oleh agama Islam disebut hukum Islam. Tujuannya adalah untuk kebahagiaan
kehidupan manusia di dunia dan di akhirat kelak.
2. Karena di dalam hukum Islam seluruh perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan baik itu
terkait hubungan dengan Allah, sesama manusia dan juga hubungan dengan alam yakni
meliputi aqidah, syari’ah, ibadah maupun mu’amalah telah diatur oleh Allah SWT. Syari’at
Islam ini merupakan rahmatan lil ‘alamiin) yakni pemberi rahmat bagi seluruh alam. Oleh
karena itulah umat Islam harus mendasarkan kesehariannya dengan hukum Islam, sehingga bisa
mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
3. Menurut saya, sikap yang sebaiknya kita miliki di tengah-tengah kondisi perbedaan dalam
beragama adalah toleransi, saling menghargai satu sama lain dan saling memahami tanpa
menghakimi orang-orang yang berbeda agama dengan kita. Dengan seperti ini, maka akan
tercipta kerukunan dan kedamaian antar umat beragama. Tidak akan ada saling mencaci maki,
membenci, permusuhan jika sikap toleransi selalu ditegakkan. Karena, apabila kita tidak
memiliki sikap saling menghargai satu sama lain maka tidak akan bisa tercipta kerukunan
diantara kita semua yang ada hanyalah perpecahan dan berakibat fatal apabila terus-menerus
terjadi tanpa ada penyelesaian secara kekeluargaan.
B. Tugas Kontekstual
1. Amati kondisi keberagamaan masyarakat di sekitar tempat tinggal Anda!

2. Perhatikan warisan budaya dalam masyarakat Anda yang memiliki tautan dengan ajaran agama
Islam!

Jawaban
1. Dalam kehidupan bermasyarakat keberagaman atau perbedaan merupakan suatu hal yang
wajar, bahkan tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan. Lingkungan masyarakat pasti
didalamnya terdapat individu-individu atau kelompok-kelompok yang beragam, tidak ada yang
sama antara individu atau kelompok satu dengan yang lainnya. Seperti halnya dilingkungan
tempat tinggal saya, keberagaman tersebut dapat dilihat dari setiap aspek kehidupan. Pada aspek
agama misalnya, mayoritas masyarakat dilingkungan tempat tinggal saya adalah orang muslim.
Namun, ada beberapa masyarakat pendatang beragama non muslim. Dari sisi ekonomi tentu
saja terdapat berbagai keragaman menonjol baik itu pekerjaan tiap individu maupun
penghasilannya. Kemudian, dari sisi sosial budaya juga memiliki banyak keragaman seperti
beberapa kelompok masyarakat masih melakukan aktivitas-aktivitas tempo dulu, ada juga yang
kekinian dan tengah-tengah atau biasa mengikuti perkembangan zaman namun tetap memegang
erat prinsip-prinsip kehidupan. Meskipun, kondisi masyarakat begitu beragam akan tetapi
semua lapisan masyarakat tetap bisa menjalin kekompakkan, kerja sama, saling menghargai
(toleransi), berlaku adil pada semua, sehingga selalu tercipta kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat dilingkungan tempat tinggal saya. Jadi, pada intinya keberagaman itu tidak
mempengaruhi keeratan hubungan kita dalam bermasyarakat selagi rasa kepercayaan, sikap
toleransi, saling menghargai tetap dijunjung tinggi.
2. Warisan budaya yang berkaitan erat dengan agama Islam dalam kehidupan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal saya dan masih dilestarikan sampai sekarang adalah pementasan
wayang. Wayang sering disimbolkan sebagai gambaran 134 kehidupan manusia dalam
menemukan Tuhannya. Tokoh-tokoh yang ditampilkan merupakan ajaran-ajaran syari’at untuk
membawa penonton pada suasana yang religius. Oleh karena itu, wayang dianggap sebagai
bagian dari kegiatan religius untuk mengajarkan ajaran-ajaran ilahi. Sosok dalang diibaratkan
sebagai ‘Tuhan’ yang dapat memainkan peran dan nasib orang (wayang). Selain itu juga ada
tradisi Nyadran, tradisi ini dilakukan secara turun-temurun, seperti Suraan, Muludan, dan
Syawalan. Makna dari kegiatan nyadran ini adalah memanjatkan doa kepada Tuhan agar
senantiasa diberikan keselamatan dan kesejahteraan. Tradisi ini merupakan salah satu warisan
budaya nenek moyang kita, yang patut untuk dilestarikan. Selain itu ada juga tradisi ruwatan
doa yang makna intinya adalah memohon perlindungan dari ancaman bahaya (bencana alam),
juga doa memohon pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama ini. Selain itu
juga masih banyak bentuk-bentuk warisan budaya yang berkaitan erat dengan Islam seperti
banjarian, slametan, grebek syuro dan lain-lain. Warisan-warisan budaya seperti ini patut untuk
dilestarikan sesuai ajaran agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai