Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA ISLAM

MASYARAKAT MUSLIM

Dosen Pengampuh : Bunda Sri Indarti

Disusun Oleh kelompok :

1. Delia fitriani (P01750123074)


2. Deta putri ananda (P01750123075)
3. Nabila azhara (P01750123096)
4. Nabila nur afifah (P01750123097)
5. Nadhea Stephanie fitri (P01750123098)

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATOTIUM MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan suatu agama bagi umat manusia yang mengatur cara hidupnya di dunia
maupun di akhirat kelak. Islam mengajarkan sunnatullah manusia harus bermasyarakat, tunjang-
menunjang, topang menopang, dan tolong-menolong antara satu dan lainnya. Kedua cara hidup
tersebut mempunyai hubungan sangat erat, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Diperlukan
adanya keseimbangan dalam cara hidup tersebut. Islam menuntut setiap manusia bekerja keras
guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di akhirat. Sebagai makhluk sosial,
manusia menerima dan memberikan andilnya kepada orang lain. Saling bermuamalah untuk
memenuhi hajat hidup dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Untuk mencapai kemajuan dan
tujuan hidup manusia, di perlukan kerja sama dan kegotongroyongan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat menurut agama Islam?

2.Apa hubungan agama Islam dengan masyarakat?

3. Bagaimana peran agama Islam dalam kehidupan masyarakat?

C. Tujuan

Pada tujuan dalam Makalah Agama Islam dan Masyarakat kali ini, diantaranya:

1.Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan secara umum tentang masyarakat


menurut agama Islam.

2.Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan hubungan antara agama islam dengan
masyarakat.

3.Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan peran agama Islam dalam kehidupan
masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masyarakat Menurut Agama Islam

1. Pengertian Masyarakat

Secara etimologis, masyarakat diambil dari kata bahasa Arab, yaitu musyrak yang
memiliki arti hubungan atau interaksi. Sehingga, bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah
kelompok manusia atau individu yang hidup secara bersama-sama pada suatu tempat dan saling
berhubungan. Adapun secara umum, pengertian masyarakat adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup atau seni terbuka. Dengan kata lain, masyarakat
merupakan interaksi individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Selain itu, masyarakat juga bisa disebut sebagai satu kesatuan atau kelompok yang
memiliki hubungan serta beberapa kesamaan seperti sikap, perasaan, tradisi, dan budaya. Yang
mana kelompok tersebut membentuk suatu keteraturan.Setidaknya, terdapat 6 definisi
masyarakat menurut para ahli antropologi dan sosiologi yang dicatat oleh Gunsu Nurmansyah
dkk (2019: 46-45), yakni sebagai berikut:

a. Menurut ahli sosiologi Indonesia, Selo Sumarjan, definisi masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
b. Menurut ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat, pengertian masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut ahli antropologi AS Ralph Linton, pengertian masyarakat ialah setiap
kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan
mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap
kelompoknya sebagai salu kesatuan sosial.
d. Menurut ahli sosiologi modern paling berpengaruh, Karl Marx. masyarakat adalah
suatu struktur yang mengalami suatu ketegangan organisasi ataupun perkembangan
akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang dibedakan
kepentingannya secara ekonomi.
e. Menurut Emile Durkheim, salah satu ahli pencetus sosiologi modern, definisi
masyarakat ialah suatu kenyataan objektif dari pribadi- pribadi yang merupakan
anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton dan Chester 1. Hunt, yang juga ahli sosiologi, pengertian
masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama. tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok
tersebut.
g. Menurut Dannerius Sinaga, pengertian masyarakat adalah orang yang menempati
suatu wilayah baik langsung maupun tidak langsung yang saling berhubungan sebagai
usaha pemenuhan kebutuhan.
h. Phil Astrid S. Susanto menyatakan, masyarakat atau society merupakan manusia
sebagai satu satuan sosial dan suatu keteraturan yang ditemukan secara berulang-
ulang.

2. Pengertian Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah
menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam. sebagai agama yang harus
mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Allah ta'ala
berfirman,

Arti: "Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan
nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam menjadi agama bagi kalian." (QS. Al Maa'idah: 3)
pun telah Allah ta'ala juga berfirman,

‫ضرٗي ه ث ال االُْارة ٖ ُّْ ه ٌَ ٗ ق ب ال ال دٌٗ اإل ض الم غ ٘ر دٗ ٌغ ّم‬

Arti: "Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima
darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali Imran: 85)

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah keyakinan dan syariat hukum. Islam adalah
ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:

a. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta'ala dan melarang. kesyirikan.


b. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
c. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
d. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
e. Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
f. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan
durhaka kepada mereka.
g. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerahatan yang
terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan
silaturahim.
h. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang
bersikap buruk kepada mereka.
3. Masyarakat Menurut Agama Islam

Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat mana pun,
baik keberadaannya maupun karakternya. Ia merupakan masyarakat yang rabbani, insani, akhlaqi
dan masyarakat yang seimbang (tawazun). Ummat Islam dituntut untuk mendirikan masyarakat
seperti ini, sehingga mereka bisa memperkuat agama mereka, membentuk kepribadian mereka
dan bisa hidup di bawah naungannya dengan kehidupan Islami yang sempurna.Suatu kehidupan
yang diarahkan oleh aqidah Islamiyah dan dibersihkan dengan ibadah, dituntun oleh pemahaman
yang shahih, digerakkan oleh semangat yang menyala, terikat dengan moralitas dan adab
Islamiyah, serta diwarnai oleh nilai-nilai Islam.

Diatur oleh hukum Islam dalam perekonomian, seni, politik dan seluruh segi
kehidupannya. Masyarakat Islam bukanlah masyarakat yang hanya menerapkan syari'at Islam
pada bidang hukum saja, terutama di bidang pidana dan perdata sebagaimana difahami oleh
mayoritas ummat. Yang demikian ini merupakan pemikiran dan praktek yang juziyah (parsial),
bahkan mengarah pada berbuat halim terhadap masyarakat, dengan memfokuskan seluruh
potensi yang bermacam-macam dalam menegakkan satu pilar di antara banyak pilar yaitu
hukum, dan bahkan dalam satu bidang saja dari hukum tersebut yaitu pidana alan perdata.

B. Hubungan Agama Islam dengan Masyarakat

Menjadi sebuah perbincangan hangal mengenai bagaimana hidup di dunia ini harus
dilakukan dengan baik dan benar, berjalan sesuai roda kehidupan yang sudah diatur oleh Tuhan
yang maha kuasa. Berbagai cara manusia melakukan aktivitasnya dengan teliti hingga merasa
bahwa jalannya yang paling benar. Sejatinya manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan
kesalahan selalu terjadi kapan saja. Untuk itu ada sebuah kunci dan tip untuk semua masyarakat
dalam menjalankan kehidupan ini sebagai masyarakat yang mengerti keterkaitan terhadap dogma
Agama, jika sudah memahami dengan apa yang diperbuat selama ini tanpa harus berpikir apakah
ini salah atau tidak itu sudah diketahui bersama. Berikut kunci kehidupan bermasyarakat dengan
agama sebagai pedoman kehidupan:

1. Hubungan Manusia dengan Tuhan (Allah SWT)

Kegiatan manusia dalam kesehariannya tentang kehidupan bermasyarakat sudah diatur


sedemikian cantiknya melalui skenario Allah SWT yang maha adil dan maha mengetahui
segalanya. Kebenaran dari Allah SWT yang tidak bisa dipungkiri dengan dalil apapun bahwa
sebenarnya diciptakannya manusia yang terdapat kelengkapan dalam tubuhnya itu tidaklah
sembarangan Allah SWT ciptakan, melainkan untuk perkara yang bisa memberikan manfaat bagi
kemuliaanya sebagai wakil dan abdi dari Allah SWT dalam pemahaman yang seluas-luasnya.
Maka untuk bisa mendudukan diri sesuai dengan fungsi yang sebenarnya, manusia mutlak harus
menopang dirinya dengan pilar-pilar kemuliaannya secara utuh.
Kedudukan manusia sebagai hasil dari ciptaan Allah SWT yang menjadikannya sebagai
makhluk terhormat dari ciptaannya yang lain. Kedudukan seperti ini ditandai dengan pemberian
daya pikir berupa akal sehingga berekreasi melalui kesadaran moral, potensi ini juga
memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai Khalifah dan memenuhi posisinya
sebagai hamba Allah SWT. Dalam Surah Al- Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

‫ع ال شج ع األ ّ ه طؤّالٗ ت األ ى ٖ ُال ب ل لٖ ألرٗ كت زب ك ال ال ّل د‬ ‫ِ٘ دٗ ف طد م‬ ‫ك الده ء ّٗص‬


‫ضال ًّقد د بحن ًطب ّح حد‬ ‫الطالهْد ه االم ار ال‬

Arti: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,"Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi." Mereka berkata,"Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujimu dan menyucikan nama-Mu?"
Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,"

2. Hubungan Manusia dengan Manusia (Kehidupan Bermasyarakat)

Tidak hanya manusia merefleksikan hubungannya dengan Allah SWT. tetapi manusia
sendiri harus memiliki sebuah refleksi tinjauan dalam pembelajaran bagaimana hubungan sesama
manusia itu sendiri. Bisa melihat dan mengamati secara pandangan masing-masing tentang kerja
sama antara satu dengan yang lain, manusia dengan slogan umumnya berupa Makhluk Sosial
adalah pernyataan yang benar manusia harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap
sosial kehidupan, dalam tinjauan tersebut merupakan suatu hasil cipta karya, rasa dari manusia
itu sendiri.

Dengan demikian, hasil itu merupakan budaya dari perilaku manusia yang dapat dirubah
dalam pelestarian dan perubahan selalu mewarnai literatur kehidupan bermasyarakat.Kerangka
bersikap bijaksana dalam membawa kedamaian tentang roda jalannya kehidupan masyarakat
memberikan isyarat supaya bergerak secara dinamis, kreatif, kritis serta menciptakan inovatif
kepada sesama. Kehidupan bermasyarakat ini juga menuntut manusia memanfaatkan potensinya
yang telah diberikan anugerah kepada Allah SWT. dengan begitu memberikan rasa kesadaran
dan keharmonisan dalam tatanan interaksi sosial bermasyarakat.

Nilai dalam hubungan antara manusia dengan sesama tercakup dalam nilai
persaudaraan,saling mengenal dalam lingkungan perbedaan antara sesama keyakinan atau
berbeda dalam hal segalanya. Ini tercantum dalam Firman Allah SWT dalam di Surah Al-Hujarat
ayat 13 yang berbunyi:

ٗ َٗ ‫ُْا اال ض خو ر ّال عْب ّ الًكن ّ ًثٔ كر هي حكن ّ ال ال االدا ش‬: ‫ّ هر ل٘ن داال األبلق٘كن ع ٌد ال سه كن ى‬

Arti: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
C. Peran Agama Islam dalam Kehidupan Masyarakat

Salah satu syarat kehidupan manusia yang teramat penting adalah keyakinan, yang oleh
sebagian orang dianggap menjelma sebagai agama. Agama ini bertujuan untuk mencapai
kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani. Untuk mencapai kedua ini harus diikuti dengan
syarat yaitu percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Agama Islam memiliki konsep-
konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain.
Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran yang berkenaan dengan : hubungan
manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep
kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama
manusia. Sebagaimana yang termaktub dalam Surat al-Maidah ayat 2:

َ ٗ ‫ل ألب ٘ج ٕ م ّ ال د األ الهٖ ّال ّ ّاألُد األ سام اال ِر ّ ال ّ هللا و ل ٖ ال ع الّا ال و لْا االً ٘ ث ب‬
‫ط دّا قدم ّ ا ّر ْاً ربِن هي ال ٗخفٍْ األح رام‬ ‫األع سام ل ألً طٖ م ال ط لْك ن ْم داد هلكن ٗ ر ّال‬
‫ال م األح و ال ث االّل ٘ت ّاأل در األل ن ع لٔ ّال و خ ع ًّ ْا اال ْٓ األب ر ٖ ل ٌ ح ع ر ال ِ ك را‬ٙ‫ األهت دٗ د ا‬.

Arti: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah,
dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-
hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan
Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu.
Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang- halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksaan-Nya.

Agama merupakan pedoman hidup dan menjadi tolak ukur yang mengatur tingkah laku
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang tergantung
pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang diyakini. Agama
berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada
kebaikan bersama.Untuk memperoleh pemahaman tentang peranan agama lebih jauh lagi. Abul
Qosim Al-Khu'i, penulis buku Menuju Islam Rasional mengatakan, pada dasarnya kita
membutuhkan agama dikarenakan agama mampu melestarikan hubungan yang baik dan
harmonis antar manusia.
Pentingnya peran agama Islam dalam kehidupan manusia dapat dipahami dalam poin-
poin berikut:

1. Agama Islam menghidupkan nilai luhur moralitas. Diturunkannya agama kepada


manusia mempunyai agenda menghidupkan moralitas dalam rangka mengatur
kehidupan manusia. Islam sangat mendukung nilai luhur yang menyeru kepada prinsip
kebaikan, seperti keadilan, kejujuran. toleransi, dan tolong-menolong. Dalam proses
kehidupan yang dijalani manusia, Islam sangat mendukung untuk tindakan kebaikan.
Artinya, Islam tidak hanya memberikan nilai- nilai yang bersifat moralitas, namun
juga menjadikannya sebagai fondasi keyakinan. Agama mensyarakatkan moralitas
sebagai bagian iman secara keseluruhan. Tak hanya moralitas yang ditekankan agama
bersifat mengikat kepada setiap penganutnya.

2. Islam memberi kekuatan dalam menanggung penderitaan hidup. Agama menghidupkan


kekuatan dalam diri manusia untuk mampu menghadapi berbagai penderitaan hidup
dan berperan sebagai benteng kokoh yang melindunginya dari serangan keputusasaan
dan hilangnya harapan. Berkat keimanan yang kuat dan keyakinan bahwa Allah SWT
pasti memberi pertolongan, setiap masalah yang muncul dan setiap jalan buntu yang
ditemui dalam kehidupannya dapat dipecahkan dan diatasi. Alhasil, ia akan mampu
menghindar dari rongrongan keputusasaan dan kesia- siaan.

3. Islam menjadi pegangan dan pedoman hidup. Al-Qur'an merupakan pedoman hidup
yang tidak pernah berubah setiap zaman. Meskipun terdapat berbagai perbedaan
tafsiran dalam memahaminya, namun tidak pernah ada perubahan dalam kitab suci
yang diyakini kebenarannya tersebut. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya
pegangan atau pedoman yang menjadi acuan dalam hidup. Karenanya, ia akan
cenderung berusaha mengisi hidupnya dengan cara dan jenis pedoman hidup apapun.

4. Islam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Selain memberikan pedoman hidup


yang bersifat spiritual, agama juga mendorong kemajuan ilmu pengetahuan.
Keyakinan mengajarkan kepada manusia bahwa pengetahuan tak terbatas merupakan
sumber dari keteraturan alam yang berlaku di jagat raya ini (yang menjadi dasar dari
teori ilmu pengetahuan), yang diibaratkan sebagai sebuah buku maha besar yang
dikarang seorang sarjana yang sangat cerdas. Setiap halamannya yang berisi
serangkaian paragraf dan kalimat, mengandungi cahaya kebenaranyang mendorong
kita untuk mempelajari dan merenungkannya,

5. Islam sebagai integrator (menyatu padukan). baik individual maupun sosial, dalam arti
bahwa Islam mengintregasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik
sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat, yaitu integrasi dan keserasian
sebagai insan yang taqwa. serta integrasi dan keserasian antara manusia sebagai
makhluk sosial dalam hubungannya dengan sesama dan lingkungannya. Dengan kata
lain, integrasi dan keserasian antara mengejar kebaikan dunia dan akhirat.

6. Islam sebagai sumber inspirasi (ilham) budaya bangsa Indonesia. melahirkan hasil
budaya fisik berupa cara pakaian yang sopan dan indah. gaya arsitektur, dan lain-lain,
serta hasil budaya nonfisik seperti seni budaya yang menafaskan agama Islam
kehidupan beragama yang jauh dari syirik dan musyrik.

7. Islam sebagai sublimator (memperindah) agama menyandukan segala perbuatan


manusia, sehingga perbuatan manusia bukan hanya yang bersifat keagamaan saja,
tetapi setiap perbuatan dijalan kan dengan tulus ikhlas dan penuh pengabdian karena
keyakinan agama, bahwa segala pekerjaan yang baik merupakan bagian pelaksanaan
ibadah insant terhadap Sang pencipta atau Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat mana pun,
baik keberadaannya maupun karakternya. Ia merupakan masyarakat yang rabbani, insani,
akhlaqi, dan masyarakat yang seimbang (tawazun). Kegiatan manusia dalam kesehariannya
tentang kehidupan bermasyarakat sudah diatur sedemikian rupa melalui skenario Allah SWT
yang maha adil dan maha mengetahui segalanya. Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar
yang memberikan gambaran tentang ajaran yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan
manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan.

B. Saran

1. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan
saran beserta kritik yang mengandung sifat membangun dari para pembaca.

2. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca

Anda mungkin juga menyukai