PENDAHULUAN
Secara hakiki, pendidikan merupakan proses pembinaan fitrah manusia dan
tranformasi budaya yang dilakukan secara seimbang dan integral. Keseimbangan
pada pembentukan dimensi spiritual dan dimensi kultural mengiringi manusia pada
peningkatan kualitas, ilmu, iman dan amalnya, baik secara vertical maupun secara
horizontal. Disinilah posisi manusia dilihat sebagai pilihan yang tepat untuk
mengembn amanah, puncak ciptaan yang sempurna, yang mendudukkan manusia
dalam fungsi gandanya, sebagai khalifah dan sebagai pengabdi.
Tak pelak lagi, pendidikan menjadi kebutuhan dasar (basic need) bagi setiap
orang. Hanya dengan pendidikan yang baik, seseorang akan mengetahui hak dan
tanggung jawabnya sebagi individu, anggota masyarakat dan sebagai makhluk
Tuhan. Karena itu pendidikan adalah hal yang fundamental.
1
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya terhadap Pendidikan Islam
A. Hakikat Masyarakat
Manusia ialah makhluk berbudaya. Setiap pikiran, langkah, gerak dan merasa
terhadap sesuatu melahirkan budaya. Sedangkan hewan dan benda mati lainnya
tidak memiliki dan tidak melahirkan budaya. Selagi makhluk yang berfikir dan
merasa, manusia merespon segala persoalan hidup dengan cara kreatif, konstruktif
dan produktif sehingga melahirkan budaya.bagaimanapun hakikat kebudayaan itu
adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan
sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam
kesatuan ruang dan waktu.1
Jadi kebudayaan berdimensi manusia, kehidupan, ruang dan waktu. Disini dapat
ditambah bahwa kebudayaan adalah buah atau produk (hasil) interaksi manusia dan
lingkungan alam sekitar dan lingkungan sosialnya. 2 Dengan kata lain, kebudayaan
meliputi kehidupan manusia, baik secara individual maupun kelompok sejak dari
lahir sampai meninggal dunia, sejak dari pendidikan masa kanak-kanak samapai
dan belajar agma sampai menajalni kehidupan, mengurus tanaman, hewan ternak
menggunakan alat-alat, membentuk keluarga serta membentuk hubungan sosial,
ekonomi, politik, menyediakan saran mempertahan diri dan kelompoknya,
menyediakan sarana pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit serta
mempelajari ilmu-ilmunya.
Menurut Loren Bagus di kutip dari Hermawan masyarakat berasal dari bahasa
inggris yang disebut dengan istilah society, dari bahasa Latin societas (socio
mengambil bagian, berbagi, menyatukan). Masyarakat adalah suatu kumpulan
orang-orang atau suatu asosiasi sukarela individu-individu yang mempunyai tujuantujuan yang sama. Dalam pandangan beberapa filosof, pengertian masyarakat
adalah:3
Usiono, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2007) h. 65.
Muhammad Amin Al-Masri, Pedoman Pendidikan Masyarakat Islam Modren,
(Bandung: Husaini, 1987), h. 24.
3
Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009), h. 48-49.
2
2
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
hidup
kelompok
manusia
terutama
dalam
kelompok
kehidupan
masyarakat teratur.5
Beberapa unsur yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu: (1) hidup bersama dua
orang atau lebih, (2) hidup bercampur dan bergaul cukup lama, (3) hidup dalam
suatu kesatuan yang utuh, (4) mereka sadar bahwa sistem kehidupan bersama
menimbulkan sebuah kebudayaan tersendiri, sehingga mereka merasa adanya
keterlibatan di antara mereka, (5) adanya anturan yang jelas dan disepakati
bersama.6
Menurut Murthadha Muthahhari yang dikutip dari Rahmad Hidayat (2016: 249),
masyarakat adalah kelompok-kelompok manusia yang terkait oleh sistem-sistem
4
Ibid, h. 49.
Rahmad Hidayat dan Heni Syafriana Nasution, Filsafat Pendidikan Islam:
Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam, (Medan: LPPPI, 2016), h. 248.
6
Ramayulis dan Samsul Nizal, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan
dan Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 65.
5
3
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas, dan yang hidup bersama-sama
dalam wilayah tertentu, iklim dan bahan makanan yang sama.
Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang
telah cukup lama tinggal di suatu tempat atau didaerah tertentu dengan mempunyai
aturan tertentu tentang tatacara hidup mereka menuju satu tujuan yang sama
dengan menghasilkan sebuah kebudayaan. Dengan semikian rumusan tentang
masyarakat yaitu:
1. Adanya sekelompok manusia.
2. Adanya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur mereka.
3. Bertempat tinggal didaerah tertentu dan telah berjalan cukup lama.
4. Adanya kebudayaan atau adat istiadat setempat.
B. Konsep Masyarakat dalam Perspektif Filsafat Islam
Masyarakat dalam Islam sering di istilahkan dengan ummat atau umma. Istilah
ummah berasal dari kata amma artinya bermaksud (qasshada) dan berniat keras
lazima. Pengertian seperti ini terdiri atas tiga arti yakni gerakan dan tujuan, dan
ketetapan hati yang sadar. Dan sepanjang kata amma itu pada mulanya mencakup
arti kemajuan maka tentunya ia memperlihatkan diri sebagi kata yang terdiri atas
empat arti, yakni usaha, gerakan, kemajuan, dan tujuan. 7
Kata umat menurut al-Asflhani dalam Hermawan (2009: 50), diartikan sebagai
semua kelompok yang dihimpun oleh sesuati, seperti agama yang sama, waktu atau
tempat yang sama baik pehimpunannya secara terpaksa atau kehendak mereka
sendiri.
Kata umat dalam al-Quran sesebut sebanyak 52 kali dalam bentuk tunggal alDamighani dalam kamus al-Quran-nya merinci sembilan pengertian, kata umat
terdapat dalam al-Quran yaitu: kelompok agama (tauhid), waktu yang panjang,
kaum, pemimpin, generasi seilam, umat Islam, orang-orang kafir, dan seluruh umat
manusia. Dalam al-Quran banyak sekali penggunaan istilah umat ini, misalnya:
1. Umat berarti agama yang satu.
2. Umat berarti segolongan/kelompok.
3. Umat berarti sekumpulan orang yang diberi peringatan.
4. Umatan wahidin berarti agaman yang satu (Islam).
7
4
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
Ibid, h. 53.
5
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
10. Kekuatan dan keteguhan yang diatur oleh agama, akhlak dan ukuran
kebenaran, keadilan, kasih sayang dan ciri-ciri insanlah yang luhur dijadikan
tujuan. Baik kekuatan moral dengan beriman kepada Allah, melenhkapi diri
ataupun kekuatan material dalam bentuk kekuatan ekonomi, kemajuan ilmu,
teknologi, pembangunan, kemajuan sosialm dan persenjataan.
11. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terbuka, boleh menerima
pengaruh yang baik dari masyarakat lain terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan. Ia menyeru kepada sifat saling tolong menolong baik dalam
hubungan luar negeri ataupun didalam negeri.
12. Masyarakat Islam bersifat insaniah, saling kasih mengasihi, ramah tamah,
tolong menolong, bantu membantu atara satu dengan lainnya.
Berkenaan dengan kenyataan sosial, al-Quran memberikan informasi tentang
karakter yang perlu dimiliki oleh masyarakat Islam. Karakter tersebut adalah: 9
a. Masyarakat komunikatif. Manusia adalah makhluk yang saling berhubungan,
saling neginformasikan ide, makna, konsep dan pengertian anta satu dengan
lainnya, melalui bahasa suara, isyarat dan gerak.
b. Masyarakat penafsir. Manusia dalam kultur yang berbeda akan memberikan
penafsiran yang berbeda pula. Penafsiran dan perilaku manusia merupakan
produk dari kultur lingkungannya. Dalam kaitan ini, Islam mentoleransi
keberangan kultur yang nilainya tidak bertentangan dengan al-Quran dan
Sunnah. Kultur yang demikian disebut dengan urf.
c. Masyarakat nilai. Nilai-nilai ajaran Islam merupakan satu kesatuan.
Masyarakat Islam adlah masyarakat yang patuh terhadap nilai-nilai.
Gambaran masyarakat yang memegang teguh nilai adalah masyarakat
madinah.
d. Masyarakat keluarga. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terditi atas
keluarga-keluarga. Institusi keluarga terbentuk karena perkawinan. Keluarga
merupakan pencipta generasi baru. keluarga merupan institusi masyarakat
Islam yang sangat penting.
e. Masyarakat berorientasi pada mustadhafin. Masyarakat Islam adalah
masyarakat yang sangat kuat memihak kepada masyarakat yang lemah. Al-
Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Quran,
(Jakarta: Erlangga, 2006), h. 327-327.
6
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
Quran
melarang
seseorang
atau
suatu
masyarakat
meneksploitasi
masyarakat lainnya.
f. Masyarakat egaliter. Masyarakat egaliter merupakan masyarakat yang penuh
dengan persamaan, terbuka bagi pengembnagan warganya, tanpa melihat
asal strata sosial warga yang bersangkutan.
Perwujudan masyarakat yang ideal merupakan harapan bagi seluruh manusia.
Konsepsi
masyarakat
ideal
tersebut
sering
berhubungan
dengan
tujuan
yang menjadi pemimpin da nada yang dipimpin. Tak ada perbedaan dihadapan
Allah antara orang Arab dan orang ajam kecuali dengan taqwanya.
4. Kebebasan
Masyarakat Islam dibina untuk mempunyai kebebasan atau kemerdekaan.
Hal ini merupakan hak asasi setiap manusia. Dalam agama Islam taka da
paksaan dalam beragama (la ikraha fi al-Din). Hal ini bukan berarti orang Isam
bebas tidak beragama. Umat Islam dituntut agar melaksanakan ajaran agamanya
dengan baik dan benar.
5. Keadilan Sosial
Masyarakat Islam dibina atas dasar berkeadilan sosial, yaitu keadila yang
merata bagi seluruh ummat. Islam sangat menekankan keadilan, yaitu
meletakkan sesuatu pada proporsi yang semestinya sesuai dengan aturan Illahi.
Allah menganjurkan agar setiap manusia berlaku adil walaupun terhadap dirinya
sendiri. Kedilan dalam Islam meliputi hal-hal yang bersifat material dan spiritual.
Dengan dasar diatas, Rasulullah SAW mampu membina ummat-nya secara
bijaksana. Bahkan beliau memberikan contoh teladan dalam semua aspek
kehidupannya. Dengan pendekatan tersebut, menjadikan kepemimpinannya
sukses dalam mengantarkan umat sebagai masyarakat yang madani. Hal ini
terbukti setelah beliau membina masyarakat bertahun-tahun, masyarakatnya
aman dan makmur di bawah naungan Ilahi. Bahkan masyarakat lain pun sangat
menghargainya dan tidak memandang enteng masyarakat Islam.
D. Hubungan Masyarakat dengan Pendidikan Islam
Pendidikan sebagai gejala sosial dalam kehidupan mempunyai landasan
individual, sosial, dan kultural. Pada skala mikro, pendidikan bagi individu dan
kultural. Pada skala mikro, pendidikan bagi individu dan kelompok kecil berlangsung
dalam skala relatif terbatas, seperti antara sesama sahabat, antara seorang guru
dan satu atau sekelompok kecil siswanya, antara suami dan istri dalam kelurga,
antara orang tua dan anak.10 Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar manusia
sebagai individu berkembang potensinya dan perangkat pembawaannya lebih baik
dan lengkap. Manusia berkembang sebagai individu menjadi pribadi yang unik dan
asli. Tidak ada manusia yang diharapkan mempunyai kepribadian yang dama
sekalipun ketereampilannya hampir serupa. Adanya individu dan kelompok yang
10
8
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
Ibid, h. 165.
Al-Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami:Membangun Kerangka Ontologi,
Epistemologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2012), h. 37
13
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 165.
12
9
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
tanggung
jawab
anggota
masyarakat
dan
peerintah
untuk
teori-teori
tersebut
didukung
oleh
Undang-undang
Sistem
warga
negara
berhak
mendapat
kesempatan
meningkatkan
warga
negara
bertanggungjawab
terhadap
keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.
14
10
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
Pada bagian ketiga tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal 8 dikutip dari
Anas Salahudin (2009: 166) disebutkan Masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
Pasal 9 dikutip dari Anas Salahudin (2009: 166), menyebutkan Masyarakat
berkewajiban
memberikan
dukungan
sumberdaya
dalam
penyelenggaraan
pendidikan.
Selanjutnya pada bagian keempat tentang Hak dan Kewajiban Pemerintah dan
Pemerntah Daerah Pasal 10 disebutkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berhak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang-undang tersebut mempertegas pentingnya pendidikan bagi masyarakat
dan harus dilaksanakan sejak dini.
Sistem pendidikan di masyarakat harus mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik kebutuhan duniawi maupun kebutuhan
ukhrawi. Dengan demikian, semua cabang ilmu pengetahuan secara materiil
ataupun formal yang dikaji di timur dan di barat termasuk ruang lingkup pendidikan
bermasa depan. Dengan demikian, pendidikan tidak menganut sistem tertutup,
tetapi terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik tuntutan
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan kebutuhan
hidup rohaniah. Kebutuhan tersebut senakin luas sejalande ngan meluasnya
tuntutan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itum secara aplikatif, pendidikan
harus berwatak akomodatif pada tuntutan kemajuan zaman yang ruanglingkupnya
berada di dalam kerangka acuan norma-norma kehdupan sosial. Hal demikian,
tampak jelas pada teorisasi pendidikan yang akan dikembangkan.
Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek pendidikan berkewajiban mendukung
sepenuh jiwa dalam mengembangkan fisik dan nonfisik lembaga pendidikan karena
tanpa dukungan dari masyarakat, lembaga pendidikan tidak akan mengalami
kemajuan. Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap kemajuan dan
pengembangan seluruh kebutuhan kependidikan. Masyarakat harus menerima hahhaknya dalam pendidikan karena seluruh masyarakat berhak mengeyam pendidikan
untuk cerdas, maju dan sejahtera.
E. Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Masyarakat terhadap Pendidikan Islam
11
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
terdapat
berabagai
potensi
yang
amat
luas
untuk
mengoperasikan
komputer.
Selanjutnya
jika
dunia
kerja
12
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
berkewajiban
saling
menyeru
ke
jalan
Allah
dan
16
13
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
berkewajiban
mendidik
tanggung
jawab
pada
setiap
warganya, sebab mereka hanya hidup dalam suatu rentang waktu. Suatu
saat ajal akan menjemput tanpa dapat diundur atau dimajukan. Akan ada
masa dimana setiap ummat akan melihat buku catatan amalnya dan
menerima balasan terhadap segala sesuatu yang telah dikerjakan.
F. Fungsi Pendidikan Islam bagi Masyarakat
Adapun hubungann fungsi pendidikan Islam terhadap masyarakat adalah utnuk
memperbaiki (ishlah) kehidupan masyarakat meliputi: 17
1. Ishlah al-Aqidah, yaitu memperbaiki akidah umat. Islam telah mampu
memperbaiki akidah dari masyarakat yang menyembah berhala kepada
agama tauhid. Dalam Islam, dzat yang berhak disembah hanyalah Allah Swt.
2. Ishlah al-Ibadah, yaitu memperbaiki cara beribadah. Rasulullah saw, telah
memberikan contoh bagaimana cara shalat, puada, haji dan sebagainya.
3. Ishlah al-Ailah, yaitu perbaikan berkeluarga. Pernikaham diatur secermatcermatnya. Hak dan kewajiban suami dijelaskan. Demikian pula hak dan
kewajiban anak sera hak dan kewajiban pembentu bila ada. Dalam Islam,
kesemuanya akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt., nantinya.
4. Ishlah al-Adah, yaitu memperbaiki adat. Sebagaimana adat bangas Arab
Jahiliyah yang etrkenal buas dan kejam, seperti mengubur anak-anak mereka
yang
perempuan
hidup-hidup
yang
dianggap
menurunkan
derajat
perempuan. Islam menegaskan bahwa jiwa manusia mahal sekali dan tidak
boleh dibinasakan kecuali dengan hak.
5. Ishlah al-Mujtama, yatu memperbaiki umat manusia, pada umumnya.
Masyarakat Islam tidah hanya bergaul dengan sesamanya saja, akan tetapi
17
Ibid, h. 261-262.
14
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
juga bergaul dengan yang bukan muslim. Hal ini diatur mallui ketentuan yang
diperlihatkan oleh Rasulullah Saw. Orang-orang Islam harus bergaul secara
baik dengan masyarakat non-muslim selama mereka tidak memusuhi umat
Islam. Mreka dibiarkan melakukan ibahda menurut keyakinannya masingmasing. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt., yang menyatakan: bagimu
agamamu dan bagiku agamaku.
15
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama tinggal di suatu
tempat atau didaerah tertentu dengan mempunyai aturan tertentu tentang tatacara
hidup mereka menuju satu tujuan yang sama dengan menghasilkan sebuah
kebudayaan.
Kata umat menurut al-Asflhani dalam Hermawan (2009: 50), diartikan sebagai
semua kelompok yang dihimpun oleh sesuati, seperti agama yang sama, waktu atau
tempat yang sama baik pehimpunannya secara terpaksa atau kehendak mereka
sendiri.
Sistem pendidikan di masyarakat harus mencakup seluruh aspek kehidupan
yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik kebutuhan duniawi maupun kebutuhan
ukhrawi. Dengan demikian, semua cabang ilmu pengetahuan secara materiil
ataupun formal yang dikaji di timur dan di barat termasuk ruang lingkup pendidikan
bermasa depan.
B. Saran
Dari paparan pembahasan kami diatas mengenai hakikat masyarakat dan
implikasinya dalam pendidikan Islam, pemakalah sadar bahwa penulisan masih
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya.
16
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam alQuran, Jakarta: Erlangga, 2006.
Al-Masri, Muhammad Amin, Pedoman Pendidikan Masyarakat Islam Modren,
Bandung: Husaini, 1987.
Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009.
Hidayat, Rahmad dan Heni Syafriana Nasution, Filsafat Pendidikan Islam:
Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam, Medan: LPPPI, 2016.
Ramayulis dan Samsul Nizal, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta: Kalam Mulia, 2009.
Rasyidin, Al, Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistemologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan, Bandung: Citapustaka
Media Perintis, 2012.
Salahudin, Anas, Filsafat Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Salminawati dan Sahkholid Nasution, Filsafat Pendidikan Islam: Menbangun
Konsep Pendidikan yang Islami, Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2016.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Usiono, Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2007.
17
Hakikat Masyarakat dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam