IDI adalah Suatu upaya untuk menyajikan ajaran Islam yang berkaitan dengan disiplin ilmu. Atau
mencoba mengukur kebenaran ilmu dengan alat ukur kaidah Islam.
1. Semakin pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum atau tidak sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam.
2. Semakin banyak teori ilmu pengetahuan yang perlu ditinjau secara kritis oleh pandangan Islam.
4. Terjadinya pemisahan (dichotomi) antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum
a. ekonomi
b. politik
c. akademik
C. Tujuan IDI
Ruang Lingkup IDI adalah menjelajahi seluruh ilmu yang berorientasi bukan sekedar “ilmu untuk
diterapkan” (science for application) apa lagi “ilmu untuk ilmu” (science for science), tetapi ilmu
sebagai karunia Allah untuk mencapai kemuliaan dan ridha-Nya yang terrefleksikan dalam
peningkatan budaya (cultural) dan peradaban (civilization) selama di dunia.
2. Imu untuk mengembangkan pribadi manusia demi mencapai ahsani taqwim. (Q.S. 95 : 4)
4. Ilmu untuk memelihara, mengembangkan, Dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.
(Q.S. 11 : 60 )
(ISLAM DISIPLIN ILMU)
Kebahagiaan yang hakiki adalah kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan lahir dalah
terpenuhnya kebutuhan hidup manusia, sedangkan kesejahteraan batin adalah merasakan
ketenangan, ketentraman dan kedamaian.
Islam mengajarkan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan lahiriahnya dengan bekerja keras
tanpa melahirkan nilai dan aturan moral yang diajarkan oleh Allah berupa kebaikkan. Al-Quran
menyebutkan umat Islam itu sebagai masyarakat murhamah, masyarakat yang mewujudkan suasana
damai, saling peduli dan mengembangkan kasih sayang.
Islam merupakan nilai-nilai dasar yang diturunkan Allah untuk menjadi pedoman hidup manusia
dimuka bumi. Seseorang yang menerima dan menyatakan diri sebagai penganut Islam disebut
muslim atau bisa disebut dengan umat Islam.
Umat merupakan kelompok orang-orang beriman yang bersatu atas dasar politik dan agama dan
bersumber pada firman Tuhan serta sama-sama merasa bangga wahyu yang terakhir kali diturunkan
kepada Rasul-Nya.
1. Qabilah yang artinya menunjukkan sekumpulan individu manusia yang memilih tujuan yang
sama.
2. Qanum adalah kehidupan kelompok yang dibangun atas dasar menegakkan individu dengan
berserikat dan bersatu dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan.
3. Sy’abi dan insyi’ab yang artinya setiap anak manusia yang hidup dimuka bumi ini hidup
bercabang-cabang.
4. Thabaqah adalah sekelompok manusia yang kehidupannya hampir sama.
5. Mujtama’atau jami’ah artinya sekumpulan manusia atau sesuatu masyarakat disuatu tempat.
6. Tha-ifah adalah perkumpulan manusia yang melingkari suatu proses tertentu atau
mengelilingi zona tertentu.
Secara etimologis, umat cenderung bersifat statis yang mengandung pengertian sebagai berikut:
Islam memiliki keistimewaan dan karakteristik tersendiri yang berbeda dengan agama lainnya.
Keistimewaan tersebut adalah :
1. Islam merupakan agama universal, ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan umat
manusia yang berlaku disetiap tempat dan masa.
2. Islam merupakan agama yang memiliki keseimbangan orientasi hidup, yaitu kehidupan dunia
dan akherat.
3. Penamaan Islam sebagai agama, langsung diberikan oleh Allah melalui wahyu-Nya ( Al-
Quran).
Karakteristik atau ciri-ciri pemeluknya (umat Islam) yang meliputi sebagai berikut :
1. Umat Islam sebagai umat yang satu (ummatun wahidah). (Q.S Al-Baqarah [2] : 213)
2. Umat Islam merupakan umat multiras, suku dan bangsa. Islam tidak membedakan ras, suku
dan bangsa. (Q.S Al-Hujurat [49] : 13)
3. Umat yang menekankan kesamaan dan kesetaraan. (Q.S An-Nahl [16] : 97)
4. Umat yang mendorong tegaknya masyarakat dalam segala urusan Islam. (Q.S Asy-Syura [42] :
38)
5. Umat yang mencintai keadilan. (Q.S Al-Maidah [5] : 8)
6. Persatuan dan kebersamaan (kejam’ahan). (Q.S Ali Imran [3] : 103)
7. Adanya peimpin yang berwibawa. (Q.S An-Nisaa [4] : 59)
8. Saling menghargai (Q.S Al-Hujurat [49] : 11)
Kesejahteraan lahir dan batin umat Islam masih jauh dari harapan. Kondisi umat berada dalam
kekuasaan orang-orang nonmuslim. Umat Islam hanya menjadi objek penderita.
Dalam bidang sosial politik kondisi umat berada dalam posisi daya tawar yang sangat rendah.
Dalam bidang budaya, persentasi budaya barat terhadap tradisi umat Islam semakin kuat. Kemajuan
Barat dalam teknologi komunikasi yang mampu menyebarkan informasi sepihak dalam wilayah
negara-negara mayoritas muslim sehingga budaya umat Islam yang menjadi gambaran prilaku Islami
menjadi pudar dalam kehidupan umat Islam sendiri.
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain terdapat kesalahpahaman terhadap ajaran Islam itu
sendiri, yaitu umat Islam belum memahami Islam secara menyeluruh. Kesalahpahaman tersebut
lebih banyak disebabkan oleh pemikiran umat Islam yang bersifat dikotomis, yaitu pola pikir yang
memisahkan antara agama dengan kehidupan. Agama hanya dipandang sebagai salah satu aspek
hidup, yaitu kebutuhan manusia terhadap penyembahan pada Yang MahaKuasa.
Bagi seorang muslim, Islam menjadi dasar dalam menata kehidupannya, baik ekonomi, politik
maupun budaya sehingga kehidupannya menjelmakan perilaku yang Islami. Allah