Disusun Oleh :
Ade Mulia (2201106351)
A. PENDAHULUAN
agama ini di bumi jazirah Arab. Arab yang awalnya hanya menjadi daerah
yang diabaikan dan tidak begitu diperhatikan oleh dua penguasa dunia
kala itu yakni; Romawi, dan Persia. berubah drastis sejak datangnya Islam
media menurut pakar sejarah, Islam hadir di bumi Nusantara ada yang
13. Tentunya masing-masing dari mereka memiliki klaim yang kuat baik
dari segi sumber literatur-literatur buku maupun bukti artefak yang nyata.
1
Fithria Rif’atul Azizah, “Relevansi Tripusat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Nilai-
Nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Luqman: 12-19”, jurnal Pendidikan Islam, no.2 (Desember
2018):154.
2
Muzakkir, “Harmonisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Pengembangan Pendidikan Islam”,
Jurnal Al-Ta’dib, no.1 (Januari-Juni 2017), 146.
3
HM. Djumransjyah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali Tradisi
Mnegukuhkan Eksistensi, (Malang: UIN Makang Press, 2007), hal. 73-74.
Selain itu Masyarakat juga turut serta memikul tanggung jawab
pendidikan. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang
ada di dalamnya. Dalam hal ini Allah berfirman di dalam surat Ali Imran
ayat 104,
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung.”
4
Dr. Anis Malik Thoha, Menangani Islam Liberal ; Pengalaman Indonesia dalam Islam
Liberal Isu, Pneyelenggara Abdul Karim Ali, Mohd Roslan Mohd Nor, (Selangor : Penerbit
Persatuan Ulama Malaysia, 2009), h.92
sebagai agama yang menuntut pemeluknya untuk taat atas segala bentuk
aturan yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sementara ajaran JIL
berupaya agar setiap orang bersikap bebas dalam beragama.
Terkait hal ini Komisi Fatwa MUI mengeluarkan Fatwa MUI
no.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 tentang paham Liberalisme, diantaranya:
a. Pluralisme, Sekularisme, dan Liberalisme agama sebagaimana
dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan
dengan ajran agama islam.
b. Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekularisme dan
Liberalisme agama.
c. Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap
ekslusif, dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah
umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.5
5
Ismail Latuapo dan Muliati Amin, “Islam Liberal Sejarah Perkembangannya dan Kritik
Serta Saran terhadap Pemikiran Islam Liberal”, Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam,Vol
3 No. 1 (2021), 69.
6
Jack Donnely, Universal Human Rights in Theory and Practice, Cornell University Press,
Ithaca and London, 2003, hlm. 7-21. Juga Maurice Cranston, What are Human Rights? Taplinger,
New York, 1973, hlm. 70.
dalam situasi tertentu, status tertentu, posisi tertentu, dan lain-lain yang
mereka miliki. Hak-hak khusus bagi non-Muslim, wanita, anak-anak, dan
lainnya adalah contoh dari kategori HAM yang kedua ini. 7 Pada kategori
pertama tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep HAM
Barat dengan HAM Islam. Namun tidak demikian dengan kategori kedua.
Ada aturan spesifik yang membedakan HAM Islam dengan Barat.
D. GENDER
1. Pengertian Gender
Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin.8
Dalam buku Women’s studies Encyclopedia, Gender adalah suatu konsep
kultural yang berkembang dimasyarakat yang berupaya membuat
perbedaan peran, perilaku, mentalitas dan karakter emosional antara laki -
laki dan perempuan.9
2. Isu Gender dalam persfektif Islam
Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria.
Kaum pria di berikan kelebihan oleh Allah subhanahu wata’ala baik fisik
maupun mental atas kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai
pemimpin atas kaum wanita terdapat di dalam Al-Quran pada surat An
Nisa‟: 35. Sehingga secara asal nafkah bagi keluarga itu tanggug jawab
kaum laki. Asy syaikh Ibnu Baaz berkata: “Islam menetapkan masing-
masing dari suami istri memiliki kewajiban yang khusus agar keduanya
menjalankan perannya, hingga sempurnalah bangunan masyarakat di
dalam dan di luar rumah. Suami berkewajiban mencari nafkah dan
penghasilan sedangkan istri berkewajiban mendidik anak-anaknya,
memberikan kasih sayang, menyusui dan mengasuh mereka serta tugas-
tugas lain yang sesuai baginya, mengajar anak-anak perempuan,
mengurusi sekolah mereka, dan mengobati mereka serta pekerjaan lain
7
Izzudin Washil dan Ahmad Khairul Fata “HAM Islam dan Ham PBB”, Jurnal Miqot, Vol
XLI No.2 (Juli-Desember, 2017), 437.
8
Jhon Ecol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia (Cet. IV; Jakarta: PT. Gramedia,
2001), h. 176.
9
Leonard Grob, Riffat Hasan dan Hain Gordon,”Jihad fi Sabilillah,, Wornan‟s Faith
Journey From Struggle to Struggle”, dalam buku Woman’s and Men’s Liberation, (USA:
Greenwood Press, 1993), h. 11-13
yang khusus bagi kaum wanita. Bila wanita sampai meninggalkan
kewajiban dalam rumahnya berarti ia menyianyiakan rumah berikut
penghuninya. Hal tersebut berdampak terpecahnya keluarga baik hakiki
maupun maknawi.10
Dalam perspektif Islam, semua yang diciptakan Allah swt berdasarkan
kudratnya masing-masing. Para pemikir Islam mengartikan qadar di dalam
Al-Quran dengan ukuran-ukuran, sifat-sifat yang ditetapkan Allah swt
bagi segala sesuatu, dan itu dinamakan kudrat. Dengan demikian, laki-laki
dan perempuan sebagai individu dan jenis kelamin memiliki kudratnya
masing-masing. Syeikh Mahmud Syaltut mengatakan bahwa tabiat
kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan berbeda, namun dapat
dipastikan bahwa Allah swt lebih menganugerahkan potensi dan
kemampuan kepada perempuan sebagaimana telah menganugerahkannya
kepada laki-laki.
E. TERORIS
1. Teroris
Teror adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman
oleh seseorang atau golongan. Sedangkan teroris berarti orang yang
menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk
tujuan politik; dan terorisme merupakan penggunaan kekerasan untuk
menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan, terutama
tujuan politik.11
2. Pandangan Islam tentang Terorisme
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad ﷺdengan membawa agama
Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat lil ‘alamiin (kasih
sayang untuk semesta alam). Agama Islam yang suci ini dibawa oleh
Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki
akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan oleh
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi, antara lain : “Maka disebabkan
10
Mansour Fakih, dkk, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam (Cet.
III; Surabaya: Risalah Gusti, 2006), h. 12.
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Yogyakarta: Balai Pustaka. 1997), hal. 1049.
rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu”.12
Dari ayat di atas dan banyak ayat lainnya yang ada dalam Al-Qur’an
akan menjadi jelas bagi kita bahwa Islam tidak mengenal istilah terorisme
dalam ajarannya, bahkan terorisme sangat bertolak belakang dengan ajaran
Islam.
Munculnya tindakan terorisme banyak diyakini terkandung unsur
politik yang menggunakan kekuatan-kekuatan tidak sehat termasuk
menggunakan senjata yang berbau sara yaitu agama.
Para golongan-golongan tertentu yang melakukan terorisme atas nama
jihad, membuat masyarakat umum salah mengartikan pengertian jihad itu
sendiri. Pada dasarnya pengertian jihad adalah perjuangann yang
dilakukan oleh individu muslim maupun kelompok islam dalam
menyiarkan agama islam, dan perjuangan perjuangan lain yang lebih luas
seperti: perjuangan dibidang pendidikan, kesehatan, moral, ekonomi,
politik, keamana, hak dan kewajiban, lapangan pekerjaan, dan lain-lain
dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian aksi
terosisme tidak sama degan konsep jihad yang ada di dalam Islam.
F. KORUPSI
1. Pengertian Korupsi
Menurut Sayed Hussein Alatas dalam bukunya “Corruption and the
Disting of Asia” menyatakan “bahwa tindakan yang dapat dikategorikan
sebagai korupsi adalah penyuapan, pemerasan, nepotisme, dan
penyalahgunaan kepercayaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi.”13
2. Korupsi dalam Persfektif Islam
Korupsi adalah suatu Tindakan yang bertentangan dengan maqasid al-
shari’ah Islam yaitu Hifz al-mal (terpeliharanya harta rakyat dari
penyelewengan). Dari sinilah Ulama’ Klasik maupun Kontemporer
12
QS. Ali Imran 159
13
Sayed Husein Alatas, dikutip dari, Farid R. Faqih, mendulang Rente di Lingkar Istana,
Jurnal Ilmu Soisal Transformatif, Wacana Korupsi Sengketa antara Negara dan Modal, Edisi 14,
tahun III, 2002, hal 117
sepakat bahwa perbuatan korupsi hukumnya haram karena bertentangan
dengan prinsip maqasid al-shari’ah dengan alasan bahwa, (1) Perbuatan
korupsi termasuk kategori perbuatan curang dan menipu yang berpotensi
merugikan keuangan negara yang notabene adalah uang publik (rakyat).
(2) Praktik korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan
untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, kelompok atau golongan. (3)
Perbuatan korupsi adalah perbuatan zalim, baik untuk memperkaya diri
sendiri, orang lain, kelompok dan golongan, karena kekayaan negara
adalah harta publik yang berasal dari jerih payah rakyat termasuk kaum
miskin.14
G. LINGKUNGAN
1. Pengertian Lingkungan
Menurut UU PPLH No. 32/2009, berbunyi 101: “lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lain.15
2. Lingkungan dalam Persfektif Islam
Agama dan lingkungan Sering kali dianggap dua hal yang terpisah dan
tidak berhubungan satu sama lain.”Padahal terdapat hubungan yang erat
antara agama dan lingkungan hidup,”khususnya pada kontribusi agama
dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap persepsi dan tingkah
lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.”
Ayat-ayat Alquran banyak sekali menyinggung tentang masalah
lingkungan hidup. Hal ini bermakna bahwa Alquran punya konsern
terhadap masalah ini. Misalnya bahwa Alquran sangat tegas terhadap
orang-orang yang merusak lingkungan. Bahkan perusak alam diganjar
dengan hukuman yang sangat berat seperti dijelaskan pada surat Albaqarah
ayat: 205–206.
14
Sakinah, “Korupsi dalam Persfektif Hukum Islam”, Jurnal Et-Tijarie, Vol.1 No.1
(Desember,2014), 67.
15
Djanius Djamin, Pengawasan dan Pelaksanaan Undang-Undang Lingkungan Hidup:
Suatu Analisis Sosial, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2007, hal.8
Tidak hanya keterangan wahyu Alquran yang banyak menyinggung
tentang lingkungan hidup, hadist-hadist nabi juga ada, antara lain yang
berbunyi: “Hai prajurit kamu tidak dibolehkan membunuh anak-anak dan
wanita, musuhmu adalah kaum kafir. Jangan membunuh unta/kuda dan
binatang lain, jangan membakar dan merusa kota, menebang pohon, dan
jangan merusak sumber air minum (H.R. Muslim). Dalam hadis tersebut
dapat ditarik pemahaman bahwa jika dalam situasi darurat, situasi perang,
kita harus tetap memperhatikan lingkungan, apalagi pada masa-masa
normal.16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agama Islam adalah
agama yang menaruh perhatian besar terhadap lingkungan. Hal tersebut
dapat diketahui dari banyaknya ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang
berbicara mengenai lingkungan.
H. DEMOKRATISASI
1. Definisi Demokrasi
Menurut Rahman Yasin - penulis buku Gagasan Islam tentang
Demokrasi - yang paling popular untuk saat ini adalah apa yang telah
dirumuskan oleh Abraham Lincoln (1863), presiden Amerika Serikat yang
ke-16. Menurut Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Intinya, demokrasi adalah suatu tata pemerintahan
di mana rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung berkuasa dan
berdaulat penuh.17
2. Demokrasi dalam Persfektif Islam
Demokrasi merupakan sistem yang bertentangan dengan Islam. Karena
sistem ini meletakkan rakyat sebagai sumber hukum atau orang-orang
yang mewakilinya (seperti anggota parlemen). Maka dengan demikian
landasan hukumnya tidak merujuk kepada Allah Ta’ala, tapi kepada rakyat
dan para wakilnya. Patokannya tidak harus kesepakatan semua mereka,
tapi suara terbanyak. Kesepakatan mayoritas akan menjadi UU yang wajib
16
Toguan Rambe, dkk, “Islam dan Lingkungan Hidup: Menakar Relasi Keduanya”, Jurnal
Studi Agama-Agama, Vol 1 No. 1 (Maret, 2021), 7.
17
Rahman Yasin, Gagasan Islam tentang Demokrasi (Yogyakarta: AK Group, 2006), hlm.
27.
dipegang masyarakat walaupun bertentangan dengan fitrah, agama dan
akal. Dengan sistem ini, dikeluarkan aturan bolehnya aborsi, perkawinan
sesama jenis, bunga bank, digugurkannya hukum-hukum syariat,
dibolehkannya zina dan khamar. Bahkan dengan sistem ini, Islam dan para
penganutnya yang taat diperangi.18
I. ISIS
1. Tentang Isis
ISIS (Islamic State Of Iraq And Syiria) adalah kelompok militan jihad
yang berada di Irak dan Suriah/Syiria/Syam. ISIS didirikan oleh Abu
Bakar al-Baghdadi pada April 201319. Tujuannya adalah mendirikan
negara Islam (khilafah Islam/daulah Islam) dengan jalan kekerasan. ISIS
memiliki interpretasi yang keras pada Islam dan kekerasan brutal, seperti
bom bunuh diri dan menjarah bank atas nama jihad. ISIS mengaggap
dirinya menghusung faham Sunni, pada kenyataannya mereka berideologi
Khawarij.
2. Persfektif Islam tentang Isis
Jihad merupakan suatu bentuk perintah Allah s.w.t kepada semua
manusia dalam menegakkan kebenaran. Dengan cara berusaha untuk
melakukan amar am’ruf nahi munkar Kata jihad sebetulnya bersifat lebih
umum, mencakup seorang mujahid yang berjihad terhadap hawa nafsu,
terhadap setan, amar ma’ruf nahi mungkar, mengatakan perkataan benar
dihadapan penguasa zalim, dan yang lainnya.
Namun jihad yang dilakukan ISIS sangatlah bertentangan dengan
perspektife Islam. Mereka melakukan jihad hanya berdasarkan hawa nafsu
dengan mudah mengkafirkan kelompok lain. Sebagai kesimpulannya, Para
Ulama Islam telah menolak jihad yang diserukan oleh ISIS dengan alasan
kerana jihad ISIS telah menyimpang dari ajaran agama Islam, dan mereka
berpendapat bahawasanya ISIS merupakan Khawarij kontemporer yang
sangat berbahaya bagi umat Islam, kerana pemikiran-pemikiran yang
18
https://islamqa.info/id/answers/98134/pemahaman-demokrasi-dalam-pandangan-
islam, (9/1/2023 pukul 11:03)
19
Bagaimana Kelompok Jihadis ISIS terbentuk ?, CNN, 25 Juli 2014, diakses dalam
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/07/140725_profil_isis (7/1/2023 pukul 11:40 WIB).
dimiliki oleh ISIS sama halnya pemikiran Khawarij yang pernah terjadi
sebelumnya. ISIS juga merupakan kelompok Islam yang radikal dengan
mudah membunuh kelompok lain dengan tanpa ada bukti yang jelas.20
J. ISLAM NUSANTARA
1. Definisi Islam Nusantara
Islam Nusantara ialah paham dan praktek keislaman di bumi
Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realitas dan
budaya setempat.21 Islam Nusantara adalah Islam yang khas ala Indonesia,
gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan
adat istiadat di tanah air.22
2. Pro Kontra Islam Nusantara
Islam agama yang unversal. Allah mengutus Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyebarkan islam
kepada seluruh umat manusia. Sehingga ajaran islam sedunia adalah sama.
Karena sumbernya sama. Ketika ada orang yang memiliki kerangka ajaran
yang berbeda, berarti itu bukan islam ajaran beliau.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus di tengah masyarakat yang telah
memiliki budaya. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ketika beliau
datang, beliau mengislamkan budaya-budaya itu. Dalam arti, mengarahkan
pada budaya yang baik, dan membuang budaya jahat. Bukan disinkronkan,
kemudian islam menyesuaikan semua budaya mereka. 23
selain itu Pada tanggal 21 Juli 2018 MUI Sumatera Barat Tolak "Islam
Nusantara""Bagi kami, nama Islam telah sempurna dan tidak perlu
ditambah lagi dengan embel-embel apapun."Hasil Rakorda MUI Sumbar
dg MUI Kota/Kab se-Sumbar.
20
Ahmad Nuryani, dkk, “Jihad ISIS dalam Persfektif Ulama Islam”, Fikiran Masyarakat,
Vol. 3 No. 1 (2015), 12.
21
Afifuddin Muhajir. Meneguhkan Islam Nusantara Untuk Peradaban Indonesia dan
Dunia. Dalam Akhmad Sahal dan Munawir Aziz (Eds.), Islam Nusantara dari Ushul Fiqh hingga
Paham Kebangsaan (Bandung: Mizan, 2015), h. 67.
22
Zainul Milal Bizawie. Islam Nusantara Sebagai Subjek dalam Islamic Studies: Lintas
Diskursus dan Metodologis. Dalam Akhmad Sahal dan Munawir Aziz (Eds.), Islam Nusantara dari
Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan, (Bandung: Mizan, 2015), h. 235.
23
Ammi Nur Baits, Islam Nusantara Proyek Liberal, diakases dari
https://konsultasisyariah.com/25014-islam-nusantara.html, 9 Januari 2023, Pukul 09:38
K. COVID19
1. Definisi Covid19
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa “Corona
viruses (Covid-19) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan”.
Infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona menyebabkan penyakit
flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan
Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-
CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan
dan manusia.24
2. Pandangan Islam terhadah Isu Covid19
Kajian Islam ilmiah pun disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr.
‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 14 Rajab 1441
H / 09 Maret 2020 M. saat ini manusia banyak membicarakan tentang
suatu musibah yang besar yang ditakuti oleh kebanyakan manusia, yaitu
virus yang terkenal dengan virus Corona. Kemudian beliau memaparkan
tentang petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan cara-cara yang dapat
menerangkan jalan seorang mukmin untuk menghadapi permasalahan
seperti ini. Diantara petunjuk-petunjuk Al-Qur’an tersebut yaitu QS. At-
Thaghabun ayat 11 . Allah SWT. berfirman:
Allah SWT. juga berfirman: “Tidak ada musibah yang menimpa
seseorang kecuali dengan izin Allah dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan Allah akan memberi petunjuk kepada
hatinya.”
Maka tidaklah seorang hamba ditimpa satu musibah kecuali apa yang
Allah telah tuliskan kepadanya. Maka sungguh seorang hamba sangat
butuh dalam kondisi seperti ini untuk selalu memperbaharui keimanannya,
memperbaharui keyakinannya terhadap takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selama penyebaran wabah tersebut berlangsung, pemerintah kita
sangat gencar dalam mengkampanyekan budaya hidup bersih, dan tentu
24
Silpa Hanoatubun, ‘Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia’,
Jurnal of Education, 2.1 (2020), 147.
hal tersebut sejalan dengan ajaran Islam, dimana Islam adalah agama yang
sangat perhatian terhadap masalah kebersihan.
Selain itu Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan
umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah.
Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang
untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini: "Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya.
Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan
tempat itu." (HR Bukhari).
Adapun terkait pembatasan shalat berjamaah di masjid maka,
Kebijakan pelarangan tersebut merupakan kebijakan yang paling
kontroversial karena mengundang pro-kontra di tengah masyarakat. Di
beberapa tempat terdapat reaksi protes, bahkan ada yang tidak
mengindahkan kebijakan ini, meskipun rujukan kebijakan ini adalah Fatwa
Majelis Ulama Indonesia.25 Walaupun pada dasarnya dalam keadaan
seperti ini fatwa para Ulama adalah suatu hal yang paling dibutuhkan
untuk menghilangkan kebingungan ditengah-tengah masyarakat.
L. MODERASI BERAGAMA
1. Definisi Moderasi Beragama
Kata moderasi berasal dari kata moderation yang dimana dapat
dikatakan tidak berlebih dan tidak kurang. Kata moderasi Beragama juga
dikenal dengan moderat yakni bersikap sewajarnya dan biasa-biasa saja.
Moderasi beragama berarti cara beragama jalan tengah sesuai
pengertian moderasi tadi. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak
ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya. Orang
yang mempraktekkannya disebut moderat.26
2. Pandangan Islam tentang Moderasi Beragama
Di samping Al-Qur’an menjelaskan posisi umat Islam sebagai umat
penengah yang menjadi penyeimbang dari sikap keberagamaan umat
25
St. Samsuduha, “Maslahah Kebijakan Pencegahan Wabah Pandemi Covid-19 Dalam
Islam” 1 (July 2, 2020)
26
Kementerian Agama Indonesia, Tanya Jawab Moderasi Beragama, (Jakarta:
Kementerian Agama RI), hal 2.
Yahudi dan Nasrani, hakikat ajaran Islam itu sendiri sejatinya telah
mencerminkan “moderasi” dalam seluruh ajarannya. Sebagai contoh
dalam aspek akidah; ajaran Islam menjadi penengah (washith) antara
keyakinan kaum musyrikin yang tunduk pada khurafat dan mitos, dan
keyakinan sekelompok kaum yang mengingkari segala sesuatu yang
berwujud metafisik. Dalam hal ini ajaran Islam menjadi penyeimbang,
karena selain manusia beriman kepada yang gaib, juga mengajak akal
manusia membuktikan ajarannya secara rasional. Ini membuktikan ajaran
Islam dapat menjadi penengah dan relevan dengan fitrah kemanusiaan.
Dalam aspek ibadah, Islam mewajibkan penganutnya untuk melakukan
ibadah dalam bentuk dan jumlah yang sangat terbatas, misalnya shalat
fardhu lima kali dalam sehari, puasa Ramadhan sebulan dalam setahun,
dan haji sekali dalam seumur hidup; selebihnya ajaran Islam membuka
peluang dan kesempatan bagi umatnya untuk melahirkan berbagai
kreativitas dan karya serta bekerja untuk mencari rezeki Allah di muka
bumi.
Ajaran Islam yang bersifat universal (rahmatan lil’alamin)
mengajarkan umatnya berpikir, berperilaku, dan berinteraksi yang didasari
sikap tawazun (seimbang) dalam dimensi duniawi dan ukhrawi. Islam juga
meletakkan dasar ajaran untuk mengimplementasikan sikap moderasi
beragama, termasuk di dalamnya menghargai perebedaan agama,
menghormati keyakinan dan cara beribadah umat yang berbeda agama,
bersikap toleransi, dan berlaku adil terhadap semua umat beragama.
Meskipun demikian sikap moderasi beragama dalam Islam tidak
berarti bahwa umat Islam yang dianggap moderat dilarang berpegang
teguh dan bertindak istiqamah dalam batasan-batasan yang justru wajib
dipertahankan sebagai pemeliharaan identitas keimanannya kepada Allah.
Karena itu, menuduh umat Islam yang komitmen terhadap agamanya
sebagai “kelompok radikal” adalah kegagalan total dalam memahami
makna moderasi beragama. Pengakuan segelintir umat Islam
mengedepankan jargon “moderasi beragama” sementara sikap pribadinya
merendahkan ajaran Islam, justru itulah sikap “kemunafikan” yang
dibungkus atas nama moderasi. Wallahu A’lam bish-Shawab!.27
27
Muhammad AL-Farabi, Moderasi Beragama dalam Ajaran Islam, Kemenag Medan
Kota, 06 September 2021, https://medankota.kemenag.go.id/?p=2357