Anda di halaman 1dari 10

5

Syaikh Muhammad Arsyad


Al-Banjari

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 51 6/16/16 7:29 PM
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.3. Berkomitmen untuk selalu tekun, gigih, dalam belajar dan mensyiarkan agama Islam sebagaimana
yang dilakukan Syaikh Abdur Rauf as-Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, KH.
Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.

2.4. Meneladani semangat juang menyebarkan agama Islam seperti yang dicontohkan Syaikh Abdur
Rauf as-Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad
Dahlan.

3.3. Memahami biografi para tokoh dan perannya dalam mengembangkan Islam di Indonesia antara
lain: Walisongo, Syaikh Abdur Rauf as-Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, KH.
Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.

3.4. Memahami semangat perjuangan Walisongo, Syaikh Abdur Rauf as-Singkili, Syaikh Muhammad
Arsyad al-Banjari, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan dalam menyebarkan agama
Islam di Indonesia

4.3. Menceritakan biografi para tokoh dan perannya dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia;
antara lain: Walisongo, Syaikh Abdur Rauf as-Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari,
KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.

4.4. Membuat peta konsep mengenai nilai-nilai perjuangan Walisongo, Syaikh Abdur Rauf as-
Singkili, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan
dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.

52 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 52 6/16/16 7:29 PM
A. Amati dan Perhatikan
Perhatikan gambar berikut!

Ulama besar asal Kalimatan Selatan:


Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari

Beberapa karya peninggalan:


Syaikh Muhamamd Arsyad al-Banjari

Sejarah Kebudayaan Islam - Kelas IX 53


Di unduh dari : Bukupaket.com
ski siswa kls 9.indd 53 6/16/16 7:29 PM
C. PENASARAN?
Setelah kalian memperhatikan dan mengamati gambar di atas, ada beberapa pertanyaan
yang perlu kalian renungkan sebagai berikut. Daftarlah sejumlah pertanyaan dengan
menggunakan apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.

No Kata Tanya Pernyataan

Apa yang kalian ketahui tentang


1. Apa
Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari?

2.

3.

C. Buka Cakrawalamu !
Baca dan renungkan kisah berikut!
Biografi Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari

S
yaikh Muhammad Arsyad al-Banjari (w. 1812) adalah pengarang kitab Sabilal Muhtadin yang
banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. Beliau dilahirkan
di desa Lok Gabang pada hari Kamis dini hari 15 Shofar 1122 H, bertepatan 19 Maret 1710 M.
Beliau adalah Anak pertama dari Abdullah dan Siti Aminah (keluarga muslim yang taat beragama),
yang nasabnya sampai pada Nabi melalui jalur Sultan Abdur Rasyid Mindanao.

Sejak masa kecilnya, Allah Swt. telah menampakkan kelebihan pada dirinya yang membedakannya
dengan kawan sebayanya. Di mana Dia sangat patuh dan ta’zim kepada kedua orang tuanya, serta
jujur dan santun dalam pergaulan bersama teman-temannya. Allah Swt. juga menganugerahkan
kepadanya kecerdasan berpikir serta bakat seni, khususnya di bidang lukis dan khat (kaligrafi).

Pada suatu hari, tatkala Sultan Kerajaan Banjar (Sultan Tahmidullah) mengadakan kunjungan ke
kampung-kampung, dan sampailah ke kampung Lok Gabang alangkah terkesimanya Sang Sultan
manakala melihat lukisan yang indah dan menawan hatinya. Maka ditanyakanlah siapa pelukisnya,
maka dijawab orang bahwa Muhammad Arsyadlah yang melukis. Mengetahui kecerdasan dan bakat
sang pelukis, terbesitlah di hati sultan keinginan untuk mengasuh dan mendidik Muh. Arsyad kecil
bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan di istana yang ketika itu baru berusia ± 7 tahun.

54 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 54 6/16/16 7:30 PM
Sultanpun mengutarakan goresan hatinya kepada kedua orang tua Muh. Arsyad. Pada mulanya
Abdullah dan istrinya merasa enggan melepas anaknya yang tercinta. Tapi, demi masa depan sang
buah hati yang diharapkan menjadi anak yang berbakti kepada agama, negara dan orang tua, maka
diterimalah tawaran sultan tersebut. Kepandaian Muh. Arsyad dalam membawa diri, sifatnya yang
rendah hati, kesederhanaan hidup serta keluhuran budi pekertinya menjadikan segenap warga istana
sayang dan hormat kepadanya. Bahkan, sultanpun memperlakukannya seperti anak kandung sendiri.

Setelah dewasa beliau dikawinkan dengan seorang perempuan yang solehah bernama tuan “Bajut”,
seorang perempuan yang taat lagi berbakti pada suami sehingga terjalinlah hubungan saling pengertian
dan hidup bahagia, seiring sejalan, seia sekata, bersama-sama meraih ridha Allah semata. Ketika
istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Muh. Arsyad suatu keinginan yang kuat
untuk menuntut ilmu di tanah suci Makkah. Maka disampaikannyalah hasrat hatinya kepada sang istri
tercinta.

Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya Siti
Aminah mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah
mendapat restu dari sultan berangkatlah Muh. Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya.
Deraian air mata dan untaian do’a mengiringi kepergiannya.

Di Tanah Suci, Muh. Arsyad mengaji kepada Syaikh-syaikh terkemuka pada masa itu. Di antara guru
beliau adalah Syaikh ‘Athoillah bin Ahmad al Mishry, al Faqih Syaikh Muhammad bin Sulaiman al
Kurdi, dan al ‘Arif Billah Syaikh Muhammad bin Abd. Karim al Samman al Hasani al Madani.

Syaikh yang disebutkan terakhir adalah guru Muh. Arsyad di bidang tasawuf, di mana di bawah
bimbingannyalah Muh. Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya
dengan kedudukan sebagai khalifah.

Menurut riwayat, Khalifah al Sayyid Muhammad al Samman di Indonesia pada masa itu, hanya
empat orang, yaitu Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari, Syaikh Abd. Shomad al Palembani
(Palembang), Syaikh Abd. Wahab Bugis dan Syaikh Abd. Rahman Mesri (Betawi). Mereka berempat
dikenal dengan “Empat Serangkai dari Tanah Jawi” yang sama-sama menuntut ilmu di al Haramain
al Syarifain.

Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu, timbullah kerinduan pada kampung halaman. Terbayang
di pelupuk mata indahnya tepian mandi yang diarak barisan pepohonan aren yang menjulang.
Terngiang kicauan burung pipit di pematang dan desiran angin membelai hijaunya rumput. Terkenang
akan kesabaran dan ketegaran sang istri yang setia menanti tanpa tahu sampai kapan penantiannya
akan berakhir. Pada Bulan Ramadhan 1186 H bertepatan 1772 M, sampailah Muh. Arsyad di kampung
halamannya Martapura pusat Kerajaan Banjar pada masa itu.

Terdapat kisah menarik ketika Muh. Arsyad baru pulang dari tanah Arab. Ketika memasuki wilayah
Nusantara, daerah yang mereka lewati pertama kali di Sumatera yaitu Palembang, kampung halaman
Syaikh Abdus Samad Al Falimbani. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Betawi, yaitu kampung

Sejarah Kebudayaan Islam - Kelas IX 55


Di unduh dari : Bukupaket.com
ski siswa kls 9.indd 55 6/16/16 7:30 PM
halaman Syaikh Abdurrahman Misri. Selama di Betawi, Syaikh Muhammad Arsyad diminta menetap
sebentar untuk mengajarkan ilmu agama dengan masyarakat Betawi. Salah satu peristiwa penting
selama di Betawi adalah ketika Syaikh Muhammad Arsyad membetulkan arah kiblat Masjid Jembatan
Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat
sekitar Masjid Jembatan Lima menuliskan di atas batu dalam aksara Arab Melayu (tulisan Jawi) yang
bertuliskan bahwa kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25 derajat oleh Muhammad Arsyad
Al-Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H.

Sultan Tamjidillah (Raja Banjar) menyambut kedatangan beliau dengan upacara adat kebesaran.
Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama “Matahari Agama” yang cahayanya
diharapkan menyinari seluruh Kerajaan Banjar. Aktivitas beliau sepulangnya dari Tanah Suci
dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga,
kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sultanpun termasuk salah seorang muridnya
sehingga jadilah dia raja yang ‘alim lagi wara’.

Setelah ± 40 tahun mengembangkan dan menyiarkan Islam di wilayah Kerajaan Banjar, akhirnya
pada hari Selasa, 6 Syawal 1227 H (1812 M) Allah Swt. memanggil Syaikh Muhammad Arsyad ke
hadirat-Nya. Usia beliau 102 tahun dan dimakamkan di desa Kalampayan, sehingga beliau juga
dikenal dengan sebutan Datuk.

D. Kembangkan Wawasanmu!

MARI DISKUSI

Langkah-langkah berdiskusi.
a. Berkelompoklah (ajaklah 5-6 orang) dengan tertib!

b. Diskusikan hal-hal berikut dengan temanmu dan tunjuukkan sikap saling menghargai pendapat
satu sama lain!

No Masalah Hasil Diskusi

Mengapa Sultan Banjar ingin mengasuh


1
Muhammad Arsyad al-Banjari?

Mengapa Syaikh Muhammad Arsyad


2
al-Banjari pergi ke Makkah?

Apa jasa-jasa Syaikh Muhammad Arsyad


3 al-Banjari terhadap perkembangan Agama
Islam di Indonesia?

56 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 56 6/16/16 7:30 PM
c. Pajang hasil diskusimu/pamerkan pada dinding kelas!

d. Searah jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban,
banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat/tidak mencontek!

e. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya!

E. Refleksi
a. Tanyakan pada diri sendiri!

Apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu akan kamu lakukan jika:

1. Pernahkah kamu mensyiarkan agama Islam kepada orang-orang terdekatmu?

2. Mendapat musibah yang tidak terduga?

3. Apa yang kamu inginkan dan kamu cita-citakan tidak tercapai?

Paparkan jawabanmu!

b. Berilah tanda centang (✔) pada kolom yang tersedia sesuai dengan perilaku kalian!

No Pernyataan Ya Tidak

Saya meyakini, bencana yang terjadi di sekitar kita adalah bukan


1.
taqdir, tapi kesalahan manusia.

2. Saya meyakini bahwa saya pandai karena hasil usaha saya sendiri.

Saya sangat yakin semua yang terjadi di dunia sudah ditetapkan sejak
3.
zaman azali oleh Allah.
Saya yakin bahwa bila seseorang lahir dalam keadaan cacat pasti
4.
Allah punya maksud baik terhadapnya.
Saya sangat tidak yakin kekurangan yang ada pada saya merupakan
5.
taqdir Allah.

Sejarah Kebudayaan Islam - Kelas IX 57


Di unduh dari : Bukupaket.com
ski siswa kls 9.indd 57 6/16/16 7:30 PM
F. Rangkuman

Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari

S
yaikh Muhammad Arsyad al-Banjari lahir di desa Lok Gabang pada hari kamis dinihari 15
Safar 1122 H, bertepatan 19 Maret 1710 M. Sejak kecil ia mempunyai bakat di bidang seni
lukis dan kaligrafi (Khat). Muhammad Arsyad al-Banjari, ketika berumur 7 tahun, dijadikan
anak angkat oleh Sultan Tahmidullah (Sultan Kerajaan Banjar saat itu) karena Sultan sangat terpesona
melihat hasil lukisan beliau yang indah nan menawan.

Menginjak dewasa, beliau merantau ke negeri Arab (Makkah) untuk menuntut agama Islam lebih
mendalam. Di antara guru beliau ketika di Makkah adalah Syaikh ‘Athoillah bin Ahmad al Mishry, al
Faqih Syaikh Muhammad bin Sulaiman al Kurdi dan al ‘Arif Billah Syaikh Muhammad bin Abd.
Karim al Samman al Hasani al Madani.

Ketika di Makkah bawah bimbingan al ‘Arif Billah Syaikh Muhammad bin Abd. Karim al Samman
al Hasani al Madani, Muh. Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya
dengan kedudukan sebagai khalifah thariqah Sammaniyah. Menurut riwayat, Khalifah al Sayyid
Muhammad al Samman di Indonesia pada masa itu, hanya empat orang, yaitu Syaikh Muhammad
Arsyad al Banjari, Syaikh Abd. Shamad al Palembani (Palembang), Syaikh Abd. Wahab Bugis dan
Syaikh Abd. Rahman Mesri (Betawi). Mereka berempat dikenal dengan “Empat Serangkai dari Tanah
Jawi” yang sama-sama menuntut ilmu di al Haramain al Syarifain.

Setelah 35 tahun lamanya menimba ilmu di Makkah, rindu akan kampung halamannya, pada bulan
Ramadhan 1186 H bertepatan 1772 M, sampailah Muh. Arsyad di kampung halamannya Martapura
pusat Kerajaan Banjar pada masa itu.

Ketika perjalanan pulang dari Makkah ke Martapura, Muh. Arsyad singgah di Betawi. Salah satu
peristiwa penting selama di Betawi adalah ketika Syaikh Muhammad Arsyad membetulkan arah
kiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan. Untuk mengenang peristiwa
tersebut, masyarakat sekitar Masjid Jembatan Lima menuliskan di atas batu dalam aksara Arab
Melayu (tulisan Jawi) yang bertuliskan bahwa kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25
derajat oleh Muhammad Arsyad Al-Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H.

Sultan Tamjidillah (Raja Banjar) menyambut kedatangan beliau dengan upacara adat kebesaran.
rakyat Banjar memberinya julukan “Matahari Agama” yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh
Kerajaan Banjar. Aktivitas beliau sepulangnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan
ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Yaitu kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada
umumnya. Bahkan, sultanpun termasuk salah seorang muridnya sehingga jadilah dia Raja yang ‘alim
lagi wara’.

58 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 58 6/16/16 7:30 PM
Pada hari Selasa, 6 Syawal 1227 H (1812 M) Allah Swt. memanggil Syaikh Muhammad Arsyad ke
hadirat-Nya. Usia beliau 102 tahun dan dimakamkan di desa Kalampayan, sehingga beliau juga
dikenal dengan sebutan Datuk .

G. Ayo Berlatih
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari lahir pada tahun?

a. 1710 M. c. 1712 M.

b. 1711 M d. 1713 M

2. Di manakah Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari lahir?

c. Lok Gabang c. Aceh Raya

d. Banda Aceh d. Lok Gobang

3. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari sejak kecil, sudah mempunyai bakat di bidang seni menulis
kaligrafi Arab, di sebut apakah seni tersebut?

a. Khat b. Gambar c.Lukis d. Pahat

4. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjar sudah menjadi anak angkat sultan Banjar karena bakat seni
menulis Kaligrafi Arabnya yang gemilang. siapakah nama sultan banjar yang di maksud?

b. Sultan Tahmidullah c. Sultan Tauhidullah

c. Sultan Tamjidullah d. Sultan Tasbillah

5. Pada tahun berapakah Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari meninggal?

a. 1812 M b. 1814 M c.1813 M d. 1815 M

6. Pada umur berapakah Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari meninggal?

a. 102 b. 103 c.104 d. 105

Sejarah Kebudayaan Islam - Kelas IX 59


Di unduh dari : Bukupaket.com
ski siswa kls 9.indd 59 6/16/16 7:30 PM
7. Di bawah ini yang bukan termasuk guru Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari ketika di Mekkah
adalah.....

a. Syaikh ‘Athoillah bin Ahmad al Mishry,

b. al Faqih Syaikh Muhammad bin Sulaiman al Kurdi

c. al ‘Arif Billah Syaikh Muhammad bin Abd. Karim al Samman al Hasani

d. Syaikh Abd. Rahman Mesri

8. Di manakah makam Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari?

a. Desa Kalampayan c. Banda Aceh

b. Desa Banjar d. Lok Gabang

9. Berapa lamakah Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari belajar di Mekkah?

a. 32 tahun c. 34 tahun

b. 33 tahun d. 35 tahun

10. Ketika Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari baru pulang dari Mekkah, beliau di sambut dengan
upacara adat kebesaran, dan mendapat julukan. apa julukan yang di maksud?

a. Matahari Banjar c. Mataharai Agama

b. Matahari Aceh d. Matahari Bersinar

60 Buku Siswa Madrasah Tsanawiyah

Di unduh dari : Bukupaket.com


ski siswa kls 9.indd 60 6/16/16 7:30 PM

Anda mungkin juga menyukai