Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Negara kita, Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang


dilintasi garis khatulistiwa, memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000
di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara.
Wilayah Indonesia dari Sabang (barat) sampai Merauke (timur), dan dari
Miangas (utara) sampai Rote (selatan), terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa,
dan agama/kepercayaan. Di negara kita, terkhusus Agama di Indonesia terdiri
atas berbagai macam agama. Dalam sensus resmi yang dirilis pada tahun 2020,
oleh Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2018, 86,7% penduduk
Indonesia beragama Islam, 10,72% Kristen, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha,
0,03% Konghucu, dan 0,04% aliran kepercayaan atau agama lainnya.1

Persentase Agama di Indonesia

10%
2% %
11% Agama Islam
Kristen
Hindu
Budha
konghucu
Aliran Lain

87%

Table 01. Persentase Pemeluk Agama di Indonesia

1
"Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia". Ministry of Religious Affairs. Diakses tanggal 08
November 2022.

1
2

Islam merupakan agama yang memiliki dasar dan sumber hukum sebagai
acuan kehidupan Ummat, Agama Islam merupakan agama yang telah Allah
turunkan melalui utusanNya, yaitu Rasulullah, Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam. Dalam masa pembentukannya, yaitu selama masa
kenabian, ajaran-ajaran dan hukum-hukum Islam diambil dari
dua wahyu sebagai sumber primer, yaitu Al-Qur'an dan sunnah. 
Al-Qur'an berlaku sebagai sumber pokok dan cetak biru untuk kehidupan
Islami, sedangkan kehidupan sehari-hari Nabi (sunnah) berlaku untuk
menerangkan prinsip-prinsip dalam cetak biru tersebut serta untuk menunjukkan
cara mengaplikasikannya.2
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung
oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril,3 berangsur-angsur
selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai
sejak tanggal 17 Ramadhan, pengumpulan Al-Qur'an ditempuh dengan cara:
Pertama, al jam'u fis sudur yaitu para sahabat menghapalnya di luar
kepala setiap kali Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam menerima
wahyu. Kedua, al jam'u fis suthur yaitu wahyu turun saat Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke
Madinah hingga wafat pada tahun 632. Umat Muslim menghormati Al-Qur'an
sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam,
sebagai salah satu tanda dari kenabian, dan merupakan sumber ajaran tertinggi
bagi ummat islam yang diturunkan oleh Allah Ta’ala sejak Nabi Adam dan
diakhiri dengan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. 

2
Asy-Syatsri, Dr.Sa'ad bin Nashir bin Abdul-Aziz, Syarḥ al-Mukhtaṣar fī Uṣūl al-Fiqh, (2007), Hal.218
3
Chronology of Prophetic Events, Fazlur Rehman Shaikh (2001) Hal.50
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Al Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan utama menurut
keyakinan umat Islam dan diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Al-Qur’an
adalah kitab suci yang di dalamnya terdapat firman-firman (wahyu) Allah, yang
disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam sebagai rasul Allah secara berangsur-angsur yang bertujuan menjadi
petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya guna mendapatkan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Secara etimologi al-Qur’an berasal dari kata qara-a, yaqra-u, qira’atan atau
qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dhammo)
huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan
al-Qur’an karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu
pengetahuan. Sementara itu para ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda
mengenai asal kata al-Qur’an.4
Salah satunya, Imam Asy’Syafi’i berpendapat bahwa kata al-Qur’an dibaca
tanpa hamzah (al-Qur’an), tidak diambil dari kata lain, tetapi ia nama khusus yang
dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam, sebagaimana kitab Injil dan Taurat dipakai untuk kitab Tuhan yang
diberikan pada nabi Isa dan Musa.5
Kemudian, Abdul Wahab Khalaf mengatakan bahwa al-Qur’an sebagai
firman Allah yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam, dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan
sebagai hujjah kerasulannya. Al-Qur’an merupakan undang-undang bagi seluruh
umat manusia dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah membacanya,

4
H. Abdul Djalal, Ulumul Quran, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000, Hal.6
5
Ajahari, M,Ag, Ulumul Qur’an: Ilmu Ilmu Al Qur’an, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Hal.1
4

yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan an-Nās, yang diriwayatkan pada kita dengan jalan mutawatir.6
Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh tokoh Islam diatas, maka dapat
dipahami bahwa sifat-sifat esensial al-Qur’an adalah:
1. Al-Qur’an adalah firman Allah diturunkan kepada nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam melalui perantara malaikat Jibril.
2. Diturunkan dalam Bahasa Arab.
3. Diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam secara
berangsurangsur, bertahap, sedikit demi sedikit, tidak sekaligus.
4. Disampaikan secara mutawatir, yaitu diriwayatkan oleh orang banyak, dari
orang banyak untuk orang banyak, dan mustahil mereka mendustakan
sesuatu yang dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.
5. Al-Qur’an itu telah dihafal dan ditulis umat Islam pada masa hidupnya
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam hingga sekarang.
6. Al-Qur’an itu adalah sebuah mukzijat.
7. Membaca al-Qur’an merupakan ibadah kepada Allah dan bernilai pahala.

B. Definisi Ulumul Qur’an


Secara etimologis Ulumul Qur’an merupakan gabungan dari dua kata bahasa
Arab “Ulum” dan “al-Qur’an”. Kata ulum bentuk jamak dari ‘ilm yang merupakan
bentuk masdhar dari kata “‘alima”, “ya’lamu” yang berarti mengetahui.7 Dalam
kamus al-Muht kata ‘alima disinonimkan dengan kata ‘arafa (mengetahui,
mengenal). Kata ‘ilm semakna dengan ma’rifat yang berarti “pengetahuan.”
Sedangkan ulum berarti sejumlah pengetahuan.
Menurut salah satu tokoh Ulama, Manna Al-Qaththan, Ulumul Qur’an
adalah ilmu yang mencakup pembahasan yang berkaitan dengan al-Qur’an dari sisi
informasi tentang Asbab an-Nuzul (sebab-sebab turunnya), kodifikasi dan tertib
6
Ahmad Izami, Ulumul Qur’an: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al-Qur’an, Bandung; Tafakkur,
2005, Hal.2
7
Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, akarta: Hidakarya
Agung, 1990 Hal.4
5

penulisan al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di Makah (Makkiyah) dan ayat-ayat


yang diturunkan di Madinah (Madaniyyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
al-Qur’an.8
Pada penjelasan yang tersaji diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian ulum dan al-Qur’an yang telah dikemukakan di atas, maka ulum yang
disandarkan kepada al-Qur’an memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an. Sedangkan secara
terminologis Ulum al-Qur’an didefenisikan sebagai Ilmu yang mencakup
pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan al-Qur’an dari segi sebab
turunnya, pengumpulan dan urutan-urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat
Makiyah dan Madaniyah dan hal-hal lain yang terkait dengan al-Qur’an.

C. Sejarah Perkembangan Al Qur’an


Sejarah Al-Qur’an sangat jelas dan terbuka, sejak turun ke masa sekarang.
Dia dibaca oleh umat Islam dari masa lalu sampai sekarang. Meski begitu, Mushaf
Al-Qur’an yang ada di tangan kita sampai sekarang sudah melalui perjalanan
panjang yang berkelok selama lebih dari 1400 tahun yang lalu dan memiliki latar
belakang sejarah yang panjang.
Para ulama membagi sejarah turunnya dalam dua periode, yaitu pertama,
Periode sebelum hijrah (ayat-ayat makkiyyah); dan kedua, periode sesudah hijrah
(ayat-ayat madaniyyah), tetapi disini akan dipetakan menjadi tiga periode guna
mempermudah dalam pengklasifikasiannya.9
Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama, yaitu Qs Al
‘Alaq Ayat 1-5,
َ ُّ‫ق اِ ْق َرْأ َو َرب‬
‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬ ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬
َ َ‫ق خَ ل‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ َخل‬
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

8
Ajahari, M,Ag, Ulumul Qur’an: Ilmu Ilmu Al Qur’an, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Hal.21
9
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung:
Mizan, (2006), Hal. 35
6

3. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,


4. yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam belum diangkat menjadi Rasul,
dan hanya berperan sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu
yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu yang kedua barulah Muhammad
diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman
Allah Qs Al Muddatsir Ayat 1-2
ْ‫ٰيٓاَيُّهَا ْال ُم َّدثِّ ۙ ُر قُ ْم فَا َ ْن ِذ ۖر‬
1. Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad),
2. bangunlah, lalu berilah peringatan!
Kemudian sesudah itu, kandungan wahyu ilahi berkisar dalam tiga hal.
Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw, dalam membentuk kepribadiannya (Q.s.
Al Muddatsir (74) Ayat 1-7). Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai
ketuhanan (Al A’la dan Al Ikhlas). Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak
Islamiyah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup
masyarakat Jahiliah ketika itu. Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur satu
surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta dan surah Al Ma’un
yang menerangkan kewajiban terhadap fakir-miskin dan anak yatim serta pandangan
agama mengenai hidup bergotong-royong.10
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-
macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu.
Periode kedua, sejarah turunnya Al Qur’an pada periode kedua terjadi
selama 8-9 tahun, pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam
dan Jahiliah. Kelompok oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk
menghalangi kemajuan Dakwah Islam. Pada masa itu, ayat ayat Al Qur'an di satu

10
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung:
Mizan, (2006), Hal. 36
7

pihak, silih berganti, turun menerangkan kewajiban- kewajiban prinsipil


penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu (Qs An-Nahl 16 Ayat ke 125),
َ ‫{و اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
‫ض{ َّل ع َْن َس {بِ ْيلِ ٖه‬ َ َّ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس { ۗنُ اِ َّن َرب‬
َ {ُ‫ك ه‬ َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
ُ ‫اُ ْد‬
‫َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي َ{ْن‬
125. Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia
(pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.
Sementara di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir
kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran (Q.S 41: 13),
ٰ ‫ص ِعقَةً ِّم ْث َل‬
ۗ ‫ص ِعقَ ِة عَا ٍد َّوثَ ُموْ َد‬ ٰ ‫فَا ِ ْن اَ ْع َرضُوْ ا فَقُلْ اَ ْن َذرْ تُ ُك ْم‬
13. Jika mereka berpaling, katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu
(azab berupa) petir seperti petir yang menimpa (kaum) ‘Ad dan (kaum) Samud.”

Selain itu, turun juga ayat-ayat mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari
kiamat (Q.S. Yasin (36): 78-82),
‫ق‬ٍ {‫ي اَ ْن َش{اَهَٓا اَو ََّل َم{ َّر ٍة ۗ َوهُ{ َو بِ ُك{ ِّل خَ ْل‬ ْٓ ‫ب لَنَا َمثَاًل َّونَ ِس َي َخ ْلقَهٗۗ قَا َل َم ْن يُّحْ ِي ْال ِعظَا َم َو ِه َي َر ِم ْي ٌم قُلْ يُحْ يِ ْيهَا الَّ ِذ‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫َو‬
‫ض بِ ٰق{ ِد ٍر‬
َ ْ‫ر‬َ ‫اْل‬‫ا‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫و‬
َ ِ ٰ‫َ م‬ ٰ { َّ
‫الس‬ ‫ق‬ { َ ‫ل‬ َ‫خ‬ ْ‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْس‬ ‫ي‬َ ‫ل‬
ِ َ َ َ‫ْ ِّ وْ ِ وْ ن‬‫و‬َ ‫ا‬ ُ
‫د‬ { ‫ق‬ ُ ‫ت‬ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ُ ‫ت‬‫ن‬ْ َ ‫ا‬ ‫ٓا‬ َ
‫ذ‬ ‫ا‬َ ‫ف‬ ۙ
‫ًا‬‫ر‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ض‬ ْ
‫خ‬ َ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ر‬ ‫ج‬ َّ
‫ش‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ
َ‫َعلِ ْي ٌ ِ َ َ َ ْ ِّ ن‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ْ‫ي‬ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬ ‫ۨا‬ ۙ ‫م‬
ِ ِ َ ِ َ
ُ ۖ ْ
ُ‫ق ال َعلِ ْي ُم اِنَّ َمٓا اَ ْمر ٗ ُٓه اِ َذٓا اَ َرا َد َش ْيـًٔا اَ ْن يَّقوْ َل لَهٗ ُك ْن فَيَ ُكوْ ن‬ ّ ٰ
ُ ‫ق ِم ْثلَهُ ْم ۗبَ ٰلى َوه َُو الخَل‬
ْ َ ُ‫ع َٰلٓى اَ ْن ي َّْخل‬
78. Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal
penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang
yang telah hancur luluh?”
79. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah
Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.
80. (Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian,
seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”
81. Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan
manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha
Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui.
82. Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia
hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu.
8

Di sini terbukti bahwa ayat-ayat Al- Qur'an telah sanggup memblokade paham-
paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan
kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.
Periode ketiga, pada periode ini dakwah Al-Qur'an telah mencapai atau
mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup
bebas melaksanakan ajaran- ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-
Madinah Al- Munawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan
periode yang terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah Ta’ala dengan turunnya
ayat yang terakhir, Qs Al-Maidah (5): 3,11
‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َمٓا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر هّٰللا ِ بِ{ ٖ{ه َو ْال ُم ْن َخنِقَ{ةُ َو ْال َموْ قُ{{وْ َذةُ َو ْال ُمتَ َر ِّديَ{ةُ َوالنَّ ِط ْي َح{ ةُ َو َم{{ٓا اَ َك{ َل‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫س الَّ ِذ ْينَ َكفَ{رُوْ ا ِم ْن ِد ْينِ ُك ْم فَاَل‬ ْ َ
َ ‫ق اليَ{{وْ َم يَ ِٕى‬ ۗ ُ ٰ ‫اَل‬ ْ َ ‫اْل‬
ٌ {‫ب َوان تَ ْستَق ِس{ ُموْ ا بِ{ا ز ۗ ِم ذلِك ْم فِ ْس‬ ْ ْ َ ِ {‫ص‬ ُّ َ ُ ۗ ُ َّ
ُ ‫ال َّسبُ ُع اِ َم{{ا ذك ْيت ْم َو َم{{ا ذبِ َح َعلى الن‬ َ ‫اَّل‬
‫ص{ ٍة‬ َ ‫اض{طُ َّر فِ ْي َم ْخ َم‬ ْ ‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْساَل َم ِد ْينً{ ۗ{ا فَ َم ِن‬ ُ ‫ضي‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْم‬ُ ‫اخ َشوْ ۗ ِن اَ ْليَوْ َم اَ ْك َم ْل‬ ْ ‫ت َْخ َشوْ هُ ْم َو‬
ُ َ ‫هّٰللا‬ َّ
‫ف ِ ث ۙ ٍم فاِن َ غفوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ َ ْ ‫اِّل‬ ٍ ِ‫َغ ْي َر ُمتَ َجان‬

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan


(daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali
yang (sempat) kamu sembelih (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk
berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena)
itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu
untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam
sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kemudian, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam wukuf pada haji
wada’ 9 Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak,

11
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung:
Mizan, (2006), Hal. 37
9

surat Al- Baqarah (2) Ayat 281, sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu
sekitar 23 Tahun.12
Sesungguhnya penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al- Qur'an sudah
dimulai sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. Kemudian
transformasi dan pembukuannya menjadi teks dilakukan pada masa Khalifah Abu
Bakr dan selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.

D. Literatur Terdahulu
Di era Nabi Shallallahu’alaihi wasallam pula, aktivitas pencatatan atau
penulisan al-Qur’an sudah dimulai. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
diriwayatkan memiliki beberapa sekretaris penulis al-Qur’an dari golongan
sahabatnya, antara lain Abu Bakar As-Siddhiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sofyan, Khalid bin Walid, Ubay bin
Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Tsabit bin Qais, Amir bin Fuhairah, Amr bin Ash, Abu
Musa Al-Asy’ari dan Abu Darda’. Apabila turun ayat-ayat al-Qur’an, Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam menyuruh mereka untuk menulisnya. Bahkan,
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam sampai memberikan pengarahan perihal
letak dan sistematika surat-suratnya. Lalu para sahabat menulis wahyu tersebut di
atas pelepah pohon, tulang-belulang, lempengan batu, dan di atas kulit binatang.
Diantara literatur terdahulu yang menjadi rujukan studi Ulum Al Qur’an, ada
beberapa yang bisa dijangkau oleh penulis dalam pencarian berbasic online maupun
offline, diantaranya adalah:
No Nama Penulis Judul Kitab Tahun Terbit Keterangan
1. Syaikh Jalaluddin As The Perfect 1862 Masehi
Suyuthi Guide to The
Sciences Of
The Qu'ran:
Al-Itqan Fii
'Ulum Al
12
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, (2008), Hal. 196
10

Qur'an
2. Abu Abdillah Badruddin Al Burhan Fii 1957 Masehi
Muhammad bin Bahadir Ulum Al
bin Abdullah az-Zarkasyi Qur’an
al-Mishri atau lebih
dikenal dengan nama Az-
Zarkasyi
3. Syaikh Manna Khalil Pengantar 1971 Masehi
Qattan Studi Ilmu Al
Qur’an
(Mabahith fii
‘Ulum Al
Quran)
4. Syaikh Muhammad Manahil Al 2004 Masehi
Abdul Adhim al Zarqoni 'Irfan fi 'Ulum
Al Qur'an

E. Aplikasi Bantu Terkait Al Qur’an


Pada zaman yang semakin berkembang, tentunya ada berbagai ilmu dan
muatannya dalam membantu dan memudahkan manusia dalam melakukan suatu
aktivitas, diantaranya adalah terciptanya aplikasi (tools) tentang Al Qur’an yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait. Diantara nya, yang dapat penulis
jadikan sebagai sumber acuan dalam penerapan Aplikasi, sebagai berikut:

Nama
No Kegunaan Link Download
Aplikasi
1. Qur’an and Membantu untuk http://islam-files.net/autoindex/
Tajwid membaca Al Qur’an _islam-download/
Kompilasi_Populer/
11

software_quran.zip
2. Qur’an For Membantu memudahkan http://myquran.org/msword/Quran/
Microsoft dalam penulisan teks SetupQuranInWordInd1.3.zip
Word Qur’an kedalam lembar
kerja

BAB III
PENUTUP

Perlunya kita menyadari bahwa al-Qur’an tidak bisa terimplementasikan


begitu saja tanpa penjelasan dari hadis dan sunnah, karena penjelasan-
penjelasan yang terdapat dalam al Qur’an belum tentu jalan atau terlaksanakan
tanpa adanya dukungan dari hadis dan sunnah.
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan utama menurut
keyakinan umat Islam dan diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Al-
Qur’an adalah kitab suci yang di dalamnya terdapat firman-firman (wahyu)
Allah, yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam sebagai rasul Allah secara berangsur-angsur yang
bertujuan menjadi petunjuk bagi umat Islam dalam hidup dan kehidupannya
guna mendapatkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Al-Qur’an merupakan peninggalan Nabi, yang diwahyukan dari
Allah dan diturunkan melewati perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an merupakan
sumber ajaran Islam pertama dan utama menurut keyakinan umat Islam dan
12

diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Al-Qur’an adalah kitab suci yang di
dalamnya terdapat firman-firman (wahyu) Allah, yang disampaikan oleh
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam sebagai
rasul Allah secara berangsur-angsur yang bertujuan menjadi petunjuk bagi umat
Islam dalam hidup dan kehidupannya guna mendapatkan kesejahteraan di dunia
dan di akhirat.
Di dalam Al Qur’an, disebutkan pada Al-Isra Ayat 36,
ٓ
َ ‫ص َر َو ْٱلفَُؤا َد ُكلُّ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
‫ك َكانَ َع ْنهُ َم ْسـُٔواًل‬ َ َ‫ك بِ ِهۦ ِع ْل ٌم ۚ ِإ َّن ٱل َّس ْم َع َو ْٱلب‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Di ayat yang lain disebut pada Al Hujjurat Ayat 6,


۟ ‫ُوا قَوْ ۢ ًما ب َج ٰهَلَ ٍة فَتُصْ بح‬
‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ْلتُ ْم‬ ِ ِ
۟ ‫صيب‬
ِ ُ‫ق بِنَبٍَإ فَتَبَيَّنُ ٓو ۟ا َأن ت‬ ِ َ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإن َجٓا َء ُك ْم ف‬
ٌ ۢ ‫اس‬
{َ ‫ٰنَ ِد ِم‬
‫ين‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Ulum al-Qur’an didefenisikan sebagai Ilmu yang mencakup
pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan al-Qur’an dari segi sebab
turunnya (Asbabun Nuzul), pengumpulan dan urutan-urutannya (Kronologi),
pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah dan hal-hal lain yang
terkait dengan al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai